Share

6. Tidak Main-Main Lagi

Penulis: keyrara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-06 15:36:42

Ini baru hari pertama mereka ada di vila, tapi sudah banyak yang terjadi, sehingga ada beribu rasa didalam hati. Rasa ingin memiliki dan obsesi terasa begitu dominan. Ada peperangan diantara mereka, hanya saja tidak kentara. Bagaimanapun, beberapa dari mereka ada yang menyukai wanita atau pria yang sama dan tentu rasanya seperti sedang berada dalam sebuah kompetisi.

Elea duduk di kursi meja riasnya dengan tatapan kosong. Ia bingung dengan perasaannya. Terus terang, ia sedikit cemburu dengan tantangan Freya pada Ethan tadi. Tapi, ini baru hari pertama, mereka baru bertemu dan Elea tidak sangka jika ia akan menyukai seseorang secepat ini.

Bertopang dagu, jari-jari Elea mengetuk-ketuk mejanya. Ia tidak tahu harus bersikap bagaimana nanti di ranjang. Namun sepertinya ia tidak bisa dekat-dekat dulu dengan Ethan, ia harus jaga jarak. Tidak mungkin di malam pertama ia sudah langsung memeluk Ethan, pria itu pasti akan terheran-heran jika ia melakukannya.

Di tengah keruwetan pikiran Elea, tiba-tiba Arabella datang dari arah belakang. Ia duduk didepan Elea dimana meja rias milik Arabella memang letaknya berhadapan dengan milik Elea.

"Kenapa, El? Ada masalah?" tanya Arabella sembari mengambil beberapa tisu basah. "Memikirkan tentang Ethan dan Freya, ya?" tebaknya yang sangat to the point.

"Tidak juga." Elea tidak berani terang-terangan karena ia tahu jika Arabella pun tertarik pada Ethan.

"Jangan bohong. Tertulis di dahimu kalau kau cemburu." Arabella menunjuk dahi Elea dengan senyum jenaka. "Akupun cukup merasa cemburu saat Kevin dicium Grace. Tapi kan itu tantangan, jadi maklumi saja. Lagipula masih hari pertama, masih ada banyak hal yang terjadi."

Elea menarik napas dalam. Ia mengingat ulang tujuannya ke sini, dan juga mengingat Emma. Asisten sekaligus sahabatnya itu menginginkan Elea bersenang-senang, bukan malah banyak pikiran.

"Dan aku tidak mau memikirkan hal ini terlalu lama, kita bawa senang-senang saja." Arabella bangkit dari duduknya. "Ah dan satu lagi, aku bisa mencium Kevin kapanpun yang aku mau, bahkan tidak perlu tantangan. Kau pun juga begitu, apalagi Ethan memang tertarik padamu."

Sudut bibir Elea tertarik. Ucapan Arabella cukup membuat hatinya yang tadi gundah menjadi tenang. "Kau benar."

"Ya tentu saja!" Arabella mengibaskan rambutnya, pura-pura sombong. "Ya sudah, aku mau menghapus make up dulu," pamitnya dan pergi keluar dari ruang rias.

Karena peraturan dari awal mereka tidak boleh tidur lebih dari jam sembilan, maka sebelum jarum jam menyentuh angka itu, mereka sudah harus bersiap-siap tidur karena semua lampu di vila akan otomatis padam di jam sembilan tepat dan akan kembali menyala keesokan harinya di jam tujuh pagi.

Sekarang sudah pukul delapan lewat. Elea kemudian bangkit berdiri dan mengambil beberapa tisu. Ia keluar dari ruang rias dan masuk ke dalam ruang kamar mandi yang begitu luas.

Kamar mandi di vila ada dua. Tapi bukan berarti kamar mandi wanita dan pria berbeda. Mereka bisa memakai yang mana saja, tidak dilarang sama sekali.

Kamar mandi itu memiliki tiga walk-in shower yang terlihat gelap. Tentu saja, ada banyak orang yang keluar masuk kamar mandi dan tidak lucu jika ada seseorang yang sedang mandi dengan walk-in closet transparan.

Kemudian ada bathtub yang bisa muat dua orang. Elea jadi  tergoda untuk berendam dan memanjakan diri di sana.

"Kau mau masuk ke sana?"

Elea terkejut saat seseorang tiba-tiba berbicara dari belakang tubuhnya. Ia lalu berbalik dan orang itu ternyata Ethan.

"Kau mengagetkanku," ujar Elea agak kesal, ia melangkah ke arah wastafel dan menaruh tisu basahnya di sana.

"Oh ya? Maaf kalau gitu." Ethan berdiri di samping Elea. "Kau mau menghapus make-up mu?"

"Hm." Elea menoleh padanya. "Kenapa?"

"Aku penasaran dengan wajah tanpa make-up mu," jawab Ethan dan terkekeh pelan. 

"Ah itu." Elea tampak cuek dan fokus membersihkan wajahnya. "Wajahku jelek tidak pakai make-up."

"Aku tidak yakin." Ethan menatap pantulan dirinya di cermin didepannya dan tersenyum tipis.

Ethan kemudian mulai membuka kancing kemejanya. Membuat Elea disampingnya heran, tapi tetap diam. Dan setelah semua kancingnya terbuka, Ethan melepaskan kemeja dari tubuhnya lalu menggantungkannya ke hanger.

"Aku gerah sekali, jadi ingin mandi," gumamnya tanpa ditanya. "Kau mau ikut?" Ethan menatap Elea dengan tatapan polos seolah pertanyaannya itu pertanyaan biasa.

"Kau mesum sekali!" seru Elea memukul pelan lengan Ethan, ia juga tertawa setelahnya. "Tidak terima kasih. Aku bukan tipe orang yang terbiasa mandi malam."

Ethan tersenyum dan mengangguk-angguk. Elea sudah selesai membersihkan wajahnya dan seperti yang Ethan duga, wajah itu tidak ada bedanya dengan wajah Elea yang bermake-up.

Bulu mata Elea masih lentik. Alisnya masih tampak cantik dengan lengkungan yang pas dengan wajahnya. Bibirnya masih berwarna pink cerah dengan pipi yang mulus tanpa celah. Baru kali ini rasanya Ethan melihat gadis yang masih amat sangat cantik dengan wajah polos tanpa riasan apapun.

"Kenapa?" Elea mendongak menatap Ethan. Ia heran karena Ethan terlalu lama memandangnya.

Pandangan Ethan jatuh ke bibir Elea. Dorongan dari dalam tubuhnya menyuruhnya untuk mencicipi rasa bibir itu sekali lagi. Hingga akhirnya dengan berani Ethan maju selangkah dan menangkup pipi Elea. Tanpa permisi, ia mendaratkan bibirnya diatas bibir Elea, mengecupnya pelan sebelum melumat bibir atas dan bawah gadis itu.

Tangan Elea yang tadi masih menggantung di sisi tubuhnya, kini terangkat melingkar di leher Ethan. Ciuman itu terasa nikmat hingga mereka berdua secara tak sadar merapatkan tubuh mereka.

Tangan Ethan turun ke pinggang Elea, dan lagi-lagi meremasnya membuat Elea terbuai. Ciuman mereka juga semakin dalam, bahkan Ethan mengangkat tubuh Elea dan mendudukkannya diatas wastafel.

Merasa ketahanan sudah amat menipis, Ethan menyudahi ciuman mereka dengan mengecup ringan bibir Elea. Ia tersenyum lebar menatap gadis yang wajahnya sudah memerah didepannya.

"Kita harus berhenti sebelum berakhir dengan tubuh yang menyatu didalam sana," ujarnya menunjuk walk-in closet di belakangnya.

Elea tertawa pelan. Memang benar, ia pun bisa merasakan jika nafsu mereka berdua sedang meningkat tajam, jika tidak dihentikan, maka mereka akan benar-benar melakukannya.

Ethan mengurung Elea didalam lengannya. Sekarang, jantungnya sungguh berdebar kencang, dan ia ingin Elea merasakannya.

"Coba pegang dadaku."

"Hah?"

Mata Elea membesar kaget dan itu tampak lucu di mata Ethan. Ia pun menuntun tangan Elea ke arah dadanya, tepatnya dimana jantungnya berada.

"Kau merasakannya?" tanyanya dengan senyum lembut yang dari tadi tidak luntur.

Elea terdiam, mengamati apa yang telapak tangannya rasakan. Memang ada yang berdegup di sana, tetapi degupannya tidak wajar, hampir sama dengan jantungnya saat ini.

Ethan kemudian menurunkan Elea. "Pergilah dulu, nanti aku menyusul."

Elea mengangguk kecil dan Ethan memberinya pelukan singkat yang nyaman sebelum Elea meninggalkan ruangan itu. 

Bahkan, pelukan mereka terasa pas. Ia bisa memeluk erat tubuh Elea. Apalagi tinggi mereka tidak begitu jauh berbeda, jadi Ethan tidak harus menunduk cukup dalam hanya untuk memeluk gadisnya.

Elea masuk ke dalam kamar tidur. Memang ruangannya luas dan kasual, tetapi ranjangnya membuat Elea lagi-lagi ingin protes karena sangat kecil. Tapi ya mungkin ini taktik agar mereka tidur berhimpit-himpitan.

Elea naik ke tempat tidur, di sana ada dua bantal yang terdapat tulisan nama dirinya dan Ethan. Begini memang lebih baik agar bantal mereka semua tidak tertukar.

"Elea." Azalea tiba-tiba muncul dan berbaring di samping Elea, wajahnya cerah sekali, sepertinya dia bersenang-senang di sini. "Bagaimana hubunganmu dengan Ethan?" tanyanya setelahnya.

"Baik-baik saja," jawab Elea singkat. "Kau bagaimana? Kau dan Max seperti sudah ditakdirkan, ya. Aku rasa kalian pasangan sempurna pertama di vila."

Ucapan Elea itu membuat senyum Azalea semakin lebar. "Iya, kah? Aku juga berpikir seperti itu. Rasanya aku tidak ingin beralih ke pria manapun lagi. Cukup dengan Max saja."

"Lebih baik memang seperti itu jika kau sudah sangat yakin."

"Hei, apa yang kalian bicarakan?!" Arabella berseru dan melempar tubuhnya ke atas ranjang Elea, ia berbaring telungkup di tengah-tengah antara Elea dan Azalea. "Tentang para pria?"

"Ya begitulah," sahut Azalea. "Kemana Kevin? Masih di luar?"

"Ya, dengan Grace." Wajah Arabella mendadak muram. "Mungkin aku salah cari pria. Grace dengan Kevin cocok. Mungkin aku harus ganti pasangan dengan Theo atau Adrian yang masih lajang."

"Hm benar sekali. Sebelum mereka berdua cocok dengan yang lain, nanti kau jadi sendirian," ujar Azalea. "Aku rasa begitu, karena tidak semua dari kita akan cocok. Pasti ada yang lajang nantinya."

"Kalau memang begitu, apa akan ada penghuni yang dikeluarkan nantinya? Diganti dengan orang baru?" Elea jadi memikirkan hal ini. Ia juga jadi teringat dengan dirinya yang awalnya tidak ingin ada di acara ini. Namun, akhirnya ia malah khawatir kalau memang ada pencampakkan dan ia yang dikeluarkan dari pulau ini.

"Itu mengerikan. Semoga saja tidak ada. Aku sudah nyaman dengan kalian." Arabella memeluk Azalea dan Elea. "Aku yakin kita akan dapat pria yang tepat. Entah pun mungkin aku cocoknya bersama Ethan," ujarnya dengan wajah menggoda, tapi sebenarnya didalam hati ada harapan.

"Dia sudah berpasangan dengan Elea," sahut Azalea langsung. "Tapi ya memang kita tidak tahu. Karena kita semua juga belum berbicara banyak."

"Aku setuju." Elea menyetujuinya, walau agak berat. "Kita belum bicara ke semua pria, bisa saja ada yang lebih baik dari pasangan kita saat ini."

"Siapa yang lebih baik?"

Lagi-lagi Ethan sudah berdiri di sana tanpa disadari kehadirannya. Ia seolah muncul begitu saja dan mengagetkan semua orang.

Ethan menatap Elea dengan pandangan awas saja kalau kau bersama yang lain dan itu membuat Elea merasa kikuk.

"Hai, Ethan!!"

Dari arah pintu beberapa orang lainnya masuk, termasuk Freya. Wanita itu berlari kecil menghampiri Ethan dan langsung memeluknya serta mengecup pipinya. Dan hal itu terjadi tepat didepan mata Elea.

Azalea menatap Elea dengan wajah kecut. Jika ada wanita lain yang bersikap seperti itu ke Max, rasanya Azalea ingin menarik rambut wanita itu detik itu juga.

Arabella sendiri mengernyit menatap Freya. Wanita ini lebih liar darinya. Arabella juga tertarik pada Ethan, tapi rasanya tidak etis memeluk dan mengecup pria itu didepan Elea yang mana adalah pasangan tidur Ethan malam ini.

"Elea, aku akan ke tempat tidurku," ujar Arabella dan diangguki Elea. Lalu disusul oleh Azalea kemudian.

Setelah Freya melepaskan Ethan dan pergi ke tempat tidurnya sendiri, Ethan baru bisa naik ke tempat tidur. Suasanya agak canggung karena hal tadi, tapi tentu Ethan tidak ingin hal ini berlangsung lebih lama.

"Kau sudah mengantuk?" tanyanya sembari merapikan bantalnya.

"Lumayan," jawab Elea menyelimuti tubuhnya dengan selimut.

Satu yang paling dimengerti Elea saat ini, yaitu Ethan masih ingin main-main. Kalau pria ini mau serius, ia tentu menghargai wanitanya. Tapi, dari apa yang ia lihat, sepertinya belum. Lagipula, memangnya siapa wanita Ethan? Elea menertawakan dirinya sendiri. Ia tidak boleh berharap apapun pada Ethan. Pria itu masih main-main, kalau begitu ia akan melakukan hal yang sama.

Ethan menatap wajah Elea dari samping. "Kau marah?"

"Tidak." Elea membalas tatapannya. "Aku biasa saja."

"Baiklah. Kalau begitu, aku bisa tanya sesuatu?"

"Silakan."

"Bagaimana tipe pria idamanmu?" tanya Ethan. Pertanyaan ini memang sudah dari tadi ia ingin tanyakan pada Elea.

"Kalau dari penampilan, aku ingin dia sepertiku. Kalau dari sifat, aku ingin pria yang setia, tidak tergoda ataupun selingkuh dengan wanita lain karena aku sudah sangat muak dengan pria yang seperti itu," jelasnya. "Mungkin hanya itu, aku juga bingung jika ditanya tentang tipe ideal. Yang penting dia harus baik, dan juga tidak main-main seperti anak belasan tahun yang baru pubertas."

Mata Ethan mengerjap pelan. Jadi seperti itu pria yang diinginkan Elea, pikirnya.

"Kalau begitu aku tidak akan main-main, aku akan serius dan setia denganmu," ucapnya tiba-tiba dan mengejutkan Elea.

"Okey. Aku tunggu." Elea tidak yakin, tapi ia mengiyakan saja.

Ethan kemudian memiringkan tubuhnya, matanya sayu menatap Elea. "Aku boleh memelukmu?" tanyanya pelan.

Elea merasa bibirnya baru diberi lem, tidak bisa membuka. Ia juga dibuat kaget lagi oleh Ethan yang tiba-tiba berkata seperti itu.

"Elea?"

"Tentu." Elea tidak tahu harus mengucapkan apa lagi selain kata itu. Dan setelahnya, Ethan langsung memeluk Elea dari belakang, pria itu juga menghirup aroma tubuh Elea sebelum memejamkan matanya.

Dan tak lama kemudian, lampu tiba-tiba padam, semua menjadi gelap.

Elea masih membuka matanya, ia masih berpikir atas apa yang terjadi hari ini dan semuanya pasti terekam. Agak malu juga saat teringat ciumannya dengan Ethan di kamar mandi. Elea hanya berdoa semoga Emma tidak mendumel tentang ini nantinya.

Sementara itu, pasangan lain. Azalea dan Max saling memeluk dengan beberapa kali saling mengecup. Grace dan Freya sudah tidur, begitupun Theo dan Adrian. Sedangkan Arabella dengan Kevin diam-diam masih berbicara.

"Jadi, kau mulai merasa kau cocok dengan Grace?" tanya Arabella, ia memiringkan tubuhnya, saling berhadapan dengan Kevin.

"Aku tidak bisa mengiyakan karena ini benar-benar baru permulaan.  Jadi aku tidak tahu, aku juga belum banyak bicara denganmu," jawab Kevin berbisik.

Arabella menganggukkan kepalanya setuju. Memang benar, mereka belum ada bicara sama sekali. Arabella kemudian sedikit tegang saat Kevin tiba-tiba mendekat dan menciumnya tepat di bibir. Arabella tentu menyambutnya dan mereka berciuman cukup lama sebelum tidur dengan posisi berpelukan.

Arabella tidak tahu apakah ia mengkhianati Grace atau tidak. Tapi yang pasti ia juga mencari orang yang sesuai dengannya dan siapa tahu orang itu adalah Kevin, tidak ada yang tahu, bukan?

Keesokan paginya, tepat di jam tujuh pagi, ruangan yang tadinya gelap gulita mendadak terang karena lampu yang menyala. Alarm juga berbunyi cukup kencang hingga para penghuni vila terbangun dari tidur lelapnya.

Ada banyak perasaan yang tercipta. Ethan bangun dengan hati berbunga karena seseorang yang membuatnya jatuh hati berbaring di sebelahnya. Azalea bangun dengan tawa riang karena Max tiba-tiba menggelitikinya. Freya langsung turun dari tempat tidur dengan wajah agak kecut karena melihat Ethan dengan Elea. Dan Grace yang terpaku saat menyadari Kevin dan Arabella tidur berpelukan di ranjang yang berada tepat disebelah ranjangnya. Tidak ada hal lain yang lebih menyakitkan dari pada hal itu saat ini.

Ethan memeluk Elea cukup erat dan mengecup bibirnya dua kali. Ia suka memperhatikan wajah bantal Elea. Rasanya seperti sudah mendapatkan seorang pacar dan Ethan siap untuk memperlakukannya bagai ratu karena memang menurut Ethan, seorang pacar adalah seorang ratu juga, yang bertahta di hatinya.

"Aku akan membereskan tempat tidur," ujar Elea pelan.

"Kalau begitu aku akan membuatkanmu sarapan." Ethan mengecup Elea lagi. "Tunggu di sini." Dan setelahnya ia melesat pergi keluar dari kamar.

Elea meraba nakas di sebelahnya, mengambil mikrofon kecil lalu ia sematkan di bajunya sebelum membereskan tempat tidur.

Ethan berjalan ke arah dapur dan sudah banyak orang di sana. Mereka akan selalu sibuk saat pagi hari karena sarapan. Untungnya, makan siang dan makan malam sudah disiapkan oleh pihak KRA dengan membuat tim chef khusus untuk mereka.

Mata Freya berbinar begitu melihat Ethan. Ia lagi-lagi terpesona dengan pria itu, apalagi dengan rambutnya yang berantakan, Ethan malah terlihat semakin seksi.

"Pagi, Ethan." Freya merentangkan kedua tangannya, hendak memeluk Ethan tapi Ethan hanya memeluknya singkat dengan sebelah tangannya. Hal itu membuat Freya agak kecewa.

Arabella yang juga hendak memeluk Ethan juga mendapat perlakuan sama. Ethan tidak peduli mereka kecewa karena ia merasa sekarang ini ada hati yang ia harus jaga, meskipun Elea tidak ada di sini. Ethan hanya ingin menunjukkan pada Elea kalau ia tidak main-main dengan hubungan mereka yang sudah mulai terbangun.

Sementara itu, di tempat yang jauh. Seorang wanita duduk di meja makan dengan kopi didepannya. Ia sedang melamun saat ponsel didepannya berdenting. Ia kemudian melihat dan ternyata ada sebuah email yang masuk.

Isi email itu cukup panjang, tapi satu paragraf sebagai inti dari surat itu mencuri perhatiannya. Dan isinya adalah ...

Selamat! Anda lulus menjadi peserta program Sexy Single! Persiapkan diri anda dengan baik karena kami akan menghubungi anda begitu anda menyetujui kesepakatan ini. Dan dikarenakan program ini sudah dimulai, maka anda akan datang untuk menggantikan peserta awal yang akan dieliminasi di tengah program berlangsung.

Wanita yang tak lain adalah Delphi itu menutup mulutnya, tidak menyangka ia akan mendapat email ini. Email yang sama dengan email yang diterima Ethan.

"Jadi, aku diterima? Ini serius, kan?" gumamnya masih tidak percaya, tapi pengirimnya adalah pihak KRA, sudah pasti benar.

Delphi berdiri dari duduknya, ia hampir berteriak dan melompat saking senangnya. "Akhirnya! Kalau begitu aku akan bertemu dengan Ethan sebentar lagi."

***

Bab terkait

  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   7. Tantangan Make Up

    Saat sarapan, mereka bersepuluh berkumpul di dapur dan duduk kursi meja makan. Saat sedang asik menyantap makanan, tiba-tiba Theo bersuara. "Kalian sudah cek kotak surat?" tanyanya yang jelas menyita perhatian mereka karena memang hal yang dikatakan Theo itu penting. "Belum." Adrian menyahut dengan tampang kosong. "Shit." Theo langsung berdiri dan berjalan cepat ke arah pintu belakang vila, merogoh dalam kotak surat dan ketika menemukan selembar surat, ia langsung kembali ke dapur. "Suratnya ada?" tanya Arabella ketika Theo kembali. "Ini." Theo mengangkat surat di tangannya. "Akan kubuka." Menyudahi sarapan, mereka memfokuskan diri pada Theo. Penasaran dengan agenda apa yang harus mereka lakukan hari ini. "Setelah sarapan, sebuah tantangan menanti kalian di halaman belakang vila. Pergilah dengan seseorang yang duduknya berhadapan denganmu." Mata Theo melebar saat ia menyelesaikan ucapannya. Ia langsung melihat ke arah bangkunya dan matanya bergulir menatap wanita yang duduk dih

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07
  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   8. Kencan Yang Tidak Diharapkan

    Jawaban dikunci, lampu pengeras suara juga sudah mati. Kini, dua pasangan yang akan segera menikmati kencan diluar pulau harus bergegas menyiapkan diri karena mereka akan pergi. Tapi, masih ada banyak ketegangan yang yang harus diakhiri. "Brengsek!" Ethan menarik baju Kevin dengan tangan terkepal. Emosinya melambung tinggi hingga ia tidak bisa mengontrolnya. Kevin hanya menatap Ethan santai, tidak ada ekspresi apapun di wajahnya. Karena sejujurnya pun ada banyak hal yang saat ini bersemayam dalam pikirannya. "Ethan, tenanglah." Theo menarik Ethan mundur. Sedangkankan di sisi Kevin, ada Max yang menahannya, berjaga-jaga jika Kevin membalas serangan Ethan. "Padahal kau bisa saja memilih Arabella atau Grace, wanita yang dekat denganmu." Ethan menunjuk Grace dan Arabella yang hanya diam. "Tapi, kau malah memilih Elea," katanya dengan mata bersinar tajam. Emosi Ethan kentara sekali dari wajahnya. "Jangan egois, Ethan. Kau juga tahu sendiri jika aku, Adrian, ataupun Max ingin berbicara

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09
  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   9. Cemburu

    Enam orang tersisa di vila memutuskan untuk menikmati matahari terbenam di sore hari. Pemandangannya begitu indah karena tidak terhalang oleh apapun. Tapi sayangnya keindahan itu tidak sampai ke hati beberapa dari mereka.Adrian dan Grace yang paling kacau hatinya. Dua-duanya sama-sama merasa jika sisa hari-hari mereka di vila tidak akan baik. Hal ini dikarenakan seseorang yang pertama kali menangkap perhatian mereka nyatanya tidak menunjukkan ketertarikan yang sama.Di lain sisi. Azalea dan Max sedang duduk diatas double-bed sun lounger dengan kacamata hitam yang bertengger manis di hidung mancung mereka. Sama-sama diam menikmati cahaya jingga yang terlihat sempurna di ujung laut sana."Jadi," Azalea memulai, "apa ada orang lain yang kau suka di vila ini?" tanyanya dengan pandangan yang terus lurus ke depan."Bukan suka. Tapi, sedari awal mataku tertuju pada dua orang. Kau dan Elea." Max berkata jujur. "Aku ingin mendekatkan diri dengan kalian berdua. Aku juga akan mengambil setiap k

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-12
  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   10. Pengadu Domba

    Hari ketiga dimulai. Matahari perlahan beranjak dari ufuk timur. Semua orang mulai bersiap-siap memulai aktivitas yang sama seperti kemarin. Tetapi terkadang, apa yang akan terjadi hari ini bisa berbeda dari yang kemarin. Dan tentu setiap orang menginginkan perbedaan yang mengarah ke hal baik, bukan sebaliknya. Tepat di jam delapan pagi. Ethan dan Freya dipersilahkan untuk keluar dari kamar. Begitu mereka keluar, mereka langsung bertemu dengan pasangan satunya, Elea dan Kevin. Mereka berempat tidak berbicara apapun, hanya mengikuti langkah staf yang mengarahkan mereka ke rooftop hotel. "Bagaimana kencan kalian?" tanya Freya pada Elea dan Kevin. Matanya berbinar, memperlihatkan jika hatinya sedang dalam keadaan bahagia. "Tidak ada masalah, kan?" "Lumayan seru," sahut Elea dan tersenyum kecil. "Kami bermain jenga dan melakukan tantangannya. Malamnya kami hanya berbincang-bincang lalu tidur." "Oh baguslah." Freya tidak ingin menceritakan bagaimana harinya dengan Ethan jika Elea tidak

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   11. Dua Penduduk Baru

    Hari menjelang sore. Suasana vila seperti hari-hari kemarin yang damai dan menyenangkan. Burung-burung yang bertengger di pohon-pohon sekitar vila berkicau, ditambah suara debur ombak yang terdengar samar-samar membuat semuanya semakin sempurna.Sayangnya, hal itu tidak mampu menjamah hati beberapa orang yang kini dilanda kekacauan. Grace, Kevin, Azalea dan Adrian contohnya. Mereka berempat tidak tahu hal tepat apa yang harus mereka lakukan agar hati mereka lega.Adrian duduk di pinggir kolam sendirian. Ia memeluk kakinya yang menekuk dan menatap lekat pemandangan matahari terbenam. Sampai saat ini, Adrian tidak bisa melihat wanita lain karena pandangannya terus tertuju ke Elea. Dan tadi ia melihat Ethan membawa wanita itu ke atap vila, sudah dua jam dan mereka belum turun juga. Adrian hanya berpikir, hari mereka di vila tidak berasa, tau-tau sudah hari ketiga, keempat atau seterusnya. Adrian juga tahu hal apa saja bisa terjadi di sini, karena memang orang-orang tidak bisa ditebak,

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   12. Dua Penduduk Yang Berakhir

    Pernah mendengar kalimat jika seorang wanita dan pria tidak bisa menjadi sepasang sahabat? Karena akan selalu ada yang menyimpan rasa untuk salah satunya.Jadi, meskipun Ethan mengatakan jika wanita yang baru datang itu adalah sahabatnya, tapi dari ekspresinya sepertinya bukan hanya sahabat, melainkan lebih. Elea menatap Delphi, jadi pihak produser menghadirkan seseorang yang sudah menjadi orang terdekat penduduk lama, ya? Apa hal itu tidak akan menimbulkan bencana? Entahlah, tapi perasaan Elea tidak enak."Tunggu." Grace menutup mulutnya yang ingin tertawa. "Kalian berdua tampak senang sekali melihat satu sama lain," ujarnya menunjuk Ethan dan Delphi."Memang benar. Bolehkah aku memeluknya sebentar?" Delphi menunjuk Ethan. Tapi, ia tidak perlu jawaban karena Ethan sendiri yang melangkah mendekat dan memeluknya, cukup singkat untuk ukuran sahabat yang sudah beberapa hari tidak berjumpa."Selamat datang, Delphi." Hanya itu ucapan Ethan sebelum ia berbalik ke tempatnya dan kembali meng

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   13. Hari Yang Panas

    Hari ke lima di vila bertepatan dengan hari wanita. Grace sebagai satu-satunya orang yang ingat kalender tentu bersemangat memberitahu wanita lainnya agar mereka bisa merayakan hari spesial itu bersama.Di malam hari ke empat, Grace memberi aba-aba pada keempat wanita lainnya agar besok pagi bersiap-siap, mengenakan pakaian renang dan bersantai di pinggir kolam. Mungkin terdengar sepele, tetapi hal itu cukup menyenangkan dan menenangkan.Grace juga sudah memberitahu para pria tentang ini dan mereka semua setuju untuk ikut merayakannya dengan memperlakukan semua wanita seolah ratu, khusus hari itu.Jadi, hari kelima di vila mungkin adalah hari terbaik para wanita karena di hari itu mereka hanya akan menikmati pemandangan indah dari pantai, berjemur menikmati sinar matahari yang hangat, dan tidak perlu memikirkan apapun karena semua akan disediakan oleh para pria.Namun, apa yang dipikirkan para pria tampaknya sedikit melenceng dari kenyataan yang ada. Mereka pikir wanita-wanita mereka i

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-19
  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   14. Kencan Kedua

    Setelah Ethan dan Elea selesai dengan urusan yang membuat rasa suka mereka makin berkembang untuk satu sama lain, mereka akhirnya keluar kamar dengan kemeja Ethan yang sudah melekat di tubuh Elea."Kau lelah?" tanya Ethan, menunduk melihat Elea yang sedang memeluk tubuhnya erat dengan kedua tangannya. "Kalau lelah, tidurlah dulu." Ethan mengecup ringan puncak kepala Elea."Kau memangnya tidak?" Elea mendongak, matanya kelihatan sayu. "Tidak. Aku malah lapar. Kau tidak lapar?"Elea menggeleng pelan. "Aku mengantuk," gumamnya. Elea merasa letih, jadi ia ingin tidur."Ya sudah, ayo ke kamar." Ethan membawa Elea ke kamar utama. Berjalan ke arah ranjang mereka dan menyelimuti tubuh Elea setelah wanita itu berbaring diatasnya. "Pakai saja kemejamu." Elea melepaskan kemeja Ethan dari tubuhnya dan memberikannya pada pria itu. "Tenang saja, tubuhku tidak akan terlihat. Aku kan pakai selimut," ujarnya dengan senyum lucu.Ethan tertawa kecil, ia tiba-tiba merasa gemas sampai tidak tahan untuk

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20

Bab terbaru

  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   42. Kembali Ke Kehidupan Normal

    Setelah acara Sexy Singles sudah benar-benar selesai dan mereka sudah kembali ke kota awal, kota dimana mereka tinggal, mereka sempat ditahan sebentar karena harus diberi sedikit perintah. Diantaranya adalah seperti mereka yang belum boleh membocorkan hubungan mereka saat ini, mau itu berpasangan ataupun tidak sebelum tayangan dari Sexy Singles selesai di layar kaca. Kemudian, tetap menjaga rahasia tentang Ethan dan Coco, karena hal tersebut bisa merusak nama baik agensi. Dan tentu ada sanksi yang harus diterima Coco, dia mendapatkan denda dan juga ditahan untuk waktu yang belum ditentukan.Beruntungnya, Ethan tidak menindaklanjuti masalah itu. Ia memaafkan Coco. Kalau Ethan tidak terima dan menuntut, mungkin hukuman yang diterima Coco lebih besar lagi.Setelah barang-barang mereka dikembalikan, mereka saling memberi nomor pribadi dan juga akun media sosial. Banyak yang terkejut karena rata-rata mereka adalah orang yang cukup terkenal dengan pengikut puluhan sampai ratusan ribu dalam

  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   41. Hari Akhir

    Setelah para pria menjalankan tugas mereka, kini saatnya para wanita membuka box masing-masing dan mencari tahu apakah ada tiket kepulangan yang terselip di dalamnya. Jika mereka menemukan tiket tersebut dan menerimanya, maka mereka harus menemui pasangan mereka yang sudah menunggu di luar vila, kemudian pergi bersama dengan helikopter yang sudah menunggu di ujung sana.Orang pertama yang terjun adalah Delphi. Dia melangkah gugup dengan seruan memotivasi dari teman-temannya. Dalam hati, ia antara yakin dan tidak yakin apakah Prince memilihnya atau tidak. Karena, orang pertama yang menarik perhatiannya kan Arabella, bukan dirinya.Delphi lalu membuka hati-hati penutup kotaknya. Dengan wajah datar, ia kemudian kembali menutupnya dan sontak saja empat wanita lainnya yang melihat wajah murung Delphi jadi kaget dan menebak-nebak apa yang sedang terjadi."Delphi? Kau tak apa?" Arabella mengkhawatirkannya. Sebab Delphi tampak kecewa.Tapi, Delphi tak bisa menahan ekspresinya lebih lama karen

  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   40. Suasana Yang Membaik

    Situasi antara Arabella dan Grace bisa dibilang lumayan berkembang dari waktu itu. Dua wanita itu tampak berbincang walau sedikit-sedikit. Ini dikarenakan Grace yang tadi siang mengajak Arabella berbicara, ia juga meminta maaf amat sangat padanya. Meskipun Arabella tampak enggan, namun akhirnya ia luluh dan berkata kalau sekarang pun ia sudah memindahkan perasaan pada Noah. Jadi, Arabella dan Grace sudah baik-baik saja. Hanya saja, yang sudah terluka akan meninggalkan bekas. Begitupun Arabella. Mungkin ia dan Grace tampak berbaikan. Tapi jauh di dalam hatinya, masih ada waspada yang begitu besar dan ia pun tak akan pernah sama lagi seperti ia pada awalnya untuk Grace. Semua orang tampak cerah ceria sekarang, kecuali Ethan dan Elea. Terkhususkan dua orang itu, memang agak berbeda karena Elea sendiri yang membuat batasan dengan Ethan. Mereka tidak tahu apakah Ethan dan Elea akan berbaikan atau tidak, atau mungkin ke arah yang lebih buruk. Padahal besok sudah menjadi akhir perjalanan m

  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   39. Cukup Berantakan

    Setelah Coco dibawa pergi oleh tim karena dia harus berhadapan dengan tim pusat yang akan menginterogasi dirinya lebih lanjut, kini waktunya untuk mereka mengucapkan selamat tinggal untuk para asisten. Yang mana agak memilukan karena meskipun tidak jadi kekasih, sang asisten sudah menjadi teman yang baik dan menemani mereka selama tiga hari dalam pengasingan-palsu."Aku pasti akan merindukanmu, Andrew." Elea memeluk Andrew begitu erat. Pria ini sudah dianggap seperti seorang kakak. Andrew mirip sekali dengan Emma hingga ia merasa sudah memiliki satu kakak wanita dan satu kakak pria."Pastinya, El. Aku akan menunggumu di sana." Andrew membalas pelukan Elea tak kalah eratnya. Ia tahu Elea tak membalas perasaannya, tapi mereka masih bisa dekat, kan. Dari jauh, Andrew bisa melihat Ethan tengah berdiri memandang dirinya dan Elea. Mendadak Andrew bisa merasakan seberapa rindunya Ethan pada Elea. Apalagi sekarang posisi Ethan cukup serba salah walaupun ia bukan yang bersalah. Jelas Elea aga

  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   38. Hari Ke-13

    Pagi itu suasananya cukup sibuk, mereka harus berkemas singkat karena mobil sudah menjemput para peserta beserta asisten mereka agar segera dibawa kembali ke vila. Memang cukup gila memikirkan jika esok hari adalah hari terakhir mereka, sekaligus jadi hari penentuan akan bersama siapa keluar vila. Sedangkan saat ini saja keadaan mereka masih begitu berantakan, ada begitu banyak kesalahpahaman yang harus diselesaikan hanya dalam kurun waktu kurang lebih satu hari saja.Saat mereka semua sampai di vila. Hanya beberapa yang saling peluk dan hanya para wanita anggota vila saja. Sementara wanita dan pria yang berstatus pasangan seperti Noah dan Arabella, Delphi dan Prince, tidak melakukan kontak fisik apapun karena cukup canggung, terlebih ada asisten mereka berdiri berjajar di sana."Ngomong-ngomong di mana Ethan?" Delphi celinguk ke kanan dan kirinya, namun masih tak bisa menemukan Ethan.Mendengar nama Ethan disebut, pikiran Elea jadi kembali terlempar ke momen tadi malam. Ia tak akan m

  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   37. Tayangan Meresahkan

    Selamat malam semuanya. Bagaimana tiga hari kalian selama berada di kota terpencil ini? Aku James, produser kalian, akan membongkar semuanya. Chelsea mengernyit, kepalanya berputar memandang Jeremy yang tampak biasa saja. "Apa maksudnya?"Jeremy hanya tersenyum kecil. "Ayo tonton saja," jawabnya sekaligus memerintah. Dan mau tidak mau Chelsea harus menurutinya.Sama sekali tidak ada virus atau penyakit apapun di pulau ini. Hal itu hanya alibi karena kalian sudah berada di titik dimana harus menjalani ujian terberat. Sudah sesuai rencana jika kalian akan diasingkan ke Temptation Zone. Di sana kalian tinggal bersama seorang asisten lawan jenis yang sudah kami siapkan. Nantinya, mereka akan meluncurkan godaan dan melihat seberapa jauh kalian akan terpengaruh. Jika terpengaruh, maka kalian tidak setia dengan pasangan kalian di vila. Jadi, agar makin jelas, mari saksikan video yang sudah kami rangkum dari seluruh aktivitas sepuluh peserta dalam tiga hari ini.Terima kasih.Dan layar lapt

  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   36. Hari Ketiga Pengasingan

    Hari terakhir berada di TemptZone akhirnya tiba, sepuluh peserta diminta untuk mengecek kondisi tubuh mereka dengan pengukuran suhu tubuh dan juga kesehatan badan. Jelas saja tidak ada apa-apa yang terjadi, pengecekan itu hanya alibi dan para asisten mengumumkan kalau hasilnya adalah negatif dan esok hari mereka bersepuluh bisa kembali ke vila. Beberapa dari mereka ada yang ingin tinggal, dan ada yang juga tidak, seperti Grace dan Chelsea. Mereka harus kembali dan untuk tinggal dua hari lagi di vila sebelum keluar dari pulau ini dan kembali ke kehidupan mereka masing-masing. Chelsea sendiri sudah menentukan pilihannya. Ketika nanti pemilihan di hari ke empat belas berlangsung, ia tak akan memilih siapapun karena sekarang hubungannya dengan Jeremy sudah berada di posisi yang bagus. Chelsea tak akan mengorbankannya dengan pria lain yang ia kenal hanya dalam waktu satu hari. Jelas tak ada ketertarikan yang begitu dalam ia rasakan selama berada di vila. Semua keadaan antara peserta dan

  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   35. Yang Tak Harusnya Terjadi

    Katakanlah Coco adalah wanita yang licik, yang terlalu memaksakan kehendak, yang obsesian. Tapi, semua itu takkan menghentikannya, takkan bisa menghadang langkahnya. Coco tetap selalu penasaran sebelum hasilnya terlihat, entah bagaimana hasil akhirnya, ia tetap kukuh mencoba.Coco melancarkan aksinya malam ini karena melihat ada peluang rencananya berhasil. Ia menuangkan obat perangsang di minuman Ethan ketika pria itu pergi mengambil garpu. Begitu Ethan kembali, Coco bersikap biasa seolah tak ada hal buruk yang terjadi."Terima kasih sudah perhatian padaku, Ethan," ujar Coco tiba-tiba. Ia kembali menyantap sup di hadapannya."Karena kau sedang sakit. Kau juga satu-satunya orang yang ada di sini selain aku, jadi kita harus saling membantu." Ethan kembali duduk. Ia meminum minumannya sebelum memakan makanannya. Dan hal itu diperhatikan lekat oleh Coco, jantungnya berdegup senang karena sedikit lagi langkahnya akan sampai pada hal yang didambanya. Sebenarnya Ethan sudah merasakan ada ya

  • Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta   34. Siasat Coco

    Jarum jam sudah bukan menunjukkan angka yang mewakilkan waktu pagi, penunjuknya mengacu pada angka dua belas yang menyatakan siang hari. Ethan tidak ingin beranjak dari kursinya walau sudah merasa kebas pada bokongnya, ia tetap meneruskan acara membaca satu buku yang paling menarik perhatiannya.Tangan Ethan terangkat membenahi letak kacamatanya saat pintu kamarnya terbuka dan Coco muncul dari baliknya. Wanita itu melangkah masuk begitu santai, seolah kamar itu kamarnya juga.Tapi, hari ini Ethan tak akan kesal, marah kepada Coco. Karena wanita ini baru saja dari klinik karena kulitnya yang tadi malam terkena kuah mi yang panas membuatnya jadi memerah dan harus mendapatkan penanganan.Coco duduk di sofa dan termenung, menatap meja dengan tatapan kosong. Ethan sampai heran dibuatnya karena tak biasanya Coco diam seperti ini, kemarin saja dia begitu aktif sampai Ethan jengkel."Bagaimana?" tanya Ethan menutup bukunya dan melepaskan kacamata bacanya.Coco perlahan menoleh menatap ke arah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status