Harmoni benar-benar tidak mengingat apa pun. Dia bahkan tidak ingat apa yang telah terjadi dengan mereka semalam dan apa yang telah mereka lakukan. Aiken pun tidak membunuhnya karena tujuannya tapi karena kebohongannya membuat Harmoni mengekorinya terus menerus.
Mereka sedang mencari air bersih juga sesuatu yang dapat mereka makan di pulau itu sebelum malam benar-benar tiba. Mereka harus bertahan sampai anak buahnya menemukan mereka. Pulau itu begitu luas. Mereka tidak mungkin menjelajahinya apalagi mereka tidak tahu bahaya yang ada di pulau itu. Asalkan menemukan air dan makanan, itu sudah cukup. “Kakiku sakit, bisakah kita berhenti sebentar?” Pinta Harmoni padanya. Mereka berdua tidak menggunakan alas kaki dan pakaian mereka pun sudah compang-camping. “Sudah aku katakan padamu, tunggu saja di sisi pantai tapi kau tetap ingin mengikuti aku!” “Aku tidak mau kau pergi sendirian. Bagaimana jika kau tidak kembali lagi?” “Kenapa? Apa kau mengkhawatirkan aku?” “Mengkhawatirkan suami sendiri, apakah salah?” Ucapannya membuat Aiken tersenyum sinis. Wanita bodoh itu benar-benar mempercayai apa yang dia katakan. Seandainya ingatannya tiba-tiba kembali, apakah dia masih berani berbicara seperti itu?” “Sudahlah, sebaiknya kau tunggu di sini. Aku seperti mendengar suara air. Mungkin saja ada sungai di dekat tempat ini.” “Jika begitu kita cari bersama!” Aiken memandanginya dan pada akhirnya, pria itu mengulurkan tangan pada Harmoni. Tidak masalah, dia sedang menjaga makanan untuk buayanya supaya tetap segar. Harmoni yang percaya jika mereka adalah suami istri, meletakkan tangannya ke atas telapak tangan Aiken. Mereka kembali melangkah untuk mencari sumber air dan beruntungnya mereka telah menemukannya tanpa perlu berjalan lebih jauh lagi. Harmoni segera berlari ke arah Sungai. Dia benar-benar haus. Beruntungnya air sungai yang mereka temukan begitu bersih sehingga dapat mereka konsumsi. Rasa dahaga dapat mereka atasi tapi tidak dengan rasa lapar. Kini perut Harmoni berbunyi dengan begitu keras. Aiken menghela nafas. Kenapa dia harus merepotkan diri dengan pembunuh itu? Semoga saja tindakan yang dia lakukan tidak salah karena apa yang dia lakukan saat ini benar-benar mahal. “Maaf, aku lapar,” Harmoni menunduk. Dia jadi malu dan tidak enak hati. Entah kenapa dia merasa ada jarak membentang di antara mereka dan dia pun merasa mereka berdua sepertinya tidak memiliki hubungan yang cukup akrab. Apakah mereka berdua benar-benar suami istri? Jujur saja, dia ragu dengan hubungan mereka. “Tidak apa-apa. Tunggulah di sini baik-baik, aku akan mencari sesuatu. Mungkin saja ada buah-buahan di sekitar sini yang dapat kita makan.” “Kau tidak akan meninggalkan aku, bukan?” Aiken sangat ingin tertawa mendengar pertanyaannya. Pada akhirnya pembunuh bayaran tetaplah gadis tidak berdaya karena tidak memiliki ingatan sama sekali. “Aku tidak mungkin meninggalkan istriku, jadi tunggulah di sini baik-baik,” Dia pun ingin tertawa karena ucapannya sendiri. Harmoni tampak begitu mempercayainya. Dia menunggu Aiken di sisi sungai sambil memeluk tubuhnya yang dingin. Dia harap Aiken tidak lama karena dia mulai takut ditinggal sendirian. Selama dia menunggu, dia mencoba mencari ingatannya. Mungkin saja dia akan mendapatkan sedikit memori mengenai hubungan mereka berdua tapi sayangnya, dia tak dapat mengingat apa pun. Luka di kepalanya pun semakin sakit saja. Harmoni memegangi lukanya tapi dia baru menyadari sesuatu. Kini dia melihat jari jemarinya. Tidak ada cincin pernikahan di sana. Apakah benar mereka suami istri? Aiken tidak langsung menghampiri. Dia memandangi Harmoni dari kejauhan. Cukup satu pukulan, maka wanita itu akan mati dan dia tidak perlu repot membawanya tapi jika dia membunuhnya sekarang, maka dia tidak akan tahu siapa yang membayar wanita itu. Dia kembali dengan beberapa buah yang dia temukan. Harmoni sangat senang melihatnya kembali. Mereka berdua duduk di sisi sungai sambil menikmati buah-buahan untuk mengganjal perut. “Apa benar kita suami istri, Aiken?” “Kenapa? Apa kau ragu?” “Ya, jika kita memang suami istri. Kenapa tidak ada cincin di jari manisku?” Harmoni memperlihatkan jari manisnya yang kosong. “Kau meninggalkannya di kapal karena kau marah padaku.” “Kenapa aku marah padamu?” Dia memandangi Aiken sambil menikmati buahnya. Dia belum bertanya kenapa mereka berdua bisa jatuh ke dalam laut. “Kita sedang berlibur, Harmoni. Kau begitu marah karena aku berbicara dengan seorang wanita. Kau mencurigai aku dan mengira aku berselingkuh dengannya oleh karena itu kita bertengkar hebat dan kau melepaskan cincin pernikahan kita,” luar biasa. Satu kebohongan yang dia lakukan, menimbulkan kebohongan luar biasa lainnya. “Jadi semua gara-gara aku?” Harmoni menunduk, dia tampak bersalah. “Tidak apa-apa, tidak perlu dipikirkan. Yang penting kita selamat dan percayalah, sebentar lagi akan ada yang datang menolong kita.” “Maaf, Aiken,” Harmoni memeluknya, “Aku benar-benar minta maaf padamu. Seharusnya kita tidak bertengkar. Mungkin dengan demikian kita tidak akan berakhir seperti ini,” rasa bersalah yang dia tunjukkan, bukanlah sebuah tipuan walaupun dia tidak merasakan adanya chemistry di antara mereka berdua. “Sudah aku katakan tidak apa-apa,” Aiken merangkul bahunya dan menenangkan dirinya. Baiklah, tidak buruk terdampar di Pulau itu bersama dengan Harmoni. Setidaknya malam ini dia tidak sendirian di Pulau itu. “Mungkin aku cemburu denganmu oleh karena itulah aku marah denganmu. Aku tidak bisa mengingat apa pun jadi maafkan aku.” “Tidak perlu dibahas lagi, sebaiknya kita kembali ke sisi pantai supaya ada yang melihat kita,” dia tidak mau membahas hal itu terlalu jauh karena kebohongan yang dia ucapkan akan semakin besar. “Kenapa tidak di sini saja? Jika kita kembali ke pantai, kita akan kesulitan saat kita membutuhkan air. Tidak ada yang bisa kita gunakan untuk menyimpan air bersih jadi lebih baik malam ini kita bertahan di sini dan besok pagi barulah kita kembali ke pantai” “Baiklah, yang kau katakan ada benarnya. Memang lebih baik kita bertahan di sini. Segera habiskan buahnya, aku akan mencari tempat aman agar kita dapat beristirahat!” “Aku bantu?” “Tidak perlu!” Aiken sudah beranjak dan melangkah pergi. Beruntungnya langit malam itu cukup cerah. Dia harap hujan tidak turun sampai esok pagi karena mereka tidak memiliki tempat berteduh. Aiken mengambil beberapa daun kering yang dapat menjadi alas untuk mereka beristirahat. Dia juga mencari tempat aman meskipun sesungguhnya tidak aman karena binatang buas dan ular bisa saja berada di tempat itu. "Tidurlah, aku akan menjagamu!" "Bagaimana denganmu?" "Aku akan tidur nanti!" Aiken menarik sebuah daun untuk menutupi tubuh Harmoni. Dia akan berjaga sebentar tapi dia justru terjaga sepanjang malam sambil memeluk Harmoni yang kedinginan karena angin malam begitu dingin. Dia berjaga-jaga karena dia khawatir ada binatang buas yang tiba-tiba saja menyerang mereka berdua.Joy kembali ke organisasi karena dia tidak menemukan keberadaan Harmoni. Dia harus memberikan laporan pada pemilik organisasi jika mereka kehilangan pembunuh terbaik yang mereka miliki dan dia pun harus memberitahu jika misi mereka telah gagal. Seorang pria dengan postur tubuh yang cukup tinggi telah menunggu kedatangannya. Pria itu berkulit hitam dengan kepalanya yang tak memiliki rambut. Pria itu adalah Denzel Ward dan dialah pemilik organisasi itu.Seseorang membayarnya dengan harga yang cukup tinggi untuk melenyapkan Archer Smith dan pekerjaan itu sia serahkan kepada Joy juga Harmoni. Kini dia menunggu kabar baik tapi Joy justru menghampirinya dengan tergesa-gesa. "Aku harap kau memberikan kabar baik untukku, Joy. Kau tahu aku tidak terima kabar buruk apalagi kegagalan!""Maaf, Sir. Kali ini aku benar-benar harus menyampaikan kabar tak menyenangkan untukmu, " Joy berdiri cukup jauh dari pria itu. Dia terlihat begitu waspada apalagi dia sangat tahu Denzel akan membunuh siapapun t
Api unggun sudah menyala. Kali ini mereka tidak perlu tidur di sisi sungai lagi karena mereka telah menemukan tempat untuk menyimpan air bersih. Mereka pun sudah memiliki makanan karena Aiken berhasil menangkap beberapa ekor ikan menggunakan tombak kayu yang dia buat seadanya. Mereka berdua berada di sisi pantai, menikmati makan malam mereka. Di situasi seperti itu, dapat menikmati ikan bakar sudah seperti menikmati hidangan mewah dari restoran saja. Harmoni yang kelaparan makan begitu banyak. Aiken membersihkan tulang ikan untuknya. Dia memperlakukan Harmoni seolah-olah wanita itu benar-benar dia cintai. Dia memang sudah gila tapi anggap dia sedang berakting agar Harmoni percaya jika mereka berdua benar-benar suami istri. “Tidak perlu terburu-buru, Harmoni,” dia kembali memberikan sepotong ikan bakar yang baru saja matang. “Maaf, aku benar-benar lapar dan aku tidak bisa menahannya,” semenjak mereka terdampar, yang dia makan hanyalah buah-buahan yang tidak begitu enak itu
“Di sini!” Harmoni melompat di bibir pantai sambil melambaikan kedua tangannya pada beberapa kapal yang tampak mendekati Pulau itu.Pagi sudah menjelang, dia terbangun karena mendengar suara kapal. Aiken masih tidur. Harmoni tidak sempat membangunkannya karena dia takut kapal-kapal itu pergi tanpa melihat keberadaan mereka.Suara teriakannya kini membuat Aiken terbangun. Pria itu beranjak dengan perlahan, Harmoni masih melompat sambil berteriak memanggil kedua kapal yang semakin mendekat."Kenapa kau berteriak?" Harmoni berpaling, mendengar suaranya. “Ada kapal yang datang!” Harmoni berlari menghampiri dengan wajah berseri.“Bagus!” Dia yakin mereka adalah anak buahnya.“Cepat pakai bajumu!” Harmoni melemparkan pakaian Aiken dengan wajah memerah karena di atas tubuh pria itu terdapat bercak merah yang dibuat olehnya.Dia kembali berlari ke sisi pantai dan kembali melompat supaya terlihat oleh orang-orang yang ada di atas kapal itu. Aiken begitu santai. Dia menghampiri Harmoni sambil
Aiken benar-benar membawa Harmoni pulang ke rumahnya. Pakaian yang dapat digunakan oleh Harmoni pun sudah berada di dalam lemari. Semua kebutuhannya telah tersedia dan hal itu dilakukan supaya Harmoni tidak menaruh curiga akan hubungan mereka berdua.Sebelum dia mengetahui siapa orang yang telah memerintahkan Harmoni untuk membunuh adiknya maka dia tidak akan membiarkan Harmoni pergi begitu saja. Dia pun akan membuat hitungan dengan Harmoni setelah dia mendapatkan pelakunya.Harmoni melangkah masuk, mengikuti dirinya. Semua terlihat begitu asing. Tidak ada yang dapat dia ingat sama sekali bahkan tidak ada sedikitpun perasaan yang muncul di hati setelah menginjakkan kaki di rumah itu.Walaupun dia hilang ingatan, seharusnya dia merasa familiar dengan rumah itu tapi kenapa dia tidak merasakannya? Dia merasa sangat asing apalagi para pelayan memandangi dirinya dengan tatapan aneh, tapi tak ada satupun yang berani berbicara.“Pergilah mandi. Aku akan memerintahkan mereka untuk menyiapkan
Harmoni sedang tidur ketika Aleandra datang bersama dengan suaminya. Maximus tidak terlalu peduli tapi istrinya yang heboh. Lagi pula putra mereka sudah dewasa. Aiken sudah bisa mengambil keputusan dan tahu apa yang dia lakukan tapi dia tak bisa menolak keinginan istrinya untuk mengunjungi putra mereka.Dia bahkan ditarik paksa untuk keluar dari lemari padahal dia ingin menikmati waktunya bersantai. Apa boleh buat, mau tidak mau dia mengikuti istrinya tapi pembunuh bayaran yang bersama dengan Putra mereka tidak terlihat sama sekali.“Mana dia, Aiken? Biarkan kami menemui dirinya dan jangan coba-coba menyembunyikan keberadaan wanita itu!” Ucap Aleandra ketika tidak menemukan keberadaan Harmoni.“Mom, Harmoni sedang tidur. Kami terdampar di pulau beberapa hari jadi dia kurang beristirahat apalagi kami harus tidur di atas pasir jadi biarkan saja dia beristirahat .”“Kau begitu baik dengan seorang pembunuh bayaran, Aiken. Jangan terlalu tenggelam dalam permainan karena itu sangat berbahay
Joy kembali mencari keberadaan Harmoni. Dia yakin rekannya itu masih hidup. Dia curiga jika Aiken Smith telah menangkap Harmoni dan menjadikannya tawanan. Dia harap Harmoni dapat menyelamatkan dirinya meski dia sudah mendengar jika tidak ada satu musuh pun yang bisa selamat.Apakah Harmoni menghilang karena telah dihabisi oleh Aiken Smith? Atau jangan-jangan dia sudah berada di markas pria itu dan sedang di introgasi? Apapun caranya, dia harus menemukan keberadaan Harmoni dan membebaskan dirinya.Semua terjadi karena kesalahan yang dia lakukan. Jika dia tidak salah mengenali target maka kejadian itu tidak akan pernah terjadi tapi siapa yang dapat mengenali mereka berdua?Rupa mereka yang sama benar-benar mengecoh. Dia mendapatkan informasi jika yang bisa membedakan mereka berdua hanyalah siat mereka yang jauh berbeda. Joy sedang mengintai di sebuah klub malam yang dimiliki oleh Aiken. Mungkin saja dia bisa bertemu dengan pria itu. Dia akan mengikutinya secara diam-diam jika memang
Aiken mendapatkan telepon dari Stuart jika ada hal penting yang harus dia lakukan. Hari ini dia harus pergi ke kantor tapi dia ragu untuk membawa Harmoni. Dia belum mendapatkan informasi dari organidasi mana Harmoni berasal dan siapa saja sekutunya jadi dia harus waspada karena dia khawatir seseorang yang mengenal Harmoni melihatnya.Jangan sampai Harmoni dibawa pergi secara diam-diam tanpa sepengetahuannya. Dia tidak boleh kehilangan Harmoni begitu saja karena dia adalah petunjuk penting.“Apa kau bisa datang, Master?” Tanya Stuart karena Aiken belum memberikan jawaban.“Aku akan pergi ke sana jadi persiapkan saja semuanya!”“Baiklah. Aku akan memberi mereka kabar untuk segera datang!”Aiken memandangi Harmoni yang sedang sibuk melihat barang-barang yang ada di dalam lemari. Semua barang yang diberikan terlihat bagus tapi dia tidak merasa senang menerima semua barang-barang itu.Hatinya tertuju pada tempat lain dan dia sedang mencari jawaban kenapa dia merasakan hal seperti itu. Har
Aiken telah kembali sebelum makan siang. Dia menyelesaikan semua pekerjaannya dengan cepat agar dia dapat pulang sehingga dia bisa menemani Harmoni. Dia sengaja melakukannya supaya Harmoni tidak tenggelam dalam perasaan takut.Seharusnya dia tidak perlu memperdulikan hal itu. Lagi pula, Harmoni tidak akan bisa pergi ke mana-mana sebab ada anak buahnya.Dia ingin mengajak Harmoni makan siang bersama. Di tengah perasaan gundah yang Harmoni rasakan, dia tahu dia harus membuat Harmoni nyaman bersama dengannya. Dengan begitu Harmoni tidak akan pergi kemanapun karena dia telah mempercayai dirinya.Tak ada yang aneh ketika dia kembali meski dia tidak melihat keberadaan Harmoni. Dia pikir wanita itu sedang tidur atau sedang melakukan sesuatu. Aiken pergi ke dalam kamar tapi dia tidak mendapati Harmoni.“Harmoni!” Aiken memanggilnya sambil mencarinya ke balkon kamar. Dia pun tak menemukan Harmoni di sana oleh karena itu dia keluar dari kamar sambil berteriak.“Ke mana wanita itu?!” Teriakannya
Tom masih saja tidak mau memberitahu siapa yang telah membunuh Kakak Harmoni. Dia berusaha mempertahankan kesetiaannya agar dia tidak menghianati Danzel. Harmoni semakin kesal dibuatnya. Dia memecut tubuh pria itu dengan tali cambuk berdiri. Dia bahkan memerintahkan anak buah Aiken untuk membantunya. Dia harus mendapatkan jawaban akan kematian kakaknya. Segala cara akan dia lakukan untuk mendapatkan informasi itu. Pada"Kau tidak akan mendapatkan apa pun, Harmoni. Aku tidak akan pernah memberitahu dirimu siapa yang telah membunuh kakakmu!" Dia berteriak setelah mendapatkan satu cambukan dari anak buah Aiken"Kau tidak akan mati dengan mudah. Aku bersumpah tidak akan membiarkan kau mati dengan mudah.""Aku tidak peduli! Ha... Ha... Ha!" Dia justru tertawa terbahak walaupun dia kembali mendapatkan cambukan. "Aku masih ingat bagaimana dengan keadaannya dulu. Kami semua mengeroyoknya dan memukulnya sampai babak belur. Dia memohon pada kami untuk tidak membunuhnya tapi apa kau tahu apa
Anak buahnya sudah tidak bisa menjawab tapi sambungan telepon mereka masih tersambung. Danzel dapat mendengar suara ledakan juga beberapa letusan senjata api. Dia mencoba memanggil orang kepercayaannya tapi tidak ada lagi jawaban.Tiba-tiba saja suasana menjadi hening. Yang terdengar hanya laju mobil saja. Tidak ada yang menyadari jika ponsel anak buahnya terpental di sisi jalan dan berada di rerumputan.“Apa kau mendengar aku, Tom?!” Danzel berteriak, memanggil orang kepercayaannya itu.Dia melakukannya cukup lama sampai akhirnya dia tak mau melakukannya lagi dan mengumpat penuh emosi.“Kurang ajar!” Ponsel dilempar, benda itu membentur dinding hingga hancur berkeping-keping.Semua gara-gara Joy. Dia tidak akan membiarkan wanita itu hidup dengan nyaman setelah menghancurkan seluruh rencananya. Dia pun akan menghancurkan Harmoni yang telah begitu berani mengkhianati dirinya.Danzel keluar dari ruangan. Dia memerintahkan anak buahnya yang tersisa untuk mengikuti dirinya. Saatnya mela
Telepon berdering, Danzel tampak frustasi. Dia tahu itu pasti dari kliennya yang melihat kejadian itu karena berita itu disiarkan secara langsung oleh beberapa stasiun televisi.Anak buahnya sedang membuat kekacauan. Mereka menyerang semua orang yang ada di sana dan menargetkan sang wakil presiden. Kepanikan orang-orang membuatnya kesulitan melihat musuh tapi itu berapa saat saja karena secara tidak terduga, anak buahnya diserang oleh sekelompok orang yang muncul secara tiba-tiba.Kedua mata melotot, Danzel terkejut melihat itu tapi yang membuatnya lebih terkejut adalah kemunculan Aiken dan Harmoni yang menyerang anak buahnya.“Kurang ajar!” Danzel memukul meja. Dia berusaha berbicara dengan anak buahnya tapi suara mereka tidak terdengar jelas.“Joy, apa kau mendengar aku?!” Dia mencari Joy tapi dia juga tak bisa mendengar suara Joy. Lama-lama rekaman mulai kacau. Itu karena Joy yang mengacaukannya supaya Danzel tidak melihat terlalu jauh apa yang dia lakukan.Danzel kembali mengump
Danzel hanya mengawasi dari jauh. Dia mempercayai para anak buahnya untuk melakukan misi itu. Bagaimanapun dia adalah pemilik organisasi jadi dia tidak pernah terlibat secara langsung dalam misi yang dijalankan. Dia hanya perlu menunggu kabar baik dari para anak buahnya. Dia pastikan semuanya dapat berjalan dengan lancar. Dia juga memberi perintah pada orang kepercayaannya untuk memantau joy. Sudah banyak orang berkerumun di tempat bersejarah itu karena wakil Presiden akan berorasi di sana. Rencana itu tentu saja bukan direncanakan satu atau dua bulan sebelumnya tapi telah direncanakan oleh Danzel begitu lama. Dia mendapatkan bayaran yang cukup besar untuk misi itu. Setiap misi yang dia dapatkan tentu mempertaruhkan reputasinya. Tidak saja dituntut untuk berhasil tapi dia pun tidak boleh mengecewakan klien yang mempercayai dirinya dalam misi tersebut. Dia memantau melalui CCTV yang telah diretas oleh Joy. Tugas Joy adalah menunjukkan pada Danzel apa yang terjadi di tempat itu tapi
“Apa yang kau lakukan, Joy?” Danzel mencurigainya. Dia tahu Joy baru saja dari ruangannya.“A-aku mencarimu, Sir,” Joy berusaha menenangkan diri. “Kau mencariku, untuk apa?” Danzel memandangi tas yang dibawa oleh Joy. Firasatnya mengatakan jika anak buahnya itu telah melakukan sesuatu. “Aku hanya ingin memberikan laporan kepadamu jika situasi sudah cukup aman. Kita sudah bisa menjalankan rencana kita.”“Baiklah, pergilah berkumpul dengan yang lain. sebentar lagi kita akan menuju lokasi!”“Baik, Sir,” Joy melangkah pergi, melewati dirinya.Tatapan mata Danzel Mengikuti Joy. Entah kenapa dia curiga dengan anak buahnya itu. Gerak-geriknya terlihat mencurigakan. Terus terang saja, dia mulai meragukan Joy. Apakah ada yang pernah melarikan diri setelah ditangkap oleh Aiken Smith? “Sir, apa kau tidak menaruh rasa curiga terhadap dirinya?” Tanya orang kepercayaannya yang selalu bersama dengannya.“Entahlah. Aku rasa dia memang harus dicurigai," dia semakin meragukan Joy saja. “Sebaikny
Joy bertugas meretas sistem milik Danzel untuk menemukan nama orang yang hendak membunuh Archer.Dia harus menemukan identitas orang itu terlebih dahulu sebelum dia pergi melakukan misinya dengan Danzel dan anak buahnya. Joy melakukannya ketika tidak ada siapapun yang bersama dengannya. Dia harus berhati-hati dan tidak hanya itu saja, dia telah memasang CCTV agar Harmoni dapat memantau tempat itu. Sebuah earphone telah terpasang di telinganya. Dia melihat situasi terlebih dahulu dan setelah itu dia mengendap dengan perlahan menuju ruangan Danzel. Dia kembali memasang CCTV setiap kali dia melewati lorong. Dia berhenti dan bersembunyi ketika mendengar suara orang berbicara. "Kamera ke-5 sudah terpasang, apa kalian sudah bisa melihatnya?" Joy bertanya pada Harmoni yang sedang mengawasi dan sedang berbicara dengannya. "Roger!" Mereka telah melihat rekaman dari kamera ke-5 yang baru saja dipasang. Harmoni sedang bersama dengan Aiken. Dia bukan ahli dalam bidang itu jadi dia memerluka
Kembalinya Joy membuat mereka lebih serius. Harmoni selalu mendapatkan informasi dari Joy dan tak hentinya dia meminta Joy untuk berhati-hati. Dia pun sedang menunggu kabar dari Stuart. Dia ingin tahu apakah Stuart telah berhasil mengamankan keluarga Joy atau tidak karena dia harus menyampaikan kabar itu pada sahabat baiknya. Joy perlu berkonsentrasi supaya Denzel tidak mencurigai dirinya. Jika keluarganya sudah diamankan maka Joy dapat berkonsentrasi dengan penuh. "Bagaimana, Harmoni. Apa keluargaku sudah berhasil diamankan?" Sebentar lagi dia akan pergi ke markas karena Denzel memintanya untuk datang. "Tunggulah sebentar lagi, aku yakin Stuart akan segera memberi aku kabar!" "Kau tahu, aku sangat berharap pria itu dapat meyakinkan keluargaku dan membawa mereka pergi!" Terus terang saja dia khawatir keluarganya tidak mempercayai Stuart. "Jika kau mencemaskan hal itu, kenapa kau tidak menghubungi Stuart saja? Bukankah kalian sudah saling bertukar nomor ponsel?" "A-ak
Seperti yang Harmoni katakan, markas milik Danzel telah hancur satu. Meskipun itu bukanlah markas utama tapi itu sudah cukup membuat Danzel rugi. Dia tidak kembali ke markas itu karena dia tahu di mana Danzel berada. Dia pergi ke markas utama tapi dia bertindak sehati-hati mungkin. Dia berdandan terlebih dahulu agar terlihat menyedihkan. Dia harus berpura-pura seperti seorang tawanan yang baru saja melarikan diri. Itu supaya dia dapat menipu Danzel. Begitu ada yang melihatnya, Joy langsung dicegat dengan sebuah senjata api. Dia dihentikan dan tidak boleh melangkah lebih jauh. "Beraninya kau kembali setelah kau mengkhianati organisasi?" Ujung senjata api sudah menempel di dada Joy. "Siapa yang mengkhianati organisasi? Apa kau tidak melihat apa yang terjadi denganku?""Kau pergi terlalu lama, bukankah kau melakukannya karena kau ingin menghianati organisasi seperti Harmoni?""Jika aku ingin menghianati organisasi lalu untuk apa aku kembali? Jangan membuang waktuku karena ada inform
Joy memperhatikan Harmoni dan Aiken yang sedang berbicara dengan serius. Pria itu sudah datang, karena Harmoni yang memintanya.Sungguh pemandangan yang tak bisa dipercayai oleh Joy karena Harmoni begitu lengket dengan pria itu. Padahal mereka hampir membunuhnya tapi sekarang Harmoni justru memiliki hubungan dengannya. Entah apa yang sedang mereka bicarakan, Joe dapat menebaknya tapi dia juga penasaran. Dia tahu Harmoni sedang membujuk Aiken Smith untuk melepaskan dirinya. Dia rasa pria itu tidak akan melakukannya dengan mudah dan memang, Aiken sedikit ragu untuk mengabulkan keinginan itu."Kenapa aku harus terburu-buru melepaskan sahabatmu itu, Harmoni?" Bukannya tidak ingin menepati janjinya untuk melepaskan Joy tapi permintaan Harmoni lah yang membuatnya ragu. Dia meminta Joy dilepaskan hari ini juga dan dia tahu mereka berdua telah berbicarakan sesuatu karena dia melihatnya dari rekaman CCTV yang dia sembunyikan tanpa diketahui oleh siapapun. Sayangnya mereka cukup pintar sehing