Beranda / CEO / Terjerat Oleh Sentuhannya / Bab 21. Pesta Perusahaan

Share

Bab 21. Pesta Perusahaan

Penulis: Nelangsa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-29 16:07:52
Pagi ini, seperti biasanya Dewi bangun lebih awal untuk membantu Ibunya terlebih dahulu di warung. Ia membuka warung dan mengeluarkan barang-barangnya serta menyapu halaman depan warung agar terlihat bersih.

Anna yang baru pulang dari berbelanja ke pasar untuk mengisi barang dagangannya terkejut saat melihat anaknya Dewi sudah membuka warung lebih cepat dari biasanya.

“Dewi, kamu ngapain? Bukannya bersiap-siap berangkat kerja kok mala buka warung Ibu.”

“Gak apa-apa, Bu. Biasanya Dewi bantu Ibu di warung tapi mulai hari ini Dewi tidak bisa bantu makanya Dewi membantu Ibu membuka warung dan bersih-bersih. O ya sarapan juga sudah Dewi siapkan. Ibu letakan saja belanjanya di dalam, nanti biar Dewi susun.” kata Dewi yang masih memegang gagang sapu lidi.

“Kamu, memang anak yang baik. Sungguh beruntung laki-laki yang akan menjadi suami kamu kelak.” puji Anna.

“Ah Ibu, masih pagi sudah muji-muji Dewi, pamalik itu, Bu.” Sahut Dewi tersenyum malu.

“Ya sudah, Ibu kedalam dulu ya. Belanja ini bia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 22. Bertemu Pram

    Penampilan Dini malam ini bak seperti cinderella, tak henti-hentinya ia menatap takjub wajahnya yang sudah dipoles oleh seorang MUA, biasanya ia hanya memakai make up tebal untuk menutupi usianya yang muda agar bisa bekerja di klub malam namun hari ini dengan alat make up yang mahal membuat wajah Dini terlihat seperti sangat berbeda.“Sudah Nona, jangan bercermin terus. Anda harus memakai gaun yang sudah disiapkan, 15 menit lagi Tuan Kenzi akan menjemput Nona.” ucap asisten MUA sambil menyerahkan sebuah paper bag.Dini pun menerimanya, mereka keluar dari kamar agar Dini bisa berganti baju. Dini kembali di buat takjub saat ia memakai gaun terusan tanpa lengan berwarna krem.“Wah….aku seperti anak orang kaya beneran,” ucap Dini sambil berputar-putar senang dengan penampilannya yang cantik, karena terlalu senang Dini tidak sengaja menginjak sesuatu yang ada di lantai dan membuat tubuhnya hampir jatuh ke lantai namun tiba-tiba ada tangan kokoh yang langsung merangkul pinggang Dini dan ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 23. Pusat Perhatian Tamu

    Dari kejauhan Pram sangat penasaran wanita yang telah menaklukkan hati sahabatnya itu, karena sangat jarang Kenzi datang ke pesta dengan pasangannya. Pram menyipitkan matanya saat menatap tubuh wanita mungil yang sepertinya ia kenal, saat ia mendekati Kenzi ia baru jelas melihat kalau wanita tersebut lah yang sudah membuat hari-harinya gelisah.“Dini….”Dini menoleh saat mendengar suara yang ia kenal, “Kak….Pram….” ucap Dini terkejut.“Mengapa ada disini?” ucap Dini dan Pram berbarengan.Kenzi menatap mereka dengan tidak senang, hatinya panas mendengar Dini menyebut nama laki-laki lain. Walau ia akui kalau dibandingkan dengannya, Pram yang sudah lebih dahulu mengenal Dini.“Pram, kamu kenal dengan kekasih Kenzi?” tanya sang Papa.Pram hendak membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Papanya, namun Kenzi langsung memotong ucapannya.“Pram sudah saya kenalkan, Om. Mungkin Pram terkejut dengan penampilannya hari ini.” sela Kenzi dengan datar. Ia berharap Pram tidak menceritakan asal usu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 24. Hati tidak tenang.

    Selesai dari toilet, Dini hendak kembali ke tempat dimana ia dan Kenzi berpisah karena saat di jalan Kenzi bertemu dengan koleganya sehingga Dini berjalan sendiri menuju toilet. Namun Dini tidak melihat keberadaan Kenzi, ia pun bingung harus mencari Kenzi kemana karena banyaknya tamu yang hadir.Dini yang hendak berjalan di antara keramaian tamu untuk mencari Kenzi atau Pram tiba-tiba seseorang menarik paksa tangan Dini, ia pun menoleh kebelakang dan mendapatkan seorang pria tua dengan tatapan ingin memangsanya.“Apa-apaan ini, Tuan. Lepaskan tangan saya,” Dini berusaha menarik tangannya dari genggaman pria tua tersebut.“Kamu jangan menghindar lagi, aku sudah lama menunggu kamu disini dan ternyata benar kamu sengaja menunda ya kan. Ayo, sekarang ikut saya karena saya sudah banyak mengeluarkan uang untuk kamu.” ucap pria tersebut sambil terus menarik paksa tangan Dini untuk ikut dengannya.“Anda salah orang Tuan. Saya tidak mengenal Anda.” Dini tetap berusaha menarik tangannya, ia yak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 25. Mulai Dekat

    Kenzi menatap Dini yang sedang tertidur dengan wajah pucat dengan bulu mata yang lentik. Lantas pandangan Kenzi terarah ke bibir Dini yang terluka, namun bibir tersebut tetap sexy walau ada sisa darah beku di ujung bibir. Kenzi mengepalkan tangannya, emosinya kembali bangkit saat membayangkan perlakuan laki-laki tersebut ke Dini. Syukur saat di periksa oleh Dokter pribadi keluarga Darmantara keadaan Dini baik-baik saja.Mata yang tadinya terpejam tiba-tiba mengerjap, Dini mencoba membuka matanya perlahan walau rasanya sulit. Dini berpikir ia sudah berada di alam lain.“Hmmm….kok suasana surga seperti kamar si Om pusaka ya,” ucap Dini sambil menatap langit-langit kamar lalu ia mencoba memejamkan matanya kembali kemudian ia menoleh ke sebelah kanan tampak wallpaper hello kitty.“Ternyata di surga memiliki kamar yang sama dengan kamar si Om juga ya.” Kata Dini kembali, Dini yang hanya menatap sebelah kiri tidak tahu kalau di sebelah kanannya ada sosok laki-laki tampan yang sedang berusah

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 26. Ketahuan

    Ting…tong“Kemana ini anak? Kenapa lama sekali membuka pintunya?” Artika mengomel lantas ia mengambil ponsel yang ada di dalam tas jinjingnya dan menekan nomor anak kesayangannya. Panggilan berdering namun tidak diangkat, Artika kembali menghubungi Kenzi.Di dalam Apartemen Dini mulai kehabisan oksigen karena Kenzi tidak melepaskan ciumannya walau hanya untuk menghirup udara sebentar saja. Bunyi bel pun tidak dihiraukan oleh Kenzi, nafsunya sudah sangat menggebu sehingga ia pun jadi tuli.Dini memukul-mukul dada Kenzi agar laki-laki tersebut sadar karena bel apartemen kembali berbunyi bahkan ponselnya pun berdering. Sekuat tenaga Dini memukulnya barulah Kenzi lepas, keduanya pun terengah-engah.“Hah….hah….hah…..Kakak mau bunuh aku ya. Kenapa tidak ada jedanya, bukannya kalau di film korea berciuman ada jeda nya eh ini kok langsung oke gas terus.” Omel Dini saat ia sudah mendapatkan oksigennya kembali.Yang diomelin malah tersenyum miring, lantas ujung jarinya mengusap bibir Dini dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 27. Bos Usil

    Hari-hari berlalu dengan sangat menyenangkan bagi Dini, biasanya ia yang harus bekerja siang malam untuk memikirkan biaya kuliahnya dan kebutuhan pribadinya namun sekarang ia tidak perlu bekerja di banyak tempat lagi. Kenzi yang mengetahui kalau Dini sosok yang mandiri dan pekerja keras akhirnya memberi kesepakatan kalau Dini bekerja dengannya dan ia di gaji seperti karyawan lainnya.Dini pun merasa senang karena mendapat pekerjaan yang tetap dan memiliki gaji yang besar. Namun saat ia tahu apa pekerjaannya ia pun menjadi lemas. Ya disinilah Dini sekarang tetap berada di apartemen, Dini disuruh bekerja beres-beres apartemennya terserah mau Dini apakah isi apartemennya.“Hah….kalau begini bukan kerja namanya sama aja aku seharian di rumah tanpa harus keluar. Kenapa sih dia memberikan aku pekerjaan seperti ini? Aku kan maunya bekerja di luar.” Kesal Dini sambil melempar kain lap yang tadi ia gunakan untuk membersihkan meja ruang tamu.“Mending aku bersiap-siap ke kampus saja karena hari

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 28. Bertemu Kakek Darma

    Berangkat kerja hari ini membuat Dewi malas bukan karena pekerjaannya tapi sikap bos nya yang menurut Dewi tidak masuk akal. Sebenarnya bukan Kelvin yang menjadi Bos tempat Dewi bekerja, tapi entah kenapa Dewi selalu dipanggil keruangan Kelvin dengan melakukan pekerjaan yang konyol.Helaan nafas dikeluarkan oleh Dewi saat ia berada di depan lift, ia pun menekan tombol lantai 3 tempat seharusnya ia bekerja namun tiba-tiba ada tangan yang menekan tombol lantai 5. Dengan kesal Dewi menoleh orang tersebut, begitu ia lihat siapa orang tersebut Dewi pun menunduk, pria tersebut adalah Kelvin.“Sial maksud hati cepat-cepat berangkat kerja biar gak ketemu eh malah dia juga datang cepat.” Gerutu Dewi dalam hati namun mulutnya ikut mengomel tanpa suara.“Kamu ada baca pesan dari aku.” Kata Kelvin saat mereka berada dalam lift berdua.“Tidak.” Jawab Dewi dengan singkat.Mendengar Dewi bersikap cuek, Kelvin pun menjadi kesal lalu mendorong pundak Dewi sampai ke dinding sehingga pandangan mereka be

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 29. Kakek Pemilik Rumah bukan Pekerja

    “Kakek kerja disini? Kok tega banget pemilik rumah ini mempekerjakan seorang paruh baya seperti Kakek. Sungguh keterlaluan.” omel Dini yang mengambil sekop di tangan Kakek.“Sini biar Dini bantu Kakek selesaikan pekerjaanya lalu Kakek istirahat karena ini sudah malam. Apa Kakek sudah makan?” “Belum, Kakek belum dikasih makan sama keluarga ini.” ucap Kakek lemah sambil meraba-raba perutnya pura-pura lapar.Dini menatap ke arah Kenzi dengan marah, “Om, ini Kakek belum makan tapi kenapa masih disuruh kerja juga.” Lalu ia berdiri lebih dekat ke arah Kakek hendak membisikkan sesuatu namun tidak jadi saat Kenzi menyebut Kakek tersebut sebutan kakeknya.Kenzi tidak suka Dini menyebut Kakeknya seorang pelayan disini, kakeknya orang terhormat masa Dini dengan lancangnya berkata kalau sang Kakek seorang pekerja.“Ini Kakek aku dan pemilik rumah ini.” kata Kenzi dengan kesal karena Dini sudah menghina Kakeknya.“Apa? Kakek Om…hah….yang benar saja, Om ngaku-ngaku ini Kakek Om.” Ucap Dini tidak p

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20

Bab terbaru

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 46

    Mengingat kondisi sang Kakek yang semakin melemah. Dini yang seharusnya menemui keluarga Ibu Kandungnya harus ditunda. Pernikahan mereka pun memiliki sedikit kendala karena Dini telah menemukan keluarga dari pihak Ibunya, tidak mungkin Dini menikah tanpa meminta restu dari Kakek dari pihak Ibunya.Max pun memberitahu kepada Tuan Besar Samuel tentang masalah Dini kalau Dini merupakan cucu dari Sanjaya, Samuel pun segera menemui Sanjaya kediamannya untuk memberi tahu pernikahan cucunya tersebut. Perjalanan Samuel ke Jogja untuk menemu Sanjaya pun mendadak menjadi dramatis, ternyata Sanjaya merupakan sahabat Darma semasa kecil.Mengetahui kalau Darma sakit keras, Sanjaya pun ikut Samuel ke Jakarta untuk melihat keadaan Darma sekaligus menjadi saksi pernikahan cucu yang selama ini mereka cari.Dikediaman Sanjaya, Miska yang mengetahui kalau Dini akan menikah dengan Kenzi berusaha ingin ikut bersama Kakek Sanjaya, namun dicegah oleh Kelvin yang saat itu berada di kediaman sang Kakek. Kelvi

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 45

    Sesampainya di rumah sakit, Kenzi dan Dini langsung menuju keruangan ICU tempat sang Kakek dirawat. Di luar ruangan tampak Mama Artika yang sedang menangis di pelukan Papa Samuel dan di sebelahnya ada Max yang sedang berbicara melalui telepon. Entah dengan siapa Max berbicara Kenzi tidak mau ambil pusing walau dihati ada rasa penasaran kenapa Max berada dirumah sakit lebih dahulu daripada dirinya.Langkah Kenzi semakin cepat dan hatinya semakin diliputi rasa cemas yang tidak kentara, Dini yang ikut merasakan kecemasan Kenzi pun menggenggam tangan Kenzi untuk memberikan Kenzi sedikit ketenangan.“Ma, Pa…” lirih Kenzi saat ia sudah berada di hadapan Arika dan Samuel. Pelukan Artika pun terurai dan menatap wajah anaknya dengan sedih.“Bagaimana keadaan Kakek?” Tanya Kenzi dengan suara bergetar. Karena melihat wajah kedua orang tuanya bisa Kenzi pastikan keadaan kakeknya memburuk apalagi Artika menjawab sambil menggeleng dengan airmata berlinang, lantas Samuel kembali memeluk sang istri s

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 44

    Semenjak meninggalkan restoran, Kenzi tidak jadi kembali ke kantor, ia ikut kembali ke apartemen bersama Dini. Di dalam mobil, Kenzi bisa perhatikan wajah Dini yang bahagia telah menemukan keluarga dari pihak Ibunya. Sebenarnya itu bagus bagi Kenzi karena akan mempermudah Kenzi untuk menikahi Dini sehingga gak ada alasan bagi Dini untuk menolaknya. Namun lain hal dengan Dini, ia sangat bersyukur hari ini ikut makan bersama dengan Kenzi selain bertemu dengan Kak Dewi, ia juga bisa bertemu dengan keluarga Ibu kandungnya. Seharusnya tadi Kelvin ingin langsung membawa Dini bertemu Kakek mereka yang memang selama ini mencari Dini. Namun Kenzi melarangnya, Kenzi yang akan mengantar Dini ke Jogja sekalian ingin melamar. “Apa kamu sangat senang bertemu dengan keluarga Ibumu?” Tanya Kenzi saat mereka sudah berada di dalam apartemen. Senyum yang sedari tadi mengembang semakin mengembang, ia lalu mengangguk. Ia hampir melupakan keberadaan Kenzi di dalam rumah kalau saja Kenzi tidak berbic

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 43

    Akhirnya Kenzi memutuskan untuk melanjutkan makan siang bersama karena ia menghargai ajakan Kelvin lagian sepertinya Miska tidak berkutik lagi setelah Kelvin memberikan ancaman. Mereka semua makan dalam diam hanya sekali-kali Kenzi dan Kelvin membahas terkait proyek yang akan mereka kerjakan. Pandangan Miska pun tak lepas dari Kenzi berharap pria tersebut meliriknya namun sayang Kenzi bahkan menganggap Miska tidak ada. Dan itu membuat Miska semakin marah dengan Dini karena kehadiran Dini membuat Kenzi berubah. Muak dengan kemesraan Kenzi dan Dini, Miska pun memilih keluar dari restoran, ia enggan makan bersama, perbuatan Miska membuat Kelvin kesal dan malu terhadap Kenzi. Lain hal dengan Dewi dan Dini mereka hanya saling menatap seolah memberi isyarat kalau ada sesuatu yang ingin mereka sampaikan. “Jadi wanita ini yang Dini katakan sebagai Kakaknya berarti wanita ini dan ibunya yang telah meninggalkan Dini setelah membawa uang yang aku kirim.” Batin Kenzi, saat pandangannya tertu

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 42

    “Om…apa-apaan sih! Lipstik Dini jadi berantakan dan Om apa gak malu dilihat Om Max.” Dini mengomel begitu ciuman mereka terlepas dan mengerucutkan bibirnya kesal karena sikap Kenzi yang tiba-tiba menciumnya.“Kamu tidak melihat apa-apa kan Max.” Kata Kenzi sambil mengelap bekas listrik yang menempel di bibirnya dengan santai.“Saya tidak melihat apa-apa Tuan. Kalau begitu lanjutkan saja dulu Tuan. Saya keluar dulu,” ujar Max. Ia pun segera keluar dari mobil sambil ngedumel dengan sikap Tuannya yang gak tahu tempat. Bisa-bisanya berciuman saat ia masih dalam mobil. Tentu saja Max melihatnya dari spion depan mobil.“Kamu dengar kan, Max tidak melihat kita jadi tidak masalah kalau aku mencium kamu lagi.” Lirih Kenzi sambil kembali menarik tekuk Dini dan menciumnya kembali dengan lembut sebelum Dini kembali protes.Setelah puas, Kenzi pun melepaskan ciumannya dan menghapus lipstik di bibir Dini yang sedikit belepotan.“Iisss….Om ini.” Dini semakin bertambah kesal karena ulah Kenzi yang se

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 41

    Wajah Dini langsung sumringah saat Max mengatakan kalau ia tahu keberadaan Dewi. Lantas Dini buru-buru mengajak Max untuk mengantarnya menemui Dewi. Namun senyum Dini langsung ber7bah sendu saat Max menolak untuk beranjak dan mengatakan hal yang membuat Dini kecewa.“Tapi Nona. Kakak anda sudah check out tadi pagi kemungkinan Kakak Nona sudah pergi dari hotel tersebut.” jawab Max.Pegangan di tangan Max terlepas dan Dini terduduk di sebelah Max dengan mata berkaca-kaca, kedua telapak tangan menutup wajah dan tak lama terlihat bahunya bergetar hanya terdengar suara sesenggukan.Max bingung harus berbuat apa, karena ia tidak pernah berhadapan dengan wanita apalagi sedang menangis. Max berniat menghubungi Tuannya namun ia juga takut akan disalahkan karena melihat Dini menangis.“Non….sudah jangan menangis. Nanti saya cari tau lagi keberadaan Kakak Nona” bujuk Max.Dini mendongak dan menghapus kasar air matanya yang terus mengalir, “beneran,Om.” jawab Dini sambil terisak.Max terpaksa men

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 40

    Perasaan Dini mulai tidak tenang, berkali-kali ia menatap ponselnya berharap Dewi membalas pesannya atau menghubunginya. Dini menjadi tidak semangat beraktifitas sampai ia bolos kuliah hari ini karena ia takut kalau tiba-tiba sedang kuliah Dewi membalas pesannya dan mengajak bertemu.Dini sudah melihat pesan dari Kenzi tapi ia tidak berniat membalasnya, ia berniat akan menolak kalau nanti Max datang menjemput. Tiba-tiba bel apartemen berbunyi.“Ini masih pukul 10, mengapa Om Max sudah datang menjemput?” Dini berdecak kesal. Dini yakin yang membunyikan bel apartemennya adalah Max. Karena kalau itu Kenzi ia akan masuk sendiri karena ini rumahnya, kalau Mamanya Kenzi tidak mungkin jam segini datang.Dengan malas Dini bangkit dari sofa dan berjalan sambil menyeret sandalnya seakan enggan untuk membuka pintu. Sebelum membuka pintu Dini melihat di monitor di sebelah pintu tampak seorang laki-laki gagah dengan setelan jas, siapa lagi kalau bukan Max. Dini berharap itu bukan tapi ternyata te

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 39

    “Apa benar kamu bertemu dengan Miska? Mengapa wanita itu menemui kamu lagi. Apa kamu masih menyukainya sampai ia datang kemari?” Artika menanyakan beberapa rentetan pertanyaan yang membuat Kenzi pusing untuk menjawabnya.“Jawab Ken jangan diam saja.” “Bagaimana Ken mau jawab kalau Mama masih bertanya. Sudah begitu saja yang mau Mama tanyakan.” jawab Kenzi dengan santai. Ia sedikit bernafas lega karena Mamanya hanya bertanya tentang keberadaan Miska bukan tentang penyakitnya.“Ya cuma itu yang mau Mama tanyakan.” Jawab Artika.Dini yang duduk di depan Artika hanya diam memperhatikan kedua anak dan Ibu tersebut.“Miska datang sebagai partner kerja, ternyata proyek baru yang Kenzi kerjakan bekerja sama dengan perusahan keluarga Miska. Kenzi harus tetap profesional Ma. Ini proyek besar dan gak mungkin Kenzi batalkan hanya karena ada Miska.” Terang Kenzi.Artika menatap wajah datar anaknya, “tapi kamu beneran tidak ada perasaan apa-apa lagi padanya kan.” Kenzi menggeleng, “kalian makan a

  • Terjerat Oleh Sentuhannya   Bab 38

    “Dini….”Dini menoleh ke sumber suara yang memanggil namanya. “Kak Pram.” lirih Dini.Pram tersenyum ke arah Dini dan Artika yang berada disamping Dini, ia menatap heran Dini yang begitu sangat dekat dengan Mama Kenzi.“Tante, apa kabar?” Sapa Pram, lalu mencium punggung tangan Artika dengan sopan.“Tante baik-baik saja.” Jawab Artika tersenyum hangat.Pram melirik Dini yang hanya diam berdiri di samping Artika dengan menunduk tanpa mau menatapnya.“Ayo, Tan. Kita pulang.” ajak Dini, ia mencoba menghindar dari Pram, ia tahu pasti Pram curiga dengannya yang dekat sama Mama Kenzi.“Pram, Tante pulang dulu ya. Kami sudah seharian berjalan-jalan. Kamu sudah lama tidak main kerumah, Tante tunggu kamu dirumah ya.” “Baik, Tan.”Dini langsung menarik Artika berjalan menuju mobil, ia langsung duduk di kursi penumpang dan Artika disebelahnya. Dini menghembus nafasnya dengan berat, ia sedikit tenang bisa menghindar dari Pram. Ia tidak mau Pram bertanya hal-hal aneh tentangnya.“Apa kalian sali

DMCA.com Protection Status