Suara sirene di dalam penjara wanita telah mengagetkan Noura. Dia sontak mengalihkan pandangan pada petugas yang berlarian menuju sebuah tempat.Ketika mendengar suara nyaring sirene, Noura baru saja menyelesaikan sebuah syal rajut yang akan dia diberikan pada sang calon bayi setelah terlahir ke dunia ini."Apa yang terjadi?" gumam Noura setelah meletakkan peralatan di tangannya. Dia berdiri, kemudian menoleh ke samping kiri, mencari keberadaan Tanti yang ternyata sedang tidak berada di tempatnya. "Kak Tanti ... di mana dia?" Noura semakin resah. Pasalnya, Tanti telah meminta izin keluar dalam waktu yang cukup lama. Sedangkan suara sirene yang berbunyi lama biasanya pertanda adanya kejadian gawat darurat.Selain mencari keberadaan Tanti, pandangan Noura juga mengarah pada Rachel beserta teman-temannya yang lain. "Ke mana mereka semua? Apa yang mereka lakukan?"Beberapa hari sebelumnya, Rachel and the gang telah melayangkan sebuah ancaman pada Noura. Sebuah gertakan yang memiliki makn
"Terima kasih sudah bersedia membantu untuk mengurus semua dokumen yang aku inginkan," ucap Mike pada Richard, salah satu temannya. Dalam ketidakberdayaannya, Mike patut bersyukur karena masih banyak teman- teman yang berdiri di sisinya. Meski banyak yang mengetahui kondisi Mike yang telah ditekan habis-habisan oleh anak buah Nader, namun Richard dengan berani menawarkan bantuan."Jangan sungkan, Mike." Richard menepuk bahu temannya. "Kita sudah lama saling mengenal dan kamu juga banyak membantuku selama ini. Saatnya aku yang membalas kebaikanmu."Setelah mendapatkan dokumen yang diinginkannya, Mike meminta pamit pada Richard. Hari itu, dia langsung menuju sebuah pemakaman. Mike berjalan menuju dua buah pusara yang masih baru. Di atasnya juga terdapat banyak taburan bunga yang masih terlihat segar. Sedangkan di tengah-tengah gundukan tanah, tampak wanita paruh baya berjongkok sambil memegang nisan putih bertuliskan nama Rafeeqa dan Reema."Bu Meta, saatnya pulang, hari sudah semakin
Tanpa sadar, Nader mencengkram gelas di tangannya hingga pecah tak berbentuk. Senada dengan warna darah di tangannya, mata pria itu juga memerah dan urat-urat di lehernya terlihat keluar menonjol.Nader marah sekaligus cemburu.Tak cukup sampai di situ, Heba kembali menambahkan gosip untuk memanas-manasi Nader agar semakin membenci Noura."Ibu sudah mengatakannya sejak awal jika Noura bukanlah wanita baik-baik," lanjut Heba dengan bersemangat. "Dia tidak pantas menjadi istrimu, karena selain menjalin hubungan dengan beberapa pria dalam satu waktu, wanita matre itu juga hanya mengincar hartamu saja!""Beberapa pria?" tanya Nader. Terkadang, dia masih ragu dan sulit untuk percaya."Ya, beberapa pria kaya yang dijadikan sebagai korbannya, dan ketika di penjara, dia masih saja melakukan hal yang sama. Noura pasti menjual tubuh hanya untuk menuntaskan birahinya saja yang kemudian berakhir hamil di dalam penjara," ungkap Heba berapi-api.Untuk meredam emosinya, Nader memilih diam dan membiar
"Temukan segera anak yang baru dilahirkan Noura!" Melalui sambungan telepon, Heba memberi perintah pada orang suruhannya. "Aku tidak mau tahu alasannya, begitu kalian mendapatkan anak itu, langsung habisi dan buang mayatnya tanpa meninggalkan jejak!" lanjutnya dengan nada yang paling kejam.Setelah menutup panggilan, Heba yang sedang berada di dalam kamar Rona menatap putrinya itu dengan wajah emosi. "Masih bisa bersikap acuh kamu?" Rona terlihat santai dengan urusannya, hiasan kukunya lebih penting daripada ikut campur dengan kepentingan ibunya. "Apa lagi yang harus aku lakukan, Bu? Bukankah anak itu masih merah dan dokter Mike sudah mengaku sendiri sebagai ayahnya? Jadi untuk apa membuang-buang waktu,ntenaga dan pikiran hanya untuk menyingkirkan anak yang baru lahir?" "Bodoh sekali kamu!" bentak Heba sembari menoyor kepala putrinya. "Dokter Mike hanya mengaku-ngaku saja sedangkan Nader sendiri yang mengatakan jika Noura masih perawan saat tidur bersamanya. Kamu tahu sendiri bahwa N
Noura meneliti setiap tulisan dalam berkas yang baru saja disodorkan Mike. Sebuah akta lahir dan juga dokumen lain yang bertuliskan nama putrinya. Angel ivanka Mbarki, sebuah nama yang pernah diungkapkan Noura pada Mike jika anak yang dilahirkannya adalah perempuan. Namun, tentang nama belakang anak itu, tidak pernah terlintas dalam pikiran Noura."Mbarki ....?" "Maaf, Noura, aku tidak meminta izin terlebih dulu sebelum memberi nama belakang keluargaku pada anakmu!" kata Mike, dia merasa bersalah setelah melihat ekspresi wajah Noura. "Kalau kamu keberatan, aku akan menggantinya!" "Tidak apa-apa, Mike." Noura tidak ingin mempermasalahkannya lagi. Toh, pria itu sudah melakukan yang terbaik untuknya. "Aku hanya penasaran dengan kepergian kalian. Kenapa kamu harus pergi, Mike?""Ada masalah dengan izin tinggal kami di negara ini. Secepatnya kami harus segera meninggalkan negara ini, tapi jangan khawatir, aku pasti bisa kembali untukmu. Kita pasti akan bertemu lagi," jelas Mike dan meras
"Noura, ada yang datang berkunjung untukmu!" Cupi memberitahu. "Melihat penampilannya, aku rasa pria itu adalah seorang pengacara," tambahnya."Pengacara ...?" Noura keheranan. Sembari mengulurkan kedua tangannya, dia bertanya lagi. "Siapa yang membawanya?"Setelah kepergian Mike, Noura seperti anak ayam kehilangan induknya. Dia sudah pasrah menjalani hukumannya. Bahkan Chelsea hanya sesekali datang mengunjunginya dalam beberapa bulan terakhir."Aku kurang tahu, mereka datang bertiga dan semuanya laki-laki," jawab Cupi."Cepatlah temui mereka!" Tanti menyemangati Noura. "Siapa tahu dokter Mike yang merekomendasikan pengacara baru untuk meringankan hukumanmu."Noura juga berharap demikian, tapi hati kecilnya justru berkata lain. Setelah beberapa bulan senyap tanpa kabar, bisa saja Nader kembali datang mencari masalah baru dengannya. Siang itu, Noura dibawa ke sebuah ruangan yang berbeda. Ada beberapa kursi dan sebuah meja persegi panjang di dalam ruangan itu. Di bawah tatapan sang peng
Bayi Angel menangis dengan kencang setelah Aida meletakkannya dengan kasar di atas lantai. "Diam kamu, bocah sialan!" marah Aida sembari menunjuk wajah bayi berusia delapan bulan itu. Dia memperlakukan anak yang tak berdosa itu layaknya orang dewasa. "Gara-gara kehadiran kamu, kami mengalami kerugian yang sangat besar. Anakku tidak hanya kehilangan pekerjaan, tapi kepercayaan dari rekan-rekan sejawat kami."Aida akan selalu marah dan menganggap bayi Angel sebagai pembawa sial. Dia turut membenci Angel karena kehadiran anak itu mengakibatkan banyak masalah, termasuk para wanita yang langsung menolak lamaran dari mereka.Pekerjaan Mike belum bisa dikatakan mapan hingga saat ini, ditambah lagi dia harus menyandang status baru sebagai seorang ayah tanpa pernikahan. Mana ada wanita yang mau menerima pria itu untuk dijadikan sebagai suami?Bayi Angel masih menangis saat Mike tiba di dalam rumah. Langkahnya yang panjang segera menuju anak malang itu. "Ibu, kenapa Ibu begitu tega pada bayi s
Senyum devil itu seketika mengembang di bibir Nader. "Kita berjumpa kembali, Noura," suaranya terdengar dingin menembus ulu hati. Sudah lama mereka tidak bisa bertemu secara langsung seperti ini. Nader tampak lebih antusias dalam pertemuan itu..Sementara Noura masih menutup mulutnya dengan rapat. Pandangannya juga lurus ke depan. Dia tidak tertarik dengan obrolan apapun karena sedikit kesalahan kata pasti akan memicu pertengkaran baru di antara mereka.Jarak antara Nader dan Noura hanya dipisahkan oleh meja di depan mereka. Karena Noura tidak kunjung membuka suara dan terkesan seperti mengabaikannya, Nader berjalan mengitari sisi meja, menuju ke arah Noura. Tiba-tiba pria itu bersikap agresif, seakan mereka masih memiliki hubungan yang baik.'Apa yang akan dia lakukan?' Noura berpikir yang bukan-bukan.Akibatnya, Noura pun refleks berjalan mundur. Namun, hanya beberapa langkah, dia terpaksa berhenti setelah mendengar perintah dari Nader."Berhenti di situ ...!" "Apa yang kamu ingink
Moana memang tidak pernah melihat kejahatan yang dilakukan Nader di masa lalu, tapi dia telah menyaksikan sendiri bagaimana pengorbanan Nader terhadap Noura di kala wanita itu dalam kesulitan.Kini, Moana bersedia untuk membantu Nader. Dia akan berada di pihak pria itu hingga bisa kembali bersama dengan Noura."Noura ...." ucap Moana sembari menggenggam tangan sahabatnya. "Aku akan beritahu kamu bahwa Bu Rafeeqa yang pernah kamu ceritakan itu adalah ibu kandungnya Nader, dia disingkirkan oleh Heba belasan tahun yang lalu. Aku rasa kamu sudah paham maksudku." "Dari mana kamu tahu?" Noura bertanya pelan.Moana tidak menjawab, tapi dia mengajak Noura. "Ayo ikut aku, akan aku tunjukkan sesuatu padamu!"Melihat Noura menurut saja, Mike kemudian protes. "Noura, kamu mau ke mana? Tidak bisakah kamu mengikutsertakan aku dalam masalahmu, kita sudah berjanji untuk segera menikah, tolong jangan perlakukan aku seperti ini!"Noura menatap Mike dengan dalam. Tak lama, dia pun menggelengkan kepala.
"Ayah, kenapa belum ada kabar?" Noura mendesak Reghab dan itu sudah terjadi berulang kali. "Aku bahkan belum pernah menggendong anakku, bagaimana kalau terjadi hal buruk dengan Angel? Aku tidak ingin hidup lagi jika Angel ku tidak bisa ditemukan.""Angel pasti baik-baik saja. Tidak akan terjadi hal buruk padanya."Diam-diam Reghab juga telah mendapatkan kabar dari Imtiyaz jika Angel dalam keadaan sehat dan sudah lama bersama dengan mereka. Kronologi penculikan juga sudah dijelaskan, membuat Reghab terlihat tenang."Ayah, dari mana kamu menyimpulkan itu?" Noura gusar melihat ayahnya yang tampak santai. "Aku curiga ayah tidak mengambil tindakan apapun, aku lihat ayah lebih sering mengurus pekerjaan daripada mencari anakku. Apa kamu juga tidak peduli dengan keselamatan cucu kandungmu sendiri?"Dituduh demikian membuat Reghab tercengang. Sejak menghilangnya Angel, Noura akan lebih sensitif pada orang yang tidak aktif membicarakan keselamatan putrinya."Tentu saja aku peduli, Noura." Regha
"Sebenarnya Angel diculik, Bu, dan aku belum mendapatkan kabar apapun sampai saat ini," jelas Mike dengan jujur. "Itu sebabnya aku tidak bisa membawa Angel bersama saat ini, aku terpaksa berbohong pada kalian semua.""Bagaimana bisa, Mike?" Meta juga panik mendengarnya. "Siapa yang melakukannya? Apa itu keluarga Nader?" "Bukan dia, Bu, aku masih berusaha sampai sekarang, tolong jangan beritahu Noura dulu, aku takut dia ikut panik!" pinta Mike yang belum siap untuk menghadapi Noura. "Aku di sini, Mike." Suara Noura tiba-tiba terdengar dari balik pintu, membuat Mike terkejut. "Noura ...." Mike tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Noura segera masuk dan mendekati teman baiknya itu. "Kenapa kamu tidak jujur saja, Mike, apa yang kamu pikirkan? Angel itu anakku, aku bahkan belum pernah bertemu dengannya, dan dia belum ditemukan sampai hari ini, tapi kamu malah berniat ingin menyembunyikannya dariku.""Aku hanya tidak ingin melihatmu khawatir, Noura," kata Mike dengan bersungguh-su
Saat melihat atasan mereka dipermalukan, Kandar dan Omar segera mengambil tindakan. Dengan gerakan cepat, keduanya membubarkan semua orang agar tidak lagi menyaksikan pertengkaran itu."Ayo keluar semua!" seru Kandar dengan brutal. Dia bahkan menarik ponsel orang-orang yang berani merekam kejadian tersebut."Tarik semua yang kamu berikan itu, Nader, setetes pun aku tidak membutuhkannya," gertak Noura. Wajah yang tadinya ayu berubah beringas membuat semua orang terkejut dan bertanya-tanya.Nader sontak berdiri dan bertanya. "Apa yang kamu lakukan, Noura?" Dia bingung. Sebelumnya, hubungan mereka sudah terlihat sedikit akrab, kenapa Noura mendadak berubah arogan."Menolakmu dan membuktikan bahwa aku tidak seperti yang kamu tuduhkan dua tahun yang lalu," ucap Noura dengan marah."Aku tahu, Noura, dan aku juga sudah menyadari semua itu." Nader kembali berlutut dan matanya mulai basah. "Aku mohon, maafkan aku, Noura, aku memang sangat bodoh, aku sangat menyesal telah menyia-nyiakanmu, Nour
Noura masih diam di tempatnya. Dia tersenyum tipis ketika menyaksikan tingkah Malini yang begitu agresif."Aku sudah tidak sabar lagi," gumam Malini dengan senangnya. Meski Nader terkesan menghindar, namun Malini tetap saja menempel seakan dia adalah wanita yang dimaksud oleh Nader."Malam ini, aku ingin mengatakan yang sebenarnya jika aku telah menikahi wanita yang aku cintai," ucap Nader dengan tegas. "Dan sebagai bentuk rasa cintaku, semua properti yang aku miliki akan aku serahkan padanya."Semua tamu yang hadir terkesan takjub dengan ketulusan Nader pada wanita yang dicintainya. Bagaimana bisa seorang pria dingin seperti Nader menyerahkan seluruh harta benda miliknya pada seorang wanita?Akan tetapi tidak untuk Malini. Kejujuran Nader terdengar asing baginya. Nader sudah menikahi wanita yang dicintainya, itu berarti bukan Malini."Apa maksudmu, Nader?" Malini tidak terima. Dengan kasar, dia mendorong pundak pria di depannya. "Kamu sudah berjanji akan menikahi aku, bahkan kita su
Sebuah nama yang diucapkan Noura sontak mengagetkan Nader. Pria itu refleks menginjak rem hingga mobil berhenti seketika."Nader, apa yang kamu lakukan?" tegur Noura yang sempat panik dengan keadaan tersebut. "Apa kamu sengaja ingin membuat kita semua mati?"Dari belakang, Moana juga merasakan hal yang sama. Kaget dan panik. "Ya ampun, untung nyawaku tidak melayang."Beruntung mereka semua menggunakan sabuk pengaman dan lalu lalang kendaraan juga tidak terlalu ramai."Maaf ...!" Nader merasa bersalah. "Aku hanya mengingat seseorang yang berarti dalam hidupku," ucapnya pelan."Mengingat seseorang tapi melupakan orang di sekelilingmu," Noura mengoceh kesal. "Sebaiknya fokus pada tujuan kita, jangan memikirkan orang lain dulu!" kata Noura dengan tegas.Nader masih penasaran. Jadi dia bertanya dengan cepat. " Noura, aku ingin tahu tentang wanita yang kamu bicarakan tadi, bisa kamu jelaskan lagi atau bawa aku untuk menemuinya!"Karena Noura masih kesal, dia tidak begitu paham maksud pertan
Ikram lebih dulu masuk ke dalam ruang rawat inap itu. Di belakangnya juga ada Chelsea dan Jerico. Ketiganya berjalan lambat dan sengaja menampilkan ekspresi wajah yang paling ramah.Ketika Maryam menyadari kedatangan ketiga orang asing itu, dia segera mencengkram lengan Suzan. "Untuk apa mereka datang lagi?" tanya Maryam dengan ketakutan. "Suruh mereka pergi, aku tidak mau melihat mereka."Ikram merasa iba dengan bibinya itu. Mukanya tiba-tiba cemberut melihat kondisi wanita itu. Sudah belasan tahun mereka tidak bertemu dan bahkan mereka telah menganggapnya meninggal dalam sebuah kecelakaan. "Ingat apa yang harus kamu katakan!" Dari belakang, Chelsea berbisik. "Tidak perlu menyebutkan nama anak ataupun suaminya, itu tidak penting baginya, yang dia butuhkan hanya Noura saja!"Ikram segera tersadar dengan penjelasan Chelsea. Dia pun berkata dengan lembut. "Bibi, aku adalah temannya Noura, dia menyuruhku ke sini khusus untuk menjemputmu. Maukah kamu pulang bersama kami?"*Meski masih
Noura lebih banyak diam ketika bu Meta memberikan nasehat padanya. Dia mendengar semua ucapan wanita paruh baya itu tanpa berniat menyanggah sedikit pun. "Ibu ingin yang terbaik untukmu, Noura, jadi sebaiknya jauhi Nader, jangan pernah berdekatan dengannya lagi, apalagi berniat ingin kembali bersama dengannya!" ucap Meta di akhir nasehatnya."Aku tidak pernah berpikiran seperti itu, Bu," balas Noura dengan terbuka. "Bahkan pertemuan kami hanya untuk meminta dia agar segera menceraikan aku." "Ibu pegang kata-katamu, Noura." Meta terlihat sedih. Tatapan matanya terlihat penuh dendam. "Sungguh, ibu masih sangat membenci keluarga mereka, mereka tidak pantas untuk dimaafkan, Noura.""Iya, Bu." Noura mengangguk paham.Reghab terlihat lebih santai dari hari biasanya. Dia paham dengan perasaan Meta yang turut menyaksikan langsung kekejaman keluarga Othmani pada Noura. Sama seperti Imtiyaz, Reghab juga menyerahkan semua keputusan pada putrinya. Tampak jika dia juga sudah tidak terlalu denda
Harta yang dimiliki Reghab Hammadi sepenuhnya akan diturunkan untuk Noura dan dia juga telah diberi kebebasan untuk mempergunakannya sesuka hati. Namun demikian, Noura masih memiliki caranya sendiri. Dengan mempergunakan Nader, Noura berpikir bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dari pria itu."Aku rasa selama ini kamu sudah memberikan uang yang banyak untuk Malini, tapi malangnya, saat aku meminta bantuan darimu, kamu sepertinya sangat sulit untuk berbagi denganku," sindir Noura membuat Nader terhenyak."Aku tidak seperti yang kamu pikirkan itu, Malini tidak berhak untuk mendapatkan apapun dariku, jadi untuk apa membahas wanita itu?" Nader berusaha memperbaiki imagenya yang mungkin dicap buruk oleh Noura. "Sekarang apa rencanamu, bantuan seperti apa yang kamu inginkan?" tawarnya."Bukankah besok malam Netanyahu akan melelang perusahaannya?""Dari mana kamu tahu?" Nader merasa sedikit malu dengan ketidaktahuannya saat ini."Ayahku yang memberitahu." Noura menjeda ucapannya