Share

54. Runtuhnya Harga Diri

Penulis: Afnasya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-12 19:26:58

Aneska yang sudah menunggu di depan hotel segera masuk ke mobil begitu Gavin membunyikan klakson. Lalu, menatap penuh tanya pria yang duduk di balik kemudi, tetapi tak ada kata yang terucap hingga mobil yang dikemudikannya kembali melaju.

Aneska berulang kali menghela napas panjang untuk mengusir sebah dalam dada usai mendengar kalimat yang diucapkan Gavin lewat telepon. Namun, tak ada yang bisa dilakukannya kecuali bungkam sepanjang perjalanan hingga kendaraan roda empat itu berhenti di tempat parkir rumah sakit.

Aneska mengekor Gavin sambil menggandeng Shanka menyusuri lorong rumah sakit yang panjang sampai tiba di persimpangan. Namun, dahi wanita itu berkerut ketika Gavin berbelok ke kanan, berbeda arah dengan kamar ICU yang seharusnya berbelok ke kiri. Lagi, Aneska hanya bungkam dan terus mengikuti Gavin sampai tiba di ruang VVIP.

Begitu masuk, mata tua Viona langsung berbinar menatap Aneska. Dia merentangkan kedua tangan dengan senyum yang terkembang sempurna. Jangan tanya bag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   55. Mengiba Izin Bertemu

    Elvano bergeming di kursi samping kemudi sambil menengadah dan memejamkan mata. Sekejap mata bayangan tentang kejadian yang baru saja terjadi kembali berkelebat di kepala. Aneska terkejut melihat kedatangannya. Namun, belum sempat membuka mulut, wanita itu sudah lebih dulu menyeretnya keluar indekos. Lalu, kalimat peringatan yang dilontarkannya cukup membuat jantung Elvano bagai diremas kuat.“Jangan pernah muncul di hadapanku lagi, Bapak Elvano yang Terhormat. Kita hanyalah sebuah masa lalu, jadi jangan ganggu hidupku!”Sakit. Tentu saja sakit karena kata-kata yang pernah terlontar dari mulutnya dikembalikan oleh wanita yang selama ini dicarinya. Kepergiannya menyisakan luka, tetapi begitu bertemu tetap tak dapat direngkuh. Ya, semua sikap Aneska adalah karena kesalahannya di masa lalu yang tidak menganggap wanita itu ada dalam hidupnya.Elvano mengembuskan napas panjang dan meraup wajah kasar sebelum menoleh kepada Gavin yang sejak tadi bungkam duduk di balik kemudi.“Kedatangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   56. Mengharap Maaf

    Shanka bergeming dengan tangan terkepal sambil menatap seorang bocah lelaki yang menangis kencang sambil menutupi mata dengan lengannya. Di pipi bocah itu tampak luka kemerahan dan sedikit bengkak.“Ada apa ini?” tanya wanita yang dipanggil Dita tadi. Dia mendekat dan langsung menarik lengan Shanka sebelum membawanya keluar kelas, sedangkan seorang guru lainnya berusaha menenangkan bocah yang menangis.Sementara itu, Elvano mengikuti Dita dan Shanka yang sedang menuju suatu ruangan. Dita langsung duduk sambil memegang kedua lengan Shanka.“Boleh Ibu tahu apa yang terjadi tadi, Shanka?” tanya Dita dengan nada suara yang lembut.Shanka membuang pandangan dan bungkam, sehingga membuat Dita menggeleng lemah sebelum menangkup dagunya. Wanita itu tersenyum tipis sambil mengusap lembut kepala anak didiknya.“Apa Doni menghinamu lagi, Shanka?”Lagi, bocah lelaki itu bergeming sambil menatap langit-langit ruangan. Sikapnya itu membuat Dita menghela napas panjang sebelum meraih Shanka dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   57. Memutar Waktu

    Elvano mengeluarkan ponsel dan menghubungi Gavin yang masih menunggu di mobil. Kemunculan dokter pria itu bersamaan dengan Maisa yang berlari dari arah dapur.“Apa yang terjadi dengan Anes? Siapa Anda? Anda apakah dia?” Pertanyaan beruntun yang dilontarkan Maisa tak digubris Elvano sama sekali. Pria itu terlalu fokus dengan Aneska yang masih belum sadarkan diri dalam pelukannya.Melihat itu, Gavin menghela napas panjang sebelum membuka mulut. “Bu Maisa, ini adalah Elvano. Kakak saya sekaligus ....”Gavin tak meneruskan ucapannya karena mendapat tatapan tajam Elvano. Dia memilih segera bungkam daripada harus menerima konsekuensi yang lebih berat dari sang kakak. Beruntungnya, Maisa tak mengindahkan dan segera memerintah Elvano untuk membawa Aneska ke kamar yang berada di sudut halaman belakang.Pria tegap dengan manik mata biru itu langsung membopong Aneska dan membawanya ke kamar dan membaringkannya. Lalu, menyuruh Gavin secepatnya memeriksa Aneska yang masih belum juga sadarkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   58. Berusaha Mengambil Hati

    “Jadi apa rencana Mas selanjutnya?”Elvano menarik ingatannya dari kejadian beberapa jam yang lalu sebelum menoleh kepada Gavin. Dia menggeleng lemah dan menghela napas panjang.“Aku sudah membuat hidup Anes sangat menderita selama ini. Aku sudah jahat padanya. Tapi, aku enggak mau berpisah dengannya, Vin. Aku masih mau mempertahankannya, aku mau menebus semua kesalahanku. Tapi, sepertinya kebencian masih mengakar kuat di hati Anes. Apa yang harus aku lakukan, Vin?”“Berarti Mas harus lebih keras lagi usahanya. Yakinkan Anes kalau Mas menyesal dan sudah berubah. Aku yakin Anes pasti lama-lama akan luluh dan mau menerima Mas kembali.”Elvano menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan sebelum menatap hampa jalanan di depannya.“Aku tidak seyakin itu, Vin. Karena aku bisa melihat Anes tidak mengharapkanku lagi. Dia tidak nyaman berada di dekatku, beda bila dia ada di dekatmu. Sama seperti Shanka yang lebih bahagia bila bersamamu daripada bersamaku.”Gavin terkejut mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   59. Demi Cinta

    “Mamaaa!” jerit Shanka sambil mendekati tubuh Maisa yang berusaha untuk duduk. Dia menolong wanita itu dan segera memeluknya erat.“Kamu enggak apa-apa, Sayang? Enggak ada yang luka, kan? Ada yang sakit enggak?” tanya Maisa beruntun sambil menelisik tubuh Shanka dengan raut penuh khawatir.Shanka hanya menggeleng lemah sebelum kembali memeluk erat Maisa. Tangisnya pecah dalam dekapan wanita itu. Dengan lembut, Maisa malah mengusap punggung Shanka.“Sudah jangan nangis, Sayang. Yang penting kamu enggak apa-apa. Mama sudah khawatir banget tadi. Untung saja masih sempat nolongin. Memangnya kamu kenapa nyebrang sendiri? Bunda ke mana?”Shanka melerai pelukan dan menghapus air matanya. “Bun-Bunda demam, Ma. Panasnya tinggi banget. Shanka takut Bunda kenapa-napa, makanya Shanka ke sini mau bilangin Mama.”Maisa kembali merengkuh tubuh kecil Shanka dalam dekapan dan mengecup kepalanya berulang kali.“Ya, sudah kalau begitu. Kita bawa Bunda ke klinik, ya? Biar diperiksa sama dokter.”S

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   60. Mengemis Harap

    Elvano menggeram kesal dan kembali mencoba menghubungi nomor Aneska, tetapi sudah tidak aktif lagi. Lelah berusaha, pria itu menghela napas panjang dan memijat pangkal hidungnya. Lalu, menyandarkan punggung di kursi kebesaran sebelum memanggil Danu.“Bapak panggil saya?”“Hem. Duduklah!”Elvano menautkan kedua jemari yang berada di meja sebelum menatap lekat sang sekretaris sekaligus tangan kanannya itu. Dia menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan sebelum membuka kata.“Carikan saya rumah yang bisa disewa selama setahun dan berada di daerah Semarang. Rumah itu tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil. Masalah harga berapa pun tidak masalah. Untuk letaknya, tolong carikan yang tidak jauh dari toko kue Mr. Delicious. Saya tunggu kabarnya sampai seminggu ke depan.”Danu mengernyit mendengar permintaan mendadak dari atasannya. Namun, tak ada keberanian untuk bertanya kepada pria yang duduk di hadapannya. Pria yang sudah mengabdi kepada Elvano selama tujuh tahun itu ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   61. Hari Paling Istimewa

    Elvano tersenyum sambil menoleh ke arah Shanka yang duduk di sampingnya. Terselip kata terima kasih yang diucapkannya dalam hati kepada bocah itu setelah sikapnya yang bersimpuh di depan Aneska tak kunjung disetujui.“Boleh, ya, Bunda? Tempatnya, kan, jauh di pusat kota. Sudah keburu malam juga kalau kita enggak cepat-cepat pergi sekarang. Nanti uang naik ojeknya buat beli tambahan ayam goreng saja. Terus dibagiin ke Reza, katanya dia juga belum pernah merasakan ayam goreng itu.”Karena ucapan sang anak itulah akhirnya Aneska mengangguk lemah dan mengiakan permintaan Elvano. Namun, wanita itu enggan untuk duduk di depan, sehingga posisinya digantikan oleh Shanka. Tak mengapa, yang terpenting Elvano sudah selangkah memenangkan hati anaknya.Sepanjang perjalanan, Aneska bungkam dan menatap keluar jendela. Hal itu bisa dilihat Elvano dari center mirror yang terpasang di tengah mobil. Pria itu menghela napas panjang sebelum menggeleng lemah. Setelahnya, dia melirik Shanka yang mengulas

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   62. Mulai Dekat

    Senyum yang terpatri di bibir Elvano lenyap seketika mendengar ucapan yang dilontarkan Aneska. Dia berbalik dan menatap lekat wanita itu sambil melangkah mendekat. Namun, Aneska segera berbalik dan memasuki gerbang indekosnya.“Nes, tunggu!” Elvano mencekal pergelangan Aneska sebelum berdiri di hadapannya. “Kenapa kamu anggap semua pemberianku adalah utang? Aku ikhlas memberikan apa yang diminta Shanka hari ini. Apakah salah kalau aku memberikan sedikit kebahagiaan buat Shanka? Dia itu an—““Stop! Sebaiknya Bapak pulang sekarang!”Aneska menepis kasar tangan Elvano sebelum melewatinya menuju kamar. Sementara, pria itu meraup wajah kasar sebelum menengadah dan menghela napas panjang. Dia segera berbalik dan hendak menyusul Aneska, tetapi suara Shanka keburu menyapa.“Om mau ke mana? Tamu cowok enggak boleh masuk ke dalam, bolehnya tunggu di ruang tamu.”Elvano berjongkok di depan Shanka dan mengusap kepalanya dengan lembut. “Om mau pamit karena harus pulang sekarang. Shanka cepeta

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   95. Akhir Bahagia

    Kehidupan pernikahan Aneska dan Elvano makin penuh kehangatan usai semua halangan yang sempat menghadang menghilang. Tinggallah kebahagian yang tengah melingkupi. Shanka makin aktif dan pintar di sekolah, janin kembar yang ada dalam kandungan Aneska juga berkembang dengan baik dan sehat. Dua hal itu yang membuat Elvano makin menyayangi anak dan istrinya.Usai sembuh dari sakitnya dan pulih, Elvano kembali menyambangi perusahaan The Golden Grup dan mengawasi anak buahnya. Dia juga melebarkan usaha di beberapa bidang untuk menambah pundi-pundi rekeningnya.Hubungannya dengan berbagai relasi bisnis berjalan dengan baik, sehingga bisnis yang dijalankan Elvano mengalami kemajuan dengan pesat. Namun, dia tidak mau silau dengan semua kekayaan yang didapat. Pria itu selalu menyisihkan beberapa persen dari penghasilannya untuk diberikan kepada yang membutuhkan. Semua itu tak luput dari perhatian Aneska yang selalu mengingatkannya.“Aku sudah engagk punya orang tua lagi, Mas. Aku merasakan b

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   94. Membaik

    Shanka kembali muntah dan membasahi ranjang. Dia menangis karena kerongkongannya sakit. Sambil menahan lemas di tubuh, dia menatap orang tuanya.“Enggak apa-apa, Sayang. Kita ke kamar mandi buat basuh tubuh kamu, ya? Biar Bunda yang bersihin ranjangnya.”Elvano memapah sang anak menuju kamar mandi untuk membilas tubuh dan menggantinya dengan baju yang bersih. Sementara, Aneska mengganti seprai dan segera membersihkannya. Lalu, membawa semua baju kotor itu ke tempat cuci sebelum kembali untuk melihat Shanka yang terbaring lemas di kamarnya.“Shanka bagaimana, Mas?”“Aku sudah memberi minyak angin dan mengurut punggungnya. Sepertinya sudah agak tenang. Mudah-mudahan dia bisa tidur setelah ini.”“Syukurlah kalau begitu.”Bertepatan dengan itu, terdengar suara pintu diketuk. Aneska menoleh dan mendapati Bi Minah sudah berdiri di ambang pintu. Wanita itu mendekat dan tersenyum.“Ada apa, Bi?”“Di bawah ada orang yang mau terapi Tuan, Nyonya.”“Makasih, ya, Bi. Tolong buatkan minum

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   93. Kepergian Mazaya

    Mendung menggelayut manja di langit pagi itu. Udara dingin perlahan membekap dan menyeruak di antara para pelayat yang datang ke area pemakaman. Tak ada air mata yang tampak mengiringi kepergian seorang wanita berparas cantik itu. perlahan, rintik turun membasahi bumi, mengisyaratkan bagaimana kewsedihan tengah menyelimuti orang-orang yang menghadiri pemakamannya.Aneska menggamit erat lengan Elvano yang berdiri sambil berpegangan pada kruk. Kacamata htam yang bertengger di hidungnya, mengaburkan gurat kesedihan yang membayangi selama prosesi pemakaman berlangsung. Sementara, di sebelahnya pria dengan manik mata biru itu menatap lurus gundukan tanah merah yang basah di depannya. Di balik kacamata hitam yang dikenakannya, tampak gurat kekecewaan yang kentara.Bersama pelayat yang pergi meninggalkan area pemakaman, Elvano berjalan tertatih menuju mobil bersama Aneska. Tak ada satu pun kata yang terucap dari mulut keduanya hingga sampai di dalam kendaraan.Aneska menggenggam erat jema

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   92. Memaafkan

    Aneska segera beranjak ke dapur dan kembali sambil membawa segelas air sebelum mengangsurkannya kepada Elvano.“Minum dulu, Mas. Tenangin diri kamu sebelum cerita apa yang sudah terjadi.”Elvano mengambil gelas dari tangan sang sitri sebelum meneguknya hingga tandas. Dia mengatur napas sejenak sebelum menatap lekat Aneska yang tampak cemas di sampingnya.“Aku tadi bermimpi, Sayang. Aku bermimpi kembali ke masa penyekapan Shanka di rumah orang tua Zaya. Aku melihat bagaimana mereka membuat anak kita ketakutan, Sayang.”Elvano menjeda ucapan karena perih kembali membayangkan apa yang sudah dilalui Shanka selama beberapa jam bersama Mazaya dan Arman. Dia menatap sang anak yang masih pulas tertidur di dekatnya. Tangannya terulur untuk mengusap kepala bocah itu. tepat saat itulah Shanka terjaga dan langsung mengerjap pelan.“Ayah kenapa?” tanya Shanka sambil mengucek mata dan beringsut duduk.“Ayah mimpi buruk tadi, Sayang. Maafkan Ayah, ya?” Elvano kembali mengusap kepala Shanka seb

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   91. Mengingat Semuanya

    “Memicu apa, Sayang? Aku enggak paham apa yang kamu bicarakan?”Aneska tersenyum tipis menanggapi pertanyaan suaminya. Dia memilih tak memperpanjang lagi pertanyaan untuk mencecar sebuah kejujuran. Wanita itu tak ingin sang suami merasa tertekan dan berujung kepada sakit kepala yang akhirnya menyiksa.“Enggak usah dipikirin lagi soal itu, Mas. Sekarang kita ke belakang, yuk!”Aneska mendorong kursi roda Elvano menuju halaman belakang, kemudian mengajaknya duduk di ayunan yang terletak di dekat kolam renang.“Kamu ingat saat kita di sini bertiga, Mas? kamu sama Shanka renang berdua dan aku duduk di sini sambil baca buku.”“Hem. Ingin rasanya menarikmu untuk ikut berenang. Sayangnya, tak pernah bisa.”Elvano terkekeh, pun dengan Aneska. Lalu, keduanya saling menautkan jemari sambil menerawang jauh. Hening meningkahi keduanya hingga beberapa jenak sampai terdengar suara Shanka dari ambang pintu.“Bunda, Shanka boleh main bola enggak?”Aneska menoleh dan mengangguk sekilas sambil

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   90. Faktor Pemicu

    “Kamu kenapa, Mas?” tanya Aneska dengan nada panik melihat Elvano makin meringis kesakitan.Wanita itu segera menyuruh sang sopir untuk berbelok arah menuju rumah alih-alih meneruskan lajunya sampai ke kantor. Sepanjang perjalanan, Aneska melihat wajah suaminya memucat dengan keringat dingin sebesar biji jagung memenuhi dahinya. Tangan pria itu sibuk memegangi kepala yang berdenyut hebat. Sementara, Aneska makin diperam kelesah sambil sesekali menatap jalanan.Setibanya di rumah, Aneska mendorong kursi roda sang suami hingga sampai di kamar. Lalu, membantunya berbaring di ranjang sebelum beranjak ke dapur untuk mengambil air minum.“Minum obatnya dulu, Mas.” Aneska berkata sambil menyerahkan obat pereda nyeri yang diberikan bersamaan dengan kepulangan Elvano dari rumah sakit.Elvano langsung meneggak obat bersama air minumnya, kemudian memejamkan mata sejenak untuk meredam nyeri yang terasa menyiksa. Melihat itu, Aneska langsung mengambil tisu dan mengelap keringat yang membasahi

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   89. Kembalinya Ingatan

    Aneska tergagap dan langsung mendorong dada suaminya saat mendengar suara teriakan Shanka. Lalu, menoleh dan mendapati raut penuh kemarahan terpancar dari wajah sang anak. Sementara itu, Elvano terkekeh dan memanggil Shank dengan melambaikan tangannya.“Ke sini, Jagoan!” titahnya yang langsung dituruti sang anak. “Memang apa salahnya Ayah sama Bunda menunjukkan kasih sayang dengan berciuman, hem? Itu salah satu cara untuk mempererat hubungan kami.”“Benarkah?”“Tentu saja. Apakah perlu Ayah tunjukkan juga dengan menciummu?” tanya Elvano yang langsung menyematkan kecupan di pipi sang anak.Shanka terkekeh geli karena cambang halus yang menumbuhi dagu sang ayah menyentuh permukaan kulitnya. Sayangnya, Elvano tak menggubris dan makin sering menciumnya.“Geli, Ayah. Sudah cukup! Geli!” seru Shanka sambil mendorong dagu sang ayah agar menjauh. “Bersihkan dulu itu baru nanti Shanka cium balik.”Elvano tergelak sebelum melepaskan sang anak. “Mandilah! Nanti kita ketemu di meja makan un

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   88. Kembali Pulang

    Usai Elvano terjaga dari tidur panjangnya selama sebulan, terapi untuk kesembuhannya mulai dijadwalkan. Kaki yang kaku karena terlalu lama berbaring, mulai menjalani pemijatan sebelum belajar untuk berjalan.Melihat semangat kesembuhan yang terpancar dari wajah sang suami, Aneska selalu mendampinginya. Wanita itu ikut menyunggingkan senyum dan menyemangati Elvano. Tak ada yang berubah dari diri pria itu, kecuali ingatan tentang kejadian saat pembebasan sang anak. Trauma yang mendalam akibat luka yang ditorehkan Arman, membuat Elvano kehilangan memori hanya saat kejadian penganiayaan itu.Aneska bersyukur karena kejadian buruk itu yang menghilang dari ingatan seorang Elvano. Dia sendiri pun tak ingin sang suami merasa sangat bersalah karena melihat Shanka ikut merasakan sakitnya terluka. Wanita yang tengah hamil itu selalu mengalihkan perhatian setiap kali Elvano bertanya apa yang menyebabkannya terbaring lemah di rumah sakit. Hanya kecelakaan tunggal yang dia jadikan alasan sakitnya

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   87. Kabar Bahagia

    Aneska langsung mendekat dan mengguncang tubuh Gavin. Namun, pria itu bergeming sejenak sebelum menghela napas panjang dan menatap lekat wanita di depannya.“Mas Elvan masih belum sadarkan diri, Nes. Tadi, dia sempat gagal napas. Untung saja, dia masih bisa kembali.”Aneska langsung membekap mulut dan meluruh ke lantai sambil terseduh. Hatinya berdentam lara karena bayangan buruk yang sempat melintas di kepalanya. Beruntungnya Tuhan masih berbaik hati memberikan kehidupan kepada sang suami.Gavin mendekat dan langsung membantu Aneska untuk berdiri, lantas memeluknya erat. “Sudah, Nes. Aku yakin sebentar lagi Mas Elvan pasti bangun dari tidurnya. Kamu jangan putus berdoa, ya?”Gavin melerai pelukan dan menatap lekat wajah wanita di depannya. Lalu, menuntun Aneska untuk duduk di bangku dan mengusap bahunya. Dia lakukan hal itu semata-mata hanya untuk menenangkan tanpa ada maksud lainnya. Melihat wanita di sampingnya sudah lebih tenang, Gavin bangkit dari duduk.“Pulanglah, Nes. Bia

DMCA.com Protection Status