Share

Bab 152

"Amel, bicaralah!" desak Mirna.

Amel kembali sadar. Saat ini, dia merasa bingung, jadi dia pun berkata, "Aku ... aku juga nggak tahu. Biar aku menelepon Dimas dulu."

"Tunggu."

Mirna menarik Amel ke samping, menahan gadis itu untuk melakukan panggilan telepon, lalu berbisik, "Jangan bilang padanya aku ada di sini. Menurutku mungkin ada sesuatu yang mencurigakan tentang toko ini. Mungkin Dimas sebenarnya nggak menyewa toko ini, mungkin juga Dimas bekerja sama dengan orang lain untuk menipumu."

"Bibi Mirna, kenapa Bibi selalu berpikiran buruk tentang Dimas ...."

Amel menundukkan kepalanya, merasa sangat tidak nyaman saat mendengarkan ucapan orang yang lebih tua darinya itu.

Amel tidak pernah meragukan apakah toko itu bohongan atau bukan. Lagi pula, Amel sudah mulai memasang dekorasinya. Sejauh ini, Dimas juga sama sekali tidak menipunya. Di sisi lain, memangnya apa yang Amel punya sampai harus ditipu?

"Dasar anak bodoh!" seru Mirna sambil mendorong Amel dengan kesal, kemudian berkata, "Bu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status