Share

Bukan Kebetulan

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-24 10:49:33

"Akhh!" Patra masih memekik kaget saat mendadak Nero menjambak rambutnya. 

"Mengapa kau begitu takut melihatku, Patra?"

Jantung Patra berdebar begitu kencang hingga tubuhnya gemetar saat akhirnya tatapannya bertemu dengan tatapan Nero. 

Ya, itu Nero. 

Walaupun wajah tampan itu sudah terlihat makin matang dan dewasa.

Walaupun suara itu pun sudah berubah menjadi lebih berat dan dalam.

Namun, Patra tidak akan mungkin melupakan pria yang sudah merasuk ke hatinya begitu dalam sekaligus sudah menghancurkan hidupnya sehancur-hancurnya.

Pria itu ... alasan dari semua nasib buruk dalam hidup Patra dan pria yang paling tidak ingin ia temui lagi seumur hidupnya. 

Patra menatap Nero dengan tatapan yang goyah. "K-kau ...," ucap Patra lirih dan menggantung.

Dan kegugupan Patra pun membuat Nero tersenyum begitu puas. 

"Ya, aku! Mengapa mendadak kau gemetar? Seperti melihat hantu saja! Kau pasti tidak menyangka akan bertemu lagi denganku kan? Tapi ya, kita bertemu lagi, Patra Aurora!" 

Senyuman sinis itu pun makin melebar. Nero melepaskan jambakannya pada rambut Patra begitu saja dengan kasar, sampai tubuh Patra sedikit terhuyung. 

"Kita bertemu lagi setelah sekian lama!" tegas Nero lagi. "Hmm, coba kuhitung sudah berapa lama!" Nero melirik singkat ke atas seolah menghitung, sebelum akhirnya ia kembali menatap Patra. "Kurasa sudah sekitar 6 tahun dan entah kau senang atau tidak bertemu denganku lagi, Patra!"

Nero mundur selangkah sambil menyeringai dan meneguk minumannya, namun tatapannya tidak pernah lepas sedikit pun dari Patra. 

Sesak napas ....

Patra mendadak mengalami sesak napas. Ini adalah situasi yang benar-benar tidak pernah ia bayangkan akan terjadi dalam hidupnya, bertemu lagi dengan Nero dalam kondisi seperti ini, sebagai pimpinan perusahaan dan cleaning service. 

Hati Patra rasanya teriris saat ini dan ia tidak tahu harus berkata apa.

Nero yang melihat ekspresi Patra pun tersenyum miring, ekspresi yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, tapi ia begitu menikmatinya.  

Nero memutar gelas wine di tangannya sambil memicingkan mata menatap Patra. 

"Jadi bagaimana kabarmu? Haruskah kita berbasa-basi dengan saling menanyakan kabar? Toh, kurasa kau juga tidak peduli padaku!" 

"Kau bahkan tidak peduli kalau aku sempat lumpuh setelah kecelakaan waktu itu. Jangan bilang kau tidak tahu aku mengalami kecelakaan!" Nero menaikkan alisnya. 

Patra yang mendengarnya pun membelalak. Nero lumpuh? Patra tidak pernah tahu tentang Nero yang lumpuh setelah kecelakaan karena memang sejak memutuskan untuk pergi, tidak pernah sekalipun ia mencari tahu lagi tentang Nero. 

Hatinya sudah penuh dengan kesedihan dan keterpurukan sampai tidak ada tempat lagi untuk memikirkan hal lain. Lagipula saat itu Patra juga sudah memutuskan untuk menghapus Nero dari hidup dan ingatannya. 

"Selama 2 tahun setelah kecelakaan itu, hidupku kuhabiskan di atas kursi roda. Kau tidak pernah tahu betapa kerasnya aku mengikuti terapi dan memaksa diriku untuk berjalan lagi," ucap Nero dengan penuh tekanan, namun ada luka di setiap ucapannya. 

Seketika mata Patra pun berkaca-kaca. Menyakitkan sekali mendengar semua ini.

Patra tidak tahu harus bersikap seperti apa sekarang, bersyukur karena Nero sudah baik-baik saja atau malah marah karena hidup Patra sendiri juga hancur karena pria itu. 

"Mengapa ekspresimu berubah menjadi begitu sedih, Patra? Apa kau sedih karena aku begitu menderita dulu? Oh, tidak perlu berpura-pura bersimpati padaku karena aku baik-baik saja sekarang!"

Nero merentangkan kedua tangannya seolah menunjukkan pada Patra kalau ia baik-baik saja. Ekspresi Nero yang tadi begitu emosional pun sudah kembali menjadi seringaian mencemooh. 

"Lihat! Aku sudah bisa berdiri dan berjalan dengan normal! Aku sangat sehat sekarang! Kau tahu kan aku bukan pria yang mudah menyerah! Walaupun aku akui aku sempat terpuruk dan mengalami titik terendah dalam hidupku ...."

"Namun aku bangkit, Patra! Aku bangkit dan melanjutkan hidupku yang ternyata jauh lebih berharga daripada hanya sekedar meratapi wanita sepertimu!"

Patra menelan saliva. "Wanita ... sepertiku?" lirih Patra lagi dengan hati yang makin perih. 

"Ya, wanita sepertimu! Wanita yang tidak punya hati! Dan untuk wanita sepertimu, aku sudah menyiapkan kejutan besar untuk membalas semua sakit hatiku!"

Patra kembali membelalak dengan jantung yang masih memacu tidak karuan karena ia sama sekali tidak mengerti apa maksud Nero. 

"Apa ... apa maksudmu?"

Nero tetap menyeringai sambil mulai melangkah mendekati Patra. "Hmm, baiklah, sepertinya harus kujelaskan padamu karena aku bukan orang yang suka berpura-pura sepertimu, Patra!"

Nero melangkah perlahan mengelilingi Patra sambil terus memutar gelas winenya, sesekali merentangkan tangannya dengan gaya yang dramatis, seolah ia sedang memimpin sebuah rapat besar. 

"Setelah mengambil alih perusahaan, aku mencarimu. Singkat cerita ... kau tahu mengapa kau tidak pernah beruntung setiap melamar kerja di perusahaan lain, hmm?"

Patra mengernyit dan makin tidak mengerti dengan ucapan Nero. "Aku ... tidak mengerti. Apa hubungannya semua itu ... denganmu?"

"Ada! Tentu saja semuanya ada hubungannya denganku karena akulah yang sudah melakukannya. Menjegal karirmu sampai tidak ada satu pun perusahaan yang mau menerimamu bekerja."

"Dan di sinilah akhirnya, sekalipun kau sudah berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, kau tetap berakhir denganku!" imbuh Nero. 

Seketika Patra menahan napasnya dan membelalak begitu lebar mendengar pengakuan itu. 

"Pasti awalnya kau berpikir bekerja denganku adalah sebuah kebetulan kan? Tapi kutegaskan padamu kalau tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini!" 

Nero menghentikan langkahnya tepat di belakang Patra lalu ia mendekatkan wajahnya sampai ke samping telinga Patra dan berbisik di sana. 

"Kebetulan itu aku yang menciptakannya."

**

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Lakukan Tugas Pertamamu

    Suara Nero disertai hembusan napas pria itu di belakang telinga Patra alih-alih membuat tubuh Patra meremang malah membuatnya bergidik ketakutan. Jantung Patra berdebar tidak karuan dan Patra benar-benar syok dengan apa yang diucapkan oleh Nero. "Jadi ... kau yang membuatku ditolak di 18 perusahaan sebelumnya?" Suara Patra bergetar, tapi ia tetap berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan, tidak peduli ke mana pun pergerakan Nero saat ini. "Yap! Seperti yang sudah kau dengar tadi, aku yang melakukannya." Tatapan Patra goyah dan air matanya sudah berkumpul di pelupuk matanya saat ini. "Lalu ... apa yang akan terjadi kalau aku melamar kerja di tempat lain lagi dan bukan di Nero Company?""Kau akan tetap berakhir ditolak. Tidak akan ada perusahaan yang menerimamu bekerja selain Nero Company. Hanya aku yang boleh menjadi bosmu. Aku sudah mengaturnya dengan sempurna." Nero mulai melangkah ke depan Patra dan berdiri menghadapnya lagi. Seketika semua rasa simpati yang tadinya Patr

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Aku adalah Wanita Kuat

    "Bersihkan lantainya dan juga sepatuku! SEKARANG!"Untuk sesaat, Patra hanya terdiam mendengar perintah tegas Nero, seolah mempertimbangkan haruskah ia menurutinya atau tidak. Di hatinya, ia terus mengingatkan dirinya kalau ia bukan Patra yang dulu lagi, Patra yang bisa ditindas dan direndahkan. Walaupun Patra tadi memang menangis, tapi tangisan itu hanyalah ungkapan emosi dan rasa kagetnya mendengar apa yang sudah dilakukan oleh Nero. Ya, Patra menangis bukan karena ia lemah. Patra sudah bukan gadis remaja lagi yang begitu naif dan begitu halu membayangkan cinta yang menggebu.Patra yang sekarang adalah Patra yang sudah sadar hidup itu tidak akan berjalan seindah drama-drama yang sering ia tonton, yang membuatnya menangis semalaman namun terus tersenyum sendiri keesokan harinya. Karena pada kenyataannya hidup itu kejam. Dalam hidup, selalu akan ada pilihan yang harus dipilih, walaupun pilihannya sama-sama tidak menyenangkan. Kesadaran itu juga yang membuat Patra sama sekali tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Menatapnya dari Kejauhan

    "Ceritakan padaku, Patra! Apa CEO-nya galak? Apa dia cerewet? Banyak permintaan? Kau tahu kan biasanya kebanyakan orang kaya begitu ribet? Mereka tidak bisa melihat sebutir debu pun!" Selly terus mengomel saat mereka sudah duduk berdua di kantin perusahaan. Tapi Patra malah tersenyum mendengarnya. Sungguh, di saat seperti ini, mendapat teman seperti Selly benar-benar keberuntungan baginya. "Selly, terima kasih kau sudah sangat mempedulikanku, tapi aku baik-baik saja." Patra menangkup tangan Selly. "Astaga, berterima kasih untuk apa? Kau temanku, Patra! Lagipula baik-baik saja bagaimana? Seharusnya tadi kau menolaknya saja, Patra! Kepintaranmu terlalu berharga kalau hanya untuk menjadi cleaning service di sini. Dasar perusahaan gila! Di mana lagi mereka bisa mendapatkan karyawan sepintar kau, Patra!" Patra tetap tersenyum, namun ia terdiam sejenak. Sebenarnya pekerjaan cleaning servicenya masih bisa ia jalani, ia hanya keberatan bertemu dengan Nero lagi. Tapi Nero sendiri sudah m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Hati yang Kacau

    Patra berdiri di depan sebuah rumah sederhana malam itu, rumah kontrakan kecil yang sudah ia tinggali selama dua bulan ini bersama adik laki-lakinya dan ayahnya sejak ia pulang kembali ke kota ini.Sambil memasang senyum terbaiknya, Patra pun merapikan kemeja dan rok span yang ia pakai tadi sewaktu berangkat kerja. "Ya, biarkan seperti ini saja! Mereka tidak perlu tahu apa yang aku kerjakan, yang penting halal dan aku mampu menjalaninya."Senyuman Patra pun makin lebar, sebelum ia masuk ke rumahnya. "Aku pulang!" teriak Patra yang memang sudah biasa ia lakukan agar ayah dan adiknya mengetahui kalau ia sudah pulang. "Eh, Kak Patra sudah pulang, Ayah!" Patrick, adik Patra yang sedang menyiapkan makan malam langsung melongokkan kepalanya ke arah kamar dan berteriak pada ayahnya. "Hmm, makanan apa yang kau siapkan, Patrick? Mengapa baunya harum sekali?" Patra terlihat bersemangat dan langsung menghampiri meja makan yang malam ini begitu penuh dengan makanan. "Eh, cuci tanganmu dulu,

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Insiden Tidak Terduga

    "Aku berangkat dulu, Ayah!" Patra berpamitan pada ayahnya pagi itu, sebelum ia buru-buru berangkat karena takut ketinggalan bus. "Hati-hati, Nak!" sahut Herdi, ayah Patra. Herdi pun menatap Patra yang sudah mulai menjauh dari halaman rumahnya dengan perasaan yang tidak karuan. Andai saja ia tidak sakit-sakitan, mungkin ia yang bekerja keras untuk Patra dan Patrick, bukan membebankan tanggung jawab yang begitu besar pada anaknya itu. Herdi tidak pernah berhenti merasa bersalah karena sudah membawa banyak kesulitan dalam hidup Patra, terutama karena majikannya dulu. Sementara di perusahaan, Nero sudah berdiri di balkon lantai dua. Dari posisi ini, ia bisa melihat ke lobby, reseptionis, sekaligus ke pintu masuk. Dan Juan yang menemani Nero pun terus bertanya-tanya tentang keanehan sikap sahabatnya itu. "Kau datang begitu pagi hanya untuk berdiri di sini sejak tadi, Nero? Sebenarnya apa yang kau lihat? Apa kau mau memeriksa absensi juga? Melihat apakah semua karyawanmu datang tepat

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Kau Harus Dihukum

    Tiga orang wanita cantik berpenampilan seksi nampak duduk bersama di sebuah meja di sudut kantin karyawan. Dua di antaranya adalah karyawan baru yang juga diterima bekerja bersama Patra, tapi salah satunya adalah karyawan senior di sana. "Hei, itu dia wanita yang kemarin melamar kerja bersama kita kan?" tanya salah satu wanita saat ia melihat Patra duduk bersama Selly. "Ah, benar. Dia membuatku insecure karena katanya dia lulusan terbaik di kampusnya itu. Cih, kupikir dia akan diterima kerja setingkat manager, ternyata hanya cleaning service!" sahut wanita lain mencemooh. Karyawan senior bernama Maya pun langsung memicingkan matanya. "Siapa yang bilang lulusan terbaik bisa jadi manager? Kalau dia berakhir hanya menjadi cleaning service ya berarti memang sampai di sana saja kemampuannya!""Ah, bukan begitu, Bu, tapi kami hanya tidak tahan melihat tampang sok polosnya! Saat dia duduk menunggu bersama kami itu beberapa orang terus bergos

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Terjebak Perasaan

    Patra menahan napasnya saat akhirnya Nero menyentak kasar kemejanya hingga terbuka dan mempertontonkan tubuh bagian atas pria itu yang begitu sempurna. Tubuh kurus Nero yang dulu sudah berubah menjadi tubuh dewasa yang begitu kokoh dengan otot yang menyembul di bagian yang tepat. Bahkan, perut itu sudah membentuk kotak-kotak yang begitu sempurna, sampai Patra yang melihatnya pun mendadak memalingkan wajahnya malu. Sungguh, Patra tidak bisa berkata apa pun saat jantungnya sudah memacu begitu kencang seperti sekarang. Apalagi saat Nero melangkah perlahan mendekatinya hingga pria itu berdiri tepat di hadapan Patra dan begitu dekat. "Mengapa kau memalingkan wajahmu, Patra? Apa kau malu? Bukankah kau sudah pernah melihat tubuhku sebelumnya?"Suara Nero itu alih-alih seruan tajam seperti biasanya, malah terdengar seperti sebuah bisikan yang sebenarnya tidak terlalu lembut, namun juga tidak kasar. Dan bisikan itu membuat jantung Patra makin tidak karuan. Patra yang sangat tidak nyaman de

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Percayailah yang Mau Kau Percaya

    Debaran jantung Nero dan Patra masih saling berkejaran dengan tatapan yang saling terkunci satu sama lain. Tatapan itu saling bertaut begitu dalam tanpa ada yang berniat menyudahinya sama sekali. Perlahan kenangan demi kenangan indah saat mereka bersama pun terputar dengan sendirinya di otak mereka. Saat pertama kali mereka bertatapan waktu Ayah Patra memperkenalkan Patra pada Nero, anak dari majikannya. "Nero, perkenalkan ini anak pertama Pak Herdi namanya Patra, kakaknya Patrick. Umurnya masih 10 tahun, 3 tahun lebih muda daripada Nero," kata Herdi waktu itu."Halo, aku Nero!" Nero kecil mengulurkan tangannya pada Patra sambil tersenyum ramah. Patra kecil pun hanya tersenyum malu waktu itu sebelum ia menyambut uluran tangan Nero. "Patra," sahutnya singkat. Dan di sanalah semuanya berawal.Dari satu tatapan, satu senyuman, satu tautan tangan, lambat laun membentuk perasaan yang begitu kuat dalam diri Nero dan Patra. Bahkan, hubungan persahabatan itu terus terjalin sampai mere

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Rahasia yang Ketahuan

    Patra tidak pernah menyangka Nero akan mengatakan syarat yang sangat brengsek seperti itu dan Patra meradang mendengarnya.Dengan cepat, ia bangkit dari kursinya dan menatap Nero."Jadi wanitamu? Lalu apa tugasku, hah? Menemanimu di ranjang? Kau akan menukarnya dengan imbalan 10x lipat gajiku, hah?""Bukankah itu pekerjaan yang mudah, Patra? Hanya menjadi milikku, selalu bersamaku setiap kali aku membutuhkanmu!l.""Oh, kau memang brengsek, Pak Nero! Aku tahu sejak awal maksudmu memang ingin merendahkanku dan menghinaku, tapi asal kau tahu kalau aku sama sekali tidak gentar! Aku juga tidak butuh gaji 10x lipat karena aku puas dengan gaji yang akan kudapatkan dari menjadi asisten nanti! Jadi kalau kau tidak mau kutampar lagi seperti waktu itu, lebih baik kau keluar saja dari sini!" Patra merentangkan tangannya mengusir Nero dengan tatapan yang berapi-api.Dan Nero terlihat sama sekali tidak menerimanya. "Katakan mengapa kau harus bersikap seperti ini, Patra? Mengapa kau tidak mau bersam

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Jadilah Wanitaku!

    Nero masih membelalak dan mematung menatap Kania yang sedang berbaring pasrah di bawahnya. "K-Kania?" ucap Nero dengan begitu kaget. Namun, Kania hanya tersenyum sambil tetap memeluk leher Nero. "Lakukan, Nero! Lakukan, Sayang! Aku milikmu, Nero!" ucap Kania dengan suara paraunya. Nero pun makin membelalak mendengarnya. Nero langsung menggelengkan kepalanya dan malah bangkit dari tubuh Kania. "Kania, maaf, apa yang sudah kulakukan?"Nero menatap sekeliling mencari kemejanya lalu segera memakainya lagi. "Nero, kau kenapa, Sayang? Aku tunanganmu, kita akan menikah, apa salahnya? Tidak apa, Nero. Kita lanjutkan ya ...." Kania meraih tangan Nero dan menggenggamnya. Namun, Nero menarik lagi tangannya dan malah memalingkan wajahnya dari tubuh Kania yang masih terbuka. "Kania, pakai bajumu lagi! Maaf, aku ... aku tidak sengaja melakukannya. Maafkan aku! Aku tidak tahu mengapa kau bisa ada di sini tapi maaf ... kurasa aku harus pergi," kata Nero lagi sebelum ia langsung pergi meningga

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Menyentuh Wanita Lain

    Perasaan Nero tidak pernah tenang sejak Patra diresmikan menjadi asisten Axel. Banyak pikiran absurd muncul di otak Nero tentang Axel yang mungkin akan menggoda Patra atau Patra sendiri yang akan menyodorkan dirinya pada Axel. "Sial! Bukankah Patra tidak akan menolaknya kalau ada pria kaya yang mendekatinya?"Nero galau sendiri. Bahkan saking galaunya, ia ingin menangis rasanya. Walaupun selama ini Nero menganggap bahwa Patra adalah wanita murahan, tapi mengetahui hal itu akan terjadi di depan matanya, membuat hatinya begitu sakit. Bahkan Nero sama sekali tidak bisa mencintai maupun menyentuh wanita lain lagi selain Patra, tapi mengapa hal itu sepertinya sangat mudah dilakukan oleh Patra?Dan Nero yang galau pun mengabaikan semuanya, mengabaikan Juan, mengabaikan Kania. Nero menyetir mobilnya sepanjang malam tanpa arah yang pasti sampai akhirnya ia menghentikan mobilnya di dekat rumah Patra. Nero sudah mencari tahu di mana Patra tinggal dan tidak sulit menemukannya karena mereka

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Melihat Kemesraan Lagi

    "Nero, kau berhutang penjelasan padaku, wanita itu Patra kan? Patra yang dulu kan? Walaupun sekarang dia terlihat lebih berisi dan lebih cantik tapi dia Patra yang dulu kan?""Bagaimana dia bisa bekerja di sini dan ... jadi dia adalah wanita lulusan terbaik di kampusnya yang melamar menjadi admin tapi kau menjadikannya cleaning service?""Aku tidak percaya ini, tapi bagaimana bisa ... bagaimana bisa dia melamar kerja di sini dan ... kalian sudah pernah bertemu sebelumnya kan? Bagaimana ...."Juan terus memberondong Nero dengan begitu banyak pertanyaan, namun Nero tetap diam dan terus mendesis kesal di ruang kerjanya. Nero tidak bisa menerimanya. Nero tahu Patra pintar dan Patra melakukan presentasi dengan sempurna, tapi Nero tidak bisa menerima Patra sebagai asisten Axel. "Shit!" Alih-alih menyahuti Juan, Nero malah terus mengumpat dengan kesal. Juan pun makin mengernyit melihatnya. "Kau itu kenapa sih?"Namun sedetik kemudian, Juan pun membelalak saat ia menyadari sesuatu. "Oh, s

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pekerjaan Barunya

    "Selamat siang semuanya, namaku adalah Patra Aurora! Maaf sebelumnya kalau di antara para manager sekalian ada yang pernah melihatku, ada yang juga belum pernah."Dengan tetap tenang, Patra mulai membuka presentasinya dan semua mata pun langsung tertuju padanya. "Sebenarnya aku hanyalah seorang cleaning service, aku tidak malu mengakuinya. Ada sedikit cerita di sana yang akan terlalu panjang kalau kuceritakan di sini. Singkat kata, aku merasa berterima kasih pada Pak Axel yang sudah memberiku kesempatan untuk berdiri di sini."Patra memperkenalkan dirinya dengan begitu formal namun luwes. Dan saat tiga peserta yang lain memilih menjabarkan background pendidikannya dengan lebay, Patra malah memilih mengakui dirinya yang hanya seorang cleaning service. Namun, entah mengapa perkenalan diri Patra malah membuat Kania dan Axel tersenyum senang, begitupun Juan yang sedari tadi hanya melongo pun akhirnya tersenyum tipis. Terlepas dari ini Patra-nya Nero atau bukan, tapi Patra memang berbeda

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Kompetisi

    "Kurasa kau benar, Nero. Mungkin memang ada sesuatu di antara mereka. Lihatlah bagaimana Axel menatap wanita itu." Kania tersenyum menatap Axel dan Patra yang masih berdiri di ujung.Kania dan Nero baru saja berniat masuk ke ruang rapat saat pandangan mereka tersedot ke arah Patra, Axel, Selly, dan Greedy yang masih berdiri bersama. "Tapi entah mengapa aku sangat menyukai wanita itu. Sejak pertama melihatnya bukankah aku sudah bilang kalau nada bicaranya dan sorot matanya berbeda, ternyata aku benar, dia berbeda. Dia punya kemampuan yang memang tidak bisa diremehkan," kata Kania lagi. Namun, Nero yang sudah terbakar oleh kecemburuan tidak jelasnya malah langsung mencibir. "Kita belum melihat apa pun tentang kemampuannya, Kania! Jangan menilai seorang cleaning service terlalu tinggi!"Nero terus menegang dan menatap tajam pada Axel dan Patra, apalagi saat Axel menyentil hidung Patra, rasanya Nero sangat ingin menghajar Axel. Hanya Nero yang boleh menyentil Patra dan menyentuh wajah

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Tidak Akan Mengijinkannya Menang

    Nero langsung mematung mendengar nama itu. Sial! Axel ingin menjadikan Patra sebagai asisten pribadinya? Lalu Patra harus mengikuti Axel ke mana-mana, melakukan semua hal untuk Axel, mereka akan terus bersama selama di kantor, bahkan mungkin di luar jam kerja juga. Tidak! Nero tidak akan membiarkannya! Nero tidak akan membiarkan Patra dan Axel sedekat itu."Tidak boleh!" seru Nero tegas. Axel pun langsung kehilangan senyumnya. "Eh, mengapa tidak boleh, Kak? Kau kan sudah bilang akan menuruti apa saja mauku?""Axel, memang benar kau adalah adiknya Kania dan aku sudah berjanji akan menuruti maumu, tapi bukan berarti kau bisa melakukan hal yang di luar batas seperti itu!" seru Nero berapi-api. "Apanya yang di luar batas, Kak?""Menjadikan seorang cleaning service sebagai asisten pribadi itu sudah di luar batas, Axel! Kau mau mempermalukan perusahaan, hah? Bagaimana mungkin seorang cleaning service rendahan mendadak diangkat menjadi asisten manager?""Tapi kita tahu sendiri background

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Menginginkan Asisten Pribadi

    Nero tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, tapi ia sudah muak mendengar Patra yang terus membantahnya. Dan melihat bibir Patra yang terus bergerak, Nero pun tidak tahan lagi. Tanpa bisa dicegah, Nero merengkuh Patra dan langsung menyatukan bibir mereka sampai Patra membelalak kaget. Patra memberontak sambil terus memukul dada Nero, tapi pria itu begitu keras. Nero pun terus mendesak bibir Patra, merasakan kembali bibir yang sangat ia rindukan dan walaupun sedang terpaksa, nyatanya Nero masih sangat menikmati bibir itu. Nero terus memagut bibir Patra yang masih tertutup rapat itu. Patra sendiri masih terus bergerak tidak beraturan sampai Nero pun kesal.Dengan gerakan cepat, Nero langsung mendorong Patra sampai ke tembok dan menghimpitnya di sana. Patra yang ingin berteriak pun membuka mulutnya dan Nero pun akhirnya berhasil menjelajah di sana, menikmati sendirian pagutan bibir dengan wanita yang dicintainya, walaupun wanita itu sama sekali tidak kooperatif. Patra yang sudah t

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Bibir yang Bertaut

    Suasana masih begitu hening saat Patra mendongak dan kedua pria sedang menyodorkan gelas padanya. Patra yang masih terbatuk kecil pun tampak salah tingkah. Patra menatap Nero dan Axel secara bergantian, sebelum ia pun mengambil gelas minuman dari Axel. "Hmm, terima kasih!" kata Patra sambil langsung meneguk minumannya. Sedangkan Nero yang ditolak hanya bisa mendesis kesal dan menatap tajam pada PatraKania yang melihatnya pun hanya mengerjapkan matanya sambil saling melirik dengan Axel, sebelum ia mengalihkan tatapan pada Nero. "Eh, Nero ... kau ... kenapa?" tanya Kania sambil menurunkan tangan Nero yang masih menggantung di udara. "Kau ... jangan membuat Patra takut! Kau menyodorkan gelasmu sendiri!" Kania mengedikkan kepalanya ke arah gelas Nero.Nero pun langsung mendesis kesal. "Sial, aku refleks, Kania! Lagipula bukankah sudah kubilang aku tidak mau makan di sini?" Nero langsung mengangkat gelas minumannya lagi dan meneguknya banyak-banyak lalu meletakkannya lagi dengan ke

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status