"Guru, bisakah guru tidak membawa-bawa namaku setiap kali ingin melakukan pembelaan kepada sebuah jiwa?""Setidaknya turunkan gengsi itu sedikit saja," ucap sesosok laki-laki berambut hitam panjang berpakaian khas pendekar timur dengan kening berkerut tidak terima namanya selalu dijadikan sebagai alasan Ucapan dari laki-laki berambut hitam yang lantang langsung menggema di seluruh ruangan yang luas dan besar. Di dalam ruangan yang luas itu terdapat buku dan rak yang tidak terhitung jumlahnya sesuai dengan jumlah manusia atau makhluk yang hidup, di sana juga terdapat jam besar yang mewah dengan roda gigi jam yang berputar setiap kali digerakkan di tengah-tengah ruangan dari pintu masuk. Walaupun terlihat indah, tapi semua roda-roda jam yang bergerak semua yang berada di dalam ruangan itu bukanlah sekedar sebuah ornamen hiasan karena itu adalah benda yang membuat dimensi yang mereka tempati bergerak sesuai dengan yang tertulis di dalam buku takdir."Hah... Kamu benar-benar tidak menger
'Apakah seorang dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi hukum selalu dibayar ketika mereka ingin mengajukan kasus?''Kalau begitu jika rakyat menuntut keadilan tapi tidak memiliki uang bukankah artinya dia tidak bisa menjunjung keadilan?' ucap Ruby di dalam hatinya dengan tatapan menyipit ke arah sosok laki-laki berambut ungu yang ada di depannyaLaki-laki berambut ungu di depan merasakan tatapan tajam dari Ruby langsung menundukkan kepala tidak berani menatap sosok laki-laki berambut hitam disebelah Ruby. Dia tau jika dia melakukan kesalahan satu kali saja maka dia mungkin akan langsung berumur pendek. Faktanya penyihir tidak akan bisa bertahan hidup, jika lawannya adalah ahli pedang. Sebelum selesai merampalkan mantra mereka yang akan mati duluan."Aku bukan seorang penjahat atau orang yang suka mencari keuntungan dibalik kesulitan orang lain,""Jadi nyonya Cereus dan Richard tolong berhenti menatap aku seperti itu," ucap laki-laki berambut ungu itu dengan nada yang pelan tanpa
"Ruby, apa yang akan kamu lakukan setelah pernikahan kontrak kita ini selesai?""Karena bagaimanapun hanya tinggal beberapa bulan lagi kita bersama sebagai pasangan suami istri," ucap Richard dengan tatapan dinginRuby terkejut dan mengedipkan mata beberapa kali ketika dia mendengarkan pertanyaan tak terduga keluar dari mulut Richard. Dia tidak menyangka laki-laki di depannya akan menanyakan mengenai masa depan yang dia rencanakan, tapi Ruby yakin pastinya ini hanyalah basa-basi saja. Walaupun begitu hal ini membuat Ruby cukup senang dan yakin hubungan dia semakin baik sebagai teman, sebab baik tertulis di dalam novel ataupun di hadapannya saat ini Richard sama sekali tidak pernah peduli dengan orang lain."Tentu saja aku sudah merencanakannya, tapi mungkin akan terdengar konyol dan mustahil,""Tapi, aku akan tinggal jauh dari ibukota kerajaan hidup dengan harta yang telah aku kumpulkan di sana," ucap Ruby dengan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya begitu bangga dengan pencapa
"Ditambah lagi kenapa harus keluarga Marques ini adalah keluarga yang sangat berpengaruh dalam pergaulan atas ini? karena kedermawanannya kepada rakyat kecil melalui kegiatan sosial langsung tidak ada henti-hentinya membuat mereka sangat di posisi kuat,""Dia juga paling sering mengadakan acara amal sebulan dua kali dengan sengaja memperlihatkan anak-anak kecil yang berpakaian compang-camping hingga membuat hati para bangsawan lain merasa tidak ingin kalah kedermawanan dan menyumbangkan beberapa koin emas demi kesejahteraan anak-anak kecil ini," "Padahal sebenarnya mereka menatap merendahkan dan merasa jijik tidak rela, tapi karena ada banyak orang dia jadinya berpura-pura dermawan," gumam Ruby yang menatap isi surat yang tertulis dengan perasaan raguSemenjak Ruby kecil, dia tau jelas perilaku busuk setiap bangsawan dari wajah mereka yang ramah dan ucapan manisnya. Sebab dia pernah mendapatkan beberapa pujian, tapi setelahnya tidak sengaja olehnya mendengarkan ucapan hinaan tentang d
"Jadi, apakah kamu tidak peduli sama sekali dengan kesehatanmu?""Kamu tidak tau betapa rapuhnya dirimu, tapi kamu malah berjalan ke tempat ini tidak menggunakan alas kaki sama sekali," ucap Richard yang menyipitkan mata memperhatikan Ruby dari atas kebawah Ruby yang di berikan ceramah panjang oleh Richard hanya bisa diam tidak banyak berbicara. Akan tetapi, tiba-tiba saja Richard mengangkat tubuh Ruby untuk duduk ke atas meja. Ruby yang diangkat secara tiba-tiba membelalakkan mata terkejut ke arah Richard, dia berpikir dia akan mati saat itu karena tidak memberikan penjelasan yang jelas kepada Richard. Tapi secara tidak terduga Richard melepaskan sandalnya kemudian berlutut dan memasangkannya ke kaki Ruby walaupun itu kebesaran untuk kaki Ruby."Terima kasih," ucap Ruby dengan pelan ketika dia menyadari sikap lembut Richard"Tidak perlu berterima kasih, karena tugasku adalah melindungi dan menjaga dirimu," "Tapi, Ruby kamu begitu ringan seperti itu tidak heran jika sangat mudah unt
Hari demi hari berlalu Ruby menghabiskan waktunya dengan menangani pekerjaan sebagai nyonya kediaman Cereus. Sampai tiba harinya dimana festival musim panen tradisi di wilayah Cereus tiba, topik festival ini bahkan sampai menjadi topik yang paling pembicaraan panas dan dinantikan di kalangan para pelayan. Ruby yang bahkan selalu sibuk berada di dalam ruangan dan tidak tau-menahu tentang kisah di balik festival ini jadi mengerti, kenapa semua orang dimansion sangat bahagia menantikannya walaupun kisah di baliknya sangat menyedihkan dan menyakitkan.Kisah itu adalah mengenai seorang dewa yang dikatakan jatuh cinta dengan seorang gadis manusia yang berdoa dan bercerita setiap harinya, tanpa memandang musim ataupun cuaca. Gadis itu pasti datang untuk berdoa ataupun sekedar bercerita kepada sang dewa, hal ini membuat sang dewa terbawa perasaan yang aneh dan turun ke dunia untuk mengetahui lebih jauh tentang gadis ini ataupun yang dia rasakan saat itu. Tanpa dia sadari jika pertemuannya aki
"Richard, tadi aku berbelanja di kios itu,""Mereka mengatakan kalau malam ini akan ada kembang api sebagai bentuk pembukaan acara festival musim panen dimulai," "Apa kamu mau menontonnya bersamaku?" Ucap Ruby dengan tatapan berbinar-binar ke arah RichardRichard yang melihat tingkah kekanak-kanakan yang menggemaskan dari Ruby hanya bisa mengangguk dan mengikuti keinginannya. Karena kembang apinya akan muncul pada malam hari, maka Richard mengajak Ruby untuk makan malam di suatu tempat dulu. Sebab sangat jarang bahkan bisa dihitung menggunakan jari mereka berdua bisa makan bersama diluar rumah. Keduanya memutuskan untuk makan di restoran kecil lantai dua yang tidak terlalu ramai pengunjung untuk menikmati makanan khas wilayah Cereus."Aku tidak tau jika ada restoran kecil yang cukup ramai di dekat alun-alun kota, padahal tidak ada papan pengenal sama sekali yang menunjukkan identitas restoran di depan pintu,""Tapi sepertinya sudah sangat dikenali oleh masyarakat wilayah Cereus," uca
Suara keramaian di alun-alun kota dengan orang-orang yang berhimpitan membuat Richard kesulitan untuk menemukan sosok istrinya yang terpisah ditengah-tengah kerumunan. Richard merasa takut dengan kemungkinan istrinya akan sekali lagi menghilang dari pandangannya untuk meninggalkan dirinya dengan cara yang tidak terduga. Teriakan demi teriakan nama berulang-ulang kali dia teriakan hingga tenggorokannya merasa sakit, tapi tidak terlihat ada tanda-tanda dari istrinya."Aku harus melakukan sesuatu untuk menemukan dirinya ditengah-tengah kerumunan ini,""Tanpa pengawal, aku pikir denganku akan baik-baik saja tapi ternyata itu sama sekali tidak ada gunanya," gumam Richard sambil menggigit erat bibirnyaRichard yang merasa panik dan tidak bisa memikirkan apapun ditengah keramaian langsung memutuskan untuk keluar dari keramaian dan menenangkan pikirannya dulu. Setelah merasa cukup tenang Richard mengambil keputusan untuk menggunakan alat komunikasi sihir untuk menghubungi bawahannya yang bera