Wiliam akhirnya melepaskan pagutannya. Otak pria itu terasa blank. Apa yang sebenarnya ku lakukan?! Kenapa aku menciumnya! Batinnya berteriak. Dia tadi sebenarnya hendak menampar Gisella lagi. Akantetapi, pikiran dan akal sehatnya berkata lain. Pria itu langsung bangkit dan menjauh dari tubuh sang istri. Dirinya hendak meninggalkan kamar.Sebelum keluar, dia berkata, "Jangan coba-coba untuk melarikan diri lagi! Jika kau melanggar, aku tidak akan segan untuk memotong kedua kakimu!" Pintu kamar pun ditutup keras dan dikunci dari luar. Gisella langsung berlari dan menggedor-gedor pintu kamarnya. "Keluarkan aku dari sini sekarang! Dasar kau Bajingan! Mati saja sana!" teriak gadis itu dengan histeris. Akan tetapi, percuma saja. Wiliam juga tidakmendengarnya.Rencana A telah gagal. Bahkan, penjagaan terhadap dirinya pun diperketat. Gisella mengintip dari luarjendela kamarnya. Penjaga yang di depan tadi hanya ada 5, sekarang malah jadi 20 orang. Lalu, di sisisamping kanan dan kiri mansio
di ruang makan, Gisella langsung berdehem pelan saat melihat Wiiliam sedang sibuk dengan ponselnya. Pria itu pun langsung menghentikan aktivitanya dan menatap ke arah sang istri yang baru saja datang. Tiba-tiba, matanya membulat dengan sempurna. Oh, shit! Sebenarnya pakaian apa yang tengah dikenakannya sekarang?! Batinnya menjerit."Good morning, My Husband! Ah, aku tidak menyangka kau akan menunggu begini," ucap Gisella sambil menggeret kursi yang akan ditempatinya duduk. Gadis itu sedang mencoba untuk bersikapbaik pada suaminya agar diberi uang belanja. Seperti kata pepatah, ada udang di balik batu.Namun, sapaan Gisella barusan tidak dihiraukan oleh Wiliam. Matanya malah fokus ke arah yang lain. Diatidak menyangka bahwa di balik pakaian monoton yang dikenakan istrinya dulu, ternyata di dalamnyamenyimpan sebuah harta karun besar. Tubuh Gisella sangatlah indah dan sempurna. Bahkan mungkinlebih daripada Fani.Otak Wiliam mulai tidak bisa diajak untuk berpikir jernih. Belum lagi, b
Di tengah padatnya jalanan kota London, terlihat sebuah mobil Lamborghini Aventador berwarnahitam melaju kencang. Di dalamnya, ada dua orang sejoli yang saling bersenda gurau. Siapa lagi kalaubukan Wiliam dan Prili. Saat ini, mereka akan pergi ke salah satu mal terbesar di kota. Hari ini Prili mengenakan dress seksi berwarna merah menyala tanpa lengan selutut. Buah dadanya bahkan hampir keluar karena saking terbukanya.Wiliam hanya melirik sekilas tanpa beraksi apa-apa. Biasanya, pria itu akan mudah tergoda. Tapi sekarang, mengapa itu tidak terjadi? Malah pikirannya ini sedang menerawang jauh ke arah Gisella tadi pagi. Apa yang terjadi dengannya kini? "Apa ada yang mengganggumu, sayang?" tanya Prilli karena melihat keterdiaman Wiliam. "Ah tidak, Honey. Aku hanya berpikir, nanti kita nonton film atau tidak. Aku ingin mengajakmu ke bioskop," jawab pria itu sembari berbohong. Prilli pun tersenyum, "Ayo, ayo saja! Hitung-hitung sebagai pengganti karena kau tidak ikut denganku ke Paris.
Jangan lupa untuk dirimu juga, pilihlah sepuasnya!" ajaknya untuk mengalihkan perhatian. Lantas, Caila pun mengangguk dan menggeret kakaknya agar mengikuti langkahnya. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk belanja, lalu ke salon, ke klinik kecantikan dan juga spa. Sampai-sampai, Gisela tidak ingat lagi dengan masalah yang baru saja melintas di hadapannya.Setelah puas menghabiskan waktu bersama sang adik, wanita itu tidak langsung pulang ke mansion.Dia memilih untuk menemani Caila terlebih dahulu di apartemennya. Kebetulan, gadis itu baru saja pindahbeberapa minggu yang lalu. Gisella memutuskan pulang saat pukul 8 malam. Sesampainya di halaman mansion, dia dihampiri oleh beberapa pelayan karena belanjaannya sangat banyak. Entah apa saja yang sebenarnya wanita itu beli.Setelah berada di dalam, Caila segera masuk ke kamarnya dan mandi. Wanita itu mengganti bajunyadengan piyama bermotif hellow kicty berwarna pink. Awalnya, dia malas turun ke bawah karena matanyasudah mengantuk. Nam
Perdebatan terjadi di bandara. Cley terus memaksa Wiliam untuk meninggalkan adiknya, tetapi pria itu tidak mau. Ternyata berdebat dengan makluk didepannya ini menguras energi dan tenaganya saja! Cley ada jadwal keberangkatan ke hongkong 3 menit lagi. la tidak ingin ketinggalan pesawat karena adik ipar sialannya ini. Mau apa yang sebenarnya laki-laki ini? Tidak ingin berpisah dengan Gisella, tapi dia malah asyik selingkuh. "Sepulang dari perjalanan bisnis, saya akan menjemput Gisella," kata Cley untuk mengakhiri perdebatan panjang ini.Namun, Wiliam malah tertawa sinis dan berkata, "apa kau tuli, kakak ipar? Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi dan aku juga tidak akan pernah meninggalkan Gisella!" Ya, beginilah jika dua anak pertama saling beradu argumen, tidak ada yang mau mengalah. la langsung berlalu untuk menuju pesawatnya. Namun, sebelum beranjak dari sana, Cley memberikan sebuah kalimat yang menohok hati dan harga diri Wiliam."Seorang pria sejati tidak akan pernah menaruh d
Sekarang wanita itu sudah di sini, berkumpul lagi bersama mereka di mansion yang megah ini. "Selamat datang, nyonya!" Ucap untuk pelayan serempak. Cath sungguh tidak bisa berkata-kata lagi. la sungguh terharu dengan penyambutan ini. Ada buket bunga dan kue yang disiapkan oleh mereka untuk menyambut kepulangannya. Di samping Cath, Anastasya menghembuskan napasnya pelan. Gadis itu merasa lega, setidanya ada orang baik yang berada di samping Catherina. la sungguh tidak membayangkan jika seluruh penghuni Mansion bersikap acuh tak acuh padanya. Itu mengerikan sekali! Setelah cukup lama dengan acara penyambutan dan perbincangan ringan antara Cath dan seluruh pelayan, akhirnya wanita itu kini sudah sampai di kamarnya. Kilas bayangan penyiksaan itu mash terasa di tubuhnya sekarang. Rasa sakit yang ditimbulkan belum bisa hilang dari benanya. Namun, dia mencoba untuk seenang mungkin saat masuk.
Sekarang wanita itu sudah di sini, berkumpul lagi bersama mereka di mansion yang megah ini. "Selamat datang, nyonya!" Ucap untuk pelayan serempak. Gisella sungguh tidak bisa berkata-kata lagi. la sungguh terharu dengan penyambutan ini. Ada buket bunga dan kue yang disiapkan oleh mereka untuk menyambut kepulangannya.Di samping Gisella, Ana menghembuskan napasnya pelan. Gadis itu merasa lega, setidanya ada orang baik yang berada di samping Catherina. la sungguh tidak membayangkan jika seluruh penghuni Mansion bersikap acuh tak acuh padanya. Itu mengerikan sekali!Setelah cukup lama dengan acara penyambutan dan perbincangan ringan antara Gisella dan seluruh pelayan, akhirnya wanita itu kini sudah sampai di kamarnya. Kilas bayangan penyiksaan itu mash terasa di tubuhnya sekarang. Rasa sakit yang ditimbulkan belum bisa hilang dari benanya. Namun, dia mencoba untuk seenang mungkin saat masuk. Ana tidak menyadari jika sahabatnya itu berjalan sambil memejamkan mata. Setelah sampai di ranjan
Berlin segera bergegas untuk mengantarkan makanan ke kamar Gisella. Sesampainya di sana, dia melihat nyonyanya sibuk melihat langit-langit kamar. "Nyonya, kamu sudah bangun? Saya membawakan makanan untuk nyonya," katanya Sambil berjalan membawa nampan ke arah Gisella.Gisella tersenyum keil dan berusaha untuk bangun dari tidurnya. Berlin pun dengan sigap membantu, setelah dia meletakkan nampan di atas nakas. "Terima kash!" Kata Gisella. Lalu, wanita itu segera memakan makanan yang disediakan. Sangat selera. Gisella pun memandang Bertha yang mash menatapnya dan bertanya, "Wiliam ke mana?" Cukup lama pelayan itu terdiam. Lalu, dengan satu tarikan napas dia membawakan berita yang cukup membuat ulu hati Gisella terasa sakit, "tuan sekarang melakukan perjalanan ke Paris, nyonya. Dia sedang menjenguk nona Prilli yang sedang sakit di sana."Gisella memelankan kunyahannya. Salivanya Berkumpul dan membuat makanan di mulutnya terasa hambar. la mencoba tersenyum dan mengangguk untuk me