Share

Demi Qila

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-26 19:40:11

"Gue sempat kepikiran sesuatu, Na..."

Suara Nilam itu membuat Nana yang tadinya melamun, jadi kembali fokus memandangi gadis itu. "Apa? Lo ada niatan buat jujur?"

Nilam menggeleng. Rambutnya yang dikuncir belakang tengkuk itu sampai ikut bergoyang ke kanan dan kiri.

"Enggak. Gue kepikiran ini barusan banget," jelas Nilam.

"Emang lo mikir apa?"

"Gue kepikiran, apa tabungan gue cukup buat beli rumah yang kemarin itu, supaya pas kak Jean datang, gue nggak ketahuan bohong," ucapnya dengan wajah yang begitu polos tanpa dosa.

Nana melongo. Dia pikir Nilam memikirkan waktu yang tepat untuk jujur sama Jean, taunya malah kepikiran hal random seperti itu.

"Lo bener-bener ya! Kirain lo mau jujur tadi," gerutu Nana sambil menjitak kepala Nilam hingga si empunya mengaduh pelan. "Bisa-bisanya lo malah mau beli rumah orang demi nggak ketahuan."

Nilam yang sedang menggosok kepalanya yang baru saja jadi korban Nana, hanya menden
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Pengen Ketemu Papa

    ["Oke, Papa tutup dulu telfonnya ya! Bye Qila. I love you."] "Love you too Pa." Qila memasang wajah lesu ketika panggilan telfonnya dengan sang Papa berakhir. Ia menatap gurunya lalu mengembalikan benda hitam berbentuk persegi panjang tersebut pada wanita di sebelahnya. "Makasih bu, udah pinjemin Qila hape." Sang guru tersenyum. Ia usap kepala bocah berusia 8 tahun itu sambil berkata, "Sama-sama Qila. Nanti kalau kamu mau pinjem hape ibu buat telfon Papa kamu, bilang aja langsung ya!" Qila mengangguk pelan. "Kamu jangan sedih lagi! Fokus belajarnya ya! Kalau kamu butuh sesuatu, kamu tinggal bilang ke ibu." Qila hanya mengatakan iya dan berterima kasih karena wali kelasnya ini sangat baik padanya. "Bu guru, masuk kelas duluan ya. Kamu tunggu di sini sebentar. Jemputan kamu habis ini datang kok." "Iya Bu." Qila hanya patuh saat sang guru

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Penasaran Parah

    Nilam berdecih. "Sampai rumah aja belom, gimana gue mau ngasih tau lo!"Nana cengengesan. "Iya juga sih."Mereka berdua berjalan ke arah depan. Hari ini Nana memang tidak bawa motor karena pacarnya mau jemput. Sedangkan Nilam, meminta tolong pada Surya untuk menjemputnya.Tapi baru juga di luar gerbang, keduanya melihat kerumunan di area halte yang membuat mereka penasaran."Ada apa ya, Na? Kok kayaknya rame banget?""Enggak tau. Ada kecelakaan mungkin," jawab Nana asal. "Liat ke sana yuk!""Ngapain?""Ya cari tau aja, siapa tau kita kenal ama korban, ya kan?"Nilam sebenarnya malas untuk melihat apa yang terjadi, tapi karena Nana terus menariknya, jadi mau tidak mau, perempuan berambut panjang ini pasrah saja saat di ajak mendekat."Nak, kamu jangan nangis ya! Ayo minum dulu!""Kamu hafal nomor telfon Mama atau Papa kamu?""Rumah kamu di mana? Kok bisa sampai sini?"Nilam dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Aku Rindu Mama

    "Qila!"Melihat papanya berlari ke arahnya, tanpa pikir panjang, Qila langsung turun dari duduknya dan melompat ke arah pria berkemrja hitam tersebut."Papa..." Tangis bocah itu kembali meledak. Ia begitu senang bisa bertemu papanya setelah beberapa minggu berpisah. "Papa, Qila kangen..."Jean mendekap erat Qila seperti sesekor Koala yang sedang menggendong bayinya. Gadis 8 tahun itu terlihat begitu mungil saat berada dalam gendongan Papanya. "Qilaaa, Papa juga kangen sama kamu.""Papa kenapa perginya lama? Papa kenapa nggak mau nemuin Qila?" tanya gadis kecil itu sambil menangis di bahu papanya.Jean mengecup pelipis Qila sambil meminta maaf. "Maafin Papa sayang. Maafin Papa."Nilam yang berdiri tak jauh dari kedua orang itu hanya bisa mengulum senyum kecilnya. Jujur ia merasa terharu karena pertemuan ayah dan anak tersebut.*"Aku bersyukur banget, Qila ketemu sama kamu tadi. Coba kalau enggak ada kamu, mungki

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Terpaksa Ikut Perintah Mama

    "Kamu mau balik?" tanya Jean sambil memperhatikan Nilam."Iya. Soalnya aku masih ada urusan." Nilam menjawab singkat."Mau dianter?""Enggak usah!" tolaknya. "Abis ini kamu kan masih harus nganterin Qila pulang."Jean ikut berdiri saat Nilam berpamitan pada Qila. "Makasih ya karena udah bantuin jelasin situasinya ke Qila," bisik pria itu pada Nilam. "Aku sempet bingung tadi mau ngomong apa ke Qila."Wanita itu tersenyum. "Sama-sama kak," ucapnya. "Oh ya, nanti kalau ketemu Bu Elisha, tolong jangan sampai ke pancing emosi ya! Apalagi di depan Qila. Walau pun Bu Elisha emang salah, tapi tolong tahan amarah kamu."Jean menatap gadis di depannya dengan wajah kagum. Disaat begini, Nilam masih sempat mengingatkannya untuk sabar. "Hm. Aku ngerti. Makasih udah ngingetin."Nilam tersenyum malu-malu. Kebiasaan yang sulit dia hilangkan jika sudah di depan Jean. Yah— memangnya siapa yang bisa menahan diri untuk tidak tersipu di hada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Elisha Panik

    POV ELISHA["Bu! Mbak Qila hilang! Sa- saya udah coba cari di sekitar sekolah tapi nggak ada."]Elisha yang baru keluar dari kamar mandi langsung lemas ketika mendapat kabar jika putrinya menghilang. Mungkin jika Dikta tidak ada di belakangnya, ia sudah ambruk ke lantai saking syoknya."Ada apa Sha?" tanya Dikta pada perempuan yang mulai menangis tersebut."Qi— Qila hilang Pak! Dia nggak ada di sekolah."Dikta melotot kaget. Dia bantu Elisha agar bisa berdiri dengan baik sebelum berkata, "Kamu tenang dulu!""Gimana aku bisa tenang! Qila menghilang dan aku nggak tau dia di mana, bagaimana, terus kalau terjadi sesuatu yang buruk gimana Pak?" tanya Elisha dalam satu tarikan nafas. Raut wajahnya terlihat begitu panik. Bahkan dia menggerakkan tubuhnya tanpa sadar karena terlalu cemas.Dikta menangkap bahu Elisha dan berucap, "Kamu tarik nafas dulu, Sha! Tenang! Kalau kamu panik, situasinya malah makin buruk.""Tapi i

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Siapa Sangka

    "Kamu mau balik ke kantor?" Itulah hal pertama yang Elisha tanyakan pada Dikta ketika bosnya ini baru selesai mengantarnya pulang ke rumah."Enggak. Aku ada acara soalnya," jawab pria dengan kemeja abu-abu itu."Acara apa?""Hari ini Mamaku ulang tahun. Jadi aku mau langsung balik dan OTW ke acara pesta diadakan.""Ow... Gitu ya?""Hm," gumam Dikta sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana. "Sebenarnya aku pengen ngajak kamu buat ngenalin wanita paling aku cintai ke Mama. Tapi— kayaknya kamu bakal nolak karena Qila belum pulang."Jantung Elisha sempat berdebar ketika Dikta menyebutnya seperti itu. Dan yap— wanita mana yang tidak akan bahagia jika disanjung seperti demikian?"Tapi nggak usah khawatir, lain kali aku bakal ngajak kamu ketemu khusus sama Mamaku. Okey?"Elisha mengangguk secara reflek. Lagipula siapa yang bisa menolak pria mapan seperti dikta? Hanya orang bodoh yang mungkin melakukannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Pertemuan Nilam dan Dikta

    "Silahkan."Nilam menerima gelas berisi minuman dari Dikta dengan disertai senyum ramah dan ucapan terima kasih. Ia benar-benar canggung sekali sejak mamanya meninggalkan dia berdua saja dengan orang yang katanya pernah menjadi tetangganya dulu."Sekarang kamu sibuk apa?" Dikta berdiri di samping Nilam, ia sengaja mengambil spot yang sedikit sepi dari tamu undangan karena menyadari jika Nilam sedikit tak nyaman dengan keramaian."Kuliah. Sekarang udah semester 6," jawab gadis cantik itu sambil menghindar dari kontak mata yang Dikta lakukan padanya."Berarti bentar lagi lulus dong?""Kalau nggak ada hambatan sih harusnya gitu."Dikta tersenyum miring. Gelagat-gelagat khas playboy-nya keluar secara alami karena melihat kecantikan Nilam. "Ambil jurusan apa?""Psikologi," Nilam menjawab dengan singkat. Sungguh ia merasa tak nyaman karena terus dipandangi dengan amat intens oleh lawan bicaranya."Wah, keren juga," pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kemarahan Elisha

    Jika di acara ulang tahun Bu Sinta, Dikta berusaha mendekati Nilam entah dengan tujuan apa. Berbeda dengan Elisha yang sibuk mondar-mandir di depan pintu rumahnya. Ia menunggu dengan resah sosok Jean yang katanya sudah berjanji untuk mengantarkan Qila pulang.Wanita dengan daster tanpa lengan yang panjangnya sampai ke mata kaki tersebut, terlihat menggigit kukunya beberapa kali guna mengusir rasa gundahnya. Dia khawatir Jean tidak menepati janjinya."Mama!" Namun kekhawatiran Elisha menghilang saat orang yang sudah dia Tunggu-tunggu, akhirnya tiba juga."Mama!""Qila!" Perempuan 28 tahun itu berlari kecil menghampiri anaknya. Ia peluk anaknya tersebut dengan penuh kasih. "Qila! Kamu ke mana aja sih? Ngapain kamu pergi dari sekolah kayak tadi? Kamu mau bikin Mama cemas?""Maafin Qila Ma." Hanya tiga kata itunyang keluar dari bibir mungil Qila. Toh, mamanya ini sudah tau seperti apa kronologinya."Kamu nggak tau apa, Mama panik ban

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Sst, Ayo Ikut!

    "Jadi Mba gak mau tidur sama Qila, ya?" Qila menundukkan kepalanya dan tak berani menatap Nilam.Nilam yang memperhatikan dengan seksama dan melihat ada cairan bening yang terbendung di mata Qila pun berhenti untuk menggoda Qila.Tentu saja Nilam hanya bercanda dan ia bersedia mengikuti apa yang diinginkan gadis kecil kesayangannya itu tanpa menggerutu ataupun kesal.Nilam langsung memeluk dan berusaha untuk menghibur Qila agar ia tidak bersedih karena kejahilan Nilam."Mbak cuma bercanda, kok, Qila! Jangan sedih gitu, dong!" Nilam mengusap rambut Qila lembut.Jean yang tahu jika Nilam tak serius dengan apa yang ia lakukan tetap diam dan mengamati dari kejauhan."Dasar, anak ini!" Celetuknya mengatai Nilam.Justru Jean merasa gemas karena tingkah Nilam yang layarnya seorang bocah juga sampai-sampai ia ingin menerkamnya."Sabar, sabar, harus menunggu sampai Qila tidur! Harus bisa menahan sabar," gumam Jean menenangkan dirinya dari hasratnya yang hendak bergejolak.Qila yang tadinya tak

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Tidur Bareng

    Akhirnya spaghetti Aglio Olio yang dibuat dengan susah payah sudah siap dihidangkan. Keduanya sampai berpeluh keringat layaknya tengah lomba memasak."Wow! Masakan kita keren banget, ya, Mbak! Qila jadi gak sabar buat nikmatinnya!" seru Qila yang bersemangat."Ya udah kalau gitu, sekarang kita hidangkan dulu! Kamu panggil Papa, ya? Biar Mbak yang siapin semuanya ke meja makan," ujar Nilam. "Tapi sebelumnya kita bersihkan diri dulu! Lihat, tuh! Kaya badut!" sambungnya menahan tawa.Qila pun memperhatikan dirinya sendiri dari yang memang dalam keadaan berantakan. Keduanya saling bertatap mata dan tiba-tiba tertawa.Jean yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik mereka begitu gemas dan bahagia karena keakraban yang terjalin di antara keduanya.Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan melukiskan senyuman di wajahnya, Jean bergumam, "Dasar anak-anak!"Jean pun berlalu meninggalkan mereka berdua yang masih asyik sendiri, menunggu keduanya memanggil dirinya untuk mencicipi hidangan yang su

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Masak Bareng

    SLAAP!Nilam tersentak bangun dari tidurnya. Dadanya naik turun, napasnya memburu. Ia meraba keningnya yang basah oleh keringat dingin. Sekelilingnya masih sunyi, hanya suara detak jam di ruang tamu yang terdengar jelas. Matanya melirik ke arah pintu. Tidak ada siapa-siapa. Tidak ada Elisha. Tidak ada pertengkaran. Hanya dirinya sendiri yang masih duduk di sofa dengan jantung berdegup kencang. "Astaga… mimpi?!" Nilam meremas ujung bajunya, mencoba menenangkan diri. "Kenapa aku mimpi Elisha lagi sih?"Gadis itu menelan ludah, merasa tak nyaman dengan mimpi aneh barusan. Apakah ini pertanda buruk? Atau hanya sekadar mimpi karena ia terlalu khawatir dengan hubungan mereka? "Aduh, kenapa aku jadi kepikiran dia lagi, sih?" gumamnya sambil mengacak-acak rambut sendiri. Ia bersandar ke sofa, mencoba berpikir jernih. Toh, kenyataannya Jean sendiri yang bilang kalau dia sudah cerai. Dan Jean bukan tipe pria yang suka bermain-main dengan kata-katanya. "Lagian, aku juga gak mungkin j

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jauhi Suamiku

    "Kamu siapa? Ngapain di rumahku?!" bentak wanita itu dengan tatapan tajam. Nilam mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba memahami situasi. Wanita yang berdiri di hadapannya tampak anggun dengan balutan pakaian kantoran yang rapi. Rambut panjangnya tersisir sempurna, wajahnya terlihat cantik meski sorot matanya dipenuhi kebencian. "Maaf, tapi siapa ya?" tanya Nilam, masih bingung. Nilam seperti pernah lihat, tapi lupa di mana.Wanita itu mendengus, lalu melipat tangannya di depan dada. "Harusnya aku yang nanya! Kamu siapa? Ngapain di rumahku? Atau jangan-jangan kamu ini maling ya!" Nilam sontak membelalakkan mata. "Apa?! Maling? Aku bukan maling!" "Lalu kamu siapa?!" "Aku pacarnya Jean!" tegas Nilam, tak ingin dituduh yang bukan-bukan. Sejenak, ekspresi wanita itu berubah. Namun, detik berikutnya dia justru terkekeh sinis. "Pacar? Jangan becanda! Aku istrinya!" Deg! Nilam menelan ludah. "Tapi… bukannya kalian sudah cerai?" Elisha—wanita itu—menyipitkan matanya. "C

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Harus Waspada

    Nilam mengangguk, kali ini ekspresinya berubah sedikit lebih serius. "Iya, aku yakin. Aku gak tahu kenapa dia ngikutin aku terus, tapi rasanya aneh aja."Jean menggenggam tangan Nilam erat. "Mulai sekarang, kamu hati-hati, ya. Kalau ada yang aneh, langsung kasih tahu aku. HARUS!" tekan Jean."Aku juga akan minta pihak kepolisian buat cari tau siapa dia. Karena gak mungkin kalian bisa kebetulan bertemu sampai beberapa kali."Nilam mengangguk paham dan patuh pada perintah Jean. Tangannya menggenggam erat lengan pria itu, merasa sedikit lebih tenang dengan kehadirannya. "Aku ngerti, Pak. Aku bakal lebih hati-hati," ujar Nilam dengan suara pelan. Jean masih terlihat tegang. Ia mengusap punggung tangan Nilam dengan ibu jarinya, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja."Dan satu lagi!" Jean menatap Nilam dengan ekspresi serius. "Jangan mudah terkecoh hanya karena penampilan cowok itu ganteng. Paham?"Nilam mencebikkan bibirnya dan mengangguk. "Kalau itu ak

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Selalu Waspada

    "Hai Nilam."Si empunya nama semakin kebingungan. Terlebih ketika lelaki itu mengetahui siapa namanya."K- kamu siapa ya?" tanya Nilam pada cowok berhoodie hitam, memakai masker, dan celana panjang warna senada. Dari suaranya, memang terdengar tidak asing. Tapi wajahnya— wajah itu tidak pernah ia lihat sebelumnya.Penampilan misterius seperti itu tentu saja membuat Nilam menjadi sedikit was-was sehingga mundur beberapa langkah."Kamu lupa ama aku?""Hn?"Gimana dia bisa tau siapa cowok di depannya, jika penampilan orang itu aja sangat mencurigakan."Aku beneran ga inget."Cowok itu menurunkan maskernya. Membuat wajahnya terlihat jelas sekarang.Tapi— lagi-lagi Nilam hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak bisa mengingat wajahmu udah di depannya.Bahkan meskipun pemuda itu sudah memperlihatkan wajahnya, tapi Nilam masih belum mengingat apapun."Nilam..."Saat pemuda itu akan mengatakan sesuatu, terdengar suara teriakan Jean dari kejauhan."Kalau gitu aku permisi dulu ya. Semog

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamar Kedap Suara

    "Nanti, di kamar ini, kita bakal produksi baby Je-Ni." Sambil mengecupi pelipis Nilam, Jean mengungkap apa yang dia pikirkan."B-baby Jeni?" Nilam mengerutkan keningnya."Iya, Jean Nilam junior maksudnya."Pipi Nilam kian memanas. Ia hampir meledak karena kata-kata pria itu."Karena sebelah langsung kamarnya Qila, jadi aku sengaja bikin ruangan ini kedap suara. Biar nanti pas kamu jerit keenakan ga kedengeran Qila," goda Jean makin menjadi-jadi.Nilam langsung berbalik. Ia menatap Jean dan langsung menjewer kupingnya sampai duda ganteng itu kesakitan."Jangan mancing-mancing ya!""Mancing gimana? Aku bicara sesuai fakta.""Fakta apanya! Kamu ngomongnya ngaco, Pak!" tukas Nilam dengan nada tegas.Jean meringis. Ia mengusap pipi Nilam lembut, sementara matanya tak pernah lepas dari wajah ayu sang kekasih. "Apa kamu perlu bukti?"Nilam makin syok."Kalau mau bukti, aku bisa kok nunjukin itu sekarang." Jean semakin intens menggoda perempuan itu.Nilam mendelik. Ia dorong wajah Jean hingga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hadiah Buat Kamu

    Hari ini, Nilam benar-benar tak tahu akan dibawa ke mana oleh Jean. Pria itu hanya mengatakan bahwa ia ingin menunjukkan sesuatu yang istimewa. Dari raut wajahnya, Jean tampak begitu bersemangat, seakan-akan telah menunggu momen ini sejak lama. Mobil mereka akhirnya berhenti di depan sebuah gedung pencakar langit di pusat kota. Bangunan apartemen mewah itu menjulang tinggi, mencerminkan kemegahan dan eksklusivitas. Fasade bangunan yang berlapis kaca tampak berkilauan, memantulkan sinar matahari pagi yang cerah. "Selamat datang," ucap Jean dengan senyum penuh arti. Nilam menatapnya dengan bingung sekaligus penasaran. "Kita ke sini ngapain, Pak?" Jean tak langsung menjawab. Ia justru menggandeng tangan Nilam, membawanya masuk ke dalam lobi yang sangat luas dan elegan. Lantai marmernya mengilap, langit-langit tinggi dengan lampu kristal yang menggantung menambah kesan mewah. Resepsionis menyambut mereka dengan ramah, sementara beberapa penghuni yang terlihat lewat berpakaian rapi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Saling Mengenang

    Nilam sudah siap sejak pagi, dia duduk di ruang tamu dengan kaki bersilang, mengenakan gaun selutut krem dengan motif bunga yang membuatnya terlihat santai namun tetap rapi. Rambutnya yang sebahu dibiarkan terurai, membuat wajahnya terlihat lebih lembut. Pandangannya sesekali mengarah ke layar ponsel, namun ia menahan diri untuk tidak menghubungi Jean.Sesuai janji pria itu semalam, mereka akan pergi ke suatu tempat—meski Jean tak menyebutkan di mana. Nilam sebenarnya penasaran, tapi di sisi lain ia juga menikmati sensasi kejutan yang pria itu siapkan.Suara langkah kaki terdengar mendekat. Ibunya, Bu Mala, muncul dari arah dapur dengan secangkir teh di tangan. Wanita paruh baya itu mengenakan daster batik favoritnya, rambutnya disanggul seadanya. Ia lalu duduk di sebelah Nilam dengan santai.“Masih belum datang ya si Jean?” tanyanya, menyesap teh melati yang aromanya begitu khas. “Belum, Ma. Kayaknya masih di jalan.” “Coba chat aja?” Nilam menggeleng. “Nggak deh. Takutnya dia l

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status