Share

Bab 445

Penulis: Lucy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 17:37:39
Saat mendengar hal itu, Jeny menatap Amel dengan alis berkerut. Satu hal yang paling dia benci adalah ketika orang lain mengatakan kalau dia gemuk!

"Halo, Nona. Apakah kalian jadi membeli dasi biru ini? Kalau kalian nggak jadi membelinya, tolong jangan mengganggu bisnis kami," kata pegawai toko tersebut. Saat melihat Jeny, pegawai toko itu langsung tahu bahwa Jeny adalah orang kaya, jadi dia berusaha menyanjung Jeny.

"Jadi, siapa bilang kita nggak jadi membelinya?" sahut Yunita dengan kesal. Hal yang paling dia benci adalah ketika melihat tatapan orang yang suka memandang rendah orang lain.

Saat melihat Yunita akan membeli dasi itu, Amel segera menghentikan Yunita sambil berkata, "Kita nggak jadi membelinya. Dasi seperti ini sama sekali nggak layak untuk suamiku." Amel melirik ke arah pegawai toko itu sambil mengatakan kalimatnya dengan jelas.

"Ya ampun, aku rasa kalian nggak mampu membelinya, 'kan? Amel, lihat betapa lusuhnya penampilanmu. Apakah kamu menikah dengan pria kasar dan ngg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 446

    Pegawai toko itu menjawab dengan ekspresi kesulitan, "Baik, aku mengerti."Tidak lama kemudian, Amel kembali dan bertanya lagi, "Maaf, bisakah kamu memberi tahu lagi berapa harga dasi ini?""Bu, dasi kami sedang ada diskon. Sekarang harganya hanya 2.672.000 saja. Kalau membelinya sekarang, akan sangat hemat karena barang mewah yang kami jual jarang memberikan diskon sebesar ini," jelas pegawai toko mengikuti perkataan yang sudah diajarkan oleh Yunita kepadanya."Harganya memang nggak terlalu mahal, kalau begitu bantu aku mengemasnya. Aku akan membeli yang itu," sahut Amel yang tidak tahu apa-apa, kemudian mengeluarkan kartunya dan menyerahkannya langsung pada pegawai toko tersebut.Amel hampir tidak pernah merasa tertekan saat membelikan sesuatu untuk Dimas, karena Dimas selalu bersikap jauh lebih baik padanya.Setelah pegawai toko menyelesaikan pembayarannya, dia segera membantu Amel mengemas dasi itu."Terima kasih atas kunjungannya. Silakan datang lagi lain kali!"Ketika Yunita dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 447

    "Nggak bisa, dengarkan aku dan cepat mandi air panas dulu," bujuk Dimas berulang kali sampai akhirnya Amel menurut."Kak Dimas, aku juga basah kuyup. Kenapa kamu nggak membantu menyiapkan air panas untukku juga? Sebenarnya aku adik kandungmu atau bukan, sih?" tanya Yunita sambil mengerutkan bibirnya dengan sedikit kecewa."Kalau kamu nggak mau tinggal di rumahku, cepat beli tiket dan pulang saja," sahut Dimas sambil melirik Yunita. Yunita pun tidak ingin bicara dengan Dimas lagi dan buru-buru kembali ke kamar tidur. Dia sudah merasa cukup dengan kakaknya itu!Amel mandi dengan cepat. Dia menyeka rambutnya dan berjalan keluar kamar. Yunita yang baru saja duduk di sofa, juga ikut keluar dari kamar."Lihatlah kalian pulang dengan basah kuyup. Ke mana saja seharian ini? Apakah ini semua barang yang kalian beli?" tanya Dimas. Pada akhirnya, dia memperhatikan tas belanjaan yang ada di sofa."Benar. Kak Dimas, apakah kamu nggak tahu, hari ini Kak Amel membawaku ke sana. Total harga semua bara

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 448

    Setelah Yunita mengirimkan foto Amel dan Dimas yang diambil secara diam-diam kepada Salma, wanita tua itu jadi tidak sabar untuk bertemu dengan cucu menantunya."Kak Amel, biarkan aku membantumu," ucap Yunita sambil berdiri dan berjalan ke dapur. Dia merasa tidak pantas jika membiarkan Amel bekerja di dapur sendirian, sementara dia beristirahat di ruang tamu."Nggak perlu, kamu bisa istirahat di luar. Aku bisa menanganinya sendiri.""Kak Amel, sebaiknya aku membantumu. Kalau berdua, bisa lebih cepat selesai.""Baiklah kalau begitu, tolong bantu cuci sayurannya di wastafel," perintah Amel sambil mengenakan celemek dan mulai menyiapkan makan malam."Kak Amel, kapan kamu dan kakakku berencana punya anak?" tanya Yunita secara tiba-tiba saat dia secara tidak sengaja melihat seorang anak kecil yang lucu di ponselnya.Amel tiba-tiba berhenti memotong sayuran, kemudian menjawab, "Mungkin dua tahun lagi, aku dan kakakmu baru saja menikah. Sekarang masih sama-sama sibuk dengan pekerjaan, jadi le

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 449

    Amel langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, nggak usah. Kamu nggak perlu membawakan apa pun untukku."Amel dan Dimas tidak terlalu kaya. Jadi, mereka sama sekali tidak mengejar barang-barang mewah karena tidak sesuai dengan kondisi kehidupan mereka saat ini."Baiklah kalau begitu."Saat sedang makan, ponsel Amel tiba-tiba berdering. Amel pun berdiri dan berjalan menuju ruang tamu. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan melihat bahwa ternyata ada telepon dari Lili. Dia pun buru-buru menjawabnya."Bu, apa Ibu sudah makan malam?""Aku baru saja makan. Amel, coba tebak siapa yang kutemui saat aku keluar sore tadi?" tanya Lili dengan nada misterius dari ujung sambungan."Bu, Ibu bertemu dengan banyak orang saat keluar rumah setiap hari. Bagaimana bisa aku tahu siapa yang Ibu temui sore tadi?" Amel kehabisan kata-kata saat mendengar pertanyaan Lili."Sore tadi, waktu aku pergi ke pasar swalayan di depan kompleks perumahan untuk membeli sesuatu, aku bertemu dengan Ratih Bramantyo. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 450

    Setelah makan malam, Dimas berinisiatif untuk mengambil alih pekerjaan membersihkan rumah. Sementara itu, Amel dan Yunita pergi ke kamar sambil membawa semua pakaian yang mereka beli hari ini. Yunita mencoba semua pakaian yang dibelinya hari ini dengan gembira.Tubuh Yunita tinggi semampai. Dia terlihat cantik mengenakan pakaian apa pun, seperti seorang model."Kak Amel, kalau Kakak nggak keberatan, aku akan memberikan semua pakaian yang kubawa kepada Kakak. Saat pergi nanti, aku hanya akan membawa pakaian-pakaian yang baru ini saja. Koperku nggak bisa muat terlalu banyak."Tanpa menunggu jawaban Amel, Yunita mengeluarkan semua pakaian yang ada di dalam kopernya. Masing-masing dari pakaian tersebut merupakan merek terkenal, harganya setidaknya sekitar empat sampai enam juta. Amel pun tidak berani menerimanya begitu saja."Tentu saja aku nggak keberatan. Tapi, pakaianmu ini masih bagus semua. Sayang sekali kalau diberikan padaku untuk kupakai. Bagaimana kalau kita simpan pakaianmu ini d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 451

    Setelah selesai mandi dan keluar dari kamar, Amel melihat Yunita sudah mulai sarapan."Selamat pagi, Kak Amel.""Mana kakakmu?" Begitu keluar dari kamar, Amel tidak mendengar suara Dimas. Dia pun tidak bisa menahan diri untuk bertanya pada Yunita."Kak Amel, setelah Kak Dimas membelikan sarapan, dia bilang ada sedikit masalah di lokasi konstruksi. Dia harus segera menyelesaikannya. Jadi, pagi-pagi sekali Kak Dimas sudah pergi ke lokasi konstruksi," jelas Yunita sambil menyantap sarapannya."Ternyata begitu.""Kak Amel, penerbanganku masih sore nanti. Apa Kakak tahu tempat menarik lainnya di sini? Aku ingin belanja lagi," kata Yunita dengan penuh semangat.Mendengar itu, Amel menunjukkan ekspresi kesulitan. "Yunita, aku benar-benar minta maaf. Aku nggak bisa menemanimu keluar hari ini. Toko makanan penutupku mendadak menerima banyak pesanan semalam. Aku harus menyelesaikan pesanan sebelum malam tiba. Tokoku ini kekurangan karyawan. Jadi, aku harus kembali membantu pagi ini."Yunita tamp

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 452

    Mendengar itu, Jeny memperhatikan lingkungan di sekeliling toko, kemudian berkata dengan nada menghina, "Hmph, harus diakui. Toko kecilmu ini memang benar-benar kumuh."Amel menatap Jeny dengan tajam dan berkata, "Kalau toko ini kumuh, kenapa kamu masih mau datang kemari? Lebih baik, cepat keluar dari sini. Jangan sampai toko kecilku ini merusak citramu." Amel sama sekali tidak ingin berurusan dengan Jeny."Kalau bukan karena teman-teman bilang makanan penutup buatanmu itu enak, aku pasti nggak akan pernah datang kemari. Baru membuka toko makanan penutup kecil saja, sombongnya sudah selangit," kata Jeny dengan sinis dan raut wajah yang angkuh. Dia bersikap seolah-olah datang ke toko makanan penutup milik Amel untuk membeli makanan penutup merupakan anugerah terbesar bagi Amel."Nona Jeny, kalau kamu mau membeli sesuatu, cepatlah pilih. Kalau kamu hanya ingin mencari gara-gara, cepat pergi dari sini sekarang. Aku nggak punya banyak waktu untuk disia-siakan di sini bersamamu." Setelah be

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 453

    "Kak Amel, aku pergi sendiri saja. Kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu," kata Yunita sambil melepas celemeknya."Baiklah kalau begitu. Yunita, kali ini aku nggak bisa menemanimu. Aku akan bermain denganmu saat kamu datang lagi lain kali," kata Amel dengan penuh penyesalan."Oke, aku pergi dulu," pamit Yunita sebelum pergi naik taksi di depan toko makanan penutup.Untuk menghemat waktu, Amel langsung memesan layanan pengiriman makanan."Amel, keluar kamu!" Begitu selesai memasukkan adonan kue ke dalam oven, Amel mendengar sebuah suara yang familier datang dari luar."Kak Amel, sepertinya ada seseorang yang mencarimu di luar." Sarah mengingatkan.Amel mengangguk, lalu keluar dengan terburu-buru."Amel, lihat makanan penutupmu. Ini sama sekali nggak higienis. Aku mau melaporkan kalian!" seru Jeny sambil meletakkan tangan di pinggul, tampak sangat marah."Kenapa makanan penutup kami nggak higienis? Kami punya izin kesehatan. Jangan bicara omong kosong di sini!" kata Amel sambil mengerutkan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status