Share

Bab. 7

Author: Arti@Shiyoriko
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ambar menoleh ke arah nenek Laurine. "Iya, Oma."

Gegas Ambar mengambil nasi untuk suaminya, walau dengan ras takut tidak berkenan di hati suaminya, Ambar tetap berusaha terlihat senormal mungkin. Dia tahu kalau setelah itu, Rexy akan marah kepadanya.

"Cukup!"

Rexy menghentikan tangan Ambar yang hendak mengambil lagi satu centong nasi untuk si Rexy. Ambar mengangguk dan meletakkan centong nasi ke dalam tempatnya kembali.

"Mas mau lauk apa?" lanjut Ambar menawarkan pada Rexy dia mau diambilkan lauk apa.

"Ambilkan yang itu aja," jawab Rexy sambil menunjuk ke arah lauk yang ia maksud. Satu mangkok telur balado telah menyita perhatian Rexy.

"Baik, Mas."

Tanpa banyak kata lagi, Ambar mengambilkan lauk yang diinginkan oleh Rexy. Setelah itu Ambar ikut makan bersama dengan Oma Laurine dan juga Rexy.

"Rexy, makan mu tambah terus sedari tadi. Masakan Ambar enak ya?" sindir nenek Laurine yang baru pertama kalinya melihat Rexy makan dengan lebih lahap dibanding dengan hari biasanya sebelum Ambar yang masak.

"Masakan Ambar enak, Oma. Pantaskan kalau Rexy nambah terus," jawab Rexy yang entah jujur atau tidak karena selain ada sang nenek yang tidak mungkin dia berbuat kasar pada Ambar dan juga memang masakan Ambar cocok di lidah Rexy.

Ambar tersipu malu, baru pertama kali ini dia mendapat pujian dari suaminya. Walaupun itu tidak tulus hanya sekadar buat melegakan hati sang nenek.

Tanpa terasa, Rexy sanggup menghabiskan semua lauk yang dimasak oleh Ambar. Nenek Laurine tersenyum. "Sebentar lagi aku yakin kau akan bertekuk lutut pada Ambar. Lubang perutmu sudah Ambar renggut dengan manis, hanya tinggal dua lubang lagi." Nenek Laurine menyeringai senang melihat cucunya sangat lahap memakan masakan Ambar.

"Baiklah, Oma. Rexy kembali ke kantor. Ambar, aku pulang malam karena lembur, jangan menunggu ku, kalau mau tidur kamu tidur duluan saja. Jangan kunci kamarnya," ucap Rexy tanpa menatap sang istri. Baginya melihat tubuh Ambar sama aja menghancurkan moodnya.

"Iya, Mas," jawab Ambar mengangguk tidak berani melihat wajah Rexy. Dia merasa kalau Rexy tidak ingin menatap dirinya dn juga jijik melihat tubuhnya yang banyak lemak berlipat di mana-mana.

Setelah kepergian Rexy, nenek Laurine baru mengeluarkan suaranya. "Ambar selamat, Nak. Kamu lambat laun akan bisa merebut hati suamimu. asal kamu sabar dan terus berjuang. kamu sudah menguasai perut Rexy, sebnetar klagi kamu juga akan menguasai mata Rexy. Nenek yakin kamu pasti bisa merebut hati Rexy sebentar lagi." Nenek Laurine tersenyum pada Ambar dan dibalas senyuma pula oleh Ambar.

"Terima kasih, Oma. Oma lah yang membuat Ambar selalu bersemangat, hanya oma yang baik dengan Ambar. Tidak peduli Ambar jelek dan tidak berpendidikan, oma tetap baik pada Ambar," ucap Ambar dengan begitu harunya, karena masih ada yang begitu baik kepadanya.

"Sudahlah, jangan begitu. Kau adalah wanita yang dipilih menjadi menantu oleh anakku John. Otomatis sebagai ibu, oma akan selalu mendukungnya. Pengalaman dulu sewaktu John memilih istri sesuai dengan pilihannya dia mendapatkan wanita yang baik dan juga memberikan keturunan yang baik juga. Bebeda dengan pilihan oma yang sekarang ini menjadi istri John, sama sekali Danisa tidak mencerminkan istri yang baik." Nenek Laurine menghela napas dalam-dalam, memikirkan menantunya yang saat ini lebih suka berkumpul dengan teman sosialitanya dari pada mengurus suami dan anaknya.

Ambar terdiam, dia mencerna apa yang disampaikan oleh nenek Laurine dengan baik. Detik berikutnya, Ambar mengeluarkan suaranya untuk bertanya pada nenek Marina. "Maaf, Oma. Apakah mama Danisa bukan ibu kandung mas Rexy?" tanya Ambar hati-hati dan jug dengan suara lirih karena takut jika apa yang ia pikirkan adalah salah.

Nenek Laurine tersenyum melihat kesopanan Ambar, sungguh sulit ditemui wanita di zaman ini yang sopan dan hormat pada orang yang lebih tua. "Benar apa yang kaukatakan Ambar. Danisa bukan ibu kandung Rexy, dia hanya ibu sambung. Ibu kandung Rexy meninggal saat Rexy berumur satu jam di dunia ini. Shelin adalah nama ibu kandung Rexy, dia baik dan pandai mengurus suami. Dia juga merawat oma dengan baik, tapi sayang sekali dia begitu cepat meninggalkan dunia ini. Dan Danisa adalah wanita pilihan oma untuk menggantikan ibu Rexy, namun pilihan oma tidak sebaik pilihan Jhon."

"Maksud, Oma?" tanya Ambar belum paham karena dia belum lama mengenal Danisa dengan baik. Selama tinggal di rumah Rexy, Ambar belum pernah ngobrol berdua dengan Danisa, bahkan bisa dikatakan tidak pernah.

"Mama mertuamu yang sekarang ini adalah wanita pilihan oma, oma pikir dulu dia adalah istri yang baikyang akan mengurus Jhon dan Rexy dengan baik, akan tetapi ternyata tidak. Dia hanya baik jika ada Jhon di rumah saja. Selebihnya dia akan sibuk dengan dunianya sendiri. Tidak pernah ada di rumah hanya sekadar untuk masak menu kesukaan Rexy," terang nenek Laurine. Nenek Laurine berharap kalau pilihan Jhon kali ini tidak salah. Dia menginginkan Ambar tidak seperti Danisa yang hanya mementingkan kesenangan dia sendiri.

Ambar tersenyum kecut, ternyata suaminya anak piatu. Tidak merasakan kasih sayang ibu secara penuh, hingga membuat Rexy tidak peka terhadap wanita. "oma, Ambar beres-beres meja makan dulu ya. Habis ini mau lajar membuat desain baju lagi. Pelajaran yang diberikan oleh teman oma sangat menyenangkan. Ambar berharap bisa sukses seperti teman oma," ucap Ambar sembari membereskan piring dan lauk yang sudah kosong.

"Besok kita ke sana lagi dan memulai program pelangsingan tubuh. Asal kau rajin maka semua akan bagus hasilnya, oma percaya suatu saat nanti kau akan menjadi desainer yang terkenal," ucap nenek Laurine dengan senyum hangat memberikan semangat berjuang untuk Ambar.

"Terima kasih, Oma. Ambar berjanji akan terus belajar dengan rajin. Ambar tidak akan mengecewakan oma." Ambar bahagia karena masih ada orag yang membantunya mewujudkan semua cita-cita yang dia impikan sejak kecil.

*************

Hari berganti hari dan bulan pun berganti, kini berat badan Ambar sudh berkurang seanyak 20 kg. tubuhnya lebih langsing dari sebelumnya akan tetapi belum mencapai berat badan ideal untuk ukuran wanita langsing secara umum.

"Oma, ternyata memiliki tubuh yang ideal perlu perjuangan yang tidak mudah. Akan tetapi tubuh menjadi lebih ringan dari sebelumnya," ucap Ambar seraya berdiri di depan cermin yang besar. Dia mematutkan diri dengan baju yang ia buat sesuai dengan desainnya sendiri.

"Bagus, Ambar. Kamu memang patut oma banggakan. Oma sekarang yakin jika Jhon tidak salah memilih istri untuk anaknya. Semakin hari oma lihat Rexy mulai teriasa dengan kehadiranmu. Oma juga yakin jika engkau akan bisa merebut hati Rexy. Dan unuk itu kau harus belajar bisa merias wajahmu seniri. Oma akan mendaftarkan mu di kursus rias pengantin. Selain bisa untuk dirimu sendiri, bisa juga untuk melengkapi bisnis butik mu juga."

Related chapters

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 8

    Hari berganti hari hingga kini pernikahan Rexy dan Ambar menginjak enam bulan. Dari nikah hingga berjalan enam bulan, Rexy belum pernah menyentuh Ambar. Rexy jarang pulang karena mengurusi anak cabang baru di kota Surabaya. Ambar juga sibuk dengan belajar membuat desain baju dan juga program dietnya. Tanpa Ambar ketahui, sang suami terpikat oleh wanita yang menjadi sekretarisnya di Surabaya. "Hallo ... Maaf, Mas. Apa hari ini mas akan pulang? Sudah dua Minggu mas tidak pulang," ucap Ambar menanyakan suaminya apakah hari ini pulang atau tidak. Rencana dia akan memberi kejutan pada sang suami kalau dirinya akan membuka butik sendiri dengan baju hasil desainnya. Hari ini. Adalah hari pembukaan butik itu, Ambar ingin sang suami bisa menghadirinya. "Maaf, hari ini aku tidak bisa pulang masih ada hal yang harus aku urus. Mungkin minggu depan aku baru pulang. Kamu tidak usah menungguku!" jawab Rexy ketus, saat ini dia sedang sibuk dengan pekerjaannya bersama sang

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 9

    Ambar memperhatikan lelaki itu, pakaiannya nampak khas, ia juga membawa kamera yang dikalung dileher.“Iya, ada yang bisa saya bantu?” tanya Ambar.“Ah, perkenalkan, saya seorang jurnalis, saya datang kemari untuk meliput pembukaan butik tadi,, dan jika Nona berkenan bolehkan saya memewancari, Nona?” tanyanya.Ambar sedikit tercengang, ia tak percaya bahwa ia sampai akan diliput seperti ini, jujur saja ia sedikit grogi, namun jelas ia tak akan menolak tawaran tersebut.“Boleh sekali, mau mulai darimana?” tanya Ambar.“Bagaimana kalau kita membua janji temu? Agar lebih mudah mengatur keadaan,” tawar jurnalis itu.“Oh, iya-iya, boleh!” balas Ambar bersemangat.“Jika boleh tahu, kapan sekiranya Nona senggang?” tanya jurnalis itu kembali.“Lusa sepertinya butik tidak akan seramai sekarang atau besok, kita lakukan disini saja, bagaimana?” tanya Ambar.“Wah, boleh sekali! Jika begitu maka saya akan kembali kesini lusa,” ujarnya.Ambar menganggukan kepalanya, kemudian jurnalis itu meminta iz

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab.10

    Ambar mulai berbicara di podium, jantungnya berdegup kencang, ia masih tak percaya dapat melangkah hingga sejauh ini. Wanita itu terus tersenyum lebar ketika mengatakan begitu banyak kata-kata yang memotivasi para wanita lainnya. Hingga saat ia selesai berbicara, gemuruh tepuk tangan terdengar dari seluruh penjuru lapangan. Ambar pun diberikan piagam karena sudah menjadi sosok Kartini masa kini yang menginspirasi banyak wanita. Disana, mereka berbicara dengan para tamu-tamu lainnya, banyak diantara mereka memuji langkah yang diambil oleh Ambar. "Oh, ternyata kamu sudah menikah? Apa suami kamu ikut kesini?" tanya seorang pengusaha wanita bernama Vera."Ah, tidak ... Dia sedang bekerja di luar kota," jawab Ambar. "Pasti suami kamu bangga melihat kamu seperti ini, andai saja dia ada di sini," ucap Vera sembari menepuk pundak Ambar. Ambar membalas ucapan Vera dengan senyuman, andai saja yang dikatakan Vera benar, ia akan bahagia, tetapi faktanya tidak demikian, Ambar tahu betul, entah

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab.11

    Bab. 11 Ambar menatap ke arah kameramen, dia menjawab dengan elegan semua pertanyaan yang ditanyakan oleh wartawan. Semua semakin cinta dan kagum pada wanita itu. Siaran wawancara eksklusif dengan Ambar Sang Desainer Cantik pun tersebar, hingga semua saluran televisi menayangkan secara live wawancara itu. Sosok lelaki yang sedang santai menikmati siaran televisi bersama kekasihnya terkejut. "Uhuk! Uhuk!" "Ada apa, Mas?" tanya Nala heran melihat kekasihnya tersedak air putih yang ada di gelas. "Itu ... Bukankah itu si Ambar?!" "Ambar? Yang mana? Gak mungkin kan, Rex, Ambar badannya segede tong, sedangkan dia itu langsing dan seksi," jawab Nala yang gak percaya jika wanita yang sedang di wawancarai itu adalah Ambar -- istri Rexy. Nala menunjuk ke arah wanita cantik dengan body yang membuat iri diri Nala. "Benar juga, akan tetapi namanya sama dan bisnisnya sama," imbuh Rexy masih belum yakin jika itu bukan Ambar karena nama dan profesinya sama. "R

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 12

    Rexy menggeram marah karena dia tidak suka pada orang yang menghina apa yang sudah menjadi miliknya. "Ronan, Rexy, hentikan!! Ayolah ... Kita semua sahabat dan kita datang ke sini untuk bersenang -senang. Ayolah jangan saling bertengkar, itu tidak baik kawan. Sebaiknya kita habiskan malam ini untuk mabuk-mabukan!" ucap salah satu rekan Rexy yang menengahi pertikaian antara dirinya dengan Ronan. Rexy tidak benar-benar mabuk, dia hanya minum sedikit hingga ia dikejutkan oleh sosok yang sangat ia kenal. "Nala? Bukankah wanita itu adalah Nala?!" gumam Rexy menggosok kedua matanya agar bisa lebih jelas lagi. Rexy pura- pura tergeletak tidak sadarkan diri saat Nala lewat di depan mejanya. "Lihatlah, Nala. Lelakimu itu tidak lebih dari hanya seorang pecundang. Akan Tetapi mengapa kau masih bersamanya?" tanya lelaki itu sengaja berbicara di dekat tubuh Rexy agar Rexy mendengar kalau sang kekasih tidak mencintainya dengan sungguh-sungguh. Saat akan membenark

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 1

    Di sebuah rumah termewah di antara rumah mewah yang lain. Dua orang sepasang suami istri sedang berembug tentang bagaimana cara untuk membuat anaknya menyadari kesalahan dan menjadi sosok yang lebih bertanggung jawab. Sang ayah sudah merasa kewalahan selalu dimintai tanggung jawab atas kerusakan yang dilakukan oleh anaknya. "Tidak, Dad. Mana mungkin Rex mau menerima gadis itu. Dady tahu jika Rex seorang pemuda perfeksionis, seleranya tinggi. Wanita yang menjadi istrinya adalah sosok wanita yang cantik, anggun, dan bertubuh langsing layaknya biola Spanyol. Sedangkan Ambar anak juragan Danur, daddy tahu sendiri 'kan?" ucap Denisa --Ibu Rexy."Honey, kau jangan terlalu memanjakan Rex. Itu tidak baik untuknya. Dia harus belajar menerima apa yang tidak dia sukai. Hidup ini haruslah bisa seimbang, Honey. Tidak selalu sempurna. Bagaimana Rex akan bisa melalui ujian hidupnya jika kau selalu membuatnya berada di zona nyaman. Kita tidak akan bisa selalu ada untuknya, umur kita terbatas. Aku t

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 2

    Rexy tersentak tatkala udara dingin menyapu tubuhnya. Siapa lagi yang berani menarik selimutnya selain sang ayah. Rex pun terbangun dengan mata yang masih terpejam. "Bangun, Rex! Dady kasih waktu selama 1 jam untuk bersiap. Pakai jas dan kemeja yang sudah daddy pilihkan untukmu! Jika kau berani kabur atau lebih dari satu jam kau tidak juga bersiap. Maka jangan salahkan daddy jika kau daddy coret dari daftar ahli waris. Sudah cukup daddy memberimu kelonggaran waktu. Cepatlah, waktu berjalan dimulai sekarang!" Jhon menarik selimut Rexy hingga tubuh Rexy terpampang jelas terkena dinginnya AC. Mau tidak mau Rexy harus bangun jika tidak ingin tubuhnya membeku karena kedinginan. "Dad! Kita mau kemana?!" teriak Rexy dengan mata yang masih terpejam. Namun, semua percuma saja, Jhon sudah meninggalkan kamar Rexy. "Ck! Siaaal ...." Sembari mengumpat karena kesal, Rexy bangun dari ranjangnya dan menuju ke kamar mandi. Dia tidak ingin jika namanya tercoret dari daftar a

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 3

    "Oh maaf, Bang. Terlalu kuat ya? Maklum Ambar biasa meremas jeruk manis agar keluar banyak sarinya. Biasa anak tetangga sekitar meminta bantuan Ambar saat ingin membuat jus jeruk," ucap Ambar tersenyum dengan bangga. Denisa dan Rexy melongo melihat ke-absurd-an calon menantu Denisa dan calon istri Rexy. "Mom, Rexy ingin pulang saja! Rexy tidak bisa hidup dengan wanita model begini! Kenapa sih daddy egois sekali!" bisik Rexy pada sang ibu. "Sst ... Diam kau, Rex! Mommy tidak bisa mencegah keinginan Daddy mu. Hanya satu harapan kita yaitu grandma! Mommy yakin grandma pasti tidak akan merestui pernikahan mu dengan buldozer itu!" jawab Denisa juga sambil berbisik, memberi angin harapan pada sang anak. "Benar sekali, Mom. Rexy yakin grandma pasti bisa menolong Rexy," ucap Rexy dengan senyum mengembang. Rexy berharap Sang nenek yang menjadi penguasa klan bisnis keluarga Miliano bisa membantu dirinya. Demi apapun Denisa dan Rexy ingin kabur dari tempat itu, namun

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 12

    Rexy menggeram marah karena dia tidak suka pada orang yang menghina apa yang sudah menjadi miliknya. "Ronan, Rexy, hentikan!! Ayolah ... Kita semua sahabat dan kita datang ke sini untuk bersenang -senang. Ayolah jangan saling bertengkar, itu tidak baik kawan. Sebaiknya kita habiskan malam ini untuk mabuk-mabukan!" ucap salah satu rekan Rexy yang menengahi pertikaian antara dirinya dengan Ronan. Rexy tidak benar-benar mabuk, dia hanya minum sedikit hingga ia dikejutkan oleh sosok yang sangat ia kenal. "Nala? Bukankah wanita itu adalah Nala?!" gumam Rexy menggosok kedua matanya agar bisa lebih jelas lagi. Rexy pura- pura tergeletak tidak sadarkan diri saat Nala lewat di depan mejanya. "Lihatlah, Nala. Lelakimu itu tidak lebih dari hanya seorang pecundang. Akan Tetapi mengapa kau masih bersamanya?" tanya lelaki itu sengaja berbicara di dekat tubuh Rexy agar Rexy mendengar kalau sang kekasih tidak mencintainya dengan sungguh-sungguh. Saat akan membenark

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab.11

    Bab. 11 Ambar menatap ke arah kameramen, dia menjawab dengan elegan semua pertanyaan yang ditanyakan oleh wartawan. Semua semakin cinta dan kagum pada wanita itu. Siaran wawancara eksklusif dengan Ambar Sang Desainer Cantik pun tersebar, hingga semua saluran televisi menayangkan secara live wawancara itu. Sosok lelaki yang sedang santai menikmati siaran televisi bersama kekasihnya terkejut. "Uhuk! Uhuk!" "Ada apa, Mas?" tanya Nala heran melihat kekasihnya tersedak air putih yang ada di gelas. "Itu ... Bukankah itu si Ambar?!" "Ambar? Yang mana? Gak mungkin kan, Rex, Ambar badannya segede tong, sedangkan dia itu langsing dan seksi," jawab Nala yang gak percaya jika wanita yang sedang di wawancarai itu adalah Ambar -- istri Rexy. Nala menunjuk ke arah wanita cantik dengan body yang membuat iri diri Nala. "Benar juga, akan tetapi namanya sama dan bisnisnya sama," imbuh Rexy masih belum yakin jika itu bukan Ambar karena nama dan profesinya sama. "R

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab.10

    Ambar mulai berbicara di podium, jantungnya berdegup kencang, ia masih tak percaya dapat melangkah hingga sejauh ini. Wanita itu terus tersenyum lebar ketika mengatakan begitu banyak kata-kata yang memotivasi para wanita lainnya. Hingga saat ia selesai berbicara, gemuruh tepuk tangan terdengar dari seluruh penjuru lapangan. Ambar pun diberikan piagam karena sudah menjadi sosok Kartini masa kini yang menginspirasi banyak wanita. Disana, mereka berbicara dengan para tamu-tamu lainnya, banyak diantara mereka memuji langkah yang diambil oleh Ambar. "Oh, ternyata kamu sudah menikah? Apa suami kamu ikut kesini?" tanya seorang pengusaha wanita bernama Vera."Ah, tidak ... Dia sedang bekerja di luar kota," jawab Ambar. "Pasti suami kamu bangga melihat kamu seperti ini, andai saja dia ada di sini," ucap Vera sembari menepuk pundak Ambar. Ambar membalas ucapan Vera dengan senyuman, andai saja yang dikatakan Vera benar, ia akan bahagia, tetapi faktanya tidak demikian, Ambar tahu betul, entah

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 9

    Ambar memperhatikan lelaki itu, pakaiannya nampak khas, ia juga membawa kamera yang dikalung dileher.“Iya, ada yang bisa saya bantu?” tanya Ambar.“Ah, perkenalkan, saya seorang jurnalis, saya datang kemari untuk meliput pembukaan butik tadi,, dan jika Nona berkenan bolehkan saya memewancari, Nona?” tanyanya.Ambar sedikit tercengang, ia tak percaya bahwa ia sampai akan diliput seperti ini, jujur saja ia sedikit grogi, namun jelas ia tak akan menolak tawaran tersebut.“Boleh sekali, mau mulai darimana?” tanya Ambar.“Bagaimana kalau kita membua janji temu? Agar lebih mudah mengatur keadaan,” tawar jurnalis itu.“Oh, iya-iya, boleh!” balas Ambar bersemangat.“Jika boleh tahu, kapan sekiranya Nona senggang?” tanya jurnalis itu kembali.“Lusa sepertinya butik tidak akan seramai sekarang atau besok, kita lakukan disini saja, bagaimana?” tanya Ambar.“Wah, boleh sekali! Jika begitu maka saya akan kembali kesini lusa,” ujarnya.Ambar menganggukan kepalanya, kemudian jurnalis itu meminta iz

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 8

    Hari berganti hari hingga kini pernikahan Rexy dan Ambar menginjak enam bulan. Dari nikah hingga berjalan enam bulan, Rexy belum pernah menyentuh Ambar. Rexy jarang pulang karena mengurusi anak cabang baru di kota Surabaya. Ambar juga sibuk dengan belajar membuat desain baju dan juga program dietnya. Tanpa Ambar ketahui, sang suami terpikat oleh wanita yang menjadi sekretarisnya di Surabaya. "Hallo ... Maaf, Mas. Apa hari ini mas akan pulang? Sudah dua Minggu mas tidak pulang," ucap Ambar menanyakan suaminya apakah hari ini pulang atau tidak. Rencana dia akan memberi kejutan pada sang suami kalau dirinya akan membuka butik sendiri dengan baju hasil desainnya. Hari ini. Adalah hari pembukaan butik itu, Ambar ingin sang suami bisa menghadirinya. "Maaf, hari ini aku tidak bisa pulang masih ada hal yang harus aku urus. Mungkin minggu depan aku baru pulang. Kamu tidak usah menungguku!" jawab Rexy ketus, saat ini dia sedang sibuk dengan pekerjaannya bersama sang

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 7

    Ambar menoleh ke arah nenek Laurine. "Iya, Oma." Gegas Ambar mengambil nasi untuk suaminya, walau dengan ras takut tidak berkenan di hati suaminya, Ambar tetap berusaha terlihat senormal mungkin. Dia tahu kalau setelah itu, Rexy akan marah kepadanya. "Cukup!" Rexy menghentikan tangan Ambar yang hendak mengambil lagi satu centong nasi untuk si Rexy. Ambar mengangguk dan meletakkan centong nasi ke dalam tempatnya kembali. "Mas mau lauk apa?" lanjut Ambar menawarkan pada Rexy dia mau diambilkan lauk apa. "Ambilkan yang itu aja," jawab Rexy sambil menunjuk ke arah lauk yang ia maksud. Satu mangkok telur balado telah menyita perhatian Rexy. "Baik, Mas." Tanpa banyak kata lagi, Ambar mengambilkan lauk yang diinginkan oleh Rexy. Setelah itu Ambar ikut makan bersama dengan Oma Laurine dan juga Rexy. "Rexy, makan mu tambah terus sedari tadi. Masakan Ambar enak ya?" sindir nenek Laurine yang baru pertama kalinya melihat Rexy makan dengan lebih lahap dibanding dengan hari biasanya se

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 6

    Bruk! "Maaf, Tuan," ucap Ambar meminta maaf pada sosok lelaki yang begitu tampan yang selesai memilih kemeja. Butik itu tidak hanya menyediakan pakaian wanita akan tetapi juga pakaian pria seperti kemeja dan juga jas mewah. "Hmm ...." Hanya itu suara yang keluar dari mulut lelaki itu. Sama sekali tidak ada ekspresi lain selain dingin dan datar. Biasanya lelaki yang ditabrak tidak sengaja oleh Ambar akan marah-marah badan mengatai Ambar yang tidak -tidak. Ambar tersenyum, walau tahu senyumnya tidak akan dibalas oleh lelaki tersebut. "Ternyata masih ada satu lelaki yang tidak memandang buruk fisikku," ucap Ambar senang karena dia tidak mendapat amarah dan ejekan dari laki-laki. Ambar melangkah menuju ke ruangan dimana semua baju berukuran besar. Ambar tersenyum senang, baju-baju itu terlihat bagus. "Ambar pilihlah salah satu yang menurutmu paling kamu suka dan cocok dengan tubuhmu," ucap Oma Laurine dengan senyuman. Oma laurine akan melakukan tes se

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 5

    Oma menatap Ambar yang ia tahu kalau diri Ambar menyembunyikan sesuatu dan juga menahan rasa takut agar terlihat normal dan baik-baik saja. "Ambar, tidak akan aku biarkan kamu menderita, Nak. Rexy dan Denisa harus segera disadarkan bahwa gaya hidup mereka yang hedon akan menghancurkan perusahaan yang suamiku bangun dari nol," gumam Oma tersenyum lalu mengangguk ke arah Ambar. Ambar kembali ke kamarnya untuk membereskan baju tidur Rexy yang pastinya tersebar di sembarang tempat. Rexy anak yang manja, dia tidak akan mau merapikan kamarnya sendiri. Menurut Rexy itu adalah pekerjaan pembantu yang sudah dibayar untuk membereskan semua. Tok! Tok! Nenek Laurine datang mengetuk pintu, setelah dirasa Denisa sudah pergi meninggalkan rumah untuk pergi berkumpul dengan teman sosialitanya. "Oma? silakan masuk, Oma," ajak Ambar dengan senyum yang dipaksakan. "Terima kasih, Ambar. Hmm ... kamar ini harum baunya. Apa kau yang sudah membersihkannya?" Nenek Laurine menatap sekeliling menya

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 4

    Wanita tua dengan penampilan serba mewah itu mendekat ke arah Rexy dan Ambar yang duduk di pelaminan. "Rexy, selamat grandma ucapkan, jangan sampai kau menyakiti wanita ini jika kau masih ingin mendapatkan warisan dari grandma!" ucap wanita tua itu dengan tersenyum miring. Glek! Rexy menelan kasar ludahnya. Tidak menyangka jika sang nenek malah mendukung wanita big size itu dibandingkan dengan cucu kandungnya sendiri. "Tapi, Grandma?! Rexy ini cucu Grandma, mengapa grandma tidak membela Rexy, tapi malah mendukung Buldozer ini!" protes Rexy terlihat kesal dan tidak terima jika nenek yang ia harapkan bisa membebaskan dirinya dari neraka pernikahan ini, ternyata tidak bisa diharapkan. "Tidak ada tapi-tapian, Rexy! Jalani pernikahan kalian dengan baik, jika tidak satu peser pun tidak akan grandma berikan padamu. Kalau perlu grandma coret dari daftar ahli waris grandma. Apa kamu paham?!" seru wanita tua itu dengan tegas. Rexy tidak bisa menggugat ata

DMCA.com Protection Status