Share

Bab 24

Penulis: Nayla
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Sarapan dulu, aku udah bawain nih." Diva meletakkan kotak makan di atas meja Liam, "aku tahu kamu belum makan. Tadi malem kamu nelpon marah-marah gitu pasti sampe sekarang mood kamu belum baik kan?"

"Saya gak laper."

"Makan, Liam!" perintah Diva ketika Liam menggeser kotak bekal berwarna merah itu. "Aku buatin sandwich."

"Nanti ya, aku lagi ngerjain ini." Liam masih fokus pada layar laptopnya. Tapi pikirannya pada ucapan Samira 'Muak' katanya. Sial sekali ada wanita bicara kasar seperti itu padanya, tak lain isterinya sendiri.

"Yaudah... aku lanjut kerja ya."

"Diva." Panggil Liam, "Bisa temenin saya makan?" Liam ingin ada yang mendengar keluhannya tapi dia merasa malu menceritakan pada Diva. Ya, walaupun sedikit banyaknya Liam sudah cerita pada Diva tentang kehidupan rumah tangganya.

Mereka duduk berhadapan, Liam menganggurkan laptopnya. Kegelisahannya h

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 25

    Sesampainya di rumah Diva, Liam langsung berbaring di kamar Diva. Ini pertama kalinya Liam ke kamar Diva, kamar ini ya seperti kamar wanita pada umumnya. Terlihat feminim dan rapih. Ada boneka Teddy bear berwarna kuning menatapnya."Buka aja kemeja sama celananya. Tidur kayak gitu gak nyaman." Kata Diva. Liam membeku, merasa tidak nyaman."Gak usahlah. Saya cuma pakek boxer ini." Ucap Liam pelan.Diva tertawa, "Kamu sok malu-malu padahal suka banget grepek-grepek aku." Ujar Diva, Liam menunduk dengan wajah merah."Pakek kaos aku aja, biar gak kepanasan." Kata Diva lagi, sedikit bernada menggoda. Liam duduk di ranjang dengan lemah, tidak punya tenaga berdebat dengan Diva."Aku gak akan perkosa kamu, sayang." Goda Diva."Gak usah diperkosa, dengan suka rela saya menyerahkan diri." Balas Liam, sambil meringis menahan mulas... detik kemudian dia berlari ke kamar mandi, beberap

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 26

    "Hai sayang... aku bawain makanan nih. Sop buntut sapi." Samira terdiam sejenak. Lalu dia meralatnya, "Sop buntut sapi apa kambing ya?" Dia sendiri bingung dengan makanan yang dia bawa.Liam menghela nafas melihat kedatangan istrinya itu. Liam duduk tanpa ekspresi melihat Samira yang sudah membuka taperware berisi makanan, "Maaf sayang kayaknya ini sop kambing deh... eh sop sapi." Samira menebak-nebak dengan mencium aroma makanannya."Kamu gak pasti? Yaudahlah intinya ini sop kan?" Ujar Liam. Pasti ini beli di pinggir jalan makanya Samira nebak-nebak. Kemudian Samira memonyongkan bibir seolah akan mencium Liam.Samira tidak menyinggung topik Diva, wanita yang mengantar Liam malam-malam ke rumah sakit ini. Dia tersenyum riang menyiapkan makanan Liam, seakan senang melihat Liam sakit. Tatapan suaminya dingin pada Samira."Kenapa ngeliatnya gitu banget? Udah kamu gak usah khawatir, istirahat aja di s

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 27

    Diva baru saja masuk ke kamar Liam. "Sayang... Aku dateng nih.""Kamu lama banget datengnya." Komentar Liam melihat Diva membawa plastik berisi makanan dan buah-buahan."Aku kira Samira akan lama nemenin kamu jadi aku ngurusin kerjaanku di rumah." Balas Diva.Karena ini hari Sabtu, Diva terbebas dari perkerjaannya di kantor. Wanita berambut panjang yang dikuncir kuda itu mengeluarkan oralit yang dia buat untuk Liam. Padahal pihak rumah sakit sudah membuatnya tapi Diva sengaja membuat itu. Pokoknya segala macem ramuan untuk Liam supaya cepat sembuh."Samira aku suruh pulang cepat biar bisa istirahat." Kata Liam memperhatikan Diva membuka plastik buah untuk diletakkan di atas meja."Kok kamu suruh istirahat?""Kalo gak gitu kamu gak akan dateng ngurus saya." Dalam keadaan sakit Liam berusaha tersenyum untuk Diva. Wanita itu mengelus pipi Liam lembut penuh perasaan.

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 28

    Satu hal yang paling menyesakkan adalah harus berpura-pura tidak melihat orang yang kita cintai bersama orang lain di depan mata sendiri.Seharusnya Samira tidak akan melihat ini kalau saja dia tidak merencanakan kejutan untuk Liam. Dan sekarang dia merasakan goresan luka yang disiram dengan garam, begitu dia menyadari sangat mencintai suaminya tapi dia harus menerima kenyataan Liam memiliki wanita idaman lain."Aku sayang sama kamu, Liam. Biarin aku yang ngurus kamu ya." Suara Diva memporak-porandakan hati Samira."Saya maunya gitu, tapi gimana dengan Samira? Sabar ya sayang."Diva mengernyit sedikit, "Kamu lebih suka ditemenin dia atau aku? Biar aku tahu batasannya." Wanita itu merengek manja pada kekasihnya."Kadang ngobrol sama dia sangat membosankan. Tapi saya gak boleh terang-terangan nunjukin itu... kasian dianya, biar gimana pun dia masih istri saya." Nada suara Liam terdengar ringan, "saya gak bisa mengabaikan dia, bisa-bisa Samira a

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 29

    Renata, sahabat Samira tidak tega melihat keadaan Samira yang mengkhawatirkan. Matanya sembab kebanyakan menangis. Tempat tidurnya terlihat berantakan, pasti tadi Samira mengacak-acak kamarnya dengan brutal karena kesal."Dengan siapa dia selingkuh?" Wanita berkulit sawo itu mengusap pundak Samira yang duduk di lantai bersender di ranjangnya."Temen sekerjanya." Jawab Samira. Dia terlihat linglung tidak bisa berpikir apa pun. Wajahnya sudah pucat pasi. Tentu saja ini adalah kenyataan pahit yang tidak bisa ia terima, "Aku lihat sendiri Re di rumah sakit. Hati aku sakit, Re." Samira memejamkan matanya, menjatuhkan air mata di kelopak matanya."Di rumah sakit? Perempuan sundal itu ngerawat Liam di rumah sakit? Gak tau malu banget sih dia." Renata kaget, dia tidak percaya Liam senekad itu. Renata bisa merasakan apa yang dirasakan Samira, sakit pastinya. Dia memeluk sahabatnya memberi kekuatan.Samira tertawa, menertawakan nasibnya, "Aku gak pernah membayangka

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 30

    Diva memasuki kamar Liam dirawat, hari ini dia sudah boleh pulang. Diva ingin membantu Liam membereskan pakaian pria itu. Sayangnya, Diva lupa Liam punya istri yang akan mengurus keperluan suaminya."Aku kira siapa, bikin kaget aja kamu," ucap Samira saat melihat Diva berada di ambang pintu. Tatapannya bukan kaget yang seperti itu, matanya tajam dan terkesan tidak suka.Liam hanya melirik Diva sebentar lalu kembali sibuk dengan ponselnya, tiga hari dia dirawat di sini. Liam tidak menyentuh pekerjaannya, pasti sekarang sudah menumpuk. Dokter juga menganjurkan agar Liam jangan dulu kecapean.Diva melangkah masuk, bingung ingin berbuat apa. Sedikit geram karena Liam juga tidak memperhatikannya."Udah boleh pulang sekarang, Bu?" tanya Diva, basa-basi.Samira mengangguk. "Iya nih. Dokter bilang udah boleh. Tapi masih harus istirahat di rumah.""Jadi belum boleh kerja?" komentar Diva yang terkesan kecewa. Gerakan Samira menyusun baju terhent

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 31

    Liam tidak membuang waktu, dia segera mendatangi rumah Rayhard kakaknya yang beda tiga tahun dengannya. Rayhard pria cukup beruntung yang sukses menjadi pengusaha. Dia memiliki dua orang anak perempuan. Itu kenapa ayahnya selalu membanggakan Rayhard dibandingkan Liam. Padahal Ray jarang berkunjung ke rumah orang tua mereka."Nia, papah mana?" Liam langsung bertanya melihat keponakannya menonton tv di layar yang besar."Di ruang kerja Om, ada mama juga." Teriak Nia, karena Liam bicara sambil berjalan. Liam sudah sering ke sini jadi dia tahu seluk-beluk rumah Ray--dia pun menyebut Rayhard dengan panggilan Ray. Tidak ada sopan-sopannya."Liam? Katanya sakit kok malah dateng ke sini?" Viona menyambut adik iparnya dengan senyuman. Liam langsung duduk di sofa melihat Rayhard yang sibuk di meja kerjanya."Kenapa Liam? Ada masalah?" tanya Ray di sela pekerjaannya. Mereka tidak terlalu dekat tapi juga tidak t

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 32

    "Kamu pernah berpikir gak? Hubungan badan itu bukan sekedar masukin aja... kamu harus ngerasa nyaman dan .... ya itu." Nikmat kata terakhir hanya dapat di lanjutkannya dalam hati."Emang kamu ngerasa aku gak nyaman?""Eh, maksudnya gak gitu sayang. Kan kamu sendiri yang waktu itu bilang gak mau hamil dulu." Jawab Liam halus. Matanya melirik pakaian Samira yang memperlihatkan lekukan tubuhnya. Sebenarnya sudah haknya mendapatkan jatah Samira.Samira tersenyum sinis. "Gak pa-pa Liam. Sekarang aku pengen jadi ibu untuk anak-anak kamu. Nanti juga aku pasti belajar seiring waktu." Samira melepaskan pakaiannya semua. Membuat Liam tidak bisa berpikir normal. Dia berdeham meletakkan laptopnya di meja."Kamu tahu kan gimana saya?"Samira mengangguk pelan."Iya kalo kamu maksa." Liam melakukan apa yang diinginkan Samira. Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat saat Samira lebih dom

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 99

    Diva PoVTiga hari. Sudah tiga hari aku memata-matai apartemen Samira untuk mengetahui apakah Liam di sana. Apa saja yang mereka lakukan? Aku bodoh, harusnya aku mendobrak pintu rumahnya dan mencari suamiku. Aku benar-benar akan gila!! Hatiku terasa tidak pernah tenang setelah tahu semua kebenaran itu. Walau aku masih berstatus istri Liam, tetapi hati dan pikiran Liam sekarang hanya untuk Samira dan juga anaknya. Beberapa kali aku melihat tetangga berbisik-bisik sambil melihatku dengan wajah sinis, tapi ada juga yang bersimpati padaku. Entah apa yang mereka pikirkan.Liam, apa kamu tahu kondisi lingkungan kita sekarang? Semua orang tengah bergosip tentang kita dan Samira. Nanti, setelah sembilan bulan anaknya lahir. Apakah kamu akan menjadi sosok ayah yang akan selalu berada di sampingnya ?Tuhan, hatiku hancur membayangkan itu."Diva." Suara di belakang membuatku kaget, saat aku menoleh wanita itu tersenyum. Tetangga lantai atas. Kami sering berpapasan di lift. "Wajahmu pucat sekali

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 98

    POV: DivaWaktu masih kecil aku tidak punya alasan untuk merenungi kehidupanku yang tidak mempunyai saudara kandung. Aku anak tunggal yang tidak kekurangan kasih sayang ibu dan ayahku.Tetapi semua berbeda ketika Ayahku berselingkuh dan ibuku menjadi depresi. Aku tidak punya siapa pun untuk diajak berbagi.Setelah kepergian ibuku, tidak ada siapapun yang memperingatkanku tentang pesta dan laki-laki, hingga aku kehilangan arah. Sampai aku bertemu si tampan Liam dan ternyata dia sudah mempunyai istri. Segala terjadi begitu cepat---akhirnya aku dan Liam menikah. Tapi aku belum juga hamil."Aku membencimu, Liam," ucapku, sambil berusaha membuat suaraku tidak gemetar. "Kamu pria brengsek yang pernah aku temui.""Tenang, Diva." Jawab Liam mendekat. "Kasih aku kesempatan untuk memperbaiki keadaan kita.""Gak. Kamu mempermainkan aku!" Teriakku melemparnya dengan bantal di atas ranjang. Kamar ini menjadi ruang neraka yang kutinggali.Kamar ini tempat kami saling berbagi cerita dan perasaan, t

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 97

    POV : Diva"Kalian lucu sekali. Diva hanya mempertanyakan apa yang menjadi hakknya."Tangan Rayhard yang sedang memegang sendok dan hampir memasukkan makanan ke mulutnya berhenti. Lalu ia menatapku. Kakak Liam itu belum pernah membelaku, yang aku tahu dia membenciku. Wajah marah ibu mertuaku terpampang di sana. Mereka semua terlihat tidak nafsu lagi menikmati makanan, kecuali Samira."Bilang saja kamu iri dengan Samira, kan? Kamu belum bisa hamil anak Liam sedangkan Samira telah mengandung." Ucap Ibu mertuaku penuh kedengkian. "Maaf Mam, aku sama sekali gak iri. Dan lagi, Liam ini suamiku. Jelas aku gak terima dia hamil anak Liam." Aku memberanikan diri menatap mata wanita tua itu. Bisa-bisanya dia bilang aku iri. "Sudahlah Diva, kamu jangan menyudutkan Samira terus. Kasihan kan anak di perutnya." Ucapnya lagi, aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiran ibu mertua hingga terus membela Samira. "Jawab pertanyaan Diva, Liam. Tunjukkan kalau kamu laki-laki." Terdengar suara Rayhard pe

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 96

    Di sebuah rumah besar mewah, terdapat seorang wanita yang sedang berjalan tergesa-gesa sambil menenteng dua kresek plastik hitam berisi belanjaan. Terdengar suara gelak tawa di ruang tengah. Seorang pelayan hanya melewati wanita itu tanpa berniat membantunya mengambil dua plastik besar itu dari tangannya."Kenapa kamu lama sekali belanjanya? Kamu kan tahu ini jam makan malam dan semua belanjaan yang kamu beli akan dimasak sekarang," ucap seorang wanita tua memarahinya. Ia meletakkan belanjaannya di atas meja bersiap untuk membereskannya. "Maaf Mam, jalanan tadi macet.""Astaga. Apa yang kamu katakan? Aku tadi menelponmu menjelang sore. Apa sejauh itu mall dari rumahmu hingga berjam-jam kamu menghabiskan waktu?""Maafkan aku, Mam." Ucap wanita yang berkuncir kuda itu. "Aku akan memasak SOP buntut spesial untuk makan malam nanti.""Sop buntut katamu? Kami lihat jam, kamu pikir perut kami masih bisa menunggu masakan kamu itu?" Cecarnya. "Kalau kamu gak ada niat masak untuk makan malam

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 95

    POV DivaBerhari-hari aku menghabiskan waktuku di kamar sambil memegang ponselku. Menunggu Liam mengabariku, aku masih berharap dia menanyakan keadaanku.Ya, penantian yang tidak ada ujungnya dan terlalu berharap akan membawa seseorang menuju keterpurukan. Begitu saja tanganku membanting ponsel yang tidak pernah kulepaskan dari tadi."Kamu lebih memilih Samira daripada aku istrimu, Liam!""Dia yang mulai perkara denganku, tapi kamu memihak dia?" Dia membuatku kesal. Aku tidak tahu harus bagaimana.Samira, aku benar-benar tersentuh dengan semua caramu menghancurkan hidupku. Aku tidak menyangka kita akan sejauh ini. Aku pikir semua telah berakhir dan Liam menjadi milikku seutuhnya. Tapi, apa yang kamu lakukan? Kamu membuat Liam kembali sukses. Kamu mengacak-acak rumah tanggaku dan mengandung anak Liam.Apa yang harus aku lakukan?Liam, aku ingin kita kembali seperti dulu. Aku ingin kita tetap bersama sebagai pasangan suami-istri. Apakah takdir kita hanya sampai di sini. Katakan padaku b

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 94

    POV : DivaAku sempat terpaku melihat wanita bergaun kimono masuk ke dalam lift yang sama denganku. Wanita jalang yang sedang mencoba menghancurkan pernikahanku sekarang berada di ruang yang sama denganku. Dia memakai gaun kimono yang aku tebak untuk menutupi perutnya yang mulai buncit."Kenapa kaget? Kamu kira kawasan apartemen ini milik pribadimu. Dasar bodoh." Cemoohnya padaku. Aku memperbaiki raut wajahku agar terlihat tetap tenang. "Siapa yang bodoh?" Aku menggelengkan kepalaky. "Kamu tinggal di sini? Bukankah itu berarti kita akan sering bertemu dan kamu akan melihat aku dan suamiku yang sering bergandengan tangan di kawasan ini."Aku melihat dia menekan tombol satu lantai di atasku. Seketika aku sadar melihat senyum tipisnya. Dia memang sengaja tinggal di sini."Seseorang membelikanku apartemen di sini. Tentu saja aku gak akan menolaknya. Benar, kan?" Dia seperti menikmati wajah tegangku. Jangan bilang Liam yang membeli apartemen di atas untuk Samira. Aku harus sabar dan jang

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 93

    POV: DivaSelama beberapa hari aku merasa gelisah. Liam belum pernah pulang setelah berita pria itu di semua media. Apakah sekarang Liam telah tinggal bersama Samira? Banyak pertanyaan di kepalaku.Jika terjadi sesuatu pada pernikahanku, aku juga akan kehilangan semangat hidupku lagi. Aku tidak mengira Samira akan kembali pada kehidupan Liam.Jadi selama ini Samira hanya berpura-pura menjauh dari Liam, tapi kenyataannya wanita sialan itu sedang berputar-putar disekeliling suamiku. Dia hanya sedang mempermainkan waktu untuk menghancurkan hidupku perlahan-lahan. Dan keluarga Liam membantunya.Mereka tau semenjak Liam bersamaku, dia mendapatkan banyak tekanan dari keluargaku dan ekonomi kami yang buruk.Aku duduk di sofa putih menghadap jendela kaca yang tertutup tirai putih. Cahaya matahari membuat ruangan ini tidak gelap. Ya, aku sengaja mematikan semua lampu di rumah ini. Agar aku tau jika Liam datang, biasanya dia akan menghidupkan lampu meski siang hari.Samira adalah wanita yang p

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 92

    "Saya berjanji akan melakukan tugas saya sebagai pemimpin perusahaan dengan baik. Berkontribusi meningkatkan perekonomian perusahaan." Liam mengakhiri pidatonya lalu tersenyum kecil.Nama Liam Kavindra menjadi pembicaraan di manapun. Bahkan sebuah tabloid membuat artikel tentang rumah tangganya juga."Maaf Pak ada artikel yang mengatakan anda telah menikah dengan wanita selingkuhan anda. Apa komentar bapak atas artikel itu?""Pak Liam...""Pak Liam..."Liam tetap berjalan meninggalkan pers dan mengacuhkan pertanyaan wartawan itu.Hari ini adalah hari kemenangan bagi Liam setelah membuat Rayhard turun tahta. Dia sudah menunggu bertahun-tahun untuk menerima kemenangan ini.Salah siapa Rayhard telah menghancurkan hidupnya dulu dengan perselingkuhan yang dilakukannya dengan Diva. Sekarang perusahaan ini menjadi miliknya.Liam masih ingat Rayhard menghina Diva dengan sebutan penggoda pria kaya. Setahun lalu Liam pernah melihat Rayhard sedang makan di restoran mewah bersama wanita muda. Dan

  • Terjerat Hasrat Boss   Bab 91

    Pagi hari Liam membantu Samira memindahkan barang ke apartemen yang baru ia beli. Lokasinya sangat dekat dengan apartemen miliknya. Dan apartemen itu kelihatan lebih mewah dari pada yang ditempati Diva. Tentu saja hal itu membuat Samira sangat senang, balas dendamnya tercapai. Jika Diva tahu pasti wanita itu akan sakit hati dan menderita.Samira ingin sekali memberitahu Diva tentang ayah anak yang ia kandung. Seharian ini Liam menghabiskan waktunya bersama Samira di apartemen mewah itu, bahkan ia tidak mengangkat panggilan dari Diva."Kamu anterin aku ya belanja kebutuhan bayi." Kata Samira yang sedang menikmati makan siangnya."Kamu kan tau Sa, di luar banyak orang. Apa kata mereka kalau saya jalan sama kamu beli peralatan bayi." "Peduli apa kata orang? Kalau kamu takut, untuk apa memindahkan aku ke apartemen ini? Hanya beberapa langkah dari tempat kamu."Liam meminum air putihnya di gelas, tanda makannya telah selesai. "Saya hanya berjaga-jaga dengan keselamatan kamu. Kalau kamu

DMCA.com Protection Status