Share

[S2] Mama Tidak Setuju

last update Last Updated: 2025-01-08 19:08:48

Nilam tersenyum menyeringai, memperbaiki posisi duduknya di kursi dapur, dan mulai menceritakan apa yang terjadi hari ini. "Sebenarnya aku keterima jadi sekertaris pribadi Ma."

Jawaban Nilam itu membuat Bu Mala melotot kaget. "Sekpri?"

Gadis itu mengangguk-anggukkan kepalanya dengan lucu. "Keren kan? Baru ngelamar kerja aja udah dapat posisi bagus," ucapnya penuh rasa bangga.

Bu Mala mengerutkan keningnya. Bukannya senang atau bangga, namun wanita paruhbaya itu tampak kurang setuju dengan pekerjaan yang Nilam dapatkan. "Tolak aja Sayang!"

Nilam melotot tak percaya. "Ditolak? Kenapa Ma?"

"Mama tau kamu itu kayak gimana. Takutnya kamu bukannya fokus kerja malah godain Bos kamu," terang Bu Mala. 'Kayak kamu sama si Jean dulu,' imbuhnya dalam hati.

Nilam langsung berdiri dari kursinya, menatap sang Mama dengan wajah penuh protes. "Kenapa Mama ngomong kayak gitu? Aku kerja buat cari uang, bukan buat yang aneh-aneh!"

Bu Mala mengangkat alis, memandang putrinya dengan tatapan tajam. "Kamu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Janji Dulu!

    "Baiklah, Mama menyerah. Tapi kamu harus janji!" Nilam tersenyum lebar, tahu dirinya telah menang. "Janji apa, Ma?" tanyanya dengan nada penuh antusias."Kamu harus ikuti semua syarat yang Mama tetapkan," jawab Bu Mala dengan tatapan serius. Nilam mengerutkan kening, sedikit curiga. "Syarat apa dulu nih, Ma? Nanti syaratnya berat lagi." Bu Mala mengangkat jari telunjuknya. "Pertama, kamu harus selalu laporan sama Mama tentang pekerjaanmu. Kalau ada hal mencurigakan atau kamu merasa tidak nyaman, langsung cerita ke Mama. Jangan dipendam sendiri!" Nilam mengangguk cepat. "Oke, itu gampang!" "Kedua," lanjut Bu Mala, "kamu harus jaga jarak dengan Bos kamu. Jangan terlalu akrab, apalagi sampai ada urusan pribadi di luar kantor. Fokus aja sama pekerjaan kamu." Nilam tertawa kecil. "Tenang aja, Ma. Aku profesional kok!" "Tunggu dulu—" potong Bu Mala dengan tatapan tajam. "Yang ketiga, kalau sampai ada tanda-tanda kamu terlalu sering dimanfaatkan, entah itu kerjaan yang di luar

    Last Updated : 2025-01-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada-Ada Aja Sih?

    Bu Mala menatap putrinya dengan sorot mata penuh cinta. “Mama tahu, Sayang. Tapi Mama mohon, jangan abaikan kekhawatiran Mama. Kalau kamu mau kerja, Mama izinkan. Tapi biar Surya yang antar kamu. Gak ada motor-motoran, ya?” Nilam terdiam sejenak, menimbang-nimbang. Akhirnya ia mengangguk pelan. “Baiklah, Ma. Aku naik mobil aja. Tapi Mama juga harus janji… Jangan terlalu khawatir lagi, oke?” Bu Mala tersenyum kecil, meski air mata masih membasahi pipinya. “Mama janji…” Surya, yang mendengar percakapan itu, akhirnya menghembuskan napas lega. “Ayo, Mba Nilam. Kita berangkat sekarang,” ujarnya sambil membuka pintu mobil. Nilam mengangguk, lalu melangkah masuk ke dalam mobil. Sebelum menutup pintu, ia menatap ibunya sekali lagi. “Ma, aku sayang sama Mama. Jangan sedih lagi ya…” Bu Mala tersenyum, melambaikan tangan. “Hati-hati di jalan, Sayang…" *** "Sebenarnya Mama itu kenapa sih? Apa-apa selalu berlebihan. Gak pernah percaya sama aku, terus selalu overprotective. Aku kan udah b

    Last Updated : 2025-01-09
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Semobil Berdua

    "Gimana? Daripada bengong di sini ya kan?" "Haaa..." Ia menghela nafas. "Ya sudah Pak." Jean tersenyum. "Ayo masuk!" Dengan gentle Jean membukakan pintu mobilnya untuk Nilam. Ia sempat mendekati Surya yang masih berdiri bengong di posisinya. "Nanti saja aku jelaskan semuanya, Surya!" bisik pria itu sambil memberikan uang untuk supir tersebut. Surya mengangguk ragu. "Oke." Setelah itu Jean menepuk pundak Surya dan pamit dari sana. Meninggalkan Surya yang masih meloading semuanya. "Astaga, yang barusan itu beneran Jean bukan ya? Penampilannya berubah banget. Dan— apa itu tadi? Jean jadi Bosnya Mba Nilam? Plot twist yang gak terduga." Kali ini Surya tidak hanya pusing karena ban mobilnya, tapi juga karena pertemuannya dengan Jean. "Wiii, lumayan dapat sejuta. Kayaknya Jean udah mapan sekarang." Surya menghitung uang yang Jean berikan, mengipas-ngipasnya di depan wajah dan mengecupnya. Happy sekali. Di dalam mobil, suasana terasa canggung terjadi antara Nilam dan Jean. Nilam duduk

    Last Updated : 2025-01-09
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Merasa Dejavu

    Jean melirik sekilas ke arah Nilam. Wajah perempuan itu terlihat serius, bahkan cenderung gelisah. Alisnya berkerut, dan bibirnya sedikit mengatup. "Kenapa? Kamu kelihatan seperti sedang memikirkan sesuatu," tanya Jean, memecah keheningan.Nilam tersentak dari lamunannya, sedikit gugup. "Eh? Gak, Bos. Cuma... saya merasa aneh saja.""Aneh kenapa?" Jean mengangkat alis, penasaran. "Saya gak tahu, Bos. Tapi rasanya seperti pernah mengalami hal yang sama seperti ini sebelumnya," jawab Nilam jujur, meski suaranya terdengar ragu. Jean mengerutkan kening, lalu tersenyum kecil. "Déjà vu, mungkin?""Mungkin," jawab Nilam singkat, menghindari tatapan Jean.Namun, Jean tidak berhenti di situ. "Kalau déjà vu itu biasanya karena ada sesuatu yang mirip dengan kenangan kita. Kamu pernah kerja bareng bosmu sebelumnya di situasi seperti ini?"Nilam menggeleng cepat. "Gak pernah, Bos. Ini pengalaman pertama saya kerja. Hanya saja...""Hanya apa?""Gak tau kenapa saya seperti pernah melakukan ini sa

    Last Updated : 2025-01-09
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Rasanya Masih Sama

    "Ada yang mau kamu tanya kan?""Semuanya sudah jelas kok, Pak." Nilam tersenyum penuh rasa yakin. Membuat Jean yang ada di depannya mengangguk bangga."Oh ya, sebelum mempelajari dokumen yang aku berikan. Tolong buatkan aku kopi dulu!""Siap Pak," sahut Nilam dengan semangat. "Takarannya 2:1 kayak biasanya kan?" lanjutnya tanpa sadar.Jean terpaku kaget. Alisnya terangkat, wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut. "Biasanya?" Jean menoleh, menatap Nilam tajam namun penuh rasa ingin tahu.Nilam langsung tersadar dengan apa yang baru saja diucapkannya. Matanya melebar, dan wajahnya memerah. "Eh, maaf, Pak! Maksud saya, em... Tadi itu saya asal nebak kok. ehehehe." Ia menggaruk kepala sambil tersenyum canggung. Jean menyipitkan mata, seperti mencoba membaca pikiran Nilam. Namun, ia tidak berkata apa-apa dan hanya mengangguk kecil. "Baiklah, buatkan saja kopinya. Kalau rasanya cocok, aku akan anggap feeling-mu bagus."

    Last Updated : 2025-01-10
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Diam-Diam Ngasih Perhatian

    Sepanjang pagi, Nilam disibukkan dengan berbagai tugas administratif. Ia mengatur jadwal Jean yang padat, mencatat poin-poin penting selama rapat, dan menjawab panggilan telepon dari klien penting. Namun, tantangan terbesar datang ketika ia diminta untuk menyiapkan dokumen untuk presentasi penting yang akan diadakan sore itu. Jean ingin semua detailnya sempurna, tanpa ada satu pun kesalahan. “Pastikan grafik penjualan ini diperbarui sesuai laporan terbaru,” kata Jean sambil menyerahkan file elektronik kepadanya. "Siap Bos. Saya akan mengerjakan semuanya dengan baik." "Thank's." Fiuuuuh... Begitu Jean pergi dari hadapannya, Nilam langsung menghela nafas dan menyandarkan badannya di sandaran kursi. "Padahal ini hari pertama, tapi udah diberondong kerjaan sebanyak ini." Baru beberapa jam duduk di sana, tapi pantat dan punggungnya sudah meronta-ronta minta rebahan. "Emang enak di rumah aja nurut ama Mama. Tapi— aku bosen gak ada kegiatan." "Nilam," suara Jean yang tegas

    Last Updated : 2025-01-10
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Sudah Ada Yang Punya

    "Darimana aja? Kenapa baru muncul?" Nilam menghela napas. "Hari ini sibuk banget aku, Mba. Padahal hari pertama tapi Pak Jean udah ngasih banyak kerjaan." "Ututuuu... Kasian..." Talita memasang wajah prihatin. "Terus sekarang kamu mau ke mana?" "Mau makan siang." "Hah? Kamu belum makan? Udah mau jam 3 ini." "Tadi Pak Jean nyuruh beli makan, tapi aku gak bisa makan dengan tenang kalau kerjaan belum selesai, makanya aku lanjut kerja dulu," balas Nilam. "Nanti kamu balik jam berapa?" Nilam menggeleng. "Belum tau, Mba. Tapi kayaknya lembur sih. Soalnya setengah jam lagi mau diajakin Pak Bos meeting." Jawaban Nilam semakin membuat Talita terperangah. "Meeting? Seriusan? Ini hari pertama kamu loh?" "Mau gimana lagi Mba. Kayaknya Pak Jean pengen aku cepet-cepet paham apa aja tugas-tugasku di sini." Talita menghela napas panjang, lalu menatap Nilam dengan wajah penuh simpati. "Kamu sabar aja, ya!" "Aku sabar kok Mba, ehehehe." "Aku jadi penasaran gimana sih Pak Jean? Dia galak gak

    Last Updated : 2025-01-10
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jadi Pelakor

    “Tapi... dia kan udah punya istri!” Nilam mengguncang-guncang kepalanya sendiri, mencoba menghilangkan pikiran itu. "Eh— punya belum ya?" Tiba-tiba ia teringat peringatan dari mamanya sebelum ia menerima pekerjaan ini. ["Hati-hati kerja sama bos laki-laki, apalagi kalau dia ganteng dan kamu sering dekat sama dia. Jangan sampai kamu jadi pelakor, Nilam!"] “Aku gak mau jadi pelakor,” katanya sambil menghela napas panjang. "Tapi kalo Bosnya seganteng Pak Jean, aku takut gak bisa tahan godaan." Sadar dengan apa yang dia pikirkan, Nilam langsung geleng-geleng kepala. "Astaga Nilam! Sadar! Sadar!" "Udahlah, mending aku abisin makanannya terus balik ke atas." Waktu hampir menunjukkan pukul tiga sore. Nilam buru-buru membereskan makanannya dan kembali ke ruangannya. Ia tak mau memberi kesan buruk dengan datang terlambat ke rapat pertama. Di ruang rapat, semua orang sudah berkumpul. Jean berdiri di depan, terlihat sedang mempersiapkan proyektor untuk presentasi. Begitu melihat Nilam ma

    Last Updated : 2025-01-11

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Honeymoon 03

    Jean ngakak. “Ilegal tapi kamu yang teriak-teriak keenakan."Nilam nyaris keselek. “Kak Jean!”“Oke-oke, aku diem.” Jean mengangkat tangan sambil senyum geli. Tapi dia terus mencuri pandang ke arah istrinya yang sedang makan lahap, rambutnya masih basah, kulitnya bersinar habis kena matahari dan air kolam, dan senyumnya—ah, senyumnya bikin Jean jatuh cinta lagi untuk kesekian kalinya.Selesai makan, Nilam menyender santai di kursi, perut kenyang dan hati senang.“Gila, enak banget. Aku bisa bobo sekarang juga.”Jean nyender di sebelahnya. “Kalo gitu ayo balik kamar. Aku gendong lagi deh.”Nilam melirik malas. “Gak. Makasih. Sekarang aku udah punya banyak cadangan energi. Lagian kalau aku jatuh pas kamu gendong gimana?"“Gak mungkin. Kamu tuh kayak nyawa kedua aku. Harus dijaga.”Nilam diam sebentar, lalu tersenyum lebar. “Aw... co cweeeet.”Jean berdiri dan mengulurkan tangan. “Yuk, Tuan putri aku gandeng aja ke kamarnya."Nilam menggenggam tangannya dan berdiri. “Semoga kali ini kamu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Honeymoon 02

    Nilam berjalan sempoyongan di samping Jean, seperti habis nabrak tiang listrik dua kali. Kakinya lemas, betisnya pegal, dan wajahnya sedikit manyun karena satu alasan: renang yang ditunda hampir tiga jam cuma gara-gara suami over semangat.“Sayang, kamu keliatan capek banget. Gimana kalau renangnya di tunda aja. Jadi kamu bisa istirahat di kamar?” tawar Jean dengan raut penuh sesal."Ya itu kan gara-gara kamu! Bilangnya cuma satu ronde tapi lebih! Kan sialan..." gerutu Nilam dengan bibir manyun-manyun lucu. "Liburan kita tinggal dua hari lagi dan kita masih belum melakukan aktifitas seru di Bali. Kan rugi."Jean menahan tawa sambil menuntun istrinya yang sekarang jalannya lebih mirip orang mabuk. "Tapi aku khawatir kamu pingsan di kolam."Nilam mendelik. “Ya siapa suruh kamu seganas itu? Badan aku masih pegal semua ini.” Suara Nilam agak serak. Wajar sih, habis teriak-teriak keenakan dalam waktu cukup lama, meskipun bukan karena marah. “Dan parahnya lagi, aku belum makan dari tad

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Honeymoon 21+

    "Sayang... Sayaaang...""Sayaaang ayo banguuun...""Hnggg?" Tidur Jean hari itu sedikit terganggu karena panggilan lembut Nilam. "Apa Nilam sayang?" Mau tak mau, ia membuka kedua matanya dan membiasakan sinar matahari menyilaukan pandangannya."Sayang, liat deh!" Nilam memegang pipi Jean yang masih sibuk memfokuskan penglihatannya, memaksa pria yang beberapa tahun lebih tua darinya ini untuk menatap langsung ke arahnya."Nilam? Ngapain kamu pake baju gitu?" Rasa kantuk Jean seketika lenyap, matanya bahkan nyaris mendelik saat melihat istrinya hanya memakai bikini.Yup— BIKINI! Warna pink pula. Ada hiasan pita di bagian dada pula. Dan celananya— kalau ditarik sedikit saja sudah ke mana-mana itu aurotnya Nilam."Iih! Kamu gimana sih?" Nilam yang tadinya berdiri di samping ranjang dengan posisi setengah membungkuk supaya bisa melihat wajah suaminya dari dekat langsung mundur. Dia duduk dengan posisi W di atas tempat tidur sambil memasang raut cemberut. "Katanya mau ngajakin renang pagi-p

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Gak Apa Kan?

    Devi menatap Elisha dengan mata berkaca-kaca. Bukan karena kasihan—tapi karena ia bisa merasakan tulusnya penyesalan itu. Rasa bersalah yang tak hanya tertahan di kepala, tapi meresap hingga ke dalam tulang. Elisha mungkin tak lagi bersama Jean, tapi luka yang ditinggalkan masih menggores.“Sha… semua orang pernah buat kesalahan,” ucap Devi lirih. “Yang membedakan kita adalah gimana kita belajar dari situ.”Elisha hanya menunduk. Tangannya kembali meremas ujung selimut. Kali ini, ia tak lagi menahan air mata. Setetes jatuh, menyusul satu lagi. Tapi tak ada isakan, tak ada tangisan keras—hanya keheningan yang menyakitkan.“Aku cuma pengen jadi ibu yang layak buat Qila,” ucap Elisha lirih. “Aku gak bisa balikin waktu, tapi aku pengen punya kesempatan kedua. Meskipun kecil… meskipun aku harus mulai dari nol.”Devi meraih bahunya, menepuk pelan. “Dan kamu akan punya kesempatan itu, Sha. Kamu udah jalanin hukumannya, kamu udah bayar semua. Yang penting sekarang, kamu harus semangat. Kamu j

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kabar Pernikahan Jean

    Di saat begitu, tiba-tiba saja suara dari televisi kecil yang menggantung di sudut ruangan terdengar lebih jelas. Awalnya hanya sekilas suara pembawa berita yang menyebut nama-nama populer di dunia bisnis, tapi tak lama, gambar wajah Jean dan Nilam terpampang jelas di layar.Devi yang tadinya menunduk menepuk-nepuk punggung balita, refleks mendongak ke arah TV.“Eh, itu bukannya?” gumam Devi.Elisha pun spontan ikut menoleh. Pandangannya langsung tertumbuk pada tayangan berita infotainment yang menampilkan potongan-potongan video pernikahan mewah. Ada kilatan blitz kamera, dekorasi bunga warna peach dan putih, dan tentu saja—sosok Jean yang mengenakan setelan jas putih elegan, berdiri di samping seorang wanita cantik bergaun pengantin berwarna senada.“Jean, pengusaha muda sukses sekaligus duda beranak satu, hari ini resmi menikahi Ayunda Nilam Wijaya anak dari pengusaha properti Wijaya dan ibunya Bu Mala, pemilik franchise minuman terkenal di Indonesia. Pernikahan mereka digelar seca

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari-hari Elisha

    Suara anak-anak menyanyi riang memenuhi aula kecil yang terang oleh cahaya matahari yang menyusup dari jendela. Di tengah kerumunan anak-anak itu, berdiri seorang wanita dengan senyum keibuan—rambutnya dikuncir sederhana, seragam berwarna abu-abu yang dikenakan pun tak bisa menyembunyikan aura keibuannya.Elisha...Mantan istri Jean itu kini tengah menjalani kegiatannya yang seperti biasa. Dan karena hari ini hari senin, ia dapat jadwal mengajar untuk anak-anak panti asuhan sebagai bentuk kontribusi sosialnya“Ayo, kita ulang lagi dari bagian reff-nya ya, pelan-pelan, satu-satu.”Elisha mengangkat tangannya memberi aba-aba. Tangannya menggenggam ukulele kecil, yang ia petik lembut untuk mengiringi anak-anak menyanyi. Suaranya sabar, tidak pernah meninggi, bahkan ketika beberapa anak mulai tak fokus."Bunda, aku lupa nadanyaaa,” rengek salah satu anak.Elisha tertawa kecil. “Nggak apa-apa, kita ulang bareng-bareng. Kita belajar pelan-pelan ya, sayang.”Anak-anak kembali tertawa, suasan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dihantui Rasa Iri

    "Liat deh, Dikta!"Dikta yang sedang bersantai sambil bermain ponsel, dikejutkan dengan kedatangan ibunya yang heboh. Di tangan kanannya Bu Sinta membawa sebuah ponsel yang hendak ditunjukkan padanya."Liat ini deh, Nak!" Bu Sinta memberikan hapenya pada Dikta."Apa ini Ma?" tanya pria berambut sedikit panjang itu."Itu acara pernikahan Jean dan Nilam kemarin."Dikta yang tadinya tak begitu tertarik dengan kabar yang akan di sampaikan oleh Mamanya, seketika mengalihkan pandangannya ke arah ponsel pintar tersebut.Di dalamnya ada beberapa foto pernikahan Nilam yang meriah. Dari proses pengikatan janji suci hingga resepsi. Foto-foto itu di posting di akun IG bu Mala. Tentu saja caption yang menyayat hati."Akhirnya Nilam nikah juga ya," ucap Bu Sinta kagum. "Tapi sayang, suaminya itu duda. Musuh kamu pula."Dikta terdiam. Ucapan sang Mama terdengar nyelekit tapi ada benarnya. Yang dimaksud musuh di sini bukanlah musuh di persidangan, tapi rival sesama CEO perusahaan."Padahal Nilam masi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bulan Madu 21+

    "Kayaknya, ga usah nunggu lama, aku bakal hamil deh, Yang." Jean yang sudah dilanda rasa kantuk itu seketika membuka lagi kelopak matanya, karena mendengar ucapan Nilam barusan. "Kenapa?" Ia melirik ke arah sang istri yang sedang membalut tubuhnya menggunakan bedcover hingga sebatas leher. "Gimana enggak, kamu jago banget nembaknya. Rahimku berasa penuh gara-gara kamu keluar beberapa kali tadi." Jean seketika jadi salting. Ucapan Nilam yang terdengar Nilam itu benar-benar membuatnya salah tingkah. Ia memiringkan tubuhnya dan memeluk perut Nilam. "Ya bagus dong, supaya Qila gak terlalu lama menunggu punya adiknya." Nilam meringis kecil. Ia sedikit kegelian saat Jean mengusap pelan perutnya yang rata. "Aku juga seneng banget kalau punya anak dari ibu se gemesin dan secantik kamu," lanjut Jean sambil mengecup pipi Nilam. "Kamu maunya anak laki-laki atau perempuan?" tanya Nilam kemudian. Sejujurnya dia memang sudah sangat mengantuk, ditambah aktivitas panas keduanya beberapa waktu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Malam Indah (21+)

    "Capeknya..." Kasur yang empuk adalah tempat yang paling Nilam impikan sejak beberapa jam yang lalu. Punggungnya benar-benar sudah pegel karena terus berdiri di acara resepsi. Kakinya juga. Kalau bukan Tuhan yang nyiptain, kakinya udah patah sih kayaknya. "Ganti baju dulu, Nilam sayang. Kamu juga belum bersih-bersih." Jean yang mengikuti gadis itu di belakangnya, mulai melepaskan jas pengantinnya. FYI, mereka emang langsung nyewa satu kamar hotel yang berada di gedung yang sama dengan acara resepsi karena permintaan Nilam. Maklum, kaum mager seperti Nilam ga bakal sanggup kalau setelah resepsi harus pulang dulu ke rumah atau apartemen. Apalagi jaraknya hampir 2 jam dari sini. "Mager sayang. Maunya langsung tidur." "Emang kamu ga sumpek pake gaun gitu?" Nilam membuka matanya. Ia melihat ke arah Jean yang sedang menyingsingkan lengan kemeja panjangnya. "Ya sumpek sih. Tapi beneran mager banget ini." Jean menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum maklum sambil menarik kedua pergelanga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status