Setelah acara Sexy Singles sudah benar-benar selesai dan mereka sudah kembali ke kota awal, kota dimana mereka tinggal, mereka sempat ditahan sebentar karena harus diberi sedikit perintah. Diantaranya adalah seperti mereka yang belum boleh membocorkan hubungan mereka saat ini, mau itu berpasangan ataupun tidak sebelum tayangan dari Sexy Singles selesai di layar kaca. Kemudian, tetap menjaga rahasia tentang Ethan dan Coco, karena hal tersebut bisa merusak nama baik agensi. Dan tentu ada sanksi yang harus diterima Coco, dia mendapatkan denda dan juga ditahan untuk waktu yang belum ditentukan.Beruntungnya, Ethan tidak menindaklanjuti masalah itu. Ia memaafkan Coco. Kalau Ethan tidak terima dan menuntut, mungkin hukuman yang diterima Coco lebih besar lagi.Setelah barang-barang mereka dikembalikan, mereka saling memberi nomor pribadi dan juga akun media sosial. Banyak yang terkejut karena rata-rata mereka adalah orang yang cukup terkenal dengan pengikut puluhan sampai ratusan ribu dalam
Kilatan cahaya dari tadi terus terlihat. Seorang perempuan berdiri dengan begitu anggun. Berpose berubah-ubah dengan sebuah kamera dan seorang fotografer didepannya. Ia tidak peduli dengan kebisingan akan arahan atau orang-orang yang memujinya luar biasa. Karena ia profesional, maka ia akan tunjukkan apa yang akan mereka dapat dengan memakainya sebagai model mereka. Tentu tidak akan kecewa. Dengan bibir penuh yang merah merekah, bulu mata lentik, hidung mancung, wajah oval dan didukung dengan tubuh tinggi semampai yang berisi membuatnya mengantongi seluruh kata yang menggambarkan sebuah kecantikan. "Oke, stop!" Perempuan itu kemudian berhenti berpose. Ia merapikan rambutnya. "Kerja bagus, Elea! Pemotretan kali ini berhenti sampai disini." Elea, model cantik itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih sebelum melangkah ke arah asistennya yang sudah menunggunya dengan senyum lebar di wajahnya. "Elea. Kau selalu menakjubkan! Aku bangga padamu!" Elea tersenyum tipis, hampir tertawa k
Sudah hari kelima semenjak pesan official itu terkirim dari KRA. Tampaknya, Elea masih kukuh dengan penolakannya dan Emma sudah dari beberapa hari yang lalu menyerah. Alasannya karena Elea tampak baik-baik saja berpisah dengan Jamie. Dan hal itu membuatnya lega, ia tidak perlu memikirkan pelampiasan lain agar Elea bisa move on."Kau mau kemana hari ini? Cuaca sedang terik."Emma menggigit apel merah di tangannya, lalu mengunyahnya dengan lahap. Ia duduk di kursi meja makan, menatap Elea yang sedang mengambil air mineral dingin dari dalam kulkas."Kau tahu aku ingin pergi?" Elea bertanya balik. Kepalanya menoleh pada Emma."Ya. Jelas. Jika kau memakai riasan, maka kau mau pergi," jawabnya enteng. "Mau kemana? Kau tidak mengajakku?""Hm. Aku ingin sendiri." Elea meraih tas selempang yang tadi ia letakkan di atas meja dapur lalu memakainya di bahunya."Di luar terik. Kau yakin? Nanti kulitmu terbakar.""Sudah pakai sunscreen.""Ka
Pagi itu. Elea dibantu oleh Emma, mempersiapkan segala kebutuhannya dalam satu koper besar. Elea sedang bad mood karena barusan ia melihat foto Jamie dan pacar barunya sedang berbaring saling berpelukan diatas tempat tidur. Sudah bisa ditebak apa yang sudah mereka lakukan dan itu membuat Elea semakin kesal.“Sudah. Tidak perlu memikirkannya lagi. Setidaknya kau tahu kan kalau dia sebenarnya brengsek,” ujar Emma menaruh pakaian Elea ke dalam koper yang terbuka. “Yakinlah, kau di sana pasti akan bertemu pria-pria tampan. Ajak kencan saja salah satunya dan lupakan Jamie.”“Aku tidak tahu. Saat ini, satu-satunya alasan terkuat aku ikut hanya karena agar aku terkenal. Masuk ke dalam reality show yang berpeluang besar akan ternar, membuatku juga akan tenar, kan?”Emma tertawa. “Ternyata begitu pikiranmu,” ujarnya. “Ya tidak buruk juga. Yang penting kau harus menikmati acaramu. Dan nikmati para bujangan seksi
Angin berhembus lembut di cuaca yang cukup terik. Sepuluh orang dengan aura dan wajah yang bukan main itu saling mengobrol ringan sembari menggoda satu sama lain. Masih belum ada instruksi apapun, membuat mereka masih berdiri di tempat. Elea mengobrol dengan dua pria yang ia ketahui bernama Adrian dan Kevin. Elea tidak akan berbohong jika dua pria didepannya ini amat sangat menyejukkan matanya. Bagaimana tidak jika Adrian dan Kevin sama-sama mempunyai wajah rupawan dan juga dada yang bidang. Tinggi mereka juga lumayan, membuat Elea sedikit mendongak untuk bisa memperhatikan ketika mereka berbicara. Jika dilihat-lihat, kelima pria di sana memang semuanya memiliki tubuh yang menjulang ke atas, bukan hanya Adrian dan Kevin. Pesona mereka juga sungguh tidak bisa dihiraukan begitu saja. Kalau begini ceritanya, Elea sebagai wanita yang normal tidak tahu mampu bertahan atau tidak, entah ia mampu menahan hatinya atau tidak. Karena ini semua ... terlalu besar untuk ia tanggung. "Elea? Mikirk
Ethan punya kebiasaan yang sedari dulu sudah mengakar di dirinya. Ia sebagai seorang pria normal, sering kali tertarik kepada banyak wanita. Tetapi, ketertarikannya bukan berarti ia suka secara keseluruhan, melainkan hanya fisik. Pria mana yang tidak suka melihat seorang wanita dengan tubuh yang begitu ideal? Namun, bukan berarti Ethan tidak pernah merasa tertarik yang benar-benar tertarik. Ia pernah merasakannya dan itu bersama Delphi, sahabatnya sendiri. Ketika ia mencium wanita lain, ia tidak merasakan degupan kencang di jantungnya, meskipun ia tertarik pada wanita itu. Tapi ketika ia melakukannya dengan Delphi, ia merasa jantungnya hendak melompat keluar dari dadanya. Hanya saja, karena terhalang status sahabat, perasaan yang dimiliki Ethan untuk Delphi lama kelamaan memudar.Dan sekarang, ia merasa tertarik kembali pada Elea. Ia merasa harus memastikan apakah ketertarikan ini hanya ketertarikan biasa atau luar biasa. Dan untuk mengetahuinya, Ethan harus memberi kecupannya.Perta
Ini baru hari pertama mereka ada di vila, tapi sudah banyak yang terjadi, sehingga ada beribu rasa didalam hati. Rasa ingin memiliki dan obsesi terasa begitu dominan. Ada peperangan diantara mereka, hanya saja tidak kentara. Bagaimanapun, beberapa dari mereka ada yang menyukai wanita atau pria yang sama dan tentu rasanya seperti sedang berada dalam sebuah kompetisi.Elea duduk di kursi meja riasnya dengan tatapan kosong. Ia bingung dengan perasaannya. Terus terang, ia sedikit cemburu dengan tantangan Freya pada Ethan tadi. Tapi, ini baru hari pertama, mereka baru bertemu dan Elea tidak sangka jika ia akan menyukai seseorang secepat ini.Bertopang dagu, jari-jari Elea mengetuk-ketuk mejanya. Ia tidak tahu harus bersikap bagaimana nanti di ranjang. Namun sepertinya ia tidak bisa dekat-dekat dulu dengan Ethan, ia harus jaga jarak. Tidak mungkin di malam pertama ia sudah langsung memeluk Ethan, pria itu pasti akan terheran-heran jika ia melakukannya.Di tengah keruwetan pikiran Elea, tiba
Saat sarapan, mereka bersepuluh berkumpul di dapur dan duduk kursi meja makan. Saat sedang asik menyantap makanan, tiba-tiba Theo bersuara. "Kalian sudah cek kotak surat?" tanyanya yang jelas menyita perhatian mereka karena memang hal yang dikatakan Theo itu penting. "Belum." Adrian menyahut dengan tampang kosong. "Shit." Theo langsung berdiri dan berjalan cepat ke arah pintu belakang vila, merogoh dalam kotak surat dan ketika menemukan selembar surat, ia langsung kembali ke dapur. "Suratnya ada?" tanya Arabella ketika Theo kembali. "Ini." Theo mengangkat surat di tangannya. "Akan kubuka." Menyudahi sarapan, mereka memfokuskan diri pada Theo. Penasaran dengan agenda apa yang harus mereka lakukan hari ini. "Setelah sarapan, sebuah tantangan menanti kalian di halaman belakang vila. Pergilah dengan seseorang yang duduknya berhadapan denganmu." Mata Theo melebar saat ia menyelesaikan ucapannya. Ia langsung melihat ke arah bangkunya dan matanya bergulir menatap wanita yang duduk dih