Share

[S2] Semobil Berdua

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-09 20:23:55
"Gimana? Daripada bengong di sini ya kan?"

"Haaa..." Ia menghela nafas. "Ya sudah Pak."

Jean tersenyum. "Ayo masuk!" Dengan gentle Jean membukakan pintu mobilnya untuk Nilam.

Ia sempat mendekati Surya yang masih berdiri bengong di posisinya. "Nanti saja aku jelaskan semuanya, Surya!" bisik pria itu sambil memberikan uang untuk supir tersebut.

Surya mengangguk ragu. "Oke."

Setelah itu Jean menepuk pundak Surya dan pamit dari sana. Meninggalkan Surya yang masih meloading semuanya.

"Astaga, yang barusan itu beneran Jean bukan ya? Penampilannya berubah banget. Dan— apa itu tadi? Jean jadi Bosnya Mba Nilam? Plot twist yang gak terduga." Kali ini Surya tidak hanya pusing karena ban mobilnya, tapi juga karena pertemuannya dengan Jean.

"Wiii, lumayan dapat sejuta. Kayaknya Jean udah mapan sekarang." Surya menghitung uang yang Jean berikan, mengipas-ngipasnya di depan wajah dan mengecupnya. Happy sekali.

Di dalam mobil, suasana terasa canggung terjadi antara Nilam dan Jean. Nilam duduk
CH. Blue Lilac

Makasih buat kakak readers yang masih stay sampai season dua ini. Love banget buat kalian. BTW, othor boleh minta tolong gak? Bantuin nyalain bintang 5 buat novel ini dengan cara review? Pleaseee.. krisan kalian yang bikin othor semangat 😍🥰

| 22
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
rezzh
Baguusss ceritanya keren
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Merasa Dejavu

    Jean melirik sekilas ke arah Nilam. Wajah perempuan itu terlihat serius, bahkan cenderung gelisah. Alisnya berkerut, dan bibirnya sedikit mengatup. "Kenapa? Kamu kelihatan seperti sedang memikirkan sesuatu," tanya Jean, memecah keheningan.Nilam tersentak dari lamunannya, sedikit gugup. "Eh? Gak, Bos. Cuma... saya merasa aneh saja.""Aneh kenapa?" Jean mengangkat alis, penasaran. "Saya gak tahu, Bos. Tapi rasanya seperti pernah mengalami hal yang sama seperti ini sebelumnya," jawab Nilam jujur, meski suaranya terdengar ragu. Jean mengerutkan kening, lalu tersenyum kecil. "Déjà vu, mungkin?""Mungkin," jawab Nilam singkat, menghindari tatapan Jean.Namun, Jean tidak berhenti di situ. "Kalau déjà vu itu biasanya karena ada sesuatu yang mirip dengan kenangan kita. Kamu pernah kerja bareng bosmu sebelumnya di situasi seperti ini?"Nilam menggeleng cepat. "Gak pernah, Bos. Ini pengalaman pertama saya kerja. Hanya saja...""Hanya apa?""Gak tau kenapa saya seperti pernah melakukan ini sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Rasanya Masih Sama

    "Ada yang mau kamu tanya kan?""Semuanya sudah jelas kok, Pak." Nilam tersenyum penuh rasa yakin. Membuat Jean yang ada di depannya mengangguk bangga."Oh ya, sebelum mempelajari dokumen yang aku berikan. Tolong buatkan aku kopi dulu!""Siap Pak," sahut Nilam dengan semangat. "Takarannya 2:1 kayak biasanya kan?" lanjutnya tanpa sadar.Jean terpaku kaget. Alisnya terangkat, wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut. "Biasanya?" Jean menoleh, menatap Nilam tajam namun penuh rasa ingin tahu.Nilam langsung tersadar dengan apa yang baru saja diucapkannya. Matanya melebar, dan wajahnya memerah. "Eh, maaf, Pak! Maksud saya, em... Tadi itu saya asal nebak kok. ehehehe." Ia menggaruk kepala sambil tersenyum canggung. Jean menyipitkan mata, seperti mencoba membaca pikiran Nilam. Namun, ia tidak berkata apa-apa dan hanya mengangguk kecil. "Baiklah, buatkan saja kopinya. Kalau rasanya cocok, aku akan anggap feeling-mu bagus."

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Diam-Diam Ngasih Perhatian

    Sepanjang pagi, Nilam disibukkan dengan berbagai tugas administratif. Ia mengatur jadwal Jean yang padat, mencatat poin-poin penting selama rapat, dan menjawab panggilan telepon dari klien penting. Namun, tantangan terbesar datang ketika ia diminta untuk menyiapkan dokumen untuk presentasi penting yang akan diadakan sore itu. Jean ingin semua detailnya sempurna, tanpa ada satu pun kesalahan. “Pastikan grafik penjualan ini diperbarui sesuai laporan terbaru,” kata Jean sambil menyerahkan file elektronik kepadanya. "Siap Bos. Saya akan mengerjakan semuanya dengan baik." "Thank's." Fiuuuuh... Begitu Jean pergi dari hadapannya, Nilam langsung menghela nafas dan menyandarkan badannya di sandaran kursi. "Padahal ini hari pertama, tapi udah diberondong kerjaan sebanyak ini." Baru beberapa jam duduk di sana, tapi pantat dan punggungnya sudah meronta-ronta minta rebahan. "Emang enak di rumah aja nurut ama Mama. Tapi— aku bosen gak ada kegiatan." "Nilam," suara Jean yang tegas

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Sudah Ada Yang Punya

    "Darimana aja? Kenapa baru muncul?" Nilam menghela napas. "Hari ini sibuk banget aku, Mba. Padahal hari pertama tapi Pak Jean udah ngasih banyak kerjaan." "Ututuuu... Kasian..." Talita memasang wajah prihatin. "Terus sekarang kamu mau ke mana?" "Mau makan siang." "Hah? Kamu belum makan? Udah mau jam 3 ini." "Tadi Pak Jean nyuruh beli makan, tapi aku gak bisa makan dengan tenang kalau kerjaan belum selesai, makanya aku lanjut kerja dulu," balas Nilam. "Nanti kamu balik jam berapa?" Nilam menggeleng. "Belum tau, Mba. Tapi kayaknya lembur sih. Soalnya setengah jam lagi mau diajakin Pak Bos meeting." Jawaban Nilam semakin membuat Talita terperangah. "Meeting? Seriusan? Ini hari pertama kamu loh?" "Mau gimana lagi Mba. Kayaknya Pak Jean pengen aku cepet-cepet paham apa aja tugas-tugasku di sini." Talita menghela napas panjang, lalu menatap Nilam dengan wajah penuh simpati. "Kamu sabar aja, ya!" "Aku sabar kok Mba, ehehehe." "Aku jadi penasaran gimana sih Pak Jean? Dia galak gak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jadi Pelakor

    “Tapi... dia kan udah punya istri!” Nilam mengguncang-guncang kepalanya sendiri, mencoba menghilangkan pikiran itu. "Eh— punya belum ya?" Tiba-tiba ia teringat peringatan dari mamanya sebelum ia menerima pekerjaan ini. ["Hati-hati kerja sama bos laki-laki, apalagi kalau dia ganteng dan kamu sering dekat sama dia. Jangan sampai kamu jadi pelakor, Nilam!"] “Aku gak mau jadi pelakor,” katanya sambil menghela napas panjang. "Tapi kalo Bosnya seganteng Pak Jean, aku takut gak bisa tahan godaan." Sadar dengan apa yang dia pikirkan, Nilam langsung geleng-geleng kepala. "Astaga Nilam! Sadar! Sadar!" "Udahlah, mending aku abisin makanannya terus balik ke atas." Waktu hampir menunjukkan pukul tiga sore. Nilam buru-buru membereskan makanannya dan kembali ke ruangannya. Ia tak mau memberi kesan buruk dengan datang terlambat ke rapat pertama. Di ruang rapat, semua orang sudah berkumpul. Jean berdiri di depan, terlihat sedang mempersiapkan proyektor untuk presentasi. Begitu melihat Nilam ma

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Naksir Ya?

    Jean membuka pintu kamar putrinya dengan hati-hati, memastikan tidak ada suara yang bisa membangunkan anaknya yang sudah mulai beranjak remaja itu.Namun, saat memasuki kamarnya, dia dikejutkan dengan sebuah bingkai foto yang sedang dipeluk oleh anaknya. Juga, jejak basah disudut mata putrinya yang menandakan jika Qila baru saja menangis.Dengan perlahan, Jean menarik bingkai foto tersebut dari pelukan Qila. Bocah itu menggeliat pelan dalam tidurnya. Namun untungnya dia tidak terbangun.Jean duduk di tepi ranjang putrinya, memandangi bingkai foto yang baru saja ia ambil. Foto itu adalah gambar keluarga mereka sebelum semuanya berubah— Jean, mantan istrinya, dan Qila yang masih kecil, tersenyum bahagia di sebuah taman.Pandangan Jean menjadi kabur oleh emosi yang tak bisa ia tahan. Ia tahu betul bahwa Qila merindukan keutuhan yang dulu mereka miliki. Tetapi situasi yang terjadi tak lagi bisa diubah. Dengan lembut, Jean mengusap kepala Qila, menggeser beberapa helaian rambut dari waja

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ingatan Samar

    "Ughh..." Ia menutup kedua matanya dengan telapak tangan. Mencoba menghalau rasa sakit itu."Nilam, kamu kenapa?"Perempuan itu tersentak kaget saat Jean tiba-tiba sudah berdiri di depannya. "P- Pak Jean.""Kamu kenapa? Sakit?" Jean mengerutkan keningnya, wajahnya tampak khawatir.Nilam menggeleng. "Enggak Pak. Saya gak apa-apa kok."Tak puas dengan jawaban yang Nilam berikan, Jean justru memandangi perempuan itu dengan lamat, memastikan jika Nilam tidak sedang berbohong padanya. "Kamu yakin?""Iya Pak.""Kamu kalau sakit mending pulang aja!"Nilam kaget. "E— enggak usah Pak. Saya gak apa kok. Barusan itu cuman vertigo aja. Ehehehe."Jean melipat kedua tangannya. Meskipun dia tidak yakin, namun Jean mencoba untuk mempercayai ucapan Nilam. Toh, kalau dia terlalu khawatir dia takut Nilam akan merasa canggung."Ya sudah kalau kamu baik-baik saja," kata Jean pada akhirnya. "Omong-omong, rangkuman rapat kemarin sudah siap kan?"Nilam mengangguk. "Sudah Pak. Mau dicek sekarang?""Boleh. Lan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kok Deg-deg'an?

    Setelah satu jam, rapat akhirnya selesai. Para peserta mulai keluar dari ruangan sambil berbincang-bincang. Jean membereskan beberapa dokumen di meja, sementara Nilam berdiri di belakang, ragu apakah harus langsung pergi atau menunggu instruksi lebih lanjut. Jean menoleh ke arahnya, menatapnya dengan senyum tipis. "Nilam, kamu bisa ke ruanganku sebentar? Ada yang perlu kita diskusikan." "Baik, Pak," jawab Nilam dengan nada hati-hati. Di dalam ruangan Jean, pria itu duduk di kursinya sambil menyeruput kopi yang tadi dibuat Nilam. Ia menunjuk kursi di depannya. "Duduk aja, Nilam!" Nilam menurut, meskipun hatinya masih berdebar. "Kamu kelihatan banyak melamun di rapat tadi," kata Jean tiba-tiba. "Ada yang salah?" Pertanyaan itu membuat Nilam semakin canggung. 'Hah? Kok Pak Jean bisa nyadar sih? Jangan-jangan diam-diam dia juga merhatiin aku?' pipi Nilam memerah karena pikirannya sendiri. "Kamu okey kan?" "A-ah, maaf Pak. Saya kurang fokus karena..." Suara perempuan it

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bekerja Sama

    PERANGKAP DIKTA"Kamu percaya aku, kan?"Talita menatap mata pria itu, mencoba mencari kebohongan. Namun, Dikta terlalu pandai menyembunyikan niatnya—ekspresinya begitu tulus, penuh luka.Talita mengangguk pelan. "Aku... aku gak tahu, Dik. Tapi aku akan mencari tahu kebenarannya."Dikta tersenyum tipis. "Itu sudah cukup."Talita menghela napas, merasa terjebak dalam sesuatu yang jauh lebih besar dari dugaannya.Yang tidak ia sadari, malam itu ia telah masuk ke dalam perangkap Dikta.Talita duduk di pojokan kafe, menunggu Dikta yang sedikit terlambat. Jujur, ia masih bimbang. Setelah pertemuan terakhir mereka, ia berusaha mengabaikan semua cerita Dikta, mencoba meyakinkan dirinya bahwa Nilam tidak seperti yang pria itu katakan. Namun, semakin ia menghindar, semakin banyak hal yang terasa janggal.Pakaian mahal. Ponsel terbaru. Supir pribadi yang selalu berganti mobil. Dan yang paling mencurigakan, caranya menghindari pertanyaan tentang keluarganya."Maaf telat," suara Dikta mengagetkan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kebohongan 02

    "Mba Talita!"Talita tersentak lagi. Kali ini, yang memanggilnya adalah Nilam sendiri. "Kamu kenapa? Dari tadi diem terus. Ada masalah? Cerita dong! Siapa tau aku bisa bantu." Talita tersenyum tipis, berusaha terlihat santai. "Aku lagi capek. Dikit," lanjutnya sambil memaksakan diri untuk tersenyum."Kamu gak pulang?""Ini masih nunggu ojol. Daritadi gak dapet-dapet."Nilam mengangguk sambil melirik jam tangannya yang juga tampak mahal. "Em, taksi langganan aku udah datang, kamu mau pulang bareng gak?"Talita melirik jam dinding. Masih jam lima sore, waktu yang biasa mereka pakai untuk pulang bersama. Biasanya, Nilam akan menunggu atau mengajak Talita mampir dulu ke kafe dekat kantor."Kok tumben langsung pulang?" tanya Talita hati-hati. Nilam tersenyum, tapi kali ini terasa berbeda—seperti ada sesuatu yang disembunyikannya. "Ada urusan di rumah, dan Mama minta aku pulang cepat. Kamu gak bareng?"Talita hanya bisa menggeleng sambil melihat Nilam melangkah keluar kantor. "Enggak

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kebohongan 01

    Talita mengerjapkan mata, sedikit terkejut. “Iya. Kok kamu tahu?” Jantung Dikta berdetak lebih cepat. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, berusaha tetap tenang. “Dia… kerja di mana sekarang?”“Oh, dia sekertaris di perusahaan tempat aku kerja juga. Kami lumayan dekat,” jawab Talita santai, tidak menyadari ketegangan yang tiba-tiba muncul di wajah Dikta. “Kenapa? Kamu kenal sama Nilam?”Dikta menatapnya sejenak sebelum akhirnya menghela napas. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap langit-langit kafe seolah mencari cara terbaik untuk menjelaskan sesuatu yang berat."Bukan cuma kenal, Talita," katanya akhirnya. "Nilam adalah salah satu alasan kenapa aku masuk penjara."Talita terperanjat. "Apa?!" Dikta menatapnya lekat, memperhatikan bagaimana ekspresi Talita berubah dari bingung menjadi terkejut. "Mustahil," ujar Talita cepat. "Nilam itu cuma gadis biasa, Dikta. Aku gak mungkin percaya kalau dia ada hubungannya sama kamu, apalagi sampai bikin kamu masuk penjara!" Di

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Awal Kerja Sama

    Flashback...["Dikta... Ini aku. Talita."]Talita?Dikta mengerutkan keningnya. Nama itu terdengar begitu asing baginya. Dia tidak ingat sama sekali siapa wanita ini dan untuk apa dia menghubunginya.["Tapi sepertinya kamu sudah lupa, ya kan?"]["Btw, kita ini teman satu sekolah. Aku adik kelas kamu lebih tepatnya."]"Talita..." Ia kembali mengingat. "Oh? Si cupu itu? Aku baru ingat."Begitu gambaran tentang si perempuan muncul di dalam benaknya, ia pun segera membalas pesan Talita, "Iya. Aku ingat kok. Kamu yang dulu pakai kacamata tebal dan pendiam itu kan?"["Ternyata kamu notice juga."]["Duh. Jadi malu."]Dikta membalas lagi, "Ada perlu denganku?"["Aku dengar kamu udah keluar dari penjara kemarin. Apa itu benar?"]"Ya, aku baru keluar kemarin."["Dikta, kalau ada waktu apa bisa kita ketemu? Aku kangen banget sama kamu."]Dikta menatap layar ponselnya cukup lama, mempertimbangkan pesan dari Talita. Ia memang tidak terlalu mengenal perempuan itu saat sekolah dulu. Talita hanya seo

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Pertemuan Talita dan Dikta

    Kafe itu terletak di sudut kota, agak tersembunyi dari keramaian. Bangunannya bergaya industrial dengan dinding bata ekspos dan lampu-lampu redup yang menciptakan suasana hangat, namun juga penuh rahasia. Musik jazz mengalun pelan, menemani percakapan para pelanggan yang lebih banyak memilih duduk di sudut ruangan, seolah ingin menjaga privasi masing-masing. Talita melangkah masuk dengan hati gelisah. Matanya langsung menyapu ruangan, mencari sosok yang telah menunggunya. Di sudut dekat jendela, seseorang duduk dengan santai. Siluetnya terlihat tenang, tetapi ada aura tekanan yang sulit dijelaskan. Tatapannya tajam, penuh perhitungan, seperti sedang menunggu sesuatu yang lebih dari sekadar pertemuan biasa. Talita menarik napas panjang sebelum akhirnya melangkah mendekat. "Akhirnya kamu sampai?" gumam suara itu begitu ia duduk.Talita menelan ludah. "Kamu nunggu kelamaan ya?"Pria itu menggeleng. "Aku baru aja datang kok."Ada jeda sejenak sebelum suara itu kembali terdengar. "

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Boleh Cium?

    "Aku ingin mencium kamu." Nilam membeku. Matanya membesar, napasnya tercekat.Jean tersenyum semakin lebar melihat ekspresi gadis itu. Tangannya masih bertumpu di dagu Nilam, sementara wajahnya tetap dekat, menunggu respons dari gadis yang kini jelas-jelas sedang panik. "Lalu?" lanjutnya pelan, suaranya seperti bisikan berbahaya. "Aku boleh kan meminta ciuman darimu?" Nilam membuka mulutnya, ingin menjawab— Tapi sebelum ia bisa mengatakan sesuatu, Jean sudah lebih dulu menutup jarak, mengecup bibirnya dengan lembut. Dan saat itu juga, dunia seolah berhenti berputar bagi Nilam.Ciuman itu dimulai dengan lembut. Bibir Jean menekan bibir Nilam dengan penuh perasaan, seolah ingin meyakinkan dirinya bahwa gadis ini benar-benar nyata—bahwa ia benar-benar ada di sini bersamanya.Nilam sempat membeku di awal, terlalu terkejut dengan keberanian Jean. Namun, seiring detik berlalu, tubuhnya mulai rileks. Jantungnya berdetak kencang, tetapi bukan karena panik. Melainkan karena sensasi y

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bibir Pink Favorit Jean

    Jean menghela napas panjang sebelum akhirnya melepas jasnya dan meletakkannya di sandaran kursi. Raut wajahnya masih serius, menunjukkan bahwa sesuatu memang sedang mengganggu pikirannya. Nilam menelan ludah, sedikit canggung berdiri di depan meja Jean sambil menunggu pria itu berbicara. "Polisi bekerja terlalu lambat," gumam Jean akhirnya, nada suaranya penuh ketidakpuasan. "Sudah berhari-hari, dan mereka masih belum bisa menemukan siapa yang menyerang kamu di vila." Mata Nilam sedikit melembut. Ia tahu Jean masih menyimpan amarah karena kejadian itu. Wajar saja, pria itu hampir kehilangan kendali saat pertama kali tahu seseorang menyerangnya. Nilam melangkah mendekat dan berdiri di sisi meja, menatap Jean dengan penuh pengertian. "Pak Jean," katanya lembut, "aku tau kamu marah dan khawatir. Tapi percaya deh, polisi pasti berusaha yang terbaik. Emang butuh waktu untuk menemukan pelaku untuk menemukan pelakunya kan? Apalagi gak ada saksi di sana?"Jean mengusap wajahnya dengan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Reaksi Yang Mengejutkan

    Keesokan paginya, Nilam datang ke kantor dengan wajah berseri-seri. Senyumnya mengembang sejak ia melangkah masuk ke dalam ruangan. Aura bahagia jelas terpancar darinya, seolah dunia sedang berkonspirasi untuk membuatnya terus merasa berbunga-bunga.Saat melewati meja Talita dan Rani, dua rekan kerjanya itu langsung menangkap perubahan ekspresi Nilam. Mereka saling melirik penuh arti sebelum akhirnya menyapanya dengan penuh rasa ingin tahu."Duh, ada apa nih senyum-senyum terus? Pasti lagi happy ya?" tanya Rani sambil mencondongkan tubuhnya ke meja Nilam."Iya, ih! Dari wajahnya, kamu pasti punya kabar baik. Ya kan?" Talita ikut menimpali. Matanya berbinar penasaran. "Kalau punya kabar baik, jangan disimpan sendiri dong. Bagilah sama kita!"Nilam masih mempertahankan senyumnya yang penuh rahasia. Ia menatap kedua temannya dengan tatapan jahil, menikmati rasa penasaran yang jelas terlihat di wajah mereka. "Tapi jangan sampai kaget ya!" ujarnya menggoda. "Apa-apa! Cepetan kasih tahu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Elisha... Di mana?

    Di sebuah sel sempit dan dingin, seorang wanita duduk termenung. Tubuhnya sedikit lebih kurus dari terakhir kali dunia melihatnya, tetapi matanya tetap menyala—bukan dengan kelembutan, melainkan dengan ambisi yang seperti sebelumnya.Tangan rampingnya mencengkeram kain lusuh yang membalut tubuhnya. Bibirnya bergetar, bukan karena udara yang dingin, tetapi karena emosi yang ia tahan selama ini. Mereka benar-benar berpikir bisa melupakannya begitu saja?Ia menutup matanya, mengingat kembali hari-hari sebelum semuanya berubah. Dulu, hidupnya sempurna. Ia punya segalanya—cinta, kehormatan, kehidupan yang diimpikan banyak orang. Tapi dalam sekejap, semuanya direnggut darinya. Dan kini, dari balik jeruji besi, ia hanya bisa mendengar kabar bahwa seseorang telah menggantikan posisinya. Tangannya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Amarah itu masih ada, membara lebih kuat dari sebelumnya. Ia menunduk, rahangnya mengeras.Wanita itu— Elisha.Ia masih duduk diam di sudut selny

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status