Share

86) Terusir

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-27 18:00:59

***

"Mas setuju."

Kaget.

Itulah yang pertama Nada rasakan setelah ucapan tersebut dilontarkan Juan pada sang adik, Gian. Bukan perkataan biasa, ucapan tersebut adalah jawaban Juan perihal tawaran membuat janji yang diberikan Gian setelah beberapa waktu lalu Nada meragukan kejujuran Nabila.

"Pak," panggil Nada. "Bapak semudah itu mempertaruhkan jabatan saya?"

"Kenapa kamu khawatir banget jabatan kamu pindah?" tanya Juan. "Kamu ragu sama kejujuran Nabila, kan? Harusnya kamu enggak usah takut."

"Ya emang, tapi kan-"

"Mas Juan setuju itu berarti Mbak Nada juga setuju, karena faktanya yang punya kewenangan soal jabatan itu Mas Juan," potong Gian. "So, kita tinggal tunggu bukti yang dimaksud Kak Nabila. Senja bilang kemarin buktinya berbentuk chat sama rekaman suara Mentari setiap curhat lewat telepon. Mau diminta sekarang apa nanti sore aja setelah kerja? Pagi ini Mbak Nada mungkin harus ke kantor."

"Aku enggak setuj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Hamid Ahmad
Alhamdulillah Juan mau buka hati untuk senja semoga awal yg baik
goodnovel comment avatar
Hamid Ahmad
aduh nada bukan raguain cuman takut aja klw paktanya benar GK bisa lagi dekat ma juan
goodnovel comment avatar
Hamid Ahmad
itu ada apa suami Nabila hubungi senja,,padahl senja mau ke rumah sakit
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   87). Menunggu Senja

    ***"Gimana, Mas? Ada balesan?"Duduk di samping bed tempat Juan kini duduk, pertanyaan tersebut lantas Gian lontarkan pada sang kakak yang beberapa waktu lalu mengirim pesan pada Nabila.Tak langsung menelepon, step pertama yang Juan lakukan memang menyapa lewat chat. Namun, hingga beberapa menit berlalu, pesannya tersebut tak terbalas—membuat Juan dilanda rasa penasaran."Belum," kata Juan. "Centang dua abu, cuman belum dibaca.""Masih sibuk mungkin, ini kan pagi-pagi," kata Gian."Kayanya," kata Juan. "Tapi coba Mas kirim pesan yang lebih to the point. Barusan kan cuman nanya dia masih di Bandung apa enggak. Nah, sekarang Mas mau langsung nanyain bukti.""Oke," kata Gian. "Nanti jangan lupa bilang maaf juga, karena enggak cuman Senja, Kak Nabila kena kan sama Mas Juan?""Iya.""Nah, minta maaf.""Pasti."Tak banyak menunda, selanjutnya Juan kembali mengetik pesan untuk Nabila. Bukan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   88). Tentang Nabila

    ***"Kak Nabila masuk rumah sakit, Mas, dia koma."Deg.Detak jantung Juan yang semula normal, seketika bertambah cepat setelah jawaban tersebut dilontarkan Senja untuk pertanyaannya beberapa detik lalu.Kaget.Hal itu jelas dirasakan Juan sekarang karena setelah kemarin melihat Nabila bertemu Senja bahkan Kirania, kabar yang dia dengar dari sang istri seperti petir di siang bolong."Kamu serius? Kenapa dia?" tanya Juan setelah beberapa detik mencerna ucapan Senja. "Perasaan kemarin baik-baik aja, kok tiba-tiba koma?""Kak Nabila jatuh di kamar mandi jam enam tadi, Mas, dan suaminya bilang pembuluh darah di kepalanya pecah," ungkap Senja—masih disertai isakan. "Karena jarak dari hotel ke rumah sakit lumayan dekat, Kak Nabila berhasil diselamatin cuman dia koma dan kapan bangun, dokter sendiri enggak bisa prediksi karena kondisinya pun belum stabil. Aku khawatir, Mas, aku takut ada apa-apa sama Kak Nabila. Padahal, aku be

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   89). Kepastian Hubungan

    ***"Aku pulang dulu ya, Mas. Titip Kak Nabila dan kalau ada apa-apa tolong kabarin aku. Bagaimanapun juga aku perlu berterima kasih karena berkat Kak Nabila kehidupan aku sedikit lebih baik."Usai mengobrol selama beberapa menit bahkan menyimpan pula nomor Riga di ponselnya, ucapan tersebut lantas Senja lontarkan dan sebagai respon, Riga tersenyum."Iya, hati-hati di jalan dan titip salam ke Juan," kata Riga. "Bilang ke dia maaf karena belum bisa jenguk.""Mas Juan pasti paham, Mas.""Iya," kata Riga. "Kamu pun jangan segan hubungi saya kalau ada apa-apa karena bagaimanapun saya punya janji ke Nabila buat jagain kamu dan saya pengen tepatin janji itu.""Pasti, Mas."Tak terlalu lama berbincang, selanjutnya Senja benar-benar berpamitan. Berpisah dengan Riga, dia bergegas menuju mobil dan yang ditujunya setelah ini adalah; sekolah Kiran.Sampai dalam setengah jam, Senja memasuki area sekolah untuk kemudian pergi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   90). Membaik

    ***"Yang ini dua kali sehari, yang ini tiga kali sama yang ini terus perban sama obat merah dikasih pas perawat mau ganti perban di kepala kamu. Udah gitu aja dan obatnya harus diminum sampai habis semua."Duduk di samping bed, penjelasan demi penjelasan lantas Senja lontarkan seraya mengeluarkan beberapa jenis obat dari kresek putih. Berasal dari apotek, Senja memang baru kembali beberapa menit lalu dan tak ada siapa-siapa, seperti biasa yang didapatinya hanyalah Juan yang nampak bersantai di bed.Gian? Cowok tersebut katanya membersihkan badan di kamar rawat Kirania setelah sempat datang untuk mengambil baju ganti yang Senja bawa."Enggak bisa diskip?""Maksudnya?" tanya Senja."Obat-obatnya enggak bisa diskip aja?" tanya Juan. "Kamu sendiri tahu kalau saya enggak bisa minum obat.""Ya enggaklah," kata Senja. "Kalau obatnya enggak diminum, gimana mau sembuh? Lagian kamu kaya anak kecil aja enggak mau minum o

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   91). Bayi Bongsor

    ***"Oke, terima kasih infonya, Senada. Maaf kalau ketidakhadiran saya membuat kamu sedikit kerepotan."Selesai menyimak laporan yang diberikan Nada, ucapan tersebut lantas Juan lontarkan pada sang sekretaris. Makan siang terjeda, beberapa waktu lalu Juan tiba-tiba mendapat panggilan dari Senada.Khawatir ada hal penting, Juan menjawab panggilan tersebut di depan Senja dan tak salah dugaan, Nada benar-benar ingin menyampaikan masalah pekerjaan padanya, sehingga dengan baik Juan menyimak."Enggak masalah, Pa, insiden kan enggak ada yang tahu.""Iya," kata Juan. "Oh, ya nanti sore jangan lupa ke sini setelah dari kantor ya. Ada yang pengen saya bicarain sama kamu.""Wajib, Pak?""Iya," kata Juan. "Saya tunggu banget.""Oh oke, tapi kalau boleh tahu apa ya yang mau Bapak bicarain?" tanya Nada. "Masalah pribadikah? Atau mungkin masalah kerjaan?""Masalah kerjaan," kata Juan. "Intinya harus datang jangan sam

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   92) Tentang Sekretaris Baru

    ***"Kenapa nawarin buat jadi sekretaris ke aku? Maksudnya, kan, Mbak Nada masih ada dan enggak ngundurin diri. Kenapa harus diganti?"Tiba-tiba ditawari untuk menjadi sekretaris Juan, pertanyaan tersebut lantas Senja lontarkan pada sang suami yang masih mengarahkan atensi padanya.Heran.Itulah yang dia rasakan karena jika melihat interaksi Juan dan Nada, keduanya seperti tak ada masalah sehingga ucapan Juan beberapa detik lalu jelas membuatnya curiga.Khawatir dijebak seperti ketika awal-awal menikah, itulah yang Senja rasakan karena meskipun Juan sudah berjanji untuk memperbaiki semua, bisa saja janji Juan palsu."Ya karena udah kesepakatan," kata Juan. "Saya pikid Gian udah ngomong sama kamu.""Aku belum ketemu bahkan berkomunikasi sama Gian, jadi aku enggak tahu apa-apa," kata Senja apa adanya. "Kenapa memang? Kesepakatan apa yang Mas maksud?"Juan menghela napas. "Tadi saya bercerita perihal semua yang Men

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   93). Pemindahan Jabatan

    ***"Selamat sore."Sambil membuka pintu secara perlahan, sapaan tersebut Nada lontarkan begitu tiba di ambang pintu kamar rawat Juan. Waktu pulang kerja tiba, Nada memang ke rumah sakit guna mematuhi perintah Juan.Tak menduga disambut beberapa orang sekaligus di kamar rawat, Nada pikir yang akan dia temui hanyalah Juan atau mungkin berdua dengan Senja. Namun, ternyata dugaan dia salah karena tak hanya sang bos beserta istri, di dekat bed ada pula Kiran bahkan Gian yang sepertinya sengaja menunggu.Tegang?Jawabannya adalah iya, karena begitu dirinya masuk, tatapan semua orang tertuju pada dia—membuat degupan jantung Nada kini tak menentu."Sore," sapa Juan. "Masuk, Nada, kita semua udah nunggu kamu di sini sejak sepuluh menit lalu.""Baik, Pak."Dengan hati berdebar, Nada masuk lebih dalam hingga tak berselang lama dia berhenti di dekat bed Juan. Tak jauh dari Senja mau pun Kiran, Nada mengarahkan atensinya pa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   94). Dosa Juan pada Davion

    ***"Ah, kurang ajar! Bisa-bisanya Pak Juan hempasin aku gitu aja setelah baikan sama Senja. Lupa apa dia siapa yang selalu nemenin dia pas sedih? Gue! Bukan Senja! Argh!"Baru tiba di kamar apartemen tempatnya tinggal, teriakan tersebut langsung Nada keluarkan sebagai pelampiasan kesal. Tak terima, itulah yang dia rasakan setelah Juan menurunkan jabatannya dengan sangat mudah.Namun, untuk sekadar protes, Nada pun tak bisa karena di kamar rawat sang atasan tadi, dirinya benar-benar disudutkan sehingga meskipun emosi, yang Nada lakukan hanyalah pasrah.Ingin resign, Nada juga tak bisa karena di zaman sekarang, mencari pekerjaan bisa dibilang sulit sehingga mau tak mau dia harus bertahan, karena ada biaya sewa apartemen yang harus dibayarnya setiap bulan."Ini pasti ulahnya si Senja," desis Nada dengan napas yang terengah karena emosi. "Pak Juan minta maaf sama Senja dan dia minta Pak Juan lakuin ini ke gue. Ya, enggak salah lagi jelas dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   195). Mengunjungi Mentari (Ending)

    ***"Ah, akhirnya acara aqiqah Tian berjalan dengan lancar ya, Mas. Rasanya baru kemarin deh dia lahir, tapi ternyata udah dua minggu yang lalu."Tersenyum sambil memandang para tamu yang kini pergi meninggalkan rumahnya, ucapan tersebut lantas Senja lontarkan pada Juan. Tak berada di dalam, saat ini dia dan sang suami masih berada di teras karena memang setelah acara selesai, keduanya mengantar para tamu seraya mengucapkan terima kasih.Dua minggu pasca melahirkan, Senja dan keluarga sepakat untuk mengadakan acara aqiqah baby Tian. Tak digelar di gedung, Senja dan Juan sepakat mengadakan acara di rumah.Mengundang para tetangga komplek, acara berlangsung dengan lancar dan tak sedikit, tamu yang diundang pun cukup banyak karena dari banyaknya tetangga yang diberitahu, hampir semua datang sore ini ke rumah Juan."Iya, akhirnya acara berjalan dengan lancar," kata Juan. Menoleh kemudian memandang Senja, dia kemudian berkata, "Semoga Tian seh

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   194). Senja Pulang

    ***"Welcome home, Mama Senja!"Membulatkan mata dengan raut wajah kaget, itulah Senja setelah sambutan tersebut didapatkannya dari orang-orang yang siang ini menyambut di ruang tengah.Dua hari menetap, Senja dan sang bayi memang diizinkan pulang hari ini untuk menjalani pemulihan di rumah. Tak dijemput siapa pun, Senja pulang berdua saja dengan Juan dan jujur dirinya sedih, karena dia pikir orang-orang rumah akan menjemputnya, mengingat kepulangan dia bukan di hari kerja melainkan hari libur.Tak menunjukan kesedihan, Senja terus berusaha tersenyum selema di jalan hingga ketika tiba di rumah, kehadiran dua mobil yang tak asing untuknya membuat dia bertanya-tanya.Bukan mobil Juan ataupun Gian, yang dilihat Senja adalah mobil Davion juga kedua orang tuanya sehingga dengan rasa penasaran yang tiba-tiba melanda, Senja bertanya.Namun, alih-alih memberikan jawaban, Juan justru meminta dia untuk masuk sehingga sambil menggendong san

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   193). Kelahiran Bayi Mungil

    ***"Ayo, Bu, coba dorong."Bersandar pada bed, yang sejak tadi dia tempati, Senja menoleh ke arah Juan sebelum kemudian mengambil ancang-ancang. Menutup rapat mulutnya seperti yang disarankan, Senja mulai mengejan sekuat tenaga sambil berpegangan pada sang suami.Bukaan lengkap setelah menunggu selama beberapa jam, persalinan Senja memang segera dilakukan. Aman untuk melahirkan secara normal, Senja membiarkan tubuhnya kesakitan karena gelombang cinta yang beberapa waktu lalu datang, dan sekarang perempuan itu kembali berjuang.Bayi yang dikandung tak langsung keluar dalam sekali ejanan, Senja menjatuhkan punggungnya di bed dengan napas terengah. Beristirahat sejenak, itulah yang dia lakukan sekarang sementara dokter sibuk memeriksa sesuatu."Kuat ya, kamu pasti bisa," ucap Juan yang terus berada di samping Senja. "Doain ya, Mas," pinta Senja yang dijawab senyuman oleh sang suami."Pasti."Waktu istirahat seles

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   192). Kado untuk Gian

    ***"Gi, anak kita lucu."Berdiri persis di samping inkubator, ucapan tersebut Diandra lontarkan dengan perasaan yang terasa begitu hari. Melahirkan beberapa jam lalu, sore menjelang malam Diandra meminta untuk dibawa ke ruang Nicu. Dioperasi menggunakan metode yang cukup bagus, perempuan itu sudah mampu berdiri bahkan duduk sehingga setelah meminta izin pada Dokter, Gian membawa istrinya itu menemui sang putra.Lahir dengan tubuh yang sangat mungil, putra pertama Gian dan Diandra terlihat persis seperti sang ayah, Gian. Memiliki hidung mancung, dua alis yang tak terlalu tebal kemudian rambut hitam, bayi mungil tersebut nampak begitu baik sehingga meskipun harus menetap di inkubator hingga kondisi dan berat badan stabil, Gian mau pun Diandra lega karena sejauh ini, tak ada kelainan yang ditunjukan Pradikta atau yang lebih akrab disapa baby Dikta."Mirip banget sama aku enggak sih?" tanya Gian yang setia di samping Diandra, guna berjaga-j

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   191). Kelahiran Putra Pertama

    ***"Gimana, Dok? Apa istri saya harus lahiran sekarang karena ketubannya udah pecah?"Melihat dokter selesai memeriksa Diandra, pertanyaan tersebut lekas Gian lontarkan dengan raut wajah yang cukup tegang.Mendapat kabar tentang Diandra yang tiba-tiba mengalami pecah ketuban, Gian memang sigap membawa istrinya itu ke rumah sakit terdekat. Meskipun Diandra tak merqsa kesakitan, Gian membawa perempuan itu ke IGD sehingga tanpa perlu menunggu lama, penanganan pun dilakukan dengan cepat."Betul sekali, Pak," kata sang dokter, memberi jawaban. "Karena air ketuban yang tersisa hanya tinggal sedikit, istri Bapak harus segera melahirkan bayinya dan demi mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, kami akan melakukan tindak operasi secepatnya. Apa bapak setuju? Jika iya, nanti berkas-berkasnya disiapkan pun dengan ruang operasi.""Kalau itu yang terbaik, saya setuju, Dokter," ucap Gian. "Tapi usia kandungan istri saya baru dua puluh sembila

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   190). Waktu Berlalu

    ***"Silakan dinikmati basonya ya, Mbak, Kak, Dek, semoga bakso buatan Mamang cocok di lidah kalian."Sambil menyimpan satu persatu mangkuk bakso di atas meja makan, ucapan tersebut lantas Juan lontarkan untuk istri dan kedua anaknya yang sejak beberapa menit lalu menunggu di sana.Tak bisa menolak ngidam Senja yang katanya ingin bakso buatan dia sendiri, Juan mendadak cosplay menjadi mang bakso komplek. Membuat adonan bakso kemudian mengolahnya menjadi bulatan kecil dan sedang, semua dia lakukan sendiri tanpa bantuan siapa pun.Tak hanya membuat bakso, Juan juga berpakaian seperti tukang bakso demi mengabulkan keinginan Senja. Kaos abu pendek, celana pendek juga topi bulat dan handuk, semuanya dia pakai dan hal tersebut membuat Senja bahagia, sehingga meskipun harus menunggu satu jam lebih bakso yang diinginkannya jadi, perempuan itu tak bosan sama sekali."Waw," ucap Kirania takjub. "Udah cocok kayanya Papa jadi tukang bakso. Persis bua

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   189). Siapa yang Hamil?

    ***"Menurut Papa?"Menyipitkan mata dengan emosi yang semakin naik, itulah Juan setelah pertanyaan tersebut dilontarkan sang putri, usai dirinya bertanya tentang testpack yang ditemukan di atas meja belajar Kirania.Tak ada panik, gadis itu terlihat tenang dan hal tersebut jelas membuat Juan penasaran karena jika memang Kirania hamil, seharusnya rqsa panik melanda karena bukan hal sepele, hamil di usia belia terlebih masih pelajar adalah sebuah masalah yang sangat besar."Kamu ditanya tuh jawab, bukan balik nanya," desis Juan. "Mau Papa pukul?""Pukul apa maksud kamu?"Bukan Kirania, yang bertanya adalah Senja yang tahu-tahu berada di ambang pintu. Tak kalah serius dari Juan, perempuan itu kini menatap intens sang suami sebelum akhirnya bertanya,"Kamu lagi ngapain Kiran? Kok pake nyebut pukul segala? Berani emang kamu pukul anak aku?""Aku nemuin tespack di meja belajar Kiran, Senja, dan ini aku lagi nanya," k

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   188). Restu Juan Sepenuhnya Turun

    ***"Halo."Refleks melengkungkan senyuman, itulah yang Kirania lakukan setelah suara berat Davion terdengar dari telepon. Tak lagi di kamar sang papa, saat ini dia memang sudah kembali ke kamarnya dan tak diam saja, Kiranua menghubungi sang kekasih dengan tujuan; mengajak Davion datang ke rumah hari sabtu nanti.Mendapat lampu hijau untuk berpacaran, Kirania tak sepenuhnya bebas karena sebelum melanjutkan hubungan dengan Davion, kebaikan dan ketulusan kekasihnya tersebut harus dipastikan dulu sehingga selain makan siang bersama, sabtu nanti katanya Juan akan mengajak mantan dari istrinya tersebut berdialog empat mata."Halo, Kak, ganggu enggak?" tanya Kirania. "Kali aja Kak Davi lagi nongkrong atau bahkan udah tidur gitu?""Enggak sih, enggak ganggu," kata Davion. "Aku barusan kebetulan lagi main game. Jadi aman.""Lho, keganggu dong itu, Kak?" tanya Kirania. "Kalau ada panggilan pas main game kan nanti gamenya kepause. Iya engg

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   187). Permintaan untuk Putus

    ***"Putus."Kompak memasang raut wajah kaget, itulah Senja dan Kirania setelah ucapan tersebut dilontarkan Juan dengan raut wajah seriusnya.Mengikuti saran Senja, malam ini Kirania jujur tentang hubungannya dengan Davion. Tak ada respon baik, Juan nampak tak suka mendengar kabar yang diberikan sang putri sehingga setelah Kirania menjawab serius tentang hubunganya dan sang kekasih, pria itu meminta sang putri putus."Maksud kamu apa, Mas?" tanya Senja yang membuat atensi Juan beralih."Ya putus," kata Juan. "Aku mau Kiran sama Davion putus. Apa enggak jelas ucapan barusan?""Enggak bisa gitu dong, Pa," kata Kirania yang membut Juan kembali memandangnya. "Aku cinta sama Kak Davion begitu pun sebaliknya. Jadi enggak ada tuh putus-putus.""Jadi kamu lebih pilih Davion dibanding Papa? Iya?" tanya Juan. "Kamu masih kecil, Kiran, bahkan tujuh belas tahun pun kurang. Bisa-bisanya pacaran sama orang dewasa. Aneh tahu enggak?"

DMCA.com Protection Status