Share

Bertemu Lagi

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2025-03-20 10:11:05

Enam tahun kemudian.

Hari ini mungkin adalah hari terbaik bagi Patra karena akhirnya ia mulai bekerja juga. Dari puluhan lamaran kerja yang ia sebar, ada 18 perusahaan yang memanggilnya interview, tapi semuanya gagal dan Patra ditolak. 

Perusahaan ini adalah perusahaan ke-19 tempat ia diinterview dan akhirnya ia diterima. 

Patra pun berdiri memandang gedung bertingkat di hadapannya itu dengan takjub. Akhirnya, impiannya untuk bekerja di perusahaan besar pun terwujud. 

Beberapa tahun terakhir adalah tahun-tahun yang sangat berat bagi Patra. Berjuang menyembuhkan diri dari depresi, lalu mengejar beasiswa dan menyelesaikan kuliahnya sebagai lulusan terbaik, tapi hanya bekerja sebagai pegawai toko dengan gaji di bawah UMR, beban kerja berat, dan tanggung jawab yang tidak kunjung berkurang. 

Namun, semua itu belum seberapa dibandingkan luka enam tahun lalu, kenangan yang selalu menghantuinya.

Nero Hadiwijaya.

Hanya dengan mengingat namanya, tubuh Patra menegang. Rasa trauma itu seolah mampu menghisap seluruh tenaganya, dan membuat pikiran serta tubuhnya lumpuh seketika.

Terkadang Patra berpikir apa salahnya? Ia hanya seorang wanita yang jatuh cinta pada seorang pria.

Namun, mungkin pria yang ia cintai adalah pria yang salah sampai ia harus melalui takdir yang begitu kejam.

Pelecehan yang dilakukan oleh anak buah ibu Nero malam itu meninggalkan luka yang mendalam bagi Patra, apalagi saat itu Patra hanyalah seorang gadis remaja labil berumur 18 tahun. 

Ayah dan ibu Patra juga mengamuk waktu itu dan melapor pada polisi, namun tidak ada hasilnya. Sekali lagi, uang mengalahkan segalanya. Uang membuat martabat keluarga Patra terus direndahkan.

Bahkan mungkin orang dengan status sosial seperti keluarga mereka seolah tidak pantas untuk mendapatkan keadilan. 

Kehancuran Patra tidak berhenti sampai itu saja karena ia harus kehilangan sang ibu tercinta karena sakit keras. 

Patra benar-benar merasakan titik terendahnya saat itu. Namun, ia ingat pesan mendiang ibunya sebelum meninggal agar tidak menyerah dan bangkit untuk keluarga tercinta. Pesan terakhir ini yang membuatnya bangkit dari keterpurukan dan bekerja lebih keras demi adiknya yang masih butuh biaya kuliah dan pengobatan ayahnya yang sakit-sakitan. 

Seketika hatinya kembali kelabu, apalagi menatap plang Nero Company, nama perusahaannya sama dengan nama pria itu dan membuat jantung Patra memacu kencang. 

"Kau sudah mencari tahu semuanya dan tidak ada hubungannya dengan keluarga Hadiwijaya kan? Ya, nama Nero Company hanya kebetulan. Nama Nero juga ada sangat banyak di dunia ini. Jadi jangan banyak berpikir!" Patra mengangguk menyemangati dirinya. 

"Patra!" 

Suara seorang wanita tiba-tiba terdengar memanggilnya. Sontak Patra menoleh dan senyuman Patra pun mengembang saat mengenali wanita muda bernama Selly. 

Mereka bertemu saat bersama-sama interview kerja dan melewati beberapa tes bersama juga. Dan dalam waktu yang singkat itu, mereka pun berteman baik. 

Selly terus melambaikan tangannya sambil berlari menghampiri Patra dengan senyum sumringahnya.

Patra dan Selly bergabung dengan para karyawan baru yang diterima dan mereka pun dibagi berdasar divisinya masing-masing. 

Selly masih memekik senang mendapati dirinya yang ditempatkan di bagian pengembangan proyek, namun saat tiba bagian Patra, apa yang dikatakan oleh manager HRD pun membuat Patra dan Selly mendadak kehilangan senyumnya. 

"Apa? Cleaning ... service?" lirih Patra yang separuh jiwanya sudah melayang entah ke mana. 

"Eh, maaf ... Anda pasti salah, Bu. Aku dan Patra melamar kerja di sini dan diterima sebagai karyawan admin untuk managemen baru. Mengapa mendadak sekarang Patra harus menjadi cleaning service?" seloroh Selly yang juga begitu syok dan tidak terima.

"Ini sudah keputusan dari pimpinan. Kami menerima banyak orang, tapi kami juga melihat backgroundnya untuk menentukan dia pantas di posisi mana," kata manager HRD menjelaskan. 

"Tapi pasti ada yang salah, Bu! Lihatlah CV Patra! Dia lulusan terbaik di kampusnya! Nilainya juga sangat bagus! Apa tidak salah menjadikannya cleaning service?" Nada bicara Selly pun meninggi. 

"Pengalaman kerjanya hanya pelayan toko yang merangkap tukang bersih-bersih toko, apa lagi yang dia harapkan? Menjadi cleaning service di sini jauh lebih makmur daripada pelayan toko! Setidaknya gaji dan tunjangannya akan cukup untuk memenuhi hidupnya!"

"Tapi ...." 

Baru saja Selly akan protes lagi, tapi Patra sudah memegangi lengan Selly, menghentikan kemarahannya. 

"Selly, sudah tenanglah, aku tidak apa. Tidak enak dilihat oleh karyawan lain," ucap Patra sambil tersenyum tipis. 

Dalam hati, ia sangat berterima kasih pada Selly yang benar-benar tulus padanya dan ia menghargainya, namun sekarang bukan saatnya tersentuh pada kebaikan orang lain karena perhatian Patra terpusat pada tawaran menjadi cleaning service di perusahaan besar ini. 

Patra terdiam dan hanya menelan salivanya. Apa memang nasibnya harus berakhir menjadi seorang cleaning service?

Dulu mendiang ibunya bekerja sebagai seorang asisten rumah tangga dan ayahnya hanya seorang supir.

Susah payah Patra belajar begitu giat dengan harapan bisa mengangkat derajat keluarganya, tapi ia tetap berakhir dengan hanya menjadi seorang cleaning service.

Tapi apa Patra punya pilihan lagi? Begitu banyak perusahaan menolaknya dan ini satu-satunya kesempatannya. 

Baiklah, setidaknya gajinya UMR bahkan masih ada uang lembur dan tunjangan, totalnya lebih tinggi dibanding penjaga toko biasa. 

Patra pun berusaha keras untuk tidak menangis dan ia terus menyemangati dirinya. 

'Kau kuat, Patra, kau kuat! Kau pasti bisa! Cleaning service pun tidak masalah, yang penting kau bisa mendapat uang halal untuk keluargamu!' ucapnya dalam hati. 

"Baiklah, aku ... menerimanya," kata Patra akhirnya. 

"Patra, jangan gila!" Selly membelalak kaget, tapi Patra hanya terus mengangguk seolah memberi kode bahwa semuanya akan baik-baik saja. 

Selly pun tetap mengomel sampai akhirnya mereka harus berpisah dan masuk ke divisi masing-masing.

Patra sendiri dibawa ke ruang pimpinan baru Nero Company karena ia diserahi tanggung jawab untuk membersihkan ruangan itu dan Patra pun bertekad untuk bekerja sebaik-baiknya. Setidaknya walaupun hanya sebagai cleaning service, ia harus mendapat apresiasi dari pimpinannya. 

"Masuklah, kau akan langsung bertemu dengan pimpinan perusahaan ini di dalam dan dia akan menjelaskan langsung tentang pekerjaanmu. Dia sangat detail jadi pastikan kau tidak melakukan kesalahan sekecil apa pun!"

"Baiklah, terima kasih!" Patra mengangguk singkat. 

Sambil merapikan seragam cleaning servicenya, Patra pun masuk ke ruangan pimpinan dengan jantung yang berdebar kencang. 

Patra masih berusaha tersenyum menatap punggung seorang pria yang begitu tinggi dan gagah, satu tangan pria itu memegang gelas minuman dan tangan yang lain dimasukkan ke dalam kantong celananya. 

Pria itu sedang berdiri menatap jendela besarnya yang langsung menampilkan pemandangan jalanan kota yang begitu ramai. 

"S-selamat pagi, Pak! Aku ... cleaning service yang baru ...," sapa Patra yang entah mengapa begitu tegang. 

Pria itu pun menyeringai mendengar suara Patra. "Kau seharusnya masuk ketika aku sudah mempersilakan masuk!" jawab ketus pria tersebut. 

"Pantas saja, sesuai dengan posisimu di sini, hanya seorang cleaning service," imbuh pria itu dengan nada mencemooh. 

Patra pun hanya bisa terdiam sambil sedikit menunduk merasakan lagi-lagi ia direndahkan. 

"M-maaf, Pak, lain kali aku akan mengetuk pintu dan masuk ketika sudah dipersilakan."

Patra pun masih terdiam. Satu hal yang membuat pikiran Patra terganggu, mengapa suara pria itu sangat tidak asing di telinganya?

Patra sendiri masih menerka-nerka sampai saat pimpinan perusahaan itu pun membalikkan tubuhnya dengan gaya yang anggun, tapi tetap berwibawa.

"Patra Aurora, apa kabarmu?"

Dan seketika Patra membelalak kaget. Napasnya tercekat di tenggorokan. Melihat pria itu berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah, aura penindasan yang kuat membuatnya tidak berani bergerak. 

Sampai akhirnya pria itu tiba di hadapannya, sedikit membungkuk dan tiba-tiba menjambak rambutnya hingga kepalanya terangkat, memaksa Patra untuk menatap kedua matanya.

"Mengapa kau begitu takut melihatku, Patra?"

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Bukan Kebetulan

    "Akhh!" Patra masih memekik kaget saat mendadak Nero menjambak rambutnya. "Mengapa kau begitu takut melihatku, Patra?"Jantung Patra berdebar begitu kencang hingga tubuhnya gemetar saat akhirnya tatapannya bertemu dengan tatapan Nero. Ya, itu Nero. Walaupun wajah tampan itu sudah terlihat makin matang dan dewasa.Walaupun suara itu pun sudah berubah menjadi lebih berat dan dalam.Namun, Patra tidak akan mungkin melupakan pria yang sudah merasuk ke hatinya begitu dalam sekaligus sudah menghancurkan hidupnya sehancur-hancurnya.Pria itu ... alasan dari semua nasib buruk dalam hidup Patra dan pria yang paling tidak ingin ia temui lagi seumur hidupnya. Patra menatap Nero dengan tatapan yang goyah. "K-kau ...," ucap Patra lirih dan menggantung.Dan kegugupan Patra pun membuat Nero tersenyum begitu puas. "Ya, aku! Mengapa mendadak kau gemetar? Seperti melihat hantu saja! Kau pasti tidak menyangka akan bertemu lagi denganku kan? Tapi ya, kita bertemu lagi, Patra Aurora!" Senyuman sinis

    Last Updated : 2025-03-24
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Lakukan Tugas Pertamamu

    Suara Nero disertai hembusan napas pria itu di belakang telinga Patra alih-alih membuat tubuh Patra meremang malah membuatnya bergidik ketakutan. Jantung Patra berdebar tidak karuan dan Patra benar-benar syok dengan apa yang diucapkan oleh Nero. "Jadi ... kau yang membuatku ditolak di 18 perusahaan sebelumnya?" Suara Patra bergetar, tapi ia tetap berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan, tidak peduli ke mana pun pergerakan Nero saat ini. "Yap! Seperti yang sudah kau dengar tadi, aku yang melakukannya." Tatapan Patra goyah dan air matanya sudah berkumpul di pelupuk matanya saat ini. "Lalu ... apa yang akan terjadi kalau aku melamar kerja di tempat lain lagi dan bukan di Nero Company?""Kau akan tetap berakhir ditolak. Tidak akan ada perusahaan yang menerimamu bekerja selain Nero Company. Hanya aku yang boleh menjadi bosmu. Aku sudah mengaturnya dengan sempurna." Nero mulai melangkah ke depan Patra dan berdiri menghadapnya lagi. Seketika semua rasa simpati yang tadinya Patr

    Last Updated : 2025-03-24
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Aku adalah Wanita Kuat

    "Bersihkan lantainya dan juga sepatuku! SEKARANG!"Untuk sesaat, Patra hanya terdiam mendengar perintah tegas Nero, seolah mempertimbangkan haruskah ia menurutinya atau tidak. Di hatinya, ia terus mengingatkan dirinya kalau ia bukan Patra yang dulu lagi, Patra yang bisa ditindas dan direndahkan. Walaupun Patra tadi memang menangis, tapi tangisan itu hanyalah ungkapan emosi dan rasa kagetnya mendengar apa yang sudah dilakukan oleh Nero. Ya, Patra menangis bukan karena ia lemah. Patra sudah bukan gadis remaja lagi yang begitu naif dan begitu halu membayangkan cinta yang menggebu.Patra yang sekarang adalah Patra yang sudah sadar hidup itu tidak akan berjalan seindah drama-drama yang sering ia tonton, yang membuatnya menangis semalaman namun terus tersenyum sendiri keesokan harinya. Karena pada kenyataannya hidup itu kejam. Dalam hidup, selalu akan ada pilihan yang harus dipilih, walaupun pilihannya sama-sama tidak menyenangkan. Kesadaran itu juga yang membuat Patra sama sekali tid

    Last Updated : 2025-03-24
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Menatapnya dari Kejauhan

    "Ceritakan padaku, Patra! Apa CEO-nya galak? Apa dia cerewet? Banyak permintaan? Kau tahu kan biasanya kebanyakan orang kaya begitu ribet? Mereka tidak bisa melihat sebutir debu pun!" Selly terus mengomel saat mereka sudah duduk berdua di kantin perusahaan. Tapi Patra malah tersenyum mendengarnya. Sungguh, di saat seperti ini, mendapat teman seperti Selly benar-benar keberuntungan baginya. "Selly, terima kasih kau sudah sangat mempedulikanku, tapi aku baik-baik saja." Patra menangkup tangan Selly. "Astaga, berterima kasih untuk apa? Kau temanku, Patra! Lagipula baik-baik saja bagaimana? Seharusnya tadi kau menolaknya saja, Patra! Kepintaranmu terlalu berharga kalau hanya untuk menjadi cleaning service di sini. Dasar perusahaan gila! Di mana lagi mereka bisa mendapatkan karyawan sepintar kau, Patra!" Patra tetap tersenyum, namun ia terdiam sejenak. Sebenarnya pekerjaan cleaning servicenya masih bisa ia jalani, ia hanya keberatan bertemu dengan Nero lagi. Tapi Nero sendiri sudah m

    Last Updated : 2025-04-04
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Hati yang Kacau

    Patra berdiri di depan sebuah rumah sederhana malam itu, rumah kontrakan kecil yang sudah ia tinggali selama dua bulan ini bersama adik laki-lakinya dan ayahnya sejak ia pulang kembali ke kota ini.Sambil memasang senyum terbaiknya, Patra pun merapikan kemeja dan rok span yang ia pakai tadi sewaktu berangkat kerja. "Ya, biarkan seperti ini saja! Mereka tidak perlu tahu apa yang aku kerjakan, yang penting halal dan aku mampu menjalaninya."Senyuman Patra pun makin lebar, sebelum ia masuk ke rumahnya. "Aku pulang!" teriak Patra yang memang sudah biasa ia lakukan agar ayah dan adiknya mengetahui kalau ia sudah pulang. "Eh, Kak Patra sudah pulang, Ayah!" Patrick, adik Patra yang sedang menyiapkan makan malam langsung melongokkan kepalanya ke arah kamar dan berteriak pada ayahnya. "Hmm, makanan apa yang kau siapkan, Patrick? Mengapa baunya harum sekali?" Patra terlihat bersemangat dan langsung menghampiri meja makan yang malam ini begitu penuh dengan makanan. "Eh, cuci tanganmu dulu,

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Insiden Tidak Terduga

    "Aku berangkat dulu, Ayah!" Patra berpamitan pada ayahnya pagi itu, sebelum ia buru-buru berangkat karena takut ketinggalan bus. "Hati-hati, Nak!" sahut Herdi, ayah Patra. Herdi pun menatap Patra yang sudah mulai menjauh dari halaman rumahnya dengan perasaan yang tidak karuan. Andai saja ia tidak sakit-sakitan, mungkin ia yang bekerja keras untuk Patra dan Patrick, bukan membebankan tanggung jawab yang begitu besar pada anaknya itu. Herdi tidak pernah berhenti merasa bersalah karena sudah membawa banyak kesulitan dalam hidup Patra, terutama karena majikannya dulu. Sementara di perusahaan, Nero sudah berdiri di balkon lantai dua. Dari posisi ini, ia bisa melihat ke lobby, reseptionis, sekaligus ke pintu masuk. Dan Juan yang menemani Nero pun terus bertanya-tanya tentang keanehan sikap sahabatnya itu. "Kau datang begitu pagi hanya untuk berdiri di sini sejak tadi, Nero? Sebenarnya apa yang kau lihat? Apa kau mau memeriksa absensi juga? Melihat apakah semua karyawanmu datang tepat

    Last Updated : 2025-04-06
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Kau Harus Dihukum

    Tiga orang wanita cantik berpenampilan seksi nampak duduk bersama di sebuah meja di sudut kantin karyawan. Dua di antaranya adalah karyawan baru yang juga diterima bekerja bersama Patra, tapi salah satunya adalah karyawan senior di sana. "Hei, itu dia wanita yang kemarin melamar kerja bersama kita kan?" tanya salah satu wanita saat ia melihat Patra duduk bersama Selly. "Ah, benar. Dia membuatku insecure karena katanya dia lulusan terbaik di kampusnya itu. Cih, kupikir dia akan diterima kerja setingkat manager, ternyata hanya cleaning service!" sahut wanita lain mencemooh. Karyawan senior bernama Maya pun langsung memicingkan matanya. "Siapa yang bilang lulusan terbaik bisa jadi manager? Kalau dia berakhir hanya menjadi cleaning service ya berarti memang sampai di sana saja kemampuannya!""Ah, bukan begitu, Bu, tapi kami hanya tidak tahan melihat tampang sok polosnya! Saat dia duduk menunggu bersama kami itu beberapa orang terus bergos

    Last Updated : 2025-04-07
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Terjebak Perasaan

    Patra menahan napasnya saat akhirnya Nero menyentak kasar kemejanya hingga terbuka dan mempertontonkan tubuh bagian atas pria itu yang begitu sempurna. Tubuh kurus Nero yang dulu sudah berubah menjadi tubuh dewasa yang begitu kokoh dengan otot yang menyembul di bagian yang tepat. Bahkan, perut itu sudah membentuk kotak-kotak yang begitu sempurna, sampai Patra yang melihatnya pun mendadak memalingkan wajahnya malu. Sungguh, Patra tidak bisa berkata apa pun saat jantungnya sudah memacu begitu kencang seperti sekarang. Apalagi saat Nero melangkah perlahan mendekatinya hingga pria itu berdiri tepat di hadapan Patra dan begitu dekat. "Mengapa kau memalingkan wajahmu, Patra? Apa kau malu? Bukankah kau sudah pernah melihat tubuhku sebelumnya?"Suara Nero itu alih-alih seruan tajam seperti biasanya, malah terdengar seperti sebuah bisikan yang sebenarnya tidak terlalu lembut, namun juga tidak kasar. Dan bisikan itu membuat jantung Patra makin tidak karuan. Patra yang sangat tidak nyaman de

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Rahasia yang Ketahuan

    Patra tidak pernah menyangka Nero akan mengatakan syarat yang sangat brengsek seperti itu dan Patra meradang mendengarnya.Dengan cepat, ia bangkit dari kursinya dan menatap Nero."Jadi wanitamu? Lalu apa tugasku, hah? Menemanimu di ranjang? Kau akan menukarnya dengan imbalan 10x lipat gajiku, hah?""Bukankah itu pekerjaan yang mudah, Patra? Hanya menjadi milikku, selalu bersamaku setiap kali aku membutuhkanmu!l.""Oh, kau memang brengsek, Pak Nero! Aku tahu sejak awal maksudmu memang ingin merendahkanku dan menghinaku, tapi asal kau tahu kalau aku sama sekali tidak gentar! Aku juga tidak butuh gaji 10x lipat karena aku puas dengan gaji yang akan kudapatkan dari menjadi asisten nanti! Jadi kalau kau tidak mau kutampar lagi seperti waktu itu, lebih baik kau keluar saja dari sini!" Patra merentangkan tangannya mengusir Nero dengan tatapan yang berapi-api.Dan Nero terlihat sama sekali tidak menerimanya. "Katakan mengapa kau harus bersikap seperti ini, Patra? Mengapa kau tidak mau bersam

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Jadilah Wanitaku!

    Nero masih membelalak dan mematung menatap Kania yang sedang berbaring pasrah di bawahnya. "K-Kania?" ucap Nero dengan begitu kaget. Namun, Kania hanya tersenyum sambil tetap memeluk leher Nero. "Lakukan, Nero! Lakukan, Sayang! Aku milikmu, Nero!" ucap Kania dengan suara paraunya. Nero pun makin membelalak mendengarnya. Nero langsung menggelengkan kepalanya dan malah bangkit dari tubuh Kania. "Kania, maaf, apa yang sudah kulakukan?"Nero menatap sekeliling mencari kemejanya lalu segera memakainya lagi. "Nero, kau kenapa, Sayang? Aku tunanganmu, kita akan menikah, apa salahnya? Tidak apa, Nero. Kita lanjutkan ya ...." Kania meraih tangan Nero dan menggenggamnya. Namun, Nero menarik lagi tangannya dan malah memalingkan wajahnya dari tubuh Kania yang masih terbuka. "Kania, pakai bajumu lagi! Maaf, aku ... aku tidak sengaja melakukannya. Maafkan aku! Aku tidak tahu mengapa kau bisa ada di sini tapi maaf ... kurasa aku harus pergi," kata Nero lagi sebelum ia langsung pergi meningga

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Menyentuh Wanita Lain

    Perasaan Nero tidak pernah tenang sejak Patra diresmikan menjadi asisten Axel. Banyak pikiran absurd muncul di otak Nero tentang Axel yang mungkin akan menggoda Patra atau Patra sendiri yang akan menyodorkan dirinya pada Axel. "Sial! Bukankah Patra tidak akan menolaknya kalau ada pria kaya yang mendekatinya?"Nero galau sendiri. Bahkan saking galaunya, ia ingin menangis rasanya. Walaupun selama ini Nero menganggap bahwa Patra adalah wanita murahan, tapi mengetahui hal itu akan terjadi di depan matanya, membuat hatinya begitu sakit. Bahkan Nero sama sekali tidak bisa mencintai maupun menyentuh wanita lain lagi selain Patra, tapi mengapa hal itu sepertinya sangat mudah dilakukan oleh Patra?Dan Nero yang galau pun mengabaikan semuanya, mengabaikan Juan, mengabaikan Kania. Nero menyetir mobilnya sepanjang malam tanpa arah yang pasti sampai akhirnya ia menghentikan mobilnya di dekat rumah Patra. Nero sudah mencari tahu di mana Patra tinggal dan tidak sulit menemukannya karena mereka

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Melihat Kemesraan Lagi

    "Nero, kau berhutang penjelasan padaku, wanita itu Patra kan? Patra yang dulu kan? Walaupun sekarang dia terlihat lebih berisi dan lebih cantik tapi dia Patra yang dulu kan?""Bagaimana dia bisa bekerja di sini dan ... jadi dia adalah wanita lulusan terbaik di kampusnya yang melamar menjadi admin tapi kau menjadikannya cleaning service?""Aku tidak percaya ini, tapi bagaimana bisa ... bagaimana bisa dia melamar kerja di sini dan ... kalian sudah pernah bertemu sebelumnya kan? Bagaimana ...."Juan terus memberondong Nero dengan begitu banyak pertanyaan, namun Nero tetap diam dan terus mendesis kesal di ruang kerjanya. Nero tidak bisa menerimanya. Nero tahu Patra pintar dan Patra melakukan presentasi dengan sempurna, tapi Nero tidak bisa menerima Patra sebagai asisten Axel. "Shit!" Alih-alih menyahuti Juan, Nero malah terus mengumpat dengan kesal. Juan pun makin mengernyit melihatnya. "Kau itu kenapa sih?"Namun sedetik kemudian, Juan pun membelalak saat ia menyadari sesuatu. "Oh, s

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pekerjaan Barunya

    "Selamat siang semuanya, namaku adalah Patra Aurora! Maaf sebelumnya kalau di antara para manager sekalian ada yang pernah melihatku, ada yang juga belum pernah."Dengan tetap tenang, Patra mulai membuka presentasinya dan semua mata pun langsung tertuju padanya. "Sebenarnya aku hanyalah seorang cleaning service, aku tidak malu mengakuinya. Ada sedikit cerita di sana yang akan terlalu panjang kalau kuceritakan di sini. Singkat kata, aku merasa berterima kasih pada Pak Axel yang sudah memberiku kesempatan untuk berdiri di sini."Patra memperkenalkan dirinya dengan begitu formal namun luwes. Dan saat tiga peserta yang lain memilih menjabarkan background pendidikannya dengan lebay, Patra malah memilih mengakui dirinya yang hanya seorang cleaning service. Namun, entah mengapa perkenalan diri Patra malah membuat Kania dan Axel tersenyum senang, begitupun Juan yang sedari tadi hanya melongo pun akhirnya tersenyum tipis. Terlepas dari ini Patra-nya Nero atau bukan, tapi Patra memang berbeda

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Kompetisi

    "Kurasa kau benar, Nero. Mungkin memang ada sesuatu di antara mereka. Lihatlah bagaimana Axel menatap wanita itu." Kania tersenyum menatap Axel dan Patra yang masih berdiri di ujung.Kania dan Nero baru saja berniat masuk ke ruang rapat saat pandangan mereka tersedot ke arah Patra, Axel, Selly, dan Greedy yang masih berdiri bersama. "Tapi entah mengapa aku sangat menyukai wanita itu. Sejak pertama melihatnya bukankah aku sudah bilang kalau nada bicaranya dan sorot matanya berbeda, ternyata aku benar, dia berbeda. Dia punya kemampuan yang memang tidak bisa diremehkan," kata Kania lagi. Namun, Nero yang sudah terbakar oleh kecemburuan tidak jelasnya malah langsung mencibir. "Kita belum melihat apa pun tentang kemampuannya, Kania! Jangan menilai seorang cleaning service terlalu tinggi!"Nero terus menegang dan menatap tajam pada Axel dan Patra, apalagi saat Axel menyentil hidung Patra, rasanya Nero sangat ingin menghajar Axel. Hanya Nero yang boleh menyentil Patra dan menyentuh wajah

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Tidak Akan Mengijinkannya Menang

    Nero langsung mematung mendengar nama itu. Sial! Axel ingin menjadikan Patra sebagai asisten pribadinya? Lalu Patra harus mengikuti Axel ke mana-mana, melakukan semua hal untuk Axel, mereka akan terus bersama selama di kantor, bahkan mungkin di luar jam kerja juga. Tidak! Nero tidak akan membiarkannya! Nero tidak akan membiarkan Patra dan Axel sedekat itu."Tidak boleh!" seru Nero tegas. Axel pun langsung kehilangan senyumnya. "Eh, mengapa tidak boleh, Kak? Kau kan sudah bilang akan menuruti apa saja mauku?""Axel, memang benar kau adalah adiknya Kania dan aku sudah berjanji akan menuruti maumu, tapi bukan berarti kau bisa melakukan hal yang di luar batas seperti itu!" seru Nero berapi-api. "Apanya yang di luar batas, Kak?""Menjadikan seorang cleaning service sebagai asisten pribadi itu sudah di luar batas, Axel! Kau mau mempermalukan perusahaan, hah? Bagaimana mungkin seorang cleaning service rendahan mendadak diangkat menjadi asisten manager?""Tapi kita tahu sendiri background

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Menginginkan Asisten Pribadi

    Nero tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, tapi ia sudah muak mendengar Patra yang terus membantahnya. Dan melihat bibir Patra yang terus bergerak, Nero pun tidak tahan lagi. Tanpa bisa dicegah, Nero merengkuh Patra dan langsung menyatukan bibir mereka sampai Patra membelalak kaget. Patra memberontak sambil terus memukul dada Nero, tapi pria itu begitu keras. Nero pun terus mendesak bibir Patra, merasakan kembali bibir yang sangat ia rindukan dan walaupun sedang terpaksa, nyatanya Nero masih sangat menikmati bibir itu. Nero terus memagut bibir Patra yang masih tertutup rapat itu. Patra sendiri masih terus bergerak tidak beraturan sampai Nero pun kesal.Dengan gerakan cepat, Nero langsung mendorong Patra sampai ke tembok dan menghimpitnya di sana. Patra yang ingin berteriak pun membuka mulutnya dan Nero pun akhirnya berhasil menjelajah di sana, menikmati sendirian pagutan bibir dengan wanita yang dicintainya, walaupun wanita itu sama sekali tidak kooperatif. Patra yang sudah t

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Bibir yang Bertaut

    Suasana masih begitu hening saat Patra mendongak dan kedua pria sedang menyodorkan gelas padanya. Patra yang masih terbatuk kecil pun tampak salah tingkah. Patra menatap Nero dan Axel secara bergantian, sebelum ia pun mengambil gelas minuman dari Axel. "Hmm, terima kasih!" kata Patra sambil langsung meneguk minumannya. Sedangkan Nero yang ditolak hanya bisa mendesis kesal dan menatap tajam pada PatraKania yang melihatnya pun hanya mengerjapkan matanya sambil saling melirik dengan Axel, sebelum ia mengalihkan tatapan pada Nero. "Eh, Nero ... kau ... kenapa?" tanya Kania sambil menurunkan tangan Nero yang masih menggantung di udara. "Kau ... jangan membuat Patra takut! Kau menyodorkan gelasmu sendiri!" Kania mengedikkan kepalanya ke arah gelas Nero.Nero pun langsung mendesis kesal. "Sial, aku refleks, Kania! Lagipula bukankah sudah kubilang aku tidak mau makan di sini?" Nero langsung mengangkat gelas minumannya lagi dan meneguknya banyak-banyak lalu meletakkannya lagi dengan ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status