Share

Bab. 2

last update Last Updated: 2024-02-08 18:21:40

Rexy tersentak tatkala udara dingin menyapu tubuhnya. Siapa lagi yang berani menarik selimutnya selain sang ayah. Rex pun terbangun dengan mata yang masih terpejam.

"Bangun, Rex! Dady kasih waktu selama 1 jam untuk bersiap. Pakai jas dan kemeja yang sudah daddy pilihkan untukmu! Jika kau berani kabur atau lebih dari satu jam kau tidak juga bersiap. Maka jangan salahkan daddy jika kau daddy coret dari daftar ahli waris. Sudah cukup daddy memberimu kelonggaran waktu. Cepatlah, waktu berjalan dimulai sekarang!"

Jhon menarik selimut Rexy hingga tubuh Rexy terpampang jelas terkena dinginnya AC. Mau tidak mau Rexy harus bangun jika tidak ingin tubuhnya membeku karena kedinginan.

"Dad! Kita mau kemana?!" teriak Rexy dengan mata yang masih terpejam. Namun, semua percuma saja, Jhon sudah meninggalkan kamar Rexy.

"Ck! Siaaal ...." Sembari mengumpat karena kesal, Rexy bangun dari ranjangnya dan menuju ke kamar mandi. Dia tidak ingin jika namanya tercoret dari daftar ahli waris tunggal seluruh harta keluarganya.

Rexy bergegas menuju ke kamar mandi untuk bersiap mengikuti perintah sang ayah. Jas navy dan kemeja biru muda menjadi pilihannya kali ini. Penampilan seseorang Rexy Miliano memang selalu seperti itu, formal dan terkesan dingin.

***

Di rumah Danur, banyak warga yang melihat dari pagar rumah Danur. Mereka terkagum dengan ketampanan seorang Rexy. Apalagi Rexy menaiki mobil hitam mewah mengkilap yang belum pernah dimiliki oleh warga di desa itu.

Suasana pedesaan yang sejuk mendominasi rumah Danur. Untuk sejenak Rexy merasa nyaman, dan berpikir kalau anak gadis di desa Danur cantik dan menggoda. Terbukti dari sepanjang perjalanan menuju rumah Danur, mobil Rexy berpapasan dengan segerombolan anak gadis yang cantik dan masih polos.

"Danur, ini adalah anakku. Namanya Rexy Milliano. Anakku satu-satunya yang akan mewarisi semua hartaku. Tentu saja jika dia memenuhi semua persyaratan, jika tidak hartaku lebih baik aku bagikan pada para fakir miskin!" ucap Jhon sembari melirik ke arah Rexy yang menatap kesal pada sang ayah.

"Selamat pagi menjelang siang, Om. Saya Rexy Miliano," ucap Rexy dengan sopan sembari mengulurkan tangannya guna menjabat tangan Danur.

"Selamat datang dan selamat siang, Rexy. Ini sudah jam 12 siang. Kau memang anak muda yang sopan dan tampan!" puji Danur pada Rexy. Seketika Rexy tersenyum, saat ini dia masih berprasangka baik atas semua yang dilakukan oleh sang ayah. Semoga calon yang dikenal padanya tidak mengecewakan.

"Waah ... Kau benar-benar luar biasa, Jhon. Tidak pernah berubah sama sekali. Sungguh kau seorang yang keras kepala. Tidak ada yang bisa kalah darimu. Aku hanya pasrah, hanya saja anakku tidaklah secantik para model. Dia masih polos dan belum tahu kehidupan perkotaan. Di sini jauh dari perkotaan dan tentu saja Ambar tidak memahami kehidupan perkotaan itu seperti apa," ucap Danur menunduk.

Danur juga merasa kalau putrinya tidak akan bisa mengimbangi kehidupan Rexy. Untuk itu dia minta pada Jhon untuk memikir ulang perjodohan ini.

"Tenang saja, Danur. Aku dan Denisa akan membimbing putrimu menjadi sosok yang pantas untuk anak kami. Hal yang terpenting adalah kami sangat menyukai karakter dan sifat putrimu yang penurut dan baik itu. Harapan kami, Rexy bisa berubah setelah mengenal Ambar dengan baik," balas Jhon dengan bersemangat.

Jhon tahu di era modern ini tidak ada hal yang tidak mungkin. Semua bisa dicapai asal ada uang. Jhon sudah berniat untuk merubah penampilan Ambar.

"Baiklah kalau begitu, Jhon. Aku percayakan putriku kepadamu. Anggaplah dia sebagai putrimu sendiri. Sayangi dia sebagai mana kami menyayanginya," ucap Danur dengan wajah yang sulit untuk dijelaskan. Antara bahagia dan sedih sulit untuk dibedakan.

Di satu sisi bahagia karena anaknya laku dan dipersunting oleh orang terkaya di kota. Sedangkan di sisi lain, sedih karena membayangkan sang anak pasti akan hidup dalam penghinaan suaminya.

"Baiklah, Mas Danur. Bawa kemari Ambar. Aku ingin memperkenalkan dengan Rexy. Satu minggu lagi pesta pernikahan akan digelar. Aku tidak main-main dengan semua yang aku ucapkan. Aku tidak ingin menunda lagi, semakin cepat semakin baik. Aku tidak mau apa yang sudah kita sepakati akan gagal hanya karena ter-ulurnya waktu," tegas Jhon seraya melirik Rexy yang sudah lemas.

"Baiklah, Jhon. Anita cepat panggilkan Ambar. Biarkan anak kita berkenalan dengan calon suaminya," punya Danur pada sang istri.

"Ya, Mas. Sebentar ya, Jeng. Saya mau panggil Ambar terlebih dahulu," ucap Anita pamitan pada Denisa calon besannya.

Setelah beberapa lama, Anita datang dengan Membawa Ambar. Mata Rexy membulat sempurna, mulutnya melongo melihat sosok yang akan menjadi istrinya itu.

Sosok gadis dengan banyak lemak di tubuhnya. Jauh dari bayangan Rexy. Sungguh ini merupakan hukuman terberat dari ayahnya. Andai bisa mengulang, lebih baik dia masuk penjara dibanding dengan harus hidup satu atap, malah satu kamar dengan wanita seperti Ambar. Mata Rexy membulat sempurna saat melihat tubuh Ambarita. Dengan rambut dikepang dua dan behel gigi serta berkacamata, Ambarita menemui Rex.

"Hai, selamat siang semuanya," sapa Ambarita sambil melambaikan tangannya.

Semua yang ada di situ pun, melongo. Rexy menggosok kedua matanya. Tidak percaya dengan penampilan wanita yang akan dinikahkan dengannya itu. Ambarita menghampiri satu persatu teman sang ayah sembari mencium tangannya dengan penuh hormat.

"Maafkan putriku, Jhon. Dia memang ceria begitu, namun hormat dan sopan pada orang yang lebih tua darinya. Sebelum semua terlanjur, aku harap kau pikirkan ulang, apakah kau masih mau melanjutkan perjodohan putra dan putri kita atau tidak," ucap Danur yang mengerti ekspresi dari wajah sahabatnya itu.

Danur mengakui bahwa putrinya memang jauh dari kata menarik, namun Danur bisa meyakinkan diri Jhon bahwa putrinya adalah sosok yang lemah lembut dan berhati mulia.

Jhon terdiam untuk sejenak. Dia melirik ke arah sang istri dan ke arah Rexy. Hatinya merasa yakin bahwa Ambarita adalah gadis yang baik. Masalah penampilan itu bisa dirubah.

"Mom, kuda Nil itu yang akan dijodohin dengan Rexy? Yang benar saja, Mom?!" Bisik Rexy pada sang ibu. Dia tidak bisa menerima jika calonnya jauh dari kata sempurna. Minim mendekati, akan tetapi gadis itu sungguh terlalu teramat sangat jauh sejauh-jauhnya dari kata sempurna.

"Ssst ... Diam kamu! Kalau kamu tidak berulah, daddy gak akan mengambil keputusan ini," hardik Denisa pada sang anak.

"Satu lagi! Mommy tidak akan memiliki menantu seperti tong berjalan gitu!" sungut Denisa yang sebenarnya tidak setuju dengan pilihan suaminya. Namun mau bagaimana lagi, keputusan Jhon mutlak, tidak bisa di nego lagi.

Harapan Denisa untuk memilik menantu yang sepadan dan bisa dibanggakan pada relasi dan teman sosialitanya kandas juga.

"Mom ... Cobalah mommy rayu daddy, masa iya Rexy harus menikah dengan wanita seperti dia," bisik Rexi di telinga Denisa.

"Diam!! Semua ini kesalahan mu sendiri, Rex. Sudah berulang kali kau membuat kami malu!" ucap Denisa kesal dengan anak semata wayangnya itu.

Glek!

Rexy menelan salivanya kasar, sudah dipastikan dia tidak akan bisa menghindar lagi dari jerat perjodohan ini. Harapan untuk memiliki istri yang cantik sepertinya tidak akan terwujud. Hari-hari yang akan dilaluinya pasti akan suram. Rasa malu pada rekan sejawatnya tidak mampu ia hindari lagi.

Ambarita yang biasa dipanggil Ambar berjalan menuju ke arah Rexy. Dengan senyum manis, dan gigi memakai behel, Ambar menyapa Rexy.

"Hey, Bang. Apa kabar? Kenalkan aku Ambar. Senang berjumpa dengan Bang Rexy. Bolehkan aku panggil Bang Rexy?" tanya Ambar pada Rexy.

Rexy melongo dengan mulut yang terbuka. Dia sama sekali tidak menyangka jika wanita yang ada di depannya itu adalah calon istrinya.

"Bang?"

"I ... Iya, bo ...boleh aja!" Rexy menjawab dengan gugup. Wajahnya berubah merah menahan malu dan juga menahan jijik pada wanita yang ada di depannya.

"Mari berjabat tangan." Ambar mengulurkan tangannya.

Rexy bingung antara membalas jabatan tangan atau hanya diam saja tidak membalas.

"Rexy ...." Jhon mengisyaratkan agar Rexy menerima uluran tangan Ambar.

Merasa takut sang ayah akan murka, maka Rexy bergegas menyambut uluran tangan Ambar.

"Salam kenal ya, Bang," ucap Ambar sembari mengeratkan genggaman tangannya hingga Rexy merasa kesakitan.

"Aww ...!" jerit Rexy tertahan. Wajahnya yang berkulit putih langsung memerah menahan sakit. Tangan Ambar terlalu kencang menekan tangan Rexy.

"Oh maaf, Bang. Terlalu kuat ya? Maklum Ambar biasa meremas jeruk manis agar keluar banyak sarinya. Biasa anak tetangga sekitar meminta bantuan Ambar saat ingin membuat jus jeruk," ucap Ambar tersenyum dengan bangga.

Denisa dan Rexy melongo melihat ke-absurd-an calon menantu Denisa dan calon istri Rexy.

"Mom, Rexy ingin pulang saja! Rexy tidak bisa hidup dengan wanita model begini! Kenapa sih daddy egois sekali!" bisik Rexy pada sang ibu.

"Sst ... Diam kau, Rex! Mommy tidak bisa mencegah keinginan Daddy mu. Hanya satu harapan kita yaitu grandma! Mommy yakin grandma pasti tidak akan merestui pernikahan mu dengan buldozer itu!" jawab Denisa juga sambil berbisik, memberi angin harapan pada sang anak.

"Benar sekali, Mom. Rexy yakin grandma pasti bisa menolong Rexy," ucap Rexy dengan senyum mengembang. Rexy berharap Sang nenek yang menjadi penguasa klan bisnis keluarga Miliano bisa membantu dirinya.

Related chapters

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 3

    "Oh maaf, Bang. Terlalu kuat ya? Maklum Ambar biasa meremas jeruk manis agar keluar banyak sarinya. Biasa anak tetangga sekitar meminta bantuan Ambar saat ingin membuat jus jeruk," ucap Ambar tersenyum dengan bangga. Denisa dan Rexy melongo melihat ke-absurd-an calon menantu Denisa dan calon istri Rexy. "Mom, Rexy ingin pulang saja! Rexy tidak bisa hidup dengan wanita model begini! Kenapa sih daddy egois sekali!" bisik Rexy pada sang ibu. "Sst ... Diam kau, Rex! Mommy tidak bisa mencegah keinginan Daddy mu. Hanya satu harapan kita yaitu grandma! Mommy yakin grandma pasti tidak akan merestui pernikahan mu dengan buldozer itu!" jawab Denisa juga sambil berbisik, memberi angin harapan pada sang anak. "Benar sekali, Mom. Rexy yakin grandma pasti bisa menolong Rexy," ucap Rexy dengan senyum mengembang. Rexy berharap Sang nenek yang menjadi penguasa klan bisnis keluarga Miliano bisa membantu dirinya. Demi apapun Denisa dan Rexy ingin kabur dari tempat itu, namun

    Last Updated : 2024-02-08
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 4

    Wanita tua dengan penampilan serba mewah itu mendekat ke arah Rexy dan Ambar yang duduk di pelaminan. "Rexy, selamat grandma ucapkan, jangan sampai kau menyakiti wanita ini jika kau masih ingin mendapatkan warisan dari grandma!" ucap wanita tua itu dengan tersenyum miring. Glek! Rexy menelan kasar ludahnya. Tidak menyangka jika sang nenek malah mendukung wanita big size itu dibandingkan dengan cucu kandungnya sendiri. "Tapi, Grandma?! Rexy ini cucu Grandma, mengapa grandma tidak membela Rexy, tapi malah mendukung Buldozer ini!" protes Rexy terlihat kesal dan tidak terima jika nenek yang ia harapkan bisa membebaskan dirinya dari neraka pernikahan ini, ternyata tidak bisa diharapkan. "Tidak ada tapi-tapian, Rexy! Jalani pernikahan kalian dengan baik, jika tidak satu peser pun tidak akan grandma berikan padamu. Kalau perlu grandma coret dari daftar ahli waris grandma. Apa kamu paham?!" seru wanita tua itu dengan tegas. Rexy tidak bisa menggugat ata

    Last Updated : 2024-02-12
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 5

    Oma menatap Ambar yang ia tahu kalau diri Ambar menyembunyikan sesuatu dan juga menahan rasa takut agar terlihat normal dan baik-baik saja. "Ambar, tidak akan aku biarkan kamu menderita, Nak. Rexy dan Denisa harus segera disadarkan bahwa gaya hidup mereka yang hedon akan menghancurkan perusahaan yang suamiku bangun dari nol," gumam Oma tersenyum lalu mengangguk ke arah Ambar. Ambar kembali ke kamarnya untuk membereskan baju tidur Rexy yang pastinya tersebar di sembarang tempat. Rexy anak yang manja, dia tidak akan mau merapikan kamarnya sendiri. Menurut Rexy itu adalah pekerjaan pembantu yang sudah dibayar untuk membereskan semua. Tok! Tok! Nenek Laurine datang mengetuk pintu, setelah dirasa Denisa sudah pergi meninggalkan rumah untuk pergi berkumpul dengan teman sosialitanya. "Oma? silakan masuk, Oma," ajak Ambar dengan senyum yang dipaksakan. "Terima kasih, Ambar. Hmm ... kamar ini harum baunya. Apa kau yang sudah membersihkannya?" Nenek Laurine menatap sekeliling menya

    Last Updated : 2024-03-08
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 6

    Bruk! "Maaf, Tuan," ucap Ambar meminta maaf pada sosok lelaki yang begitu tampan yang selesai memilih kemeja. Butik itu tidak hanya menyediakan pakaian wanita akan tetapi juga pakaian pria seperti kemeja dan juga jas mewah. "Hmm ...." Hanya itu suara yang keluar dari mulut lelaki itu. Sama sekali tidak ada ekspresi lain selain dingin dan datar. Biasanya lelaki yang ditabrak tidak sengaja oleh Ambar akan marah-marah badan mengatai Ambar yang tidak -tidak. Ambar tersenyum, walau tahu senyumnya tidak akan dibalas oleh lelaki tersebut. "Ternyata masih ada satu lelaki yang tidak memandang buruk fisikku," ucap Ambar senang karena dia tidak mendapat amarah dan ejekan dari laki-laki. Ambar melangkah menuju ke ruangan dimana semua baju berukuran besar. Ambar tersenyum senang, baju-baju itu terlihat bagus. "Ambar pilihlah salah satu yang menurutmu paling kamu suka dan cocok dengan tubuhmu," ucap Oma Laurine dengan senyuman. Oma laurine akan melakukan tes se

    Last Updated : 2024-03-13
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 7

    Ambar menoleh ke arah nenek Laurine. "Iya, Oma." Gegas Ambar mengambil nasi untuk suaminya, walau dengan ras takut tidak berkenan di hati suaminya, Ambar tetap berusaha terlihat senormal mungkin. Dia tahu kalau setelah itu, Rexy akan marah kepadanya. "Cukup!" Rexy menghentikan tangan Ambar yang hendak mengambil lagi satu centong nasi untuk si Rexy. Ambar mengangguk dan meletakkan centong nasi ke dalam tempatnya kembali. "Mas mau lauk apa?" lanjut Ambar menawarkan pada Rexy dia mau diambilkan lauk apa. "Ambilkan yang itu aja," jawab Rexy sambil menunjuk ke arah lauk yang ia maksud. Satu mangkok telur balado telah menyita perhatian Rexy. "Baik, Mas." Tanpa banyak kata lagi, Ambar mengambilkan lauk yang diinginkan oleh Rexy. Setelah itu Ambar ikut makan bersama dengan Oma Laurine dan juga Rexy. "Rexy, makan mu tambah terus sedari tadi. Masakan Ambar enak ya?" sindir nenek Laurine yang baru pertama kalinya melihat Rexy makan dengan lebih lahap dibanding dengan hari biasanya se

    Last Updated : 2024-03-27
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 8

    Hari berganti hari hingga kini pernikahan Rexy dan Ambar menginjak enam bulan. Dari nikah hingga berjalan enam bulan, Rexy belum pernah menyentuh Ambar. Rexy jarang pulang karena mengurusi anak cabang baru di kota Surabaya. Ambar juga sibuk dengan belajar membuat desain baju dan juga program dietnya. Tanpa Ambar ketahui, sang suami terpikat oleh wanita yang menjadi sekretarisnya di Surabaya. "Hallo ... Maaf, Mas. Apa hari ini mas akan pulang? Sudah dua Minggu mas tidak pulang," ucap Ambar menanyakan suaminya apakah hari ini pulang atau tidak. Rencana dia akan memberi kejutan pada sang suami kalau dirinya akan membuka butik sendiri dengan baju hasil desainnya. Hari ini. Adalah hari pembukaan butik itu, Ambar ingin sang suami bisa menghadirinya. "Maaf, hari ini aku tidak bisa pulang masih ada hal yang harus aku urus. Mungkin minggu depan aku baru pulang. Kamu tidak usah menungguku!" jawab Rexy ketus, saat ini dia sedang sibuk dengan pekerjaannya bersama sang

    Last Updated : 2024-05-23
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 9

    Ambar memperhatikan lelaki itu, pakaiannya nampak khas, ia juga membawa kamera yang dikalung dileher.“Iya, ada yang bisa saya bantu?” tanya Ambar.“Ah, perkenalkan, saya seorang jurnalis, saya datang kemari untuk meliput pembukaan butik tadi,, dan jika Nona berkenan bolehkan saya memewancari, Nona?” tanyanya.Ambar sedikit tercengang, ia tak percaya bahwa ia sampai akan diliput seperti ini, jujur saja ia sedikit grogi, namun jelas ia tak akan menolak tawaran tersebut.“Boleh sekali, mau mulai darimana?” tanya Ambar.“Bagaimana kalau kita membua janji temu? Agar lebih mudah mengatur keadaan,” tawar jurnalis itu.“Oh, iya-iya, boleh!” balas Ambar bersemangat.“Jika boleh tahu, kapan sekiranya Nona senggang?” tanya jurnalis itu kembali.“Lusa sepertinya butik tidak akan seramai sekarang atau besok, kita lakukan disini saja, bagaimana?” tanya Ambar.“Wah, boleh sekali! Jika begitu maka saya akan kembali kesini lusa,” ujarnya.Ambar menganggukan kepalanya, kemudian jurnalis itu meminta iz

    Last Updated : 2024-05-25
  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab.10

    Ambar mulai berbicara di podium, jantungnya berdegup kencang, ia masih tak percaya dapat melangkah hingga sejauh ini. Wanita itu terus tersenyum lebar ketika mengatakan begitu banyak kata-kata yang memotivasi para wanita lainnya. Hingga saat ia selesai berbicara, gemuruh tepuk tangan terdengar dari seluruh penjuru lapangan. Ambar pun diberikan piagam karena sudah menjadi sosok Kartini masa kini yang menginspirasi banyak wanita. Disana, mereka berbicara dengan para tamu-tamu lainnya, banyak diantara mereka memuji langkah yang diambil oleh Ambar. "Oh, ternyata kamu sudah menikah? Apa suami kamu ikut kesini?" tanya seorang pengusaha wanita bernama Vera."Ah, tidak ... Dia sedang bekerja di luar kota," jawab Ambar. "Pasti suami kamu bangga melihat kamu seperti ini, andai saja dia ada di sini," ucap Vera sembari menepuk pundak Ambar. Ambar membalas ucapan Vera dengan senyuman, andai saja yang dikatakan Vera benar, ia akan bahagia, tetapi faktanya tidak demikian, Ambar tahu betul, entah

    Last Updated : 2024-05-26

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 12

    Rexy menggeram marah karena dia tidak suka pada orang yang menghina apa yang sudah menjadi miliknya. "Ronan, Rexy, hentikan!! Ayolah ... Kita semua sahabat dan kita datang ke sini untuk bersenang -senang. Ayolah jangan saling bertengkar, itu tidak baik kawan. Sebaiknya kita habiskan malam ini untuk mabuk-mabukan!" ucap salah satu rekan Rexy yang menengahi pertikaian antara dirinya dengan Ronan. Rexy tidak benar-benar mabuk, dia hanya minum sedikit hingga ia dikejutkan oleh sosok yang sangat ia kenal. "Nala? Bukankah wanita itu adalah Nala?!" gumam Rexy menggosok kedua matanya agar bisa lebih jelas lagi. Rexy pura- pura tergeletak tidak sadarkan diri saat Nala lewat di depan mejanya. "Lihatlah, Nala. Lelakimu itu tidak lebih dari hanya seorang pecundang. Akan Tetapi mengapa kau masih bersamanya?" tanya lelaki itu sengaja berbicara di dekat tubuh Rexy agar Rexy mendengar kalau sang kekasih tidak mencintainya dengan sungguh-sungguh. Saat akan membenark

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab.11

    Bab. 11 Ambar menatap ke arah kameramen, dia menjawab dengan elegan semua pertanyaan yang ditanyakan oleh wartawan. Semua semakin cinta dan kagum pada wanita itu. Siaran wawancara eksklusif dengan Ambar Sang Desainer Cantik pun tersebar, hingga semua saluran televisi menayangkan secara live wawancara itu. Sosok lelaki yang sedang santai menikmati siaran televisi bersama kekasihnya terkejut. "Uhuk! Uhuk!" "Ada apa, Mas?" tanya Nala heran melihat kekasihnya tersedak air putih yang ada di gelas. "Itu ... Bukankah itu si Ambar?!" "Ambar? Yang mana? Gak mungkin kan, Rex, Ambar badannya segede tong, sedangkan dia itu langsing dan seksi," jawab Nala yang gak percaya jika wanita yang sedang di wawancarai itu adalah Ambar -- istri Rexy. Nala menunjuk ke arah wanita cantik dengan body yang membuat iri diri Nala. "Benar juga, akan tetapi namanya sama dan bisnisnya sama," imbuh Rexy masih belum yakin jika itu bukan Ambar karena nama dan profesinya sama. "R

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab.10

    Ambar mulai berbicara di podium, jantungnya berdegup kencang, ia masih tak percaya dapat melangkah hingga sejauh ini. Wanita itu terus tersenyum lebar ketika mengatakan begitu banyak kata-kata yang memotivasi para wanita lainnya. Hingga saat ia selesai berbicara, gemuruh tepuk tangan terdengar dari seluruh penjuru lapangan. Ambar pun diberikan piagam karena sudah menjadi sosok Kartini masa kini yang menginspirasi banyak wanita. Disana, mereka berbicara dengan para tamu-tamu lainnya, banyak diantara mereka memuji langkah yang diambil oleh Ambar. "Oh, ternyata kamu sudah menikah? Apa suami kamu ikut kesini?" tanya seorang pengusaha wanita bernama Vera."Ah, tidak ... Dia sedang bekerja di luar kota," jawab Ambar. "Pasti suami kamu bangga melihat kamu seperti ini, andai saja dia ada di sini," ucap Vera sembari menepuk pundak Ambar. Ambar membalas ucapan Vera dengan senyuman, andai saja yang dikatakan Vera benar, ia akan bahagia, tetapi faktanya tidak demikian, Ambar tahu betul, entah

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 9

    Ambar memperhatikan lelaki itu, pakaiannya nampak khas, ia juga membawa kamera yang dikalung dileher.“Iya, ada yang bisa saya bantu?” tanya Ambar.“Ah, perkenalkan, saya seorang jurnalis, saya datang kemari untuk meliput pembukaan butik tadi,, dan jika Nona berkenan bolehkan saya memewancari, Nona?” tanyanya.Ambar sedikit tercengang, ia tak percaya bahwa ia sampai akan diliput seperti ini, jujur saja ia sedikit grogi, namun jelas ia tak akan menolak tawaran tersebut.“Boleh sekali, mau mulai darimana?” tanya Ambar.“Bagaimana kalau kita membua janji temu? Agar lebih mudah mengatur keadaan,” tawar jurnalis itu.“Oh, iya-iya, boleh!” balas Ambar bersemangat.“Jika boleh tahu, kapan sekiranya Nona senggang?” tanya jurnalis itu kembali.“Lusa sepertinya butik tidak akan seramai sekarang atau besok, kita lakukan disini saja, bagaimana?” tanya Ambar.“Wah, boleh sekali! Jika begitu maka saya akan kembali kesini lusa,” ujarnya.Ambar menganggukan kepalanya, kemudian jurnalis itu meminta iz

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 8

    Hari berganti hari hingga kini pernikahan Rexy dan Ambar menginjak enam bulan. Dari nikah hingga berjalan enam bulan, Rexy belum pernah menyentuh Ambar. Rexy jarang pulang karena mengurusi anak cabang baru di kota Surabaya. Ambar juga sibuk dengan belajar membuat desain baju dan juga program dietnya. Tanpa Ambar ketahui, sang suami terpikat oleh wanita yang menjadi sekretarisnya di Surabaya. "Hallo ... Maaf, Mas. Apa hari ini mas akan pulang? Sudah dua Minggu mas tidak pulang," ucap Ambar menanyakan suaminya apakah hari ini pulang atau tidak. Rencana dia akan memberi kejutan pada sang suami kalau dirinya akan membuka butik sendiri dengan baju hasil desainnya. Hari ini. Adalah hari pembukaan butik itu, Ambar ingin sang suami bisa menghadirinya. "Maaf, hari ini aku tidak bisa pulang masih ada hal yang harus aku urus. Mungkin minggu depan aku baru pulang. Kamu tidak usah menungguku!" jawab Rexy ketus, saat ini dia sedang sibuk dengan pekerjaannya bersama sang

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 7

    Ambar menoleh ke arah nenek Laurine. "Iya, Oma." Gegas Ambar mengambil nasi untuk suaminya, walau dengan ras takut tidak berkenan di hati suaminya, Ambar tetap berusaha terlihat senormal mungkin. Dia tahu kalau setelah itu, Rexy akan marah kepadanya. "Cukup!" Rexy menghentikan tangan Ambar yang hendak mengambil lagi satu centong nasi untuk si Rexy. Ambar mengangguk dan meletakkan centong nasi ke dalam tempatnya kembali. "Mas mau lauk apa?" lanjut Ambar menawarkan pada Rexy dia mau diambilkan lauk apa. "Ambilkan yang itu aja," jawab Rexy sambil menunjuk ke arah lauk yang ia maksud. Satu mangkok telur balado telah menyita perhatian Rexy. "Baik, Mas." Tanpa banyak kata lagi, Ambar mengambilkan lauk yang diinginkan oleh Rexy. Setelah itu Ambar ikut makan bersama dengan Oma Laurine dan juga Rexy. "Rexy, makan mu tambah terus sedari tadi. Masakan Ambar enak ya?" sindir nenek Laurine yang baru pertama kalinya melihat Rexy makan dengan lebih lahap dibanding dengan hari biasanya se

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 6

    Bruk! "Maaf, Tuan," ucap Ambar meminta maaf pada sosok lelaki yang begitu tampan yang selesai memilih kemeja. Butik itu tidak hanya menyediakan pakaian wanita akan tetapi juga pakaian pria seperti kemeja dan juga jas mewah. "Hmm ...." Hanya itu suara yang keluar dari mulut lelaki itu. Sama sekali tidak ada ekspresi lain selain dingin dan datar. Biasanya lelaki yang ditabrak tidak sengaja oleh Ambar akan marah-marah badan mengatai Ambar yang tidak -tidak. Ambar tersenyum, walau tahu senyumnya tidak akan dibalas oleh lelaki tersebut. "Ternyata masih ada satu lelaki yang tidak memandang buruk fisikku," ucap Ambar senang karena dia tidak mendapat amarah dan ejekan dari laki-laki. Ambar melangkah menuju ke ruangan dimana semua baju berukuran besar. Ambar tersenyum senang, baju-baju itu terlihat bagus. "Ambar pilihlah salah satu yang menurutmu paling kamu suka dan cocok dengan tubuhmu," ucap Oma Laurine dengan senyuman. Oma laurine akan melakukan tes se

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 5

    Oma menatap Ambar yang ia tahu kalau diri Ambar menyembunyikan sesuatu dan juga menahan rasa takut agar terlihat normal dan baik-baik saja. "Ambar, tidak akan aku biarkan kamu menderita, Nak. Rexy dan Denisa harus segera disadarkan bahwa gaya hidup mereka yang hedon akan menghancurkan perusahaan yang suamiku bangun dari nol," gumam Oma tersenyum lalu mengangguk ke arah Ambar. Ambar kembali ke kamarnya untuk membereskan baju tidur Rexy yang pastinya tersebar di sembarang tempat. Rexy anak yang manja, dia tidak akan mau merapikan kamarnya sendiri. Menurut Rexy itu adalah pekerjaan pembantu yang sudah dibayar untuk membereskan semua. Tok! Tok! Nenek Laurine datang mengetuk pintu, setelah dirasa Denisa sudah pergi meninggalkan rumah untuk pergi berkumpul dengan teman sosialitanya. "Oma? silakan masuk, Oma," ajak Ambar dengan senyum yang dipaksakan. "Terima kasih, Ambar. Hmm ... kamar ini harum baunya. Apa kau yang sudah membersihkannya?" Nenek Laurine menatap sekeliling menya

  • Terjerat Cinta Wanita 80 Kg   Bab. 4

    Wanita tua dengan penampilan serba mewah itu mendekat ke arah Rexy dan Ambar yang duduk di pelaminan. "Rexy, selamat grandma ucapkan, jangan sampai kau menyakiti wanita ini jika kau masih ingin mendapatkan warisan dari grandma!" ucap wanita tua itu dengan tersenyum miring. Glek! Rexy menelan kasar ludahnya. Tidak menyangka jika sang nenek malah mendukung wanita big size itu dibandingkan dengan cucu kandungnya sendiri. "Tapi, Grandma?! Rexy ini cucu Grandma, mengapa grandma tidak membela Rexy, tapi malah mendukung Buldozer ini!" protes Rexy terlihat kesal dan tidak terima jika nenek yang ia harapkan bisa membebaskan dirinya dari neraka pernikahan ini, ternyata tidak bisa diharapkan. "Tidak ada tapi-tapian, Rexy! Jalani pernikahan kalian dengan baik, jika tidak satu peser pun tidak akan grandma berikan padamu. Kalau perlu grandma coret dari daftar ahli waris grandma. Apa kamu paham?!" seru wanita tua itu dengan tegas. Rexy tidak bisa menggugat ata

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status