Penerbangan dadakan dan kilat sedang ditempuh oleh Wiliam. Zeth dibuat kewalahan karena pria itu.
Pesawat pribadi milik keluarga William harus digunakan untuk perjalanan Ardi ke Maladewa. Namun, putranya sungguh membuat semua orang kesal. Tiba-tiba saja pesawatnya digunakan tanpa izin. Zeth sampai meminta maaf pada Ardi berkali-kali karena keterlambatan perjalanannya.Akhirnya, setelah 2 jam lebih perjalanan dari paris, Wiliam pun sampai di bandara. Pria itu menyewa limusin mewah yang dia dapat dari temannya. la pun langsung menuju hotel Plaza Athenee, tempat Prili menginap. Wiliam khawatir karena kekasihnya tadi muntah-muntah Dan tidak enak badan. Bahkan, dirinya sampai harus absen dari acara Fashion Week.Setelah sampai di sana, Wiliam langsung memencet bel kamar hotel kekashnya. Pintu pun dibuka oleh asisten Prilli. Pria itu langsung masuk ke Kamar dan melihat wanitanya sedang meringkuk di ranjang. Wiliam pun langsung menghampiri dan mengecup kening sang kekGisella memberanikan diri untuk masuk ke dalam mansion. Terlihat para pelayan sedang membersihkan kekacauan yang dibuat Wiliam tadi. Memang merepotkan saja pria itu! "Kemana pria tadi?" tanya Gisella saat berpapasan dengan Weni. "Sepertinya tuan kembali ke kamarnya, nyonya," jawab gadis itu. Lalu, Gisella pamit dari sana dan pergi ke kamarnya. la tidak peduli dengan Wiliam. Mending dirinya melakukan suatu hal yang bermanfaat, seperti membuka kotak yang dibawanya dari apartemen kakaknya. Cley tadi terlihat terkejut saat Garnetta mendapat kotak coklat itu. Ternyata, itu adalah kotak milik mendiang ibunya. Kuncinya sudah hilang beberapa tahun yang lalu karena Cley tidak sengaja membuangnya ke tong sampah. Jadi, Gisella harus membuka sendiri tanpa kunci. la sudah mengambil obeng dan tang untuk membukanya. Cukup lama wanita itu mencoba mencongkel dan mongotak-atik benda itu, tapi sangat susah untuk terbuka.Keringatnya mengalir deras dari dahi sampai dagunya. Suda
Wiliam tertawa sinis. "Memperkosamu? Aku? Aku suamimu! Dan sudah sepantasnya aku mendapat hakku!" desisnya menyeramkan. Ia tidak habis pikir dengan pikiran istrinya itu. Beda lagi kalau dia melakukannya pada orang lain. Baru bisa disebut dengan memperkosa. "Kau melakukan pemaksaan tanpa persetujuanku! Dan aku tidak akan terima bila hal berhargaku direnggut begitu saja!" bentak Gisella tak terima. la takut sekaligus marah. Takut karena sudah meneriaki pria iblis ini, juga marah karena ia bersikap semena-mena. Wiliam ingin menyanggah perkataan wanita itu, tapi air mata yang menetes di pelupuk matanya membuatnya bungkam. Gisella langsung menyeka cairan bening yang tak diundang dari pipinya. Memang ia siapa? Tidak pernah sekalipun dihargai oleh suaminya. Percuma saja jika ia memberontak bak orang gila. Pria itu jelas menutup mata dan telinganya, juga bersikap acuh. "Kalau kau ingin menikahinya, silahkan. Tetapi, tolong ceraikan aku," Gisella sudah memikirkan matang-
Gisella mengemasi seluruh pakaiannya dari lemari. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri. Jika anaknya tidak diterima oleh Wiliam, maka ia memutuskan untuk pergi dari mansion ini. Tadi ia sudah menghubungi kakaknya dan Ana. Mereka berdua bekerja sama untuk membawa Gisella kabur dari suaminya. Cley pun sudah menyiapkan tempat untuk tempat tinggal kedua adiknya. Ya, Cley juga diajak untuk pindah dan menghindari keluarga William.By the way, setelah Gisella keluar dari ruangan, Wiliam memutuskan pergi, entah kemana. Jadi, pria itu tidak ada di mansion. Hal tersebut memudahkan Gisella supaya bisa pergi dengan lancar. Saat sampai di bawah, wanita itu berpapasan dengan Prilli. la terlihat tersenyum miring dan melirik koper yang dibawa oleh Gisella. "Wah! Kau mau pergi ke mana? Apa kau sedang liburan?" tanya Farrah dengan nada mengejek. Catherina tidak menghiraukan dan segera pergi dari sana. Ia juga sengaja tidak berpamitan secara langsung kepada para pelayannya. Namun, ia hanya
Seorang wanita tengah menatap langit malam dari jendela pesawat. Dia adalah Gisella. Hatinya gundah, tapi juga sakit disaat bersamaan. Tetapi, ia berpikir bila suaminya senang dengan kepergiannya kali ini. Apalagi pria itu juga tidak ingin anak darinya ini.Matanya sedari tadi tak henti-hentinya mengeluarkan cairan bening. Hormon kehamilan dan rasa sakit hatinya bercampur aduk menjadi satu. Untungnya, Cley dan Ana dengan sigap menenangkan Gisella. Mungkin kalian bertanya, mengapa Ana ikut? Karena kebetulan gadis itu memang ingin pindah mengikuti sang ibu.Yuna sendiri memiliki perkebunan bunga yang diolah oleh keluarganya. Namun, semenjak orang tuanya meninggal, tidak ada yang mengurus tempat itu. Para saudaranya juga sibuk bekerja di kota besar, bahkan ada yang ke luar negeri. Jadi, daripada menganggur lebih baik dirawat saja bukan? Apalagi tempatnya dulu itu terkenal ramai pembeli.Cley akhirnya meminta izin dengan Yuna untuk menitipkan kedua adiknya di
Tidak ada lagi tatapan cinta untuk suaminya. Hanya kebencian saja yang kentara. Wiliam tertawa sumbang, tapi sangat mengerikan. Dengan langkah besar ia mendekati wanita itu.Pertama kalinya dalam sejarah percintaan Wiliam dengan Prilli, pria itu berani menamparnya. Rasa sakit dan perih menjalar di seluruh otot wajah wanita itu. Air matanya menetes begitu saja. Hatinya kini juga semakin panas karena perlakuan yang baru saja didapatnya."Kau keterlaluan! Aku membencimu!" teriak Prilli sambil berlari meninggalkan Wiliam yang berdiri bak patung. Pria itu bahkan tidak merasa bersalah sedikit pun terhadapnya. Malah, ia pergi dari mansion dan memutuskan untuk pergi ke kantor.Ponsel Wiliam terus berdering sedari tadi. Pria itu sedang mandi saat ini. Akhirnya, setelah sekian lama dia merawat tubuhnya juga. Janggut dan kumis yang dibiarkannya selama beberapa bulan, kini dicukur habis. Bahkan setelah ini, dirinya hendak pergi ke salon untuk memotong rambutnya.
singapure, , 09:05 AMPonsel Wiliam yang berada di atas nakas sedari tadi berdering. Pria itu saat ini sedang mengurus perceraiannya yang tinggal hitungan hari. Proyek para investor pun ia sisihkan terlebih dahulu. "Ck! Siapa yang menelepon pagi-pagi seperti ini?!" tanyanya kesal. "Lebih baik, anda angkat dulu saja, tuan. Siapa tahu itu penting," ucap Zeth. Lantas, Wiliam pun menurut dan berjalan ke arah ponselnya. Terlihat nomor tak dikenal menghubunginya. Ah, ia tahu ini nomor siapa. "Halo, apa ada sesuatu?" tanya Wiliam pada sang penelepon tanpa basa-basi. "Tuan, istri dan anakmu dalam bahaya sekarang. Tampaknya ada musuhmu yang sudah mengetahui keberadaan mereka. Anak buahku mengatakan bahwa ada 2 orang pria yang datang ke toko Yuna hari ini. Setelah diselidiki, ternyata mereka adalah bawahan dari seseorang. Namun, saya belum menemukan informasi lebih jelas tentang pemimpin mereka," jawab Dermon. Ya, pria itu masih menjalankan tugasnya untuk mema
Jepang, 07:30 AMPagi ini Gisella merasa aneh. Entah ada apa sebenarnya. Perasaannya tiba-tiba menjadi tak karuan. Jantungnya pun berdebar kencang. "Nyonya? Nyonya tidak apa-apa? Apa nyonya sakit?" tanya Dora yang sedang menggendong Arxa.Namun, Gisella hanya menggeleng pelan. Hari ini semua orang sedang berada di rumah tetangga baru. Ya, tiba-tiba saja ada yang membeli rumah pak Jam-tetangga samping rumah Yuna. Padahal, pria tersebut tidak pernah menunjukkan tanda bahwa ia akan menjual rumahnya. Di lain sisi, sebuah pesan masuk di ponsel Dora. Gadis itu segera membuka ponselnya dan mengecek siapakah yang mengirim pesan.Waktumu 30 menit mulai dari sekarang. Detektifku sudah mulai bergerak untuk mengalihkan perhatian. Dan pengawalku juga sudah bersiaga di sekitar rumah Yuna. Bunyikan saja earpiece-nya jika kau sudah melakukan apa yang kuperintahkan.Dora meneguk ludahnya kasar. Lalu, ia segera pergi ke tempat minum dan mencampurkan obat tidur ke d
Ingin," doanya dalam hati. Setelah kotak terbuka sempurna, cahaya putih pun menyambut kelihatannya. Kehidupan baru Gisella almaira sebagai Viera dimulai sekarang.Saat ini, Gisella dan bayinya sudah berada di pesawat pribadi milik keluarga Wily. Namun, bukan Wily airlangga yang digunakan oleh Ani beberapa waktu lalu. Jika menggunakan pesawat tersebut, bisa-bisa Cley akan melacaknya.Ani masuk ke dalam kamar pribadi tempat Gisella diletakkan. la baru saja menidurkan Xav. Bayi itu tampak nyaman ketika berada di dalam dekapan Anne. Ah, gadis itu ingin cepat-cepat punya anak kalau begini. Tetapi dengan siapa, ya? Ani menaruh Xev dengan pelan di atas ranjang.Dalam relung hatinya yang paling dalam, dia sebenarnya tidak tega untuk membohongi semua orang. Apalagi keluarga Yuna yang sudah sangat baik padanya. Namun, tugas memang harus tetap ia jalankan, bukan? "Kau belum makan, kan? Makan dulu!" Titah Tamara yang tiba-tiba sudah ada di belakang gadis tersebut.Sontak Ani pun menoleh ke arah s
Di tempat lain, diwaktu yang sama, Wiliam dan Cley mulai menyusuri ruangan gedung bak labirin itu. Mereka berpencar di jalurnya masing-masing. Wiliam dari sisi kanan, sementara Cley dari sisi kiri. Akhirnya setelah beberapa saat, Wiliam menemukan sebuah tangga. Dengan cepat pria itu naik dan berlari ke arah sana. Ah, iya. Bodyguard-nya yang lain juga berpencar untuk memantau situasi di tempat yang berbeda. Kaki jenjangnya terus membawanya berlari tak tentu arah. Pikirannya sudah kalut sekarang. la sangat khawatir sekaligus panik. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Wiliam? Dari kejauhan, mata birunya menangkap siluet seseorang yang juga tengah berlari. Padahal ruangan itu luas, tapi mengapa sekarang rasanya sempit?! Bagaimana tidak? la dan Cley tiba-tiba bertemu. Mereka pun berhenti di depan sebuah ruangan yang cukup besar "Bagaimana? Ada petunjuk?" tanya Xander sambil terengah-engah. Namun, Cley hanya membalasnya dengan gelengan kecil. "Baiklah, sekarang kita berp-" Ucapan Wiliam te
Mobil Lamborghini Aventador berhenti tepat di pintu masuk kawasan hutan. Suasana yang tergambar di sana sangatlah dingin, gelap dan mencekam. Lantas kedua orang yang berada di dalam mobil pun keluar. "Kau yakin untuk turun di sini?" tanya Cley sambil meraih senapan api yang diberikan oleh Wiliam. "Jika tidak turun di sini, lalu di mana lagi? Kau maukita tertangkap begitu? Kita berdua bukan manusiabaja yang tahan banting," jawab Wiliam dengan nada kesal. Clayton ingin menyergah perkataan pria itu, tapi diurungkannya karena sebuah suara yang berasal dari semak-semak. Itu membuatnya terkejut sekaligus takut. "Tak perlu khawatir, itu anak buahku," ujar Wiliam kembali sambil berjalan memasuki kawasan hutan bagian dalam. Cley menghela napas lega. Untungnya, anak buahnya juga sudah datang. Jadi, dirinya pergi ke arah yang berlawanan denganWiliam.Mereka berdua berjalan di jalurnya masing-masing.Clayton dan bodyguard nya berjalan memutar kearah kiri karena pintu belakang gedung ada di sa
Gisella menyobek ujung dress yang dikenakannya untuk mengikat luka agar darahnya mampet. Untung ponsel Prilli berbunyi tadi. Setelah mengangkat teleponnya, wanita itu langsung ke luar ruangan tanpa berkata apa pun. Ah, jadi Cath akan terbebas sejenak dan memikirkan dengan cara apa ia akan kabur dari tempat ini. Kemudian, mata hazelnya menatap ke arah cambuk yang tergeletak di lantai. Ternyata bahan lapisan cambuk tersebut adalah sebuah rangkaian kawat kecil dengan ujung yang runcing. Pantas saja dirinya langsung terluka saat itu juga. Eh, tunggu! Otaknya tiba-tiba menemukan sebuah ide yang cemerlang. Gisella mengambil cambuk tersebut dan mencoba membuat kawat yang terpasang di sana terlepas sedikit. Awalnya, kawat tersebut sangat susah untuk diambil. Akan tetapi, ia tidak menyerah begitu saja. Dengan keyakinan dan tekad yang kuat, akhirnya kawat itu berhasil diambilnya, meski ukurannya sangat kecil. Gisella membentuk kawat tersebut menjadi sebuah kunci mini. Dengan langkah cepat, ia
Di tempat lain, diwaktu yang sama, Wiliam dan Cley mulai menyusuri ruangan gedung bak labirin itu. Mereka berpencar di jalurnya masing-masing. Wiliam dari sisi kanan, sementara Cley dari sisi kiri. Akhirnya setelah beberapa saat, Wiliam menemukan sebuah tangga. Dengan cepat pria itu naik dan berlari ke arah sana. Ah, iya. Bodyguard-nya yang lain juga berpencar untuk memantau situasi di tempat yang berbeda.Kaki jenjangnya terus membawanya berlari tak tentu arah. Pikirannya sudah kalut sekarang. la sangat khawatir sekaligus panik. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Wiliam? Dari kejauhan, mata birunya menangkap siluet seseorang yang juga tengah berlari. Padahal ruangan itu luas, tapi mengapa sekarang rasanya sempit?! Bagaimana tidak? la dan Cley tiba-tiba bertemu. Mereka pun berhenti di depan sebuah ruangan yang cukup besar "Bagaimana? Ada petunjuk?" tanya Xander sambil terengah-engah. Namun, Cley hanya membalasnya dengan gelengan kecil. "Baiklah, sekarang kita berp-" Ucapan Wiliam t
Tangis Gisella semakin menjadi-jadi. Hatinya langsung sakit saat mendengar hal tersebut. la tidak menyangka bahwa pria bajingan yang menyiksanya dulu akan bertindak sejauh ini untuknya. Apakah sekarang dirinya lah yang terlalu jahat karena tidak memberi pria itu kesempatan? "Ayo se-senyum. Aku suka melihat senyummu itu, walau mungkin ini terakhir kali aku melihatnya. Sampaikan juga pada putra kita yang tampan itu bahwa daddynya selalu mencintainya. Bilang padanya agar tida menyia-nyiakan orang yang mencintainya dengan tulus. Ajarkan dia untuk selalu berbuat baik pada semua oran-uhuk!" ucapan Wiliam terpotong saat ia kembali memuntahkan darah. "Tidak! Aku tidak akan mengajarinya sendirian, Wiliam. Kau juga harus mengajarinya! Apa kau tega membiarkanku sendirian dan membuat Arxavie kehilangan ayahnya?! Kumohon bertahanlah sebentar! Kau yang harus mengajari putra kita untuk hidup di dunia yang keras ini!" jawab Gisella. Sayangnya, Wiliam hanya menanggapinya dengan senyuman kecil. "Hidu
"Besok, kita semua akan menghadiri pemakaman." "Pe-pemakaman? Siapa yang meninggal?" tanya Gisella dengan jantung yang berdetak tak karuan. Pikiran dan firasatnya mulai berkata buruk. Namun, ia segera menepis hal tersebut. Cleyton menarik napasnya sejenak sebelum menjawab pertanyaan dari sang adik. "Wiliam." Tatapan Gisella langsung kosong seketika saat mendengar jawaban dari Cley. Kemudian, kepalanya menggeleng-geleng seperti tidak percaya. "Ti-tidak! Kakak pasti bohong, kan? Dia tidak mungkin mati! Dia kuat, kak! Dia tidak mati!" teriak Gisella dengan histeris. Dokter yang bertugas sampai memberinya suntikan penenang untuk wanita itu karena terus memberontak. Setelah selesai melakukan pengobatan, Gisella langsung dibawa pulang oleh Cley. Pria itu dengan sabar menggendong adiknya yang menangis sesenggukan. Saat hendak pergi ke mobil, mereka berdua berpapasan dengan pihak kepolisian yang tengah menggeret seorang wanita yang menjadi dalang kekacauan ini dan kematian Wiliam. Mata Gise
18:00//swiss Wiliam sedari tadi menatap laptopnya tak berkedip. la tadi sebenarnya menelepon detektif yang sempat disewanya-Dermon, untuk mencari keberadaan Gisella. Meski ia sudah menaruh bubuk kebencian dalam hatinya, tapi jauh di sana dirinya masin khawatir dengan wanita itu. Ah, dasar perasaan sialan! Untungnya, sang detektif sangatlah cepat dan cekatan dalam menjalankan tugasnya. Buktinya, 1 jam setelah Xander menghubunginya, pria itu sudah menemukan keberadaan Gisella. So fast! Wiliam menatap layar monitor dengan seksama. Keningnya berkerut saat melihat lokasi di mana mantan istrinya dibawa. Di sebuah hutan di wilayah barat kota swiss. Yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa lokasinya sama dengan tempat putri Glenn diculik?! Dermon tadi sempat mengatakan hal tersebut padanya. Awalnya, Wiliam tidak mau berburuk sangka. Akan tetapi, pikirannya hanya mengarah ke satu orang saja yang menjadi dalang dari semua ini-Prilli. Tanpa basa-basi, Wiliam langsung meraih teleponnya untuk
Hal tersebut membuat Gisella mengepalkantangannya. Telapak tangannya memegang erat tali yang mengikatnya. Dengan sekuat tenaga, iamencoba melepaskan benda tersebut tanpasepengetahuan dari Prili. la sampai tidak bisafokus dengan apa yang tengah dibicarakan olehwanita ular tersebut.Emosi Prilli mulai tersulut karena mengetahui Gisella tidak mendengarkannya. Kemudian, tanganlentinya itu menarik rambut indah milik wanita itukuat-kuat. Bahkan saking kuatnya, ada banyak helai rambut yang rontok ke lantai.Gisella mencoba menahan sakit dan perih dikepalanya. la menggigit pipi bagian dalamnya sendiri supaya tidak sampai berteriak. Baginya, teriakannya itu adalah suara kemenangan untuk Prilli. Dan dirinya tak akan membiarkan hal itu terjadi."Ah, tampaknya aku kurang keras dalammenyiksamu. Baiklah kalau begitu. Kau sendiri yangmemaksaku untuk menggunakan cara kejiselanjutnya," ujar Farrah yang tiba-tiba membawasebuah cambuk panjang di tangannya. Tanpa aba- aba, wanita itu mengarah
Wiliam melirik ke arah jam tangannya. Ternyatasekarang sudah pukul 5 sore. Dengan segera iamembereskan mejanya dan membawa sebagianberkas untuk dikerjakan di rumah. Namun, perasaan tidak enak tiba-tiba melingkupi hatinya. Apalagi Ana juga belum datang ke tempatnya.Apa wanita itu tadi sudah pulang ke rumah dengan selamat, ya? Tanyanya dalam hati. Akan tetapi, Wiliam segera mengenyahkan pikiran tersebut. la tidak mau merasa khawatir ataupun memperhatikan mantan istrinya lagi. Hubungan mereka berdua sudah usai.Tiba-tiba, tangisan Arxavie terdengar kencang.Wiliam segera menghentikan aktivitasnya danmenghampiri sang putra. Lalu, pria itu meraihnya ke dalam gendongannya."Sstt, ssstt! Tenanglah baby boy. Sebentar lagi,aunty-mu akan datang menjemputmu. Kau sudahmerindukan mommymu, ya?" tanyanya pada Arxavie yang masih menangis. Namun, percuma saja. Bayi mungil tersebut tidak mengerti tentang apa yang tengah ia katakan.Wiliam mencoba menimang-nimang putranyasambil menepuk pantatnya