Share

Berebut Perhatian

Satu minggu menjelang hari pernikahan Sena, sosok sahabat yang semakin kesini aku  menjadi engan menyebutkan sahabat. Demi Tuhan! dia tidak pernah bosan buat mengganggu ketenanganku, ada saja masalah yang dikeluhkannya.

"Aku bingung, Nisya. Rasanya aku sudah tidak bisa berpikir lagi saking gugupnya."

Dan aku sama sekali tidak ingin merespon ucapanya, kubiarkan saja dia dengan keluhan yang menurutku tidak begitu penting.

"Kamu dengerin aku nggak, sih?" tangannya terulur merebut benda persegi yang tengah kumainkan.

"Sena!" seruku tidak terima dan mencoba meraih kembali ponsel yang direbutnya.

"Salah sendiri aku ngomong panjang lebar tidak kamu hiraukan malah asyik sama game bercocok tanam yang nggak guna itu." Sungutnya tidak terima karena aku abaikan.

"Tanpa aku dengar pun di kepalaku sudah terekam jelas apa saja yang kamu omongin dari sejam yang lalu Arsena! jadi berhenti mengoceh dan kembalikan ponselku," kurebut kembali ponsel dari t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status