Share

Terjerat Cinta Wanita 80 Kg
Terjerat Cinta Wanita 80 Kg
Author: Arti@Shiyoriko

Bab. 1

last update Last Updated: 2024-02-08 18:20:48

Di sebuah rumah termewah di antara rumah mewah yang lain. Dua orang sepasang suami istri sedang berembug tentang bagaimana cara untuk membuat anaknya menyadari kesalahan dan menjadi sosok yang lebih bertanggung jawab. Sang ayah sudah merasa kewalahan selalu dimintai tanggung jawab atas kerusakan yang dilakukan oleh anaknya.

"Tidak, Dad. Mana mungkin Rex mau menerima gadis itu. Dady tahu jika Rex seorang pemuda perfeksionis, seleranya tinggi. Wanita yang menjadi istrinya adalah sosok wanita yang cantik, anggun, dan bertubuh langsing layaknya biola Spanyol. Sedangkan Ambar anak juragan Danur, daddy tahu sendiri 'kan?" ucap Denisa --Ibu Rexy.

"Honey, kau jangan terlalu memanjakan Rex. Itu tidak baik untuknya. Dia harus belajar menerima apa yang tidak dia sukai. Hidup ini haruslah bisa seimbang, Honey. Tidak selalu sempurna. Bagaimana Rex akan bisa melalui ujian hidupnya jika kau selalu membuatnya berada di zona nyaman. Kita tidak akan bisa selalu ada untuknya, umur kita terbatas. Aku tahu kau ingin yang terbaik untuk Rex, tapi ingatlah caramu menyayangi akan membinasakannya," ucap Jhony dengan nada serius.

Denisa menghela napas, dia berpikir bahwa apa yang dikatakan suaminya itu adalah benar.

"Aku hanya ingin yang terbaik untuk Rex. Mungkin cara mas ada benarnya juga. Kita harus membuat Rexy bisa lebih dewasa. Mas, bisa menghubungi juragan Danur." Denisa meminta sang suami menghubungi Danur-ayah Ambarita gadis dengan berat badan hampir 100kg.

Suasana di kamar mewah sang pemilik Duta Corps itu menjadi lenggang. Masing-masing tenggelam dalam pikiran masing-masing. Sang ayah memikirkan masa depan anak dan perusahaannya sedangkan sang ibu sibuk memikirkan bagaimana sang anak bisa bahagia.

Triing ....

Ponsel Jhon Anderson sang presiden direktur Duta Corps berdering. Ada panggilan dari sekretarisnya.

"Maaf, Tuan. Kami mendapat laporan jika tuan Rex mabuk di club malam. Dia sedang mengamuk menghancurkan semua yang ada di club itu," ucap sang sekretaris dengan nada panik.

Netra Jhon membulat sempurna, lagi-lagi dia mendapatkan laporan yang tidak mengenakan dari sang anak. Terakhir kali Rex membikin onar sebuah cafe gegara wanitanya meminta putus dari Rex. Sifatnya yang dingin membuat para wanita yang sudah serius dengan Rex, tiba-tiba memutuskannya. Mereka tidak betah dengan sikap Rex yang posesif dan kekanakan.

"Bodoh! Anak itu bikin ulah lagi, sampai kapan dia begitu, selalu melampiaskan amarah dengan merusak barang!" Jhon merasa kesal dengan Rex, sudah ratusan juta dia keluarkan hanya untuk ganti rugi pada pemilik cafe dan club' malam.

"Ada apa, Dad? Apa Rex bikin ulah lagi?" tanya Denias yang terkejut dengan suaminya yang marah -marah.

"Siapa lagi kalau bukan anak kesayanganmu yang bikin ulah! Kali ini dia ngamuk di club malam. Entah berapa juta lagi harus Dady keluarkan untuk ganti rugi. Sampai kapan Rex akan belajar untuk dewasa. Sifat kekanak-kanakannya itu bisa membuat bisnis kita lama-lama bangkrut, Honey!" geram Jhon merutuki perbuatan sang anak.

"Baiklah, Dad. Mommy menyerah saja, terserah kau mau apakan itu anak. Aku sudah tidak sanggup lagi menghadapinya!" Denisa pasrah pada sang suami, dia sudah putus asa, bagaimana mengubah sifat sang anak.

"Ini tidak bisa kita diamkan lagi. Dady akan memberi pilihan pada Rex, dia akan mau menikah dengan gadis pilihan dady dan melanjutkan kepemimpinan di Duta Corps atau memilih hidup menggembel di jalan sana!" Jhon sudah memutuskan apa yang harus Rex pilih.

"Ya sudahlah, Dad. Mommy ikut saja semua yang dady lakukan untuk kebaikan Rexy. Hanya saja, mommy minta dady jangan terlalu kejam pada Rexy," ucap Denisa yang pada akhirnya menyerah pada keputusan sang suami.

Jhon mengambil napas dalam-dalam, dia merasa kali ini harus bertindak tegas pada anak lelaki satu -satunya itu.

"Baiklah, dady harus segera menjemput Rexy. Takutnya nanti mereka membawa Rexy ke kantor polisi. Jika sudah begitu maka hancur sudah reputasi Duta Corps." Jhon bergegas memerintahkan sang supir untuk menyiapkan mobil dan mengantarkan Jhon menuju Club' malam itu.

"Hati-hati, Dad," seru Denisa mengiringi kepergian sang suami.

"Ah, anak itu kapan akan sadar dengan kelakuannya yang kekanakan! Semoga rencana dady bisa berhasil mengubah Rexy menjadi sosok yang bisa lebih dewasa," ucap Denisa di dalam hati mendoakan sang anak.

***

Di Club.

"Tuan muda, tolong Anda jangan emosi. Lihat sudah berapa meja yang anda pecahkan dan berapa gelas yang sudah tidak berbentuk lagi, Tuan!" Zion sang sekretaris berupaya menenangkan sang majikan yang tengah mengamuk hanya lantaran seorang gadis.

"Minggir kau, Zion! Jangan menghalangiku, jika kau tidak ingin tidur di rumah sakit!" pekik Rexy yang masih emosi.

Braaak!

Rexy membanting sebuah kursi dan mengenai meja kaca yang ada di depannya.

"Nona! Pergilah, jangan ada di sini, kehadiran Anda hanya akan membuat tuan Rexy semakin marah!" Ucap sang pemilik club' meminta wanita yang menggoda Rexy untuk pergi.

Zion pun juga minggir dari pada tubuhnya ikut remuk seperti gelas dan meja. Tubuh Rexy memang kuat, dia terbiasa latihan Yudo dan Wushu. Tidak ada yang berani mendekat jika Rexy sedang diselimuti amarah yang memuncak.

Rexy mengamuk karena ada salah satu pelayan yang sengaja membuat dirinya marah. Pelayan dengan baju seksi dan menarik mata para hidung belang itu dengan sengaja merayu Rexy dengan menyentuh bagian sensitif Rexy tanpa permisi terlebih dahulu.

"Maafkan, pelayan kami, Tuan. Kami akan memecatnya segera, tolong ... Jangan membuat usaha bisnis saya hancur!" ucap sang pemilik club' memohon dengan sangat. Namun hal itu tidak bisa membuat Rexy mereda. Apa yang dilakukan oleh pelayan itu baginya adalah hal yang memalukan, harga diri Rexy jadi terhina.

Semua hanya bisa melihat dan berbisik mencela perbuatan Rexy yang sudah merugikan club' malam itu. Para security pun tidak ada yang berani mendekat, hanya satu orang yang ditakuti oleh Rexy yaitu sang ayah.

"Rexy ... hentikan!!" suara menggelegar memanggil nama Rexy. Sontak Rexy menghentikan gerakannya yang ingin menghancurkan kursi.

Glek!

Rexy menelan kasar ludahnya. Dari arah pintu masuk, tertangkap oleh netra Rexy, ayahnya berjalan menuju ke arahnya.

"Daddy?!" pekik Rexy terkejut melihat sang ayah yang datang dengan raut wajah yang sudah tidak enak untuk dilihat.

Jhon dengan diikuti sekretaris dan anak buahnya yang lain mengambil kursi yang masih terselamatkan dari amukan Rexy. Wajah Rexy sudah memucat, kali ini dia tidak bisa menghindar lagi dari amarah sang ayah.

"Duduk, Rex!" titah Jhon pada anaknya. Rex pun patuh, dia duduk di kursi yang hendak ia hancurkan.

"Dady sudah tidak sanggup lagi harus selalu mengganti semua kerusakan yang kau ciptakan. Mulai sekarang kau harus mengganti dengan uangmu sendiri semua yang kau hancurkan."

"Tapi, Dad ...." ucap Rex terpotong.

"Tidak ada tapi-tapian, Rex. Jika kau tidak punya uang maka kau harus mau menandatangani surat perjanjian ini. Dion, berikan surat itu pada Rexy. Biar dia baca, jika dia tidak mau menandatangani, kita segera pergi dari tempat ini, biar dia yang membayar semua kerusakan yang ia ciptakan," perintah Jhon pada Dion sang sekretaris.

Dion melangkah mendekati Rexy sambil membawa berkas surat perjanjian yang harus Dion tanda tangani.

"Silakan, Tuan Muda." Dion memberikan berkas beserta bolpen pada Rexy.

"Dad, mengapa kertas ini kosong? Dady tidak menulis kesepakatan yang harus Rexy tanda tangani?" tanya Rexy terheran menatap lembar kosong yang harus dia tanda tangani.

"Maaf, Dady belum sempat mengisinya karena tadi terburu harus datang ke sini. Kamu tanda tangani saja dulu, nanti kita bicarakan lagi. Waktu Dady di sini tinggal sedikit, kalau kamu tidak mau menandatanganinya ya sudah, Dady akan pergi dari tempat ini," ucap Jhon santai tanpa menatap ke arah Rexy.

Rexy terbengong sekaligus bingung akankah dia akan menandatangani surat perjanjian itu. Namun, Rex juga berpikir siapa yang akan membayar semua ganti rugi kafe ini. Rex mengambil napas dalam-dalam, dia pun mengambil pena yang masih dibawa oleh Dion lalu menandatangani kertas kosong itu.

"Dion, berikan pada daddy!" Rex memberikan map itu pada Dion. Setelah Dion memeriksa ulang, diserahkannya map itu pada majikannya--tuan Jhon.

Jhon tersenyum menyeringai melihat tanda tangan sang anak sudah tertempel indah di berkas itu. Jhon pun bangkit, lalu berkata pada Dion. "Dion kau urus semua biaya ganti rugi yang harus kita bayar. Dan kau Rex, cepatlah pulang. Besok kau akan dady ajak menemui seseorang."

Rex membulatkan matanya mendengar perintah sang ayah. Dia hanya mengangguk pasrah karena dirinya kini sedang dalam kekuasaan sang ayah.

Malam pun semakin mendekati ujungnya, Rex dan temannya pun sudah kembali ke rumah masing-masing.

Rex membalik bantalnya, dia belum bisa terpejam sedari pulang dari club itu.

"Kira-kira apa yang ingin dady lakukan padaku? Mengapa hatiku risau begini? Apa benar yang dikatakan Felix tentang keinginan daddy?" gumam Rexy mengingat kembali perkataan Felix-sahabatnya.

"Rex, aku yakin pasti dady-mu punya rencana besar. Tidak mungkin beliau memintamu untuk menandatangani kertas kosong. Aku yakin pasti ada maksud tersembunyi dari dady-mu itu," ucap Felix saat Rex akan meninggalkan Club malam itu.

"Sssh ... Argh!! Pokoknya aku tidak mau dady mengatur hidupku! Aku ingin menjadi sosok yang bebas!" Rex membuang semua bantal yang ada di tempat tidurnya. Dia berulang kali mengubah posisi tidurnya agar bisa tidur nyenyak, akan tetapi tetap juga Rexy tidak bisa tidur.

"Siiial ...! Kenapa jadi tidak bisa tidur! Sebenarnya apa yang direncanakan oleh daddy! Seharusnya tadi aku tidak tanda tangan!" gerutu Rexy sembari membalik badannya menjadi tengkurap.

***

Matahari terbit dengan sinarnya yang menghangatkan seluruh bumi. Tubuh Rex masih bergelung nyaman di selimutnya.

Sementara itu di kamar Jhon, dia tengah asyik berbincang dengan juragan Danur.

"Baiklah, kawan. Aku akan datang ke rumahmu nanti agak siang. Aku yakin Rex belum bangun. Anak itu memang sesuka hatinya. Aku harap dengan perjodohan kita ini, dia bisa berubah."

"Okey, aku akan kabari lagi saat berangkat nanti."

"Baiklah, tunggu kami. Semoga anak kita berjodoh."

Klik.

Jhon menutup panggilannya dan kembali menyeruput tehnya.

"Dad, semua sudah daddy persiapkan? Bagaimana kalau Rex kabur?" tanya Denisa pada sang suami.

Jhon tersenyum melihat sang istri yang begitu mengkhawatirkan anaknya.

"Kau tenang saja, Rex tidak akan menolak kali ini. Percayalah padaku, semua sudah aku persiapkan dengan baik. Kau hanya dukung suamimu, jangan pernah merasa lemah di depan anakmu nanti. Semua demi kebaikannya di mas depan." Jhon memeluk sayang pada sang istri. Menenangkan Denisa agar tidak terlalu khawatir dengan sang anak.

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Jhon datang ke kamar Rex untuk membangunkan sang anak. Jhon menarik kasar selimut yang menutupi sang anak.

Related chapters

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 2

    Rexy tersentak tatkala udara dingin menyapu tubuhnya. Siapa lagi yang berani menarik selimutnya selain sang ayah. Rex pun terbangun dengan mata yang masih terpejam. "Bangun, Rex! Dady kasih waktu selama 1 jam untuk bersiap. Pakai jas dan kemeja yang sudah daddy pilihkan untukmu! Jika kau berani kabur atau lebih dari satu jam kau tidak juga bersiap. Maka jangan salahkan daddy jika kau daddy coret dari daftar ahli waris. Sudah cukup daddy memberimu kelonggaran waktu. Cepatlah, waktu berjalan dimulai sekarang!" Jhon menarik selimut Rexy hingga tubuh Rexy terpampang jelas terkena dinginnya AC. Mau tidak mau Rexy harus bangun jika tidak ingin tubuhnya membeku karena kedinginan. "Dad! Kita mau kemana?!" teriak Rexy dengan mata yang masih terpejam. Namun, semua percuma saja, Jhon sudah meninggalkan kamar Rexy. "Ck! Siaaal ...." Sembari mengumpat karena kesal, Rexy bangun dari ranjangnya dan menuju ke kamar mandi. Dia tidak ingin jika namanya tercoret dari daftar a

    Last Updated : 2024-02-08
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 3

    "Oh maaf, Bang. Terlalu kuat ya? Maklum Ambar biasa meremas jeruk manis agar keluar banyak sarinya. Biasa anak tetangga sekitar meminta bantuan Ambar saat ingin membuat jus jeruk," ucap Ambar tersenyum dengan bangga. Denisa dan Rexy melongo melihat ke-absurd-an calon menantu Denisa dan calon istri Rexy. "Mom, Rexy ingin pulang saja! Rexy tidak bisa hidup dengan wanita model begini! Kenapa sih daddy egois sekali!" bisik Rexy pada sang ibu. "Sst ... Diam kau, Rex! Mommy tidak bisa mencegah keinginan Daddy mu. Hanya satu harapan kita yaitu grandma! Mommy yakin grandma pasti tidak akan merestui pernikahan mu dengan buldozer itu!" jawab Denisa juga sambil berbisik, memberi angin harapan pada sang anak. "Benar sekali, Mom. Rexy yakin grandma pasti bisa menolong Rexy," ucap Rexy dengan senyum mengembang. Rexy berharap Sang nenek yang menjadi penguasa klan bisnis keluarga Miliano bisa membantu dirinya. Demi apapun Denisa dan Rexy ingin kabur dari tempat itu, namun

    Last Updated : 2024-02-08
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 4

    Wanita tua dengan penampilan serba mewah itu mendekat ke arah Rexy dan Ambar yang duduk di pelaminan. "Rexy, selamat grandma ucapkan, jangan sampai kau menyakiti wanita ini jika kau masih ingin mendapatkan warisan dari grandma!" ucap wanita tua itu dengan tersenyum miring. Glek! Rexy menelan kasar ludahnya. Tidak menyangka jika sang nenek malah mendukung wanita big size itu dibandingkan dengan cucu kandungnya sendiri. "Tapi, Grandma?! Rexy ini cucu Grandma, mengapa grandma tidak membela Rexy, tapi malah mendukung Buldozer ini!" protes Rexy terlihat kesal dan tidak terima jika nenek yang ia harapkan bisa membebaskan dirinya dari neraka pernikahan ini, ternyata tidak bisa diharapkan. "Tidak ada tapi-tapian, Rexy! Jalani pernikahan kalian dengan baik, jika tidak satu peser pun tidak akan grandma berikan padamu. Kalau perlu grandma coret dari daftar ahli waris grandma. Apa kamu paham?!" seru wanita tua itu dengan tegas. Rexy tidak bisa menggugat ata

    Last Updated : 2024-02-12
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 5

    Oma menatap Ambar yang ia tahu kalau diri Ambar menyembunyikan sesuatu dan juga menahan rasa takut agar terlihat normal dan baik-baik saja. "Ambar, tidak akan aku biarkan kamu menderita, Nak. Rexy dan Denisa harus segera disadarkan bahwa gaya hidup mereka yang hedon akan menghancurkan perusahaan yang suamiku bangun dari nol," gumam Oma tersenyum lalu mengangguk ke arah Ambar. Ambar kembali ke kamarnya untuk membereskan baju tidur Rexy yang pastinya tersebar di sembarang tempat. Rexy anak yang manja, dia tidak akan mau merapikan kamarnya sendiri. Menurut Rexy itu adalah pekerjaan pembantu yang sudah dibayar untuk membereskan semua. Tok! Tok! Nenek Laurine datang mengetuk pintu, setelah dirasa Denisa sudah pergi meninggalkan rumah untuk pergi berkumpul dengan teman sosialitanya. "Oma? silakan masuk, Oma," ajak Ambar dengan senyum yang dipaksakan. "Terima kasih, Ambar. Hmm ... kamar ini harum baunya. Apa kau yang sudah membersihkannya?" Nenek Laurine menatap sekeliling menya

    Last Updated : 2024-03-08
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 6

    Bruk! "Maaf, Tuan," ucap Ambar meminta maaf pada sosok lelaki yang begitu tampan yang selesai memilih kemeja. Butik itu tidak hanya menyediakan pakaian wanita akan tetapi juga pakaian pria seperti kemeja dan juga jas mewah. "Hmm ...." Hanya itu suara yang keluar dari mulut lelaki itu. Sama sekali tidak ada ekspresi lain selain dingin dan datar. Biasanya lelaki yang ditabrak tidak sengaja oleh Ambar akan marah-marah badan mengatai Ambar yang tidak -tidak. Ambar tersenyum, walau tahu senyumnya tidak akan dibalas oleh lelaki tersebut. "Ternyata masih ada satu lelaki yang tidak memandang buruk fisikku," ucap Ambar senang karena dia tidak mendapat amarah dan ejekan dari laki-laki. Ambar melangkah menuju ke ruangan dimana semua baju berukuran besar. Ambar tersenyum senang, baju-baju itu terlihat bagus. "Ambar pilihlah salah satu yang menurutmu paling kamu suka dan cocok dengan tubuhmu," ucap Oma Laurine dengan senyuman. Oma laurine akan melakukan tes se

    Last Updated : 2024-03-13
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 7

    Ambar menoleh ke arah nenek Laurine. "Iya, Oma." Gegas Ambar mengambil nasi untuk suaminya, walau dengan ras takut tidak berkenan di hati suaminya, Ambar tetap berusaha terlihat senormal mungkin. Dia tahu kalau setelah itu, Rexy akan marah kepadanya. "Cukup!" Rexy menghentikan tangan Ambar yang hendak mengambil lagi satu centong nasi untuk si Rexy. Ambar mengangguk dan meletakkan centong nasi ke dalam tempatnya kembali. "Mas mau lauk apa?" lanjut Ambar menawarkan pada Rexy dia mau diambilkan lauk apa. "Ambilkan yang itu aja," jawab Rexy sambil menunjuk ke arah lauk yang ia maksud. Satu mangkok telur balado telah menyita perhatian Rexy. "Baik, Mas." Tanpa banyak kata lagi, Ambar mengambilkan lauk yang diinginkan oleh Rexy. Setelah itu Ambar ikut makan bersama dengan Oma Laurine dan juga Rexy. "Rexy, makan mu tambah terus sedari tadi. Masakan Ambar enak ya?" sindir nenek Laurine yang baru pertama kalinya melihat Rexy makan dengan lebih lahap dibanding dengan hari biasanya se

    Last Updated : 2024-03-27
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 8

    Hari berganti hari hingga kini pernikahan Rexy dan Ambar menginjak enam bulan. Dari nikah hingga berjalan enam bulan, Rexy belum pernah menyentuh Ambar. Rexy jarang pulang karena mengurusi anak cabang baru di kota Surabaya. Ambar juga sibuk dengan belajar membuat desain baju dan juga program dietnya. Tanpa Ambar ketahui, sang suami terpikat oleh wanita yang menjadi sekretarisnya di Surabaya. "Hallo ... Maaf, Mas. Apa hari ini mas akan pulang? Sudah dua Minggu mas tidak pulang," ucap Ambar menanyakan suaminya apakah hari ini pulang atau tidak. Rencana dia akan memberi kejutan pada sang suami kalau dirinya akan membuka butik sendiri dengan baju hasil desainnya. Hari ini. Adalah hari pembukaan butik itu, Ambar ingin sang suami bisa menghadirinya. "Maaf, hari ini aku tidak bisa pulang masih ada hal yang harus aku urus. Mungkin minggu depan aku baru pulang. Kamu tidak usah menungguku!" jawab Rexy ketus, saat ini dia sedang sibuk dengan pekerjaannya bersama sang

    Last Updated : 2024-05-23
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 9

    Ambar memperhatikan lelaki itu, pakaiannya nampak khas, ia juga membawa kamera yang dikalung dileher.“Iya, ada yang bisa saya bantu?” tanya Ambar.“Ah, perkenalkan, saya seorang jurnalis, saya datang kemari untuk meliput pembukaan butik tadi,, dan jika Nona berkenan bolehkan saya memewancari, Nona?” tanyanya.Ambar sedikit tercengang, ia tak percaya bahwa ia sampai akan diliput seperti ini, jujur saja ia sedikit grogi, namun jelas ia tak akan menolak tawaran tersebut.“Boleh sekali, mau mulai darimana?” tanya Ambar.“Bagaimana kalau kita membua janji temu? Agar lebih mudah mengatur keadaan,” tawar jurnalis itu.“Oh, iya-iya, boleh!” balas Ambar bersemangat.“Jika boleh tahu, kapan sekiranya Nona senggang?” tanya jurnalis itu kembali.“Lusa sepertinya butik tidak akan seramai sekarang atau besok, kita lakukan disini saja, bagaimana?” tanya Ambar.“Wah, boleh sekali! Jika begitu maka saya akan kembali kesini lusa,” ujarnya.Ambar menganggukan kepalanya, kemudian jurnalis itu meminta iz

    Last Updated : 2024-05-25

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 12

    Rexy menggeram marah karena dia tidak suka pada orang yang menghina apa yang sudah menjadi miliknya. "Ronan, Rexy, hentikan!! Ayolah ... Kita semua sahabat dan kita datang ke sini untuk bersenang -senang. Ayolah jangan saling bertengkar, itu tidak baik kawan. Sebaiknya kita habiskan malam ini untuk mabuk-mabukan!" ucap salah satu rekan Rexy yang menengahi pertikaian antara dirinya dengan Ronan. Rexy tidak benar-benar mabuk, dia hanya minum sedikit hingga ia dikejutkan oleh sosok yang sangat ia kenal. "Nala? Bukankah wanita itu adalah Nala?!" gumam Rexy menggosok kedua matanya agar bisa lebih jelas lagi. Rexy pura- pura tergeletak tidak sadarkan diri saat Nala lewat di depan mejanya. "Lihatlah, Nala. Lelakimu itu tidak lebih dari hanya seorang pecundang. Akan Tetapi mengapa kau masih bersamanya?" tanya lelaki itu sengaja berbicara di dekat tubuh Rexy agar Rexy mendengar kalau sang kekasih tidak mencintainya dengan sungguh-sungguh. Saat akan membenark

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab.11

    Bab. 11 Ambar menatap ke arah kameramen, dia menjawab dengan elegan semua pertanyaan yang ditanyakan oleh wartawan. Semua semakin cinta dan kagum pada wanita itu. Siaran wawancara eksklusif dengan Ambar Sang Desainer Cantik pun tersebar, hingga semua saluran televisi menayangkan secara live wawancara itu. Sosok lelaki yang sedang santai menikmati siaran televisi bersama kekasihnya terkejut. "Uhuk! Uhuk!" "Ada apa, Mas?" tanya Nala heran melihat kekasihnya tersedak air putih yang ada di gelas. "Itu ... Bukankah itu si Ambar?!" "Ambar? Yang mana? Gak mungkin kan, Rex, Ambar badannya segede tong, sedangkan dia itu langsing dan seksi," jawab Nala yang gak percaya jika wanita yang sedang di wawancarai itu adalah Ambar -- istri Rexy. Nala menunjuk ke arah wanita cantik dengan body yang membuat iri diri Nala. "Benar juga, akan tetapi namanya sama dan bisnisnya sama," imbuh Rexy masih belum yakin jika itu bukan Ambar karena nama dan profesinya sama. "R

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab.10

    Ambar mulai berbicara di podium, jantungnya berdegup kencang, ia masih tak percaya dapat melangkah hingga sejauh ini. Wanita itu terus tersenyum lebar ketika mengatakan begitu banyak kata-kata yang memotivasi para wanita lainnya. Hingga saat ia selesai berbicara, gemuruh tepuk tangan terdengar dari seluruh penjuru lapangan. Ambar pun diberikan piagam karena sudah menjadi sosok Kartini masa kini yang menginspirasi banyak wanita. Disana, mereka berbicara dengan para tamu-tamu lainnya, banyak diantara mereka memuji langkah yang diambil oleh Ambar. "Oh, ternyata kamu sudah menikah? Apa suami kamu ikut kesini?" tanya seorang pengusaha wanita bernama Vera."Ah, tidak ... Dia sedang bekerja di luar kota," jawab Ambar. "Pasti suami kamu bangga melihat kamu seperti ini, andai saja dia ada di sini," ucap Vera sembari menepuk pundak Ambar. Ambar membalas ucapan Vera dengan senyuman, andai saja yang dikatakan Vera benar, ia akan bahagia, tetapi faktanya tidak demikian, Ambar tahu betul, entah

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 9

    Ambar memperhatikan lelaki itu, pakaiannya nampak khas, ia juga membawa kamera yang dikalung dileher.“Iya, ada yang bisa saya bantu?” tanya Ambar.“Ah, perkenalkan, saya seorang jurnalis, saya datang kemari untuk meliput pembukaan butik tadi,, dan jika Nona berkenan bolehkan saya memewancari, Nona?” tanyanya.Ambar sedikit tercengang, ia tak percaya bahwa ia sampai akan diliput seperti ini, jujur saja ia sedikit grogi, namun jelas ia tak akan menolak tawaran tersebut.“Boleh sekali, mau mulai darimana?” tanya Ambar.“Bagaimana kalau kita membua janji temu? Agar lebih mudah mengatur keadaan,” tawar jurnalis itu.“Oh, iya-iya, boleh!” balas Ambar bersemangat.“Jika boleh tahu, kapan sekiranya Nona senggang?” tanya jurnalis itu kembali.“Lusa sepertinya butik tidak akan seramai sekarang atau besok, kita lakukan disini saja, bagaimana?” tanya Ambar.“Wah, boleh sekali! Jika begitu maka saya akan kembali kesini lusa,” ujarnya.Ambar menganggukan kepalanya, kemudian jurnalis itu meminta iz

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 8

    Hari berganti hari hingga kini pernikahan Rexy dan Ambar menginjak enam bulan. Dari nikah hingga berjalan enam bulan, Rexy belum pernah menyentuh Ambar. Rexy jarang pulang karena mengurusi anak cabang baru di kota Surabaya. Ambar juga sibuk dengan belajar membuat desain baju dan juga program dietnya. Tanpa Ambar ketahui, sang suami terpikat oleh wanita yang menjadi sekretarisnya di Surabaya. "Hallo ... Maaf, Mas. Apa hari ini mas akan pulang? Sudah dua Minggu mas tidak pulang," ucap Ambar menanyakan suaminya apakah hari ini pulang atau tidak. Rencana dia akan memberi kejutan pada sang suami kalau dirinya akan membuka butik sendiri dengan baju hasil desainnya. Hari ini. Adalah hari pembukaan butik itu, Ambar ingin sang suami bisa menghadirinya. "Maaf, hari ini aku tidak bisa pulang masih ada hal yang harus aku urus. Mungkin minggu depan aku baru pulang. Kamu tidak usah menungguku!" jawab Rexy ketus, saat ini dia sedang sibuk dengan pekerjaannya bersama sang

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 7

    Ambar menoleh ke arah nenek Laurine. "Iya, Oma." Gegas Ambar mengambil nasi untuk suaminya, walau dengan ras takut tidak berkenan di hati suaminya, Ambar tetap berusaha terlihat senormal mungkin. Dia tahu kalau setelah itu, Rexy akan marah kepadanya. "Cukup!" Rexy menghentikan tangan Ambar yang hendak mengambil lagi satu centong nasi untuk si Rexy. Ambar mengangguk dan meletakkan centong nasi ke dalam tempatnya kembali. "Mas mau lauk apa?" lanjut Ambar menawarkan pada Rexy dia mau diambilkan lauk apa. "Ambilkan yang itu aja," jawab Rexy sambil menunjuk ke arah lauk yang ia maksud. Satu mangkok telur balado telah menyita perhatian Rexy. "Baik, Mas." Tanpa banyak kata lagi, Ambar mengambilkan lauk yang diinginkan oleh Rexy. Setelah itu Ambar ikut makan bersama dengan Oma Laurine dan juga Rexy. "Rexy, makan mu tambah terus sedari tadi. Masakan Ambar enak ya?" sindir nenek Laurine yang baru pertama kalinya melihat Rexy makan dengan lebih lahap dibanding dengan hari biasanya se

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 6

    Bruk! "Maaf, Tuan," ucap Ambar meminta maaf pada sosok lelaki yang begitu tampan yang selesai memilih kemeja. Butik itu tidak hanya menyediakan pakaian wanita akan tetapi juga pakaian pria seperti kemeja dan juga jas mewah. "Hmm ...." Hanya itu suara yang keluar dari mulut lelaki itu. Sama sekali tidak ada ekspresi lain selain dingin dan datar. Biasanya lelaki yang ditabrak tidak sengaja oleh Ambar akan marah-marah badan mengatai Ambar yang tidak -tidak. Ambar tersenyum, walau tahu senyumnya tidak akan dibalas oleh lelaki tersebut. "Ternyata masih ada satu lelaki yang tidak memandang buruk fisikku," ucap Ambar senang karena dia tidak mendapat amarah dan ejekan dari laki-laki. Ambar melangkah menuju ke ruangan dimana semua baju berukuran besar. Ambar tersenyum senang, baju-baju itu terlihat bagus. "Ambar pilihlah salah satu yang menurutmu paling kamu suka dan cocok dengan tubuhmu," ucap Oma Laurine dengan senyuman. Oma laurine akan melakukan tes se

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 5

    Oma menatap Ambar yang ia tahu kalau diri Ambar menyembunyikan sesuatu dan juga menahan rasa takut agar terlihat normal dan baik-baik saja. "Ambar, tidak akan aku biarkan kamu menderita, Nak. Rexy dan Denisa harus segera disadarkan bahwa gaya hidup mereka yang hedon akan menghancurkan perusahaan yang suamiku bangun dari nol," gumam Oma tersenyum lalu mengangguk ke arah Ambar. Ambar kembali ke kamarnya untuk membereskan baju tidur Rexy yang pastinya tersebar di sembarang tempat. Rexy anak yang manja, dia tidak akan mau merapikan kamarnya sendiri. Menurut Rexy itu adalah pekerjaan pembantu yang sudah dibayar untuk membereskan semua. Tok! Tok! Nenek Laurine datang mengetuk pintu, setelah dirasa Denisa sudah pergi meninggalkan rumah untuk pergi berkumpul dengan teman sosialitanya. "Oma? silakan masuk, Oma," ajak Ambar dengan senyum yang dipaksakan. "Terima kasih, Ambar. Hmm ... kamar ini harum baunya. Apa kau yang sudah membersihkannya?" Nenek Laurine menatap sekeliling menya

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 4

    Wanita tua dengan penampilan serba mewah itu mendekat ke arah Rexy dan Ambar yang duduk di pelaminan. "Rexy, selamat grandma ucapkan, jangan sampai kau menyakiti wanita ini jika kau masih ingin mendapatkan warisan dari grandma!" ucap wanita tua itu dengan tersenyum miring. Glek! Rexy menelan kasar ludahnya. Tidak menyangka jika sang nenek malah mendukung wanita big size itu dibandingkan dengan cucu kandungnya sendiri. "Tapi, Grandma?! Rexy ini cucu Grandma, mengapa grandma tidak membela Rexy, tapi malah mendukung Buldozer ini!" protes Rexy terlihat kesal dan tidak terima jika nenek yang ia harapkan bisa membebaskan dirinya dari neraka pernikahan ini, ternyata tidak bisa diharapkan. "Tidak ada tapi-tapian, Rexy! Jalani pernikahan kalian dengan baik, jika tidak satu peser pun tidak akan grandma berikan padamu. Kalau perlu grandma coret dari daftar ahli waris grandma. Apa kamu paham?!" seru wanita tua itu dengan tegas. Rexy tidak bisa menggugat ata

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status