Share

Mungkinkah Dia?

"Kamu tahu Nis ...."

"Enggak," selaku, sengaja memotong perkataannya.

"Aku belum selesai ngomong, Nisya Kailandra!" serunya.

Tersenyun aku menanggapi kekesalan Sena, yang sudah hampir dua minggu kami tidak bisa bertatap muka. Dan ini merupakan pertemuan pertama kami setelah pernikahannya. Tepatnya Sena, menghubungiku saat jam mengajarku baru saja usai, dia memintaku untuk menemuinya di cafe dekat dengan kantor suaminya, Mas Biru.

"Sabar Sen, marah-marah melulu apa jatah dari Mas Biru kurang?" sarkasku.

"Bukanya kebalik Nisya, kamu yang nggak dapat jatah dari Mas Ryan, sudah hampir tiga hari gimana rasanya Nis, pasti meriang, bukan?" ucapnya berbalik menyerangku.

"Ada perlu apa kamu menyuruhku ke sini, karena kalau sampai apa yang mau kamu omongon itu nggak penting, sumpah kamu kurang kerjaan banget."

Sengaja aku alihkan pembicaraan, sebab jika aku meladeninya pasti Sena akan semakin menjadi, dan akulah yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status