Accueil / Romansa / Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO / Percayailah yang Mau Kau Percaya

Share

Percayailah yang Mau Kau Percaya

Auteur: Mommykai22
last update Dernière mise à jour: 2025-04-08 20:44:21

Debaran jantung Nero dan Patra masih saling berkejaran dengan tatapan yang saling terkunci satu sama lain.

Tatapan itu saling bertaut begitu dalam tanpa ada yang berniat menyudahinya sama sekali.

Perlahan kenangan demi kenangan indah saat mereka bersama pun terputar dengan sendirinya di otak mereka.

Saat pertama kali mereka bertatapan waktu Ayah Patra memperkenalkan Patra pada Nero, anak dari majikannya.

"Nero, perkenalkan ini anak pertama Pak Herdi namanya Patra, kakaknya Patrick. Umurnya masih 10 tahun, 3 tahun lebih muda daripada Nero," kata Herdi waktu itu.

"Halo, aku Nero!" Nero kecil mengulurkan tangannya pada Patra sambil tersenyum ramah.

Patra kecil pun hanya tersenyum malu waktu itu sebelum ia menyambut uluran tangan Nero.

"Patra," sahutnya singkat.

Dan di sanalah semuanya berawal.

Dari satu tatapan, satu senyuman, satu tautan tangan, lambat laun membentuk perasaan yang begitu kuat dalam diri Nero dan Patra.

Bahkan, hubungan persahabatan itu terus terjalin sampai mere
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Related chapter

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Benar-Benar Ingin Pergi

    Benar atau salah?Pertanyaan itu terus berputar di otak Patra saat ia sudah keluar dari ruang kerja Nero. Di satu sisi, ada keinginan yang sangat besar untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Nero. Bahwa Patra sama sekali tidak seperti yang Nero pikirkan atau yang Nero dengarkan dari siapa pun dan tadi adalah kesempatan bagus yang sudah Patra sia-siakan. Namun di sisi lain, keinginan untuk pergi dari hidup Nero juga sangat besar. Biarkan saja Nero dengan semua pikirannya. Itu tidak penting selama mereka bisa menjalani kehidupan mereka masing-masing. Susah payah Patra bangkit dari keterpurukannya enam tahun lalu dan Patra tidak sanggup kalau harus melaluinya lagi. Untung saja Nero tidak sempat menciumnya tadi atau mungkin pertahanan diri Patra juga akan runtuh.Patra pasti akan mengungkapkan perasaannya dan menceritakan kebenarannya agar Nero kembali padanya karena Patra juga masih menyimpan perasaan yang besar pada pria itu. Namun, Patra masih cukup waras untuk tidak ber

    Dernière mise à jour : 2025-04-09
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Mendengar Rencana Jebakan

    Nero termenung dan berpikir keras di ruang kerjanya setelah Patra pergi meninggalkannya. Ia sudah memakai kemeja baru karena ia memang punya cadangan baju ganti di kantornya. Namun, bukan kemeja yang ia pikirkan, tapi ucapan Patra. Semua ucapan Patra begitu membekas di otak Nero. "Apa mungkin selama ini aku sudah salah sangka padanya? Apakah selama ini aku sudah membenci wanita yang salah?""Tapi tidak! Semua bukti sudah jelas! Uang itu memang sudah diterima oleh Patra bahkan bibik di rumah, teman baik dari ibu Patra pun sudah memberitahu kebenarannya bagaimana keluarga Patra yang gila harta.""Dan foto-foto itu ... orang yang kusuruh mencari tahu tentang Patra selalu memberikan foto Patra bersama para pria hidung belang.""Ya, tidak mungkin salah! Wanita itu hanyalah wanita murahan yang gila harta dan aku tidak boleh sampai tertipu oleh wajah polosnya."Nero mengepalkan tangannya geram. "Sial! Pasti semua ucapannya tadi hanya untuk membuatku menyesal dan bersikap lebih baik padany

    Dernière mise à jour : 2025-04-09
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pemandangan Menyesakkan

    Patra membongkar sebuah kotak kecil di kamar tidurnya malam itu dan mengambil buku rekeningnya yang ada di sana. Dengan seksama, Patra menatap angka yang ada di bukunya dan mulai menghitung. "Biaya pengobatan Ayah dan uang yang sudah terkumpul untuk kuliah Patrick tiap semester. Walaupun Patrick sudah bisa mencari uang sendiri, tapi gaji paruh waktunya tidak akan cukup tanpa bantuanku.""Baiklah, aku tidak akan menyentuh uang itu. Tapi sisanya ...." Patra pun membuat coretan sederhana di kertas dan mendesah kecewa melihat sisa uang yang ia miliki. "Uangnya tidak akan cukup untuk membayar denda kalau aku mengundurkan diri ...."Patra mengembuskan napas panjangnya. "Ibu, apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam Patra frustasi. Patra pun menggenggam buku rekeningnya lalu menatap beberapa barang lain yang ada di kotak itu.Tidak ada barang yang bernilai secara materi, tapi semua barang itu begitu berharga untuk Patra. Patra melirik sekilas pada cincin kecil, cincin dari emas maina

    Dernière mise à jour : 2025-04-09
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Tidak Seperti Bayangannya

    "Kau sudah selesai, Patra?" tanya karyawan pria yang sudah berdiri di depan ruang ganti cleaning service."Eh, iya, sebentar!" sahut Patra yang masih merapikan kemejanya.Patra sengaja menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat malam itu lalu ia mandi dan berganti kemeja serta rok span agar ia terlihat lebih pantas.Patra pun sedikit melongokkan kepalanya ke arah pintu masuk."Entah dia akan merasa kelamaan atau tidak, ah, tapi biar saja, aku harus tampak sedikit lebih cantik agar tidak memalukan," gumam Patra sambil memoles wajahnya dengan make up tipisnya.Setelah memastikan penampilannya lagi, Patra pun menggerai dan menyisir rambutnya lalu ia tersenyum mendapati penampilannya yang menurutnya sempurna.Patra segera keluar dan menemui karyawan pria yang sudah menunggunya itu sampai membuat pria itu tertegun sejenak menatap Patra."Eh, Patra ... kau ... cantik sekali! Astaga, melihatmu tanpa sera

    Dernière mise à jour : 2025-04-10
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pelecehan dan Trauma

    "S-selamat malam semuanya! Aku Patra ... aku ...."Susah payah Patra membuka mulutnya menyapa semua, tapi Maya langsung menyelanya dengan nada meremehkan."Cleaning service kan? Kami sudah tahu!" Maya menatap Patra dari atas ke bawah dan tersenyum menyeringai.Tanpa sengaja, Maya mengetahui rencana manager proyek dan dua karyawannya untuk menggoda Patra dan Maya yang memang kesal pada Patra karena insiden di kantin pun menawarkan diri untuk membantu mengerjai Patra."Kau ini kenapa, Maya? Hei, Patra, ayo kemari!" ajak Timo, manager proyek yang langsung bangkit berdiri dan memeluk bahu Patra dengan santainya.Refleks Patra menepis lengan Timo sampai Timo pun membelalak kaget."Ah, maaf ya! Aku hanya bersikap santai dan akrab saja.""Ah, iya, apa ... hanya ada ... kita?" tanya Patra sungkan.Entah mengapa rasa antusias Patra yang tadi mendadak menghilang merasakan atmosfer yang berbeda begitu masuk k

    Dernière mise à jour : 2025-04-10
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Sang Penyelamat

    "Sial! Mengapa perasaanku seperti ini?"Nero tidak berhenti mengumpat saat ia sudah duduk di dalam mobilnya.Bahkan, ia tidak juga berniat menjalankan mobilnya dan hanya terus memukul setirnya dengan geram."Dia sengaja berdandan untuk mereka kan?" gumam Nero sambil tertawa begitu frustasi."Sial! Mengapa aku harus mendengar obrolan mereka kemarin malam? Mengapa harus aku? Mengapa juga aku harus memakai toilet karyawan pada saat seharusnya aku bisa memakai toiletku sendiri? Sial!" geram Nero lagi sambil berusaha menenangkan napasnya.Nero pun memejamkan matanya dan bayangan Patra muncul di sana.Patra yang begitu cantik dengan kemeja dan rambutnya yang tergerai, make up tipisnya pun membuat wajah cantik itu menjadi makin cantik.Namun sedetik kemudian, Nero mengepalkan tangannya mengingat bagaimana Patra bersandar di pelukan pria tadi."Cukup, Nero! Berhenti memikirkannya! Para pria itu brengsek! Ya, o

    Dernière mise à jour : 2025-04-10
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Sebuah Pertengkaran

    "Pergi ke mana dia?"Nero melangkah cepat ke toilet wanita di dekat ruangan Timo dan membuka satu persatu biliknya, tapi Patra tidak ada."Sial! Bukankah wanita suka bersembunyi di toilet? Di mana dia sebenarnya?"Nero pun keluar dari toilet dan meraih ponselnya, bermaksud menelepon bagian CCTV untuk mencari Patra, tapi ia teringat karyawan CCTV sedang berada di ruangan Timo.Dengan tidak sabar, Nero mencari Patra ke ruangan cleaning service. Dan benar saja, Patra memang ada di sana.Awalnya Nero mau langsung masuk saja karena pintunya tidak tertutup rapat, tapi mendengar suara isakan dari dalam, Nero pun menghentikan langkahnya.Sebagian hati Nero merasa perih mendengar tangisan Patra. Saat masih bersama dulu, Nero selalu melindungi Patra dan tidak pernah membiarkan Patra menangis sedikit pun, walaupun tetap saja Patra pernah menangis di depan Nero dan setiap mendengar tangisan Patra, Nero pun merasa sedih.&nbs

    Dernière mise à jour : 2025-04-11
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Tidur Denganku!

    "Lepaskan aku, Pak Nero! Apa lagi yang mau Anda dengar, hah?" Patra menatap Nero dengan berani.Nero pun terdiam sambil menatap Patra dengan tatapan yang sulit diartikan."Aku tidak menyangka kau benar-benar murahan, Patra! Sepenting itukah uang untukmu sampai mengorbankan harga dirimu?""Tadinya aku masih berharap semua yang aku tahu tentangmu itu salah, tapi apa yang aku lihat sudah membuktikan semuanya! Kau menghalalkan segala cara hanya demi uang! Kau berakting polos padahal kau ... KAU MURAHAN, PATRA!" teriak Nero begitu keras.Dan Patra yang mendengarnya kembali tertawa frustasi.Tubuh Patra lemas setelah berjuang melawan traumanya, Patra menangis begitu keras tadi dan Patra sangat lelah, namun saat ini, otak dan hatinya kembali dipaksa berperang melawan Nero tanpa ampun hingga seluruh bagian dalam diri Patra pun meledak."Benar!" sahut Patra akhirnya. "BENAR! AKU MURAHAN!" teriak Patra dengan sama k

    Dernière mise à jour : 2025-04-11

Latest chapter

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pria yang Berjongkok di Depannya

    "Manager proyek yang baru?""Benar, namanya Axel.""Wah, namanya keren sekali! Apa orangnya tampan, Patra? Jangan bilang seperti Pak Timo lagi! Melihat wajahnya saja membuatku muak, apalagi tingkahnya yang begitu sok tampan padahal ... huwek ...." Selly bergaya seperti orang yang mau muntah. "Selly, jangan menyebutkan nama itu lagi! Aku benci sekali pada pria itu! Tapi yang ini berbeda. Dia masih muda dan sangat tampan.""Benarkah, Patra? Oh, aku jadi tidak sabar melihatnya. Kapan dia akan mulai bekerja, Patra?""Katanya sih besok.""Wah, aku jadi makin tidak sabar lagi menunggu besok." Selly memekik kegirangan!""Dia juga sangat ramah, Selly. Aku yakin dia akan menjadi idola baru di kantor ini." Patra dan Selly pun terkikik bersama. Mereka pun makan siang bersama di kantin karyawan, sebelum kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Di sisi lain, Nero juga mengajak Axel makan siang bersama di luar kantor, sebelum akhirnya ia sendiri yang mengajak Axel berkeliling dan menjelaskan pekerj

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Manager Proyek yang Baru

    Nero masih menggeram kesal di ruang kerjanya saat lagi-lagi Patra meninggalkannya begitu saja. "Sial! Mengapa dia terus meninggalkan aku? Bukankah seharusnya aku yang meninggalkannya? Aku yang tidak menginginkan dia bukan sebaliknya! Sial!"Nero memejamkan matanya frustasi dan seketika makin frustasi saat bayangan Patra muncul di otaknya. Nero pun berakhir dengan menggebrak mejanya keras-keras sampai Juan yang baru saja masuk pun nampak kaget."Hei hei, ada apa, Pak CEO? Tadi waktu datang bersamaku, kau masih baik-baik saja tapi sekarang kau sudah marah-marah lagi. Apa yang membuatmu marah, hah?" tanya Juan sambil melangkah santai dan duduk di kursi di hadapan Nero. "Tidak ada, Juan! Bagaimana Axel?" "Axel sedang ke toilet. Kami sudah berkeliling, tapi masih sepi jadi aku tidak melanjutkannya lagi. Tunggu semua orang mulai beraktivitas baru aku bisa menjelaskan lebih padanya."Nero mengangguk. "Jadi kapan dia mau mulai bekerja?""Haha, kapan mau mulai? Bahkan mau bekerja atau tida

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pengagum Rahasianya

    Axel masih mengobrol bersama Juan sambil melangkah bersama saat ia melihat seorang cleaning service yang sedang membawa cangkir masuk ke dalam sebuah ruangan kecil tidak jauh dari ruang kerja Nero. "Eh, Kak, nanti kita ngobrol, kau duluan saja ke ruang kerja Kak Nero!" kata Axel cepat. "Eh, mengapa begitu? Kau mau ke mana?""Hmm, aku ... mau ke toilet dulu," dusta Axel yang keluar begitu saja dari mulutnya. "Toilet? Ah, baiklah, aku ke ruang kerja Nero dulu ya!""Baiklah, Kak!" Axel pun tersenyum sambil melambaikan tangannya. Juan pun mengangguk dan segera melesat ke ruang kerja Nero. Sedangkan Axel hanya menatap punggung Juan dan memastikannya sudah masuk ke ruang kerja Nero, sebelum ia mengalihkan tatapannya ke ruangan kecil yang baru saja ia lewati tadi. Sambil tersenyum, Axel pun melangkah masuk ke ruangan yang ternyata adalah pantry itu. Ruangan kecil itu masih disekat lagi dengan dinding kaca dan Axel yang mendengar suara dari sana pun melangkah perlahan.Axel berdiri di

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pria di Pantry

    Axel menoleh begitu mendengar suara memanggilnya. Dengan cepat, ia pun bisa melihat Juan yang sudah melangkah masuk bersama Nero. "Eh, Kak Juan! Kak Nero!" sapa Axel sambil langsung tersenyum. "Ah, aku benar kan, Nero! Dia benar-benar Axel! Walaupun awalnya aku ragu mungkinkah kau datang ke kantor begitu pagi! Lagipula kemarin kau bilang kan tidak akan ke sini hari ini! Ah, ternyata kau benar-benar ke sini ya! Apa kau menunggu kami, hah? Ayo sini, ikutlah denganku!"Tanpa menunggu jawaban Axel, Juan langsung memeluk bahu Axel dan membawanya berjalan menuju lift. "Eh, tapi Kak Juan ... aku ....""Sudah, ayo kita naik!" Juan terus memeluk Axel dan mau tidak mau, Axel pun mengikuti langkah Juan. Sementara Nero sendiri masih tetap berdiri di tempatnya.Saat Juan sedang heboh melihat Axel tadi, tatapan Nero malah langsung terpusat pada punggung Patra. Tidak perlu melihat wajahnya, bahkan hanya melihat Patra tampak belakang saja, Nero sudah dapat memastikan kalau wanita itu adalah Patr

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Harus Berkenalan Dengannya

    Axel duduk sendirian di meja bulat ruang VIP sebuah restoran mewah malam itu. Ia sudah berjanji untuk makan malam bersama dengan Nero, Juan, dan juga Kania, tapi belum ada satu pun yang datang."Mereka sudah biasa terlambat atau memang aku yang terlalu rajin ya?" gumam Axel sambil melirik jam tangannya. "Hmm, tapi biarkan saja!" Axel mengangkat bahunya dan menyambar gelas winenya. Axel pun menunggu dengan santai sambil mengutik ponselnya saat mendadak ingatan tentang tadi siang muncul di otaknya. "Maaf sekali lagi!" Axel tidak berhenti meminta maaf tadi siang. "Ah, sudah kubilang tidak apa. Ini juga sudah selesai!" sahut cleaning service cantik itu. "Hmm, baiklah! Oh ya, tadi pagi kita belum sempat berkenalan ... aku ...." Belum sempat Axel menyelesaikan ucapannya, tapi ponsel wanita itu berbunyi dan ia pun segera mengangkatnya. Entah apa yang wanita itu bicarakan, Axel hanya bisa memperhatikan ekspresi wanita itu yang entah mengapa begitu menyenangkan untuk dilihat. Axel sen

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Cleaning Service Tercantik

    Patra masih mengepel lantai di koridor dekat lift siang itu. Patra meletakkan ember berisi airnya tidak jauh di depan lift tapi di posisi yang aman sehingga siapa pun bisa tetap memakai lift tanpa terganggu oleh embernya. Ting!Suara pintu lift terbuka dapat didengar oleh Patra, tapi ia tetap melanjutkan pekerjaannya karena ia merasa tidak mengganggu siapa pun. Namun, suara berikutnya yang Patra dengar cukup membuatnya tersentak. Brak!Suara ember ditendang dengan gemericik air yang tercecer di lantai. "Astaga, maaf aku tidak sengaja!"Patra yang mendengarnya pun menoleh dan mendesah kesal saat melihat air yang tumpah di lantai. "Astaga, bagaimana kalau ada yang terpeleset!" gumam Patra kesal. Apalagi saat melihat sepasang kaki milik seseorang yang sudah berdiri di samping embernya. Rasanya Patra sudah sangat geram namun mengingat posisinya yang hanya seorang cleaning service, ia pun berusaha tetap memasang senyumannya dan menjaga ekspresinya. Sambil berusaha tetap sopan, Pat

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Dunia yang Sempit Atau Jodoh?

    Nero masih terus mengumpat di ruang kerjanya karena serangan balasan dari Patra yang tidak disangkanya. "Sial! Berani sekali dia mengerjaiku seperti tadi! Bahkan dia tersenyum melihatku yang hampir terpeleset! Sial!" Nero mengepalkan tangan dan menggebrak mejanya. Namun, kekesalannya mendadak terhenti sejenak saat bayangan Patra yang sedang tersenyum muncul di otaknya. "Tapi dia masih begitu manis saat tersenyum."Nero sampai terdiam dengan jantung yang berdebar kencang mengingat senyuman Patra. Namun sedetik kemudian, ia kembali tersadar dan menggelengkan kepalanya. "Oh, Sial! Pasti akhir-akhir ini aku terlalu sering melihatnya menangis atau murung sampai aku jadi memikirkannya!""Stop, Nero! Stop! Mengapa kau masih juga belum bisa berhenti memikirkannya? Dia wanita murahan dan dia sama sekali bukan wanita yang pantas untuk kau pikirkan!" Nero masih mengembuskan napas panjangnya saat ia teringat bahwa ia sedang menunggu seseorang. "Tapi jam berapa sekarang? Seharusnya Axel su

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pelajaran untuk CEO Sombong

    Nero sengaja datang lebih pagi hari itu dan menunggu Patra membersihkan ruang kerjanya yang masih berantakan. Nero pun terus melirik jam tangannya dan mengumpat karena Patra tidak kunjung datang. Bahkan Nero menelepon resepsionis untuk bertanya apa Patra sudah datang, tapi ternyata Patra belum juga datang. Hingga setelah lama menunggu, wanita itu pun akhirnya masuk ke ruang kerja Nero sambil membawa semua perlengkapan perangnya. "Terlambat, Nona Cleaning Service?" sembur Nero kesal sambil berdiri bersedekap di samping meja kerjanya. Patra pun tersentak kaget melihat Nero sudah berdiri di sana. Namun, lebih kaget lagi melihat ruang kerja Nero yang berantakan. "Hmm, maaf, Pak. Ada sedikit insiden di jalan tadi," jawab Patra singkat tanpa menatap Nero sama sekali. "Begitu ya? Baguslah! Terus saja terlambat agar aku bisa memotong gajimu sampai habis!"Patra mengembuskan napas kesal mendengarnya dan ia pun menatap Nero dengan sama beraninya seperti kemarin. "Maaf, Pak Nero! Aku tid

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Terpesona Pada Pandangan Pertama

    "Dasar pria aneh! Sebenarnya dia itu pria atau bukan? Sama sekali tidak gentle! Aku ini seorang wanita, bisa-bisanya dia memintaku mendorong mobilnya!" Patra terus mengomel saat akhirnya ia terpaksa mendorong mobil bersama pria aneh itu. Dengan sangat terpaksa juga, Patra meminjamkan ponselnya dan pria itu langsung menelepon beberapa orang. Baiklah, anggap saja Patra memang orang baik, terkadang walaupun ia keberatan, ia akan tetap menyanggupi sesuatu hanya karena tidak mau mengecewakan orang lain dan jujur saja Patra membenci sifatnya itu. Tapi untung saja pria yang ditolongnya kali ini adalah benar-benar pria baik yang tidak mempunyai modus apa pun. Bahkan orang bengkel begitu cepat datang membawa mobilnya pergi dan orang lain yang terlihat seperti sopir pun menjemput pria itu dengan mobil mewah yang lain. Sampai seketika Patra pun merasa bersalah sudah bersikap kasar pada pria itu tadi semata-mata hanya karena Patra menganggap pria itu adalah penipu.Pria itu pun terlihat ba

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status