Share

Bab 122

"Ya, sudah selesai. Kali ini ketika aku pulang, selain mengurus beberapa hal, aku juga sudah bilang ke Nenek kalau kita sudah menikah."

Dimas memegang sendoknya yang berisi makanan dengan sikap wajar. Makanan yang dimasak istrinya memang lezat. Padahal, Dimas suka pilih-pilih makanan. Namun, saat memakan masakan istrinya, dia merasa seolah-olah sedang memakan makanan yang mewah.

Mendengar hal tersebut, sendok yang dipegang Amel langsung bergetar. Seberkas rasa takut melintas di wajahnya.

Meskipun Amel tahu jika hal ini tidak bisa dihindari, dia masih merasa sedikit khawatir. Mungkin kata-kata ibunya benar. Kali ini Amel seharusnya ikut pulang bersama Dimas untuk bertemu dengan orang tua Dimas.

Amel menggigit bibirnya dengan bermacam-macam pikiran yang berkecamuk di dalam hatinya. Amel merasa ragu-ragu untuk sesaat sebelum akhirnya bertanya, "Nenek .... Oh, benar. Dimas, sepertinya kita belum pernah membicarakan orang-orang di rumahmu. Bisakah kamu menceritakannya kepadaku?"

"Tentu saja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status