Home / Romansa / Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO / Menatapnya dari Kejauhan

Share

Menatapnya dari Kejauhan

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2025-04-04 16:31:12

"Ceritakan padaku, Patra! Apa CEO-nya galak? Apa dia cerewet? Banyak permintaan? Kau tahu kan biasanya kebanyakan orang kaya begitu ribet? Mereka tidak bisa melihat sebutir debu pun!"

Selly terus mengomel saat mereka sudah duduk berdua di kantin perusahaan. Tapi Patra malah tersenyum mendengarnya.

Sungguh, di saat seperti ini, mendapat teman seperti Selly benar-benar keberuntungan baginya.

"Selly, terima kasih kau sudah sangat mempedulikanku, tapi aku baik-baik saja." Patra menangkup tangan Selly.

"Astaga, berterima kasih untuk apa? Kau temanku, Patra! Lagipula baik-baik saja bagaimana? Seharusnya tadi kau menolaknya saja, Patra! Kepintaranmu terlalu berharga kalau hanya untuk menjadi cleaning service di sini. Dasar perusahaan gila! Di mana lagi mereka bisa mendapatkan karyawan sepintar kau, Patra!"

Patra tetap tersenyum, namun ia terdiam sejenak. Sebenarnya pekerjaan cleaning servicenya masih bisa ia jalani, ia hanya keberatan bertemu dengan Nero lagi.

Tapi Nero sendiri sudah memastikan kalau di mana pun Patra melamar kerja, Patra akan tetap berakhir ditolak.

Sedangkan Patra rasanya sudah tidak mau menjadi pegawai kecil di toko lagi, jam kerjanya, pekerjaannya yang serabutan, dan gajinya yang lebih rendah, membuat Patra harus berpikir ribuan kali untuk kembali ke sana.

"Sudahlah, aku kan sudah pernah bercerita kalau aku ditolak di 18 perusahaan sebelumnya dan kali ini anggaplah kesempatan untukku. Walaupun hanya sebagai cleaning service, tapi aku bisa menjalaninya."

"Semua yang sudah kuhadapi dalam hidup benar-benar membuatku menghargai setiap kesempatan yang datang padaku. Dan aku adalah wanita kuat. Aku tahu mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah karena masalah itu untuk dihadapi dan diselesaikan, bukan untuk diratapi," imbuh Patra lebih bersemangat.

Selly yang mendengarnya langsung kagum dan memeluk Patra.

"Oh, Patra, kau sangat bijak dan dewasa! Aku senang sekali bisa mengenal wanita hebat sepertimu. Dan jangan mencemaskan apa pun karena aku akan selalu mendukungmu!" seru Selly penuh tekad dan ketulusan.

Patra pun tersenyum dan mengangguk. Mereka berpelukan cukup lama, sebelum seorang wanita bertubuh gemuk dan berpakaian chef keluar dari dapur lalu menghampiri mereka.

"Selly, apa orang yang mau kau kenalkan padaku sudah datang? Cepatlah, aku masih punya banyak pekerjaan!" seloroh wanita itu dengan cerewetnya.

Selly pun langsung melepaskan pelukannya dan memperkenalkan Patra.

"Ah, benar. Patra, perkenalkan ini temanku namanya Greedy! Dia yang memberitahuku ada lowongan di sini." Selly terkikik.

"Eh, Greedy?" tanya Patra tidak yakin pada pendengarannya.

"Haha, kau pasti bingung ya, namaku Greedy. Kau bisa bahasa Inggris kan? Apa artinya Greedy?" tanya wanita gemuk itu sambil menarik kursi dan duduk bersama mereka.

"Hmm, Greedy? Maksudmu ... rakus?" Patra nampak sungkan dan ragu.

"Haha, kau benar! Greedy itu artinya rakus. Kau lihat tubuhku yang sebesar truk gandeng ini kan?" Greedy sengaja menunjukkan dirinya.

"Astaga, tidak ...." Patra menunduk sungkan. Ia benar-benar tidak pernah menilai orang dari penampilan maupun bentuk fisiknya.

"Astaga, Patra! Jangan terlalu sungkan! Aku sudah biasa! Kalau kau bilang tidak, aku malah tersinggung! Dilihat dari posisi mana pun, tubuhku memang sebesar truk gandeng, aku sudah menerimanya, karena itulah, namaku Greedy yang berarti rakus!Bahkan aku selalu lapar, karena itu, aku memilih pekerjaan menjadi chef agar aku bisa memasak dan makan setiap saat! Hahaha!"

Greedy dan Selly tertawa terbahak-bahak seolah pembicaraan itu sudah biasa untuk mereka, sedangkan Patra masih merasa sungkan untuk tertawa. Patra belum terlalu dekat dengan Greedy sampai takut Greedy akan tersinggung kalau ia ikut tertawa.

"Hei, Patra! Kau tahu siapa nama asli Greedy?" celetuk Selly tiba-tiba.

"Astaga, Selly, kau melakukannya lagi! Kau selalu memberitahu semua orang nama asliku!" omel Greedy dengan suara cempreng dan nada cerewetnya.

"Hahaha! Tidak ke semua orang, hanya teman dekat saja. Jadi nama aslinya adalah Grinnietha."

"Wah, nama yang cantik!" puji Patra cepat.

"Tentu saja cantik namanya, tapi begitu sulit diucapkan," sahut Greedy cepat. "Lagipula ekspektasi Ibuku waktu memberiku nama itu terlalu tinggi. Grinnietha. Astaga, menyebutnya saja sudah melelahkan!"

"Itu terdengar seperti nama wanita yang imut-imut, berambut panjang, berpipi tirus, memakai rok mini dan berkulit putih. Sedangkan aku kebalikan dari semuanya! Potongan rambut seperti pria, wajah bulat seperti pentol bakso, tubuh melar seperti truk gandeng dan kulit gosong seperti arang. Karena itu, aku geli mendengar nama itu! Panggil aku Greedy saja! Greedy!" imbuh Greedy.

Selly tidak berhenti tertawa, sedangkan Patra pun mulai berani tertawa pelan, sebelum Greedy terus menggodanya dan akhirnya tawa Patra pun begitu lepas dan bahagia.

Tanpa mereka sadari, Nero yang sedang berkeliling bersama beberapa manager melihat mereka dan langsung menghentikan langkahnya.

Nero pun sama sekali tidak bisa mengalihkan tatapannya dari tawa Patra yang begitu lepas.

Mengapa? Mengapa Patra masih bisa tertawa walaupun ia sedang ditindas? Sementara Nero yang menindas malah sama sekali tidak bisa tertawa sekarang.

Dan mengapa Patra-nya masih terlihat begitu cantik? Bahkan semakin dewasa, wanita itu terlihat semakin cantik. Mengapa jantung Nero masih berdebar seperti dulu melihat Patra-nya?

Namun, secepat pikiran itu datang, secepat itu pula sebuah kesadaran menghantamnya keras.

"Sial! Mengapa aku harus terus menatapnya seperti ini? Dan sial! Dia bukan Patraku lagi!" geram Nero kesal yang langsung melangkah pergi meninggalkan para managernya begitu saja.

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Hati yang Kacau

    Patra berdiri di depan sebuah rumah sederhana malam itu, rumah kontrakan kecil yang sudah ia tinggali selama dua bulan ini bersama adik laki-lakinya dan ayahnya sejak ia pulang kembali ke kota ini.Sambil memasang senyum terbaiknya, Patra pun merapikan kemeja dan rok span yang ia pakai tadi sewaktu berangkat kerja. "Ya, biarkan seperti ini saja! Mereka tidak perlu tahu apa yang aku kerjakan, yang penting halal dan aku mampu menjalaninya."Senyuman Patra pun makin lebar, sebelum ia masuk ke rumahnya. "Aku pulang!" teriak Patra yang memang sudah biasa ia lakukan agar ayah dan adiknya mengetahui kalau ia sudah pulang. "Eh, Kak Patra sudah pulang, Ayah!" Patrick, adik Patra yang sedang menyiapkan makan malam langsung melongokkan kepalanya ke arah kamar dan berteriak pada ayahnya. "Hmm, makanan apa yang kau siapkan, Patrick? Mengapa baunya harum sekali?" Patra terlihat bersemangat dan langsung menghampiri meja makan yang malam ini begitu penuh dengan makanan. "Eh, cuci tanganmu dulu,

    Last Updated : 2025-04-05
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Dipisahkan Secara Keji

    "Tinggalkan Nero atau ayahmu akan membusuk di penjara!" Seorang wanita bengis berkata dengan pandangan yang tajam. Dan wanita itu adalah ibu dari Nero, kekasih Patra. Patra pun terus menggeleng dan berlutut di depan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu. "Bu, tolong jangan lakukan ini pada ayahku!" "Ayahmu itu hanya supir rendahan yang sudah berani membawa lari uang perusahaan yang begitu banyak! Sudah untung aku masih mau membebaskannya!""Tapi, Bu ....""Tapi apa lagi? Aku sudah berbaik hati memberimu pilihan! Kalau mau ayahmu bebas, maka tinggalkan Nero! Kalau kau masih tidak mau meninggalkan Nero maka sekarang juga aku mau semua uangku kembali!"Patra tidak pernah menyangka ia akan dihadapkan pada pilihan yang begitu sulit. Ia tidak bisa memilih. Kebebasan ayahnya, atau hubungannya dengan Nero. Keduanya sama pentingnya untuk Patra."Mengapa kau diam? Tidak bisa memilih?" bentak ibu Nero lagi. "Kalau begitu kuanggap kau bisa mengembalikan uang itu! Setelah ini, tidak

    Last Updated : 2025-03-17
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Dendam Pria yang Tersakiti

    "A-apa maksud Ibu? Patra tidak mungkin pergi, dia tidak mungkin meninggalkan aku!" Nero menolak mentah-mentah perkataan ibunya.Tidak mungkin Patra pergi begitu saja tanpa alasan.Nero tahu wanita itu sangat mencintainya. Selama ini mereka sudah berjuang keras untuk mendapatkan restu sang ibu. Bahkan untuk bertemu pun, mereka harus bertemu secara diam-diam."Aku mau pergi mencari Patra!" Nero berniat menyibak selimut besarnya, tapi untuk bergerak pun ia tidak punya tenaga.Semua orang menahan tubuhnya, tetapi suatu yang aneh terjadi."Mengapa aku tidak bisa bergerak?" Semua anggota tubuh Nero bisa ia rasakan, kecuali kakinya. "Ada apa dengan kakiku? Mengapa kedua kakiku tidak bisa digerakkan?" Wajah Nero mengerut dengan raut kepanikan.Ia bertanya-tanya pada orang-orang yang ada di kamar, mencari jawaban.Ibu Nero hanya bisa terdiam dengan rahang mengeras dan tidak menanggapi Nero lagi hingga tidak lama kemudian, dokter pun menjelaskan kondisi Nero.Mayat hidup.Mungkin dua kata itu a

    Last Updated : 2025-03-17
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Bertemu Lagi

    Enam tahun kemudian.Hari ini mungkin adalah hari terbaik bagi Patra karena akhirnya ia mulai bekerja juga. Dari puluhan lamaran kerja yang ia sebar, ada 18 perusahaan yang memanggilnya interview, tapi semuanya gagal dan Patra ditolak. Perusahaan ini adalah perusahaan ke-19 tempat ia diinterview dan akhirnya ia diterima. Patra pun berdiri memandang gedung bertingkat di hadapannya itu dengan takjub. Akhirnya, impiannya untuk bekerja di perusahaan besar pun terwujud. Beberapa tahun terakhir adalah tahun-tahun yang sangat berat bagi Patra. Berjuang menyembuhkan diri dari depresi, lalu mengejar beasiswa dan menyelesaikan kuliahnya sebagai lulusan terbaik, tapi hanya bekerja sebagai pegawai toko dengan gaji di bawah UMR, beban kerja berat, dan tanggung jawab yang tidak kunjung berkurang. Namun, semua itu belum seberapa dibandingkan luka enam tahun lalu, kenangan yang selalu menghantuinya.Nero Hadiwijaya.Hanya dengan mengingat namanya, tubuh Patra menegang. Rasa trauma itu seolah mamp

    Last Updated : 2025-03-20
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Bukan Kebetulan

    "Akhh!" Patra masih memekik kaget saat mendadak Nero menjambak rambutnya. "Mengapa kau begitu takut melihatku, Patra?"Jantung Patra berdebar begitu kencang hingga tubuhnya gemetar saat akhirnya tatapannya bertemu dengan tatapan Nero. Ya, itu Nero. Walaupun wajah tampan itu sudah terlihat makin matang dan dewasa.Walaupun suara itu pun sudah berubah menjadi lebih berat dan dalam.Namun, Patra tidak akan mungkin melupakan pria yang sudah merasuk ke hatinya begitu dalam sekaligus sudah menghancurkan hidupnya sehancur-hancurnya.Pria itu ... alasan dari semua nasib buruk dalam hidup Patra dan pria yang paling tidak ingin ia temui lagi seumur hidupnya. Patra menatap Nero dengan tatapan yang goyah. "K-kau ...," ucap Patra lirih dan menggantung.Dan kegugupan Patra pun membuat Nero tersenyum begitu puas. "Ya, aku! Mengapa mendadak kau gemetar? Seperti melihat hantu saja! Kau pasti tidak menyangka akan bertemu lagi denganku kan? Tapi ya, kita bertemu lagi, Patra Aurora!" Senyuman sinis

    Last Updated : 2025-03-24
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Lakukan Tugas Pertamamu

    Suara Nero disertai hembusan napas pria itu di belakang telinga Patra alih-alih membuat tubuh Patra meremang malah membuatnya bergidik ketakutan. Jantung Patra berdebar tidak karuan dan Patra benar-benar syok dengan apa yang diucapkan oleh Nero. "Jadi ... kau yang membuatku ditolak di 18 perusahaan sebelumnya?" Suara Patra bergetar, tapi ia tetap berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan, tidak peduli ke mana pun pergerakan Nero saat ini. "Yap! Seperti yang sudah kau dengar tadi, aku yang melakukannya." Tatapan Patra goyah dan air matanya sudah berkumpul di pelupuk matanya saat ini. "Lalu ... apa yang akan terjadi kalau aku melamar kerja di tempat lain lagi dan bukan di Nero Company?""Kau akan tetap berakhir ditolak. Tidak akan ada perusahaan yang menerimamu bekerja selain Nero Company. Hanya aku yang boleh menjadi bosmu. Aku sudah mengaturnya dengan sempurna." Nero mulai melangkah ke depan Patra dan berdiri menghadapnya lagi. Seketika semua rasa simpati yang tadinya Patr

    Last Updated : 2025-03-24
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Aku adalah Wanita Kuat

    "Bersihkan lantainya dan juga sepatuku! SEKARANG!"Untuk sesaat, Patra hanya terdiam mendengar perintah tegas Nero, seolah mempertimbangkan haruskah ia menurutinya atau tidak. Di hatinya, ia terus mengingatkan dirinya kalau ia bukan Patra yang dulu lagi, Patra yang bisa ditindas dan direndahkan. Walaupun Patra tadi memang menangis, tapi tangisan itu hanyalah ungkapan emosi dan rasa kagetnya mendengar apa yang sudah dilakukan oleh Nero. Ya, Patra menangis bukan karena ia lemah. Patra sudah bukan gadis remaja lagi yang begitu naif dan begitu halu membayangkan cinta yang menggebu.Patra yang sekarang adalah Patra yang sudah sadar hidup itu tidak akan berjalan seindah drama-drama yang sering ia tonton, yang membuatnya menangis semalaman namun terus tersenyum sendiri keesokan harinya. Karena pada kenyataannya hidup itu kejam. Dalam hidup, selalu akan ada pilihan yang harus dipilih, walaupun pilihannya sama-sama tidak menyenangkan. Kesadaran itu juga yang membuat Patra sama sekali tid

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Hati yang Kacau

    Patra berdiri di depan sebuah rumah sederhana malam itu, rumah kontrakan kecil yang sudah ia tinggali selama dua bulan ini bersama adik laki-lakinya dan ayahnya sejak ia pulang kembali ke kota ini.Sambil memasang senyum terbaiknya, Patra pun merapikan kemeja dan rok span yang ia pakai tadi sewaktu berangkat kerja. "Ya, biarkan seperti ini saja! Mereka tidak perlu tahu apa yang aku kerjakan, yang penting halal dan aku mampu menjalaninya."Senyuman Patra pun makin lebar, sebelum ia masuk ke rumahnya. "Aku pulang!" teriak Patra yang memang sudah biasa ia lakukan agar ayah dan adiknya mengetahui kalau ia sudah pulang. "Eh, Kak Patra sudah pulang, Ayah!" Patrick, adik Patra yang sedang menyiapkan makan malam langsung melongokkan kepalanya ke arah kamar dan berteriak pada ayahnya. "Hmm, makanan apa yang kau siapkan, Patrick? Mengapa baunya harum sekali?" Patra terlihat bersemangat dan langsung menghampiri meja makan yang malam ini begitu penuh dengan makanan. "Eh, cuci tanganmu dulu,

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Menatapnya dari Kejauhan

    "Ceritakan padaku, Patra! Apa CEO-nya galak? Apa dia cerewet? Banyak permintaan? Kau tahu kan biasanya kebanyakan orang kaya begitu ribet? Mereka tidak bisa melihat sebutir debu pun!" Selly terus mengomel saat mereka sudah duduk berdua di kantin perusahaan. Tapi Patra malah tersenyum mendengarnya. Sungguh, di saat seperti ini, mendapat teman seperti Selly benar-benar keberuntungan baginya. "Selly, terima kasih kau sudah sangat mempedulikanku, tapi aku baik-baik saja." Patra menangkup tangan Selly. "Astaga, berterima kasih untuk apa? Kau temanku, Patra! Lagipula baik-baik saja bagaimana? Seharusnya tadi kau menolaknya saja, Patra! Kepintaranmu terlalu berharga kalau hanya untuk menjadi cleaning service di sini. Dasar perusahaan gila! Di mana lagi mereka bisa mendapatkan karyawan sepintar kau, Patra!" Patra tetap tersenyum, namun ia terdiam sejenak. Sebenarnya pekerjaan cleaning servicenya masih bisa ia jalani, ia hanya keberatan bertemu dengan Nero lagi. Tapi Nero sendiri sudah m

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Aku adalah Wanita Kuat

    "Bersihkan lantainya dan juga sepatuku! SEKARANG!"Untuk sesaat, Patra hanya terdiam mendengar perintah tegas Nero, seolah mempertimbangkan haruskah ia menurutinya atau tidak. Di hatinya, ia terus mengingatkan dirinya kalau ia bukan Patra yang dulu lagi, Patra yang bisa ditindas dan direndahkan. Walaupun Patra tadi memang menangis, tapi tangisan itu hanyalah ungkapan emosi dan rasa kagetnya mendengar apa yang sudah dilakukan oleh Nero. Ya, Patra menangis bukan karena ia lemah. Patra sudah bukan gadis remaja lagi yang begitu naif dan begitu halu membayangkan cinta yang menggebu.Patra yang sekarang adalah Patra yang sudah sadar hidup itu tidak akan berjalan seindah drama-drama yang sering ia tonton, yang membuatnya menangis semalaman namun terus tersenyum sendiri keesokan harinya. Karena pada kenyataannya hidup itu kejam. Dalam hidup, selalu akan ada pilihan yang harus dipilih, walaupun pilihannya sama-sama tidak menyenangkan. Kesadaran itu juga yang membuat Patra sama sekali tid

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Lakukan Tugas Pertamamu

    Suara Nero disertai hembusan napas pria itu di belakang telinga Patra alih-alih membuat tubuh Patra meremang malah membuatnya bergidik ketakutan. Jantung Patra berdebar tidak karuan dan Patra benar-benar syok dengan apa yang diucapkan oleh Nero. "Jadi ... kau yang membuatku ditolak di 18 perusahaan sebelumnya?" Suara Patra bergetar, tapi ia tetap berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan, tidak peduli ke mana pun pergerakan Nero saat ini. "Yap! Seperti yang sudah kau dengar tadi, aku yang melakukannya." Tatapan Patra goyah dan air matanya sudah berkumpul di pelupuk matanya saat ini. "Lalu ... apa yang akan terjadi kalau aku melamar kerja di tempat lain lagi dan bukan di Nero Company?""Kau akan tetap berakhir ditolak. Tidak akan ada perusahaan yang menerimamu bekerja selain Nero Company. Hanya aku yang boleh menjadi bosmu. Aku sudah mengaturnya dengan sempurna." Nero mulai melangkah ke depan Patra dan berdiri menghadapnya lagi. Seketika semua rasa simpati yang tadinya Patr

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Bukan Kebetulan

    "Akhh!" Patra masih memekik kaget saat mendadak Nero menjambak rambutnya. "Mengapa kau begitu takut melihatku, Patra?"Jantung Patra berdebar begitu kencang hingga tubuhnya gemetar saat akhirnya tatapannya bertemu dengan tatapan Nero. Ya, itu Nero. Walaupun wajah tampan itu sudah terlihat makin matang dan dewasa.Walaupun suara itu pun sudah berubah menjadi lebih berat dan dalam.Namun, Patra tidak akan mungkin melupakan pria yang sudah merasuk ke hatinya begitu dalam sekaligus sudah menghancurkan hidupnya sehancur-hancurnya.Pria itu ... alasan dari semua nasib buruk dalam hidup Patra dan pria yang paling tidak ingin ia temui lagi seumur hidupnya. Patra menatap Nero dengan tatapan yang goyah. "K-kau ...," ucap Patra lirih dan menggantung.Dan kegugupan Patra pun membuat Nero tersenyum begitu puas. "Ya, aku! Mengapa mendadak kau gemetar? Seperti melihat hantu saja! Kau pasti tidak menyangka akan bertemu lagi denganku kan? Tapi ya, kita bertemu lagi, Patra Aurora!" Senyuman sinis

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Bertemu Lagi

    Enam tahun kemudian.Hari ini mungkin adalah hari terbaik bagi Patra karena akhirnya ia mulai bekerja juga. Dari puluhan lamaran kerja yang ia sebar, ada 18 perusahaan yang memanggilnya interview, tapi semuanya gagal dan Patra ditolak. Perusahaan ini adalah perusahaan ke-19 tempat ia diinterview dan akhirnya ia diterima. Patra pun berdiri memandang gedung bertingkat di hadapannya itu dengan takjub. Akhirnya, impiannya untuk bekerja di perusahaan besar pun terwujud. Beberapa tahun terakhir adalah tahun-tahun yang sangat berat bagi Patra. Berjuang menyembuhkan diri dari depresi, lalu mengejar beasiswa dan menyelesaikan kuliahnya sebagai lulusan terbaik, tapi hanya bekerja sebagai pegawai toko dengan gaji di bawah UMR, beban kerja berat, dan tanggung jawab yang tidak kunjung berkurang. Namun, semua itu belum seberapa dibandingkan luka enam tahun lalu, kenangan yang selalu menghantuinya.Nero Hadiwijaya.Hanya dengan mengingat namanya, tubuh Patra menegang. Rasa trauma itu seolah mamp

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Dendam Pria yang Tersakiti

    "A-apa maksud Ibu? Patra tidak mungkin pergi, dia tidak mungkin meninggalkan aku!" Nero menolak mentah-mentah perkataan ibunya.Tidak mungkin Patra pergi begitu saja tanpa alasan.Nero tahu wanita itu sangat mencintainya. Selama ini mereka sudah berjuang keras untuk mendapatkan restu sang ibu. Bahkan untuk bertemu pun, mereka harus bertemu secara diam-diam."Aku mau pergi mencari Patra!" Nero berniat menyibak selimut besarnya, tapi untuk bergerak pun ia tidak punya tenaga.Semua orang menahan tubuhnya, tetapi suatu yang aneh terjadi."Mengapa aku tidak bisa bergerak?" Semua anggota tubuh Nero bisa ia rasakan, kecuali kakinya. "Ada apa dengan kakiku? Mengapa kedua kakiku tidak bisa digerakkan?" Wajah Nero mengerut dengan raut kepanikan.Ia bertanya-tanya pada orang-orang yang ada di kamar, mencari jawaban.Ibu Nero hanya bisa terdiam dengan rahang mengeras dan tidak menanggapi Nero lagi hingga tidak lama kemudian, dokter pun menjelaskan kondisi Nero.Mayat hidup.Mungkin dua kata itu a

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Dipisahkan Secara Keji

    "Tinggalkan Nero atau ayahmu akan membusuk di penjara!" Seorang wanita bengis berkata dengan pandangan yang tajam. Dan wanita itu adalah ibu dari Nero, kekasih Patra. Patra pun terus menggeleng dan berlutut di depan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu. "Bu, tolong jangan lakukan ini pada ayahku!" "Ayahmu itu hanya supir rendahan yang sudah berani membawa lari uang perusahaan yang begitu banyak! Sudah untung aku masih mau membebaskannya!""Tapi, Bu ....""Tapi apa lagi? Aku sudah berbaik hati memberimu pilihan! Kalau mau ayahmu bebas, maka tinggalkan Nero! Kalau kau masih tidak mau meninggalkan Nero maka sekarang juga aku mau semua uangku kembali!"Patra tidak pernah menyangka ia akan dihadapkan pada pilihan yang begitu sulit. Ia tidak bisa memilih. Kebebasan ayahnya, atau hubungannya dengan Nero. Keduanya sama pentingnya untuk Patra."Mengapa kau diam? Tidak bisa memilih?" bentak ibu Nero lagi. "Kalau begitu kuanggap kau bisa mengembalikan uang itu! Setelah ini, tidak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status