Beranda / Romansa / Terjerat Hasrat Suami Kontrak / 151. Bayi-Bayinya Juga Dalam Bahaya

Share

151. Bayi-Bayinya Juga Dalam Bahaya

Penulis: Inura Lubyanka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

River berlari ke podium dan langsung mendorong sang istri menjauh. Beruntung lampu gantung itu ambruk tanpa mengenai mereka.

“Adeline, kau tidak apa-apa?!”

River memeluk Adeline saat tersungkur, tapi sialnya perut Adeline yang menatap lantai, kini terasa sakit. Wanita itu mengernyit sembari memegangi perutnya.

“Adeline?” River mulai panik.

“Ah … River, perutku sakit.” Adeline merintih yang sontak membuat sang suami buncah.

Amber dan tamu-tamu yang terkejut melihat insiden jatuhnya lampu gantung itu, kini berkerumun mendekati Adeline.

“Adeline, kau baik-baik saja?!” Amber bertanya cemas.

Namun, Adeline tak menjawab. Wajah wanita itu pucat dan terus merintih.

Tanpa membuang waktu, River pun mengangkat Adeline dan langsung membawanya menuju mobil. Amber dan Siegran buru-buru menyusul. Asisten River itu membuka pintu mobil, lalu beralih ke bagian kemudi untuk segera melesat ke rumah sakit.

Di kursi sebelah Siegran, Amber tampak panik. Maniknya berkaca-kaca saat menilik Adeline yang kesaki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Inura Lubyanka
Happy reading semuanya ♡ Malam minggunya ditemani River-Adeline yah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    152. Kau Sekarang Menjadi Ayah Bayi Kembar

    ‘Sialan! Dia menelan racun!’ batin Dieter geram.Dirinya berpaling ke arah rekannya, lalu berkata, “panggil ambulance, dia tidak boleh mati!”Ya, lelaki bertindik itu sepertinya memang ada kaitannya dengan kecelakaan Adeline. Dieter harus mengoreknya. Tapi sialnya, racun yang sengaja ditelan lelaki bertindik tersebut cukup mematikan. Usai mengejang dan mulutnya berbusa hebat, dia langsung tewas!“Astaga! Apa dia benar-benar meninggal?!” Seorang tamu menjerit.Tamu lainnya tersentak dan menyahut, “ada yang meninggal! Ada apa dengan acara ini? Ini membuatku merinding!”Tangan Dieter mengepal geram. Dia yang semula menyangga lelaki bertindik tadi, kini merebahkannya di lantai.‘Brengsek! Dia sengaja bunuh diri sebelum aku menginterogasinya!’ batin Dieter kesal.Sungguh, kejadian ini mirip insiden bulan lalu. Ketika Adeline nyaris tertembak, ada seseorang yang sengaja mati demi menutupi dalang di balik ini semua. Dan lagi-lagi, dalang itu begitu cerdik karena tidak meninggalkan petunjuk.

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    153. Kau Harus Membayar Kesalahan Orang Tuamu

    “Anda bilang apa? Bayi saya hilang?!” tukas River dengan wajah mengeras.Ekspresi suster yang datang ke ruang rawat Adeline semakin buncah. “Kami benar-benar mohon maaf.”River menatap Adeline yang masih terpejam, lalu berkata pada Suster. “Tolong jaga istri saya sebentar. Saya akan memanggil anggota keluarga saya.”Pria itu bergegas keluar. Langkahnya berapi-api saat dia menelepon Jade.“River?” Jade bicara dari seberang.“Apa Daddy sudah jauh?” River bertanya.“Katakan saja ada apa?” sahut sang Ayah mencium masalah.Rahang River mengeras saat berkata, “salah satu bayiku hilang!”“Apa? Maksudmu bayimu diculik?!” ujar Jade menyimpulkan.Anais yang duduk di kursi mobil samping pengemudi, langsung terbelalak. Dia menoleh pada suaminya dengan wajah cemas.“Apa yang terjadi?” tanya Anais, tapi Jade masih terdiam mendengarkan River bicara di telepon. “Jade, katakan padaku ada apa?!”“Johan diculik!” sahut Jade dengan gigi terkatup.“Di-diculik?!” Manik Anais bertambah lebar.“River meminta

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    154. Jenson Kita yang Paling Tampan

    *** “Adeline? Kau sudah sadar?” tukas Anais saat melihat menantunya mengedutkan alis. Ya, Adeline perlahan membuka mata. Dia masih sangat lemas, sekujur tubuhnya tak berdaya. “Mommy ….” Adeline memanggil lirih. Dia melirik perutnya yang sekarang datar. “Ah … bayiku?” Anais memegang bahu Adeline lembut, lalu berkata, “bayi-bayimu selamat. Kau melahirkan secara prematur dan Dokter menempatkan mereka di inkubator.” Mendengar itu, Adeline langsung lega. Dia ingat saat memberi sambutan di acara ulang tahun Picasso Hotel, lalu tiba-tiba lampu gantung di atasnya jatuh. “Mommy, di mana River?” tanya Adeline memindai sekitar, tapi tidak melihat suaminya. “Ah, dia keluar mengurus pekerjaan. Apa kau butuh sesuatu?” sahut Anais. Namun, belum sempat Adeline menjawab, pintu ruang rawat itu pun terbuka dan River muncul. “Adeline!” Pria itu menyeru antusias dan langsung menghampiri istrinya. River membelai kepala Adeline mesra, lalu berkata, “apa yang kau rasakan? Masih sakit?” “Aku hanya

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    155. Bayi Perempuan Anda Cemburu, Tuan.

    “Adeline, sejak kapan kau di sini?” River bertanya datar.Tanpa menjawab, sang istri justru masuk ke ruang kerjanya. Dia menghampiri Siegran alih-alih River.“Siapa Johan?” Adeline bertanya tepat di hadapan asisten River tersebut.Dia sengaja melakukannya agar Siegran jujur, tanpa bisa bersekongkol dengan River.“Adeline, aku akan menemuimu setelah bicara dengan Siegran,” tukas River, tapi Adeline tak menggubrisnya.Itu membuat Siegran kian bingung. Sudah jelas River melarangnya membicarakan Johan di depan Adeline.“Katakan, Siegran!” Adeline mendesak.Dia bersikeras sebab samar-samar mendengarkan mereka bicara tentang bayi. “Adeline.” River pun meraih tangan istrinya.Wanita itu menoleh dengan ekspresi dingin. “Aku masih bicara dengan Siegran.”“Siegran sedang sibuk. Dan dia hanya akan menuruti ucapanku,” sahut River dengan sorot tenang, tapi nadanya mengandung tekanan.Adeline seketika menyeringai tipis. “Itu semakin membuatku curiga.”“Istriku, kau tahu aku tidak mungkin membohong

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    156. Aku Ingin Merasakan Apapun yang Kau Rasakan

    WARNING: chapter ini mengandung adegan dewasa!“A-apa maksudmu?” Adeline bertanya bingung.River menaikkan sebelah alis. Tangannya merentang, memberi isyarat pada sang istri agar segera melucuti pakaiannya.Namun, Adeline malah melipat tangannya di depan dada dengan curiga.“Kau mau mempermainkanku?” katanya dengan ekspresi berubah datar.“Lakukan kalau kau penasaran.”“Cih!” Adeline langsung mendesis sambil membuang muka.‘Sebenarnya apa rencana pria ini?’ batin Adeline semakin penasaran.Dia berdehem, lalu berdiri di hadapan River. Matanya menatap lurus manik abu pria itu, tapi tangannya mulai menarik jas hitam pria itu dan membuangnya ke ranjang.“Aku tahu ini hanya permainan licikmu, Tuan Reiner!” bisik Adeline yang seketika memicu seringai tipis sang suami.Wanita itu menarik dasi dan melepas satu per satu kancing kemeja River. Aroma woody menyeruak dari tubuh pria itu, sungguh membuat Adeline ingin memeluknya. Dan saat Adeline menjatuhkan kemeja River, maniknya membola melihat p

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    157. Putra Keduanya Sudah Mati?

    “Apa maksudnya ini?!” tukas River dengan rahang mengeras.Tatapannya tajam, tapi juga gemetar. Siegran dan Dieter yang membawa berita itu bahkan tak sanggup melanjutkan.“Kenapa kalian diam?! Cepat katakan!” dengus River mendesak.Meski berat, tapi Siegran akhirnya berkata, “mo-mohon maaf, Tuan River. Sebenarnya kami sudah melihat berita ini beberapa hari lalu, tapi kami harus menyelidikinya lebih dalam.”River menyimak tajam, dan Dieter semakin menciut.“Polisi menemukan mayat bayi laki-laki yang dimutilasi di Danau Atitlan. Mereka bilang itu bayi prematur karena tubuhnya sangat kecil. Bahkan setelah diperiksa, bayi itu baru berusia beberapa minggu, Tuan.”“Maksudmu bayi itu Johan?!” sahut River tegas, tapi juga mengandung getaran. Sungguh, Siegran tidak berani langsung membenarkan. Dia menunduk dengan menyesal.“Wajah bayi itu hancur dan Polisi tidak bisa mengindentifikasinya. Ta-tapi … ciri-ciri yang mereka sebutkan sangat mirip dengan Tuan Muda Johan,” tutur Siegran terbata.Sial

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    158. Jenny Tampak Imut Saat Merajuk

    Satu pesan dari Adeline langsung membuat River buncah. Dia memutar kemudi dan melesat kencang meninggalkan sirkuit untuk segera menemui Jennifer. Setelah tiba di mansion Devante, River bergegas naik ke lantai atas. “Adeline, bagaimana keadaan Jenny?” tukas River begitu membuka pintu kamar bayinya. Sang istri yang sedang berdiri di dekat ranjang Jenny, kini berpaling cemas saat River menghampirinya. “Perawat sudah memberinya obat penurun demam, tapi panasnya belum turun. Dokter bilang ini memang reaksi bayi setelah imunisasi, tapi aku sangat khawatir dengan Jenny,” tutur Adeline kalut. River pun memeluk wanita itu, dia bisa merasakan kecemasan Adeline. “Kau tenang saja, Jenny kita kuat. Dia akan baik-baik saja,” kata River menenangkan. Meski dia sendiri gelisah, tapi River tak mungkin menunjukannya pada Adeline. Dirinya mendekati Jenny, menyentuh pipi mungil bayi itu dan menjaganya bersama Adeline semalaman. “Tidurlah, istriku. Aku yang akan menemani Jenny.” River membelai bahu

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    159. Aku Ingin Seperti Daddy

    “Apa yang kalian ributkan?” tukas River yang baru masuk kamar Jennifer.“Daddy!” Jennifer berbinar.Dirinya seketika berlari menghampiri River. Pria itu tersenyum, dia menggendong anak perempuannnya, lalu mengangkat tubuh Jennifer ke atas ala pesawat terbang.“Jenny, katakan pada Daddy. Apa yang kalian bicarakan tadi?” tukas River penasaran.Alih-alih menjawab, Jennifer justru bertanya, “Daddy, ikan buntal itu seperti apa?”“Heuh? Ikan buntal?” sahut River yang lantas mendapat anggukan putrinya. “Hem … ikan buntal itu panjang dan runcing. Kepalanya bundar, bibirnya menonjol dan perutnya besar. Dia tidak punya sisik, tapi tubuhnya diselimuti duri.”Mata bulat Jennifer berkaca-kaca saat mendengar penjelasan River. Dan itu membuat River heran.“Ada apa, Jenny? Kenapa kau jadi sedih?” Pria itu menaikkan kedua alisnya.“Apa aku jelek seperti ikan buntal?” Jenny bertanya dengan suara gemetar.“Siapa yang bilang Jenny-ku jelek?” Jennifer sekejap menunjuk kakaknya seraya berkata tegas. “Jens

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    266. S2: Hanya Aku Putri Pertama Ayah!

    “Rachel, tidurmu jadi terganggu, ya?” Rose berujar sambil mendekati gadis rambut pirang tersebut.“Mommy, apa yang terjadi?” Rachel melangkah ke arah pelukan Rose.Matanya memicing pada Ashley. Alisnya pun mendapuk, seolah jijik dengan penampilan Ashley yang berantakan. Apalagi pipinya tampak merah, bekas tamparan keras Derek.“Dia siapa, Mommy?” Rachel bertanya heran.“Ah … d-dia Ashley. Saudara—”“Dia adik tirimu!” Derek menyambar sebelum ucapan Rose tuntas.Namun, kalimat singkat itu sontak memicu Ashley membelalak bingung. Dia bahkan bungkam beberapa saat, berharap salah dengar. Akan tetapi raut wajah sang ayah tak menunjukkan candaan.“Hah! Apa yang Ayah katakan? Adik tiri?!” Ashley memastikan dengan leher tegang.Belum sampai Derek membenarkan, Rose dengan hati-hati berkata, “maaf, Ashley. Ibu terlambat memberitahumu, ya? Ini Rachel, kakak tirimu. Karena kita sudah menjadi keluarga, jadi Rachel akan tinggal di sini juga.”Mendengar itu, dada Ashley langsung berkobar. Satu siluma

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    265. S2: Ayah Menyesal Punya Putri Sepertimu!

    “Asley, bagaimana kau bisa jadi seliar ini? Sejak kapan ayah mengajarimu minum alkohol? Apalagi main bersama lelaki berandalan, hah?!” Derek memberang penuh amarah.Sang putri yang tak mengerti dengan sikapnya, kini tertegun.“A-ayah … sepertinya Ayah salah paham. Aku memang ada di bar untuk ker—”“Kau masih berani membantah?!” Derek langsung menyambar sebelum ucapan Ashley tuntas.Gadis itu melangkah lebih dekat, berusaha menjelaskan agar ayahnya jadi tenang. Namun, Derek dengan geramnya menyambar beberapa lembar foto dari nakas belakangnya, lalu melemparkan pada Ashley.Manik Ashley sontak berubah selebar cakram saat melihat potret dirinya yang tengah pingsan, sedang berada di antara dua pria yang memegang botol alkohol.“Hah! A-apa ini?!” Ashley menegang.Dia tahu foto itu rekayasa. Pasti Rose yang membuatnya. Tapi tetap saja Ashley sangat merinding sebab pria-pria tadi adalah dua orang yang sebelumnya menyekap Ashley di gedung tua. Sial, sensasi empedu seperti naik ke tenggorokan

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    264. S2: Aku Tidak Butuh Racun Kalian!

    *** “Buka pintunya!” titah seorang lelaki berbadan gempal yang membawa nampan makanan. Rekannya yang memiliki tato ular di lehernya, melirik bubur di nampan itu.“Apa dia bisa memakannya?” tanyanya.Lelaki gempal tadi menaikkan sebelah alisnya seraya menimpali, “siapa yang peduli? Yang penting kita sudah memberinya makanan. Kalau dia tidak mau makan, ya sudah. Mati saja sana. Itu lebih memudahkan pekerjaan kita.”Temannya tadi menarik seringai miring dan lantas membuka kunci pintu ruangan Ashley disekap. Di sana, gadis itu tampak pucat sebab sudah sehari dua malam ini perutnya tidak terisi makanan atau minuman. Dia memicing tajam saat dua lelaki mendatanginya. Lelaki bertato ular tadi melepas tali yang mengikat tangan dan kaki Ashley pada pilar. Begitu bebas, gadis itu seketika ambruk karena seluruh tubuhnya lemas. Lelaki gempal pun menyodorkan nampan makanan pada Ashley. “Makanlah jika kau masih mau hidup!”Alih-alih senang, Ashley justru menampik nampan tadi hingga mangkok bubu

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    263. S2: Apa Dia Bisa Mendengar Lagi?

    “Putraku. Golongan darah putraku dan River sama,” ujar Adeline diliputi tegang. Tenaga medis di hadapannya pun menimpali, “mohon maaf, apa maksudnya putra Anda yang juga terluka dan datang bersama Tuan River? Kondisinya tidak memungkinkan jika melakukan tranfusi darah saat terluka, Nyonya.” “Tidak. Adiknya, saudara kembar Jenson. Aku akan membawa saudara kembar putraku ke sini,” sahut Adeline menjelaskan. Ya, tak ada pilihan lain yang cepat selain meminta bantuan Johan. Akhirnya Adeline menghubungi pemuda tersebut dan memintanya datang ke rumah sakit. Usai menunggu beberapa waktu, Johan pun tiba. Dia bergegas mengikuti perawat untuk mendonorkan darahnya pada River. “Johan,” tutur Adeline memanggil sang putra yang baru datang. “Mommy, bagaimana keadaan Daddy dan Jenson?” tanya pemuda tersebut. Dengan ekspresi tegang, Adeline pun menimpali, “mereka baru saja memindahkan Jenson ke ruang rawat, tapi Daddy sangat membutuhkanmu sekarang.” “Mommy tenang saja, saya sudah di sini. Daddy

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    262. S2: Apa Aku Mengejutkanmu?

    Jennifer menoleh ke belakang saat suara langkah itu tak lagi terdengar. ‘Apa tadi hanya perasaanku?’ gemingnya mengerutkan kening. Tatapannya terus waspada, lalu kembali melangkah menuju lokernya. Namun, ketika dia berjalan beberapa langkah, suara tadi kembali menggema seakan mengikutinya. Jennfer terhenti dan detik itu juga tiba-tiba seseorang menepuk bahunya. “Hah!” Jennifer tersentak. Gadis itu dengan cepat berbalik dan langsung memukul lengan orang yang menyentuhnya. Dia hendak merengkuh punggung orang tersebut, lalu membantingnya. Akan tetapi, orang tadi malah mencekal tangan Jennifer, bahkan meraih pinggang gadis itu dan merapatkan pada tubuhnya. “Reflek yang bagus, gadisku,” bisik suara seorang pemuda. Jennifer mendongak. Di tengah kegelapan itu, dia menajamkan pandangan dan baru mengenali wajah orang di hadapannya. “Lionel?” katanya. “Apa aku mengejutkanmu?” sahut pemuda tersebut. “Ck!” Jennifer mendecak dan lantas mendorong Lionel menjauh darinya. Tapi pemuda itu kem

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    261. S2: Bajingan Itu Kembali

    ‘Hah! A-apa yang aku dengar?!’ batin Adeline tertegun.Ponsel yang digenggamnya pun jatuh. Dia nyaris tak percaya dengan pendengarannya, tapi suara yang memanggilnya sangatlah jelas. “Tidak mungkin! I-ini … tidak mungkin. Bajingan itu kembali?” gumamya terserang tegang.Bayangan wajah pria pemilik suara itu memenuhi kepala, hingga membuat napas Adeline tercekat. Sementara Johan yang semula berdiri di dekat jendela, kini langsung menghampiri sang ibu di tepi ranjang. Dia tampak cemas melihat Adeline terserang panik.“Mommy? Ada apa? Mommy baik-baik saja?” Pemuda itu bertanya.Adeline tak langsung menyahut. Bahkan dia seperti tak mendengar ucapan putranya. Johan pun menyentuh bahu wanita itu seraya berujar, “Mommy?”“Ah?!” Adeline akhirnya tersadar. “Johan, Mommy tidak apa-apa.” Wanita itu melanjutkan disertai senyum.Akan tetapi Johan tahu sang ibu tersenyum paksa. Dia melirik layar ponsel yang terjatuh ke ranjang, tapi Adeline buru-buru meraihnya dan membalik layarnya agar sang pu

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    260. S2: Aku Harus Memastikannya

    S2: Aku Harus Memastikannya “Tuan River!” Terdengar suara lelaki memekik kencang. Itu anak buah River. Dia bergegas naik ke tangga dan menghampiri sang tuan. “Tuan River!” Lelaki itu membelalak saat melihat luka tembak dan darah yang mengalir dari perut River. “Tuan, bertahanlah. Kami akan membawa Anda ke rumah sakit!” Anak buah tersebut merengkuh River karena api dari ledakan di lantai dua mulai menyebar. Alih-alih langsung menurut, River malah menahan tangan anak buahnya tersebut. Dengan tatapan gemetar, pria itu bertanya, “Jenson. D-di mana Jenson? Apa kalian menemukannya?” “Ya, Tuan. Kami menemukan Tuan Muda Jenson jatuh dari atap,” sahut anak buah tersebut yang sontak memicu River melebarkan maniknya. “Tapi Anda tenang saja, Tuan Muda Jenson akan baik-baik saja. Beliau tidak terluka parah.” Mendengar itu, kecemasan River tak terkikis banyak. Dia tak akan lega sampai melihat kondisi sang putra dengan mata kepalanya sendiri. “Aku harus memastikannya!” tukas River penuh tekad

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    259. S2: Harusnya Saat Itu Aku Membunuhmu

    “Kau?!” Sorot Mata River bertambah tajam saat melihat sosok di balik masker hitam itu.Dia nyaris tak percaya, tapi wajah lelaki di hadapannya benar-benar jelas.“Apa kabar, Sepupu?!” ujar Frederick tersenyum miring.Ya, laki-laki itu memanglah Frederick Chen. Sepupu River yang lama koma akibat kecelakaan hebat sembilan belas tahun lalu. River tak tahu kapan Frederick sadar. Sudah lama dia tak mendengar kabarnya, karena Leah-nenek River telah memindahkan Frederick ke rumah sakit lain tanpa sepengetahuan orang lain.“Padahal aku merindukan Princess, tapi kau malah datang dengan tikusmu. Aku benar-benar kecewa!” Frederick melanjutkan sambil menaikkan kedua alisnya.Alih-alih langsung menyambar, River justru menekan cengkeraman lebih kuat di leher Frederick. Amukannya seketika membengkak saat sepupunya itu menyinggung sang istri.“Ugh ….” Napas Frederick sangat tercekat, tapi River tak peduli.“Kau! Berani sekali muncul di hadapanku lagi. Harusnya saat itu aku membunuhmu!” tukas River de

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    258. S2: Aku Akui Kau Memang Hebat!

    “Argh ….” Wanita yang bersama River mengerang saat dada kirinya tertembak.Gelenyar darah mengalir deras dari titik anak timah tenggelam. Wajahnya pun mulai pucat disertai keringat dingin karena menahan sakit.River merengkuhnya. Dengan alis bertaut, dia pun berkata, “bertahanlah, aku akan memanggil bantuan!”Baru saja selesai berujar, River merasakan tatapan tajam dari sebelah. Dengan sigap, dia mengacungkan pistol dan langsung melesatkan pelurunya. Akan tetapi tembakannya hanya mengenai pilar besar di sana.‘Brengsek!’ batinnya mengumpat saat menyadari beberapa orang berpakaian hitam mengelilingnya.Mereka semua membawa senjata. Dan itu membuat posisi River amat sulit karena dirinya kalah jumlah.Detik berikutnya dia dikejutkan oleh tepukan tangan yang menggema. Perhatian River sekejap teralih pada lelaki bermasker hitam yang berdiri di lantai atas.“River Reiner!” tukasnya penuh tekanan.Matanya memicing tajam pada wanita yang tertembak tadi dan lantas melanjutkan. “Apa kau sudah s

DMCA.com Protection Status