Home / Romansa / Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie) / Bab 3. Kau Berada di Bawah Kendaliku  

Share

Bab 3. Kau Berada di Bawah Kendaliku  

last update Last Updated: 2024-07-10 23:59:40

Berkali-kali Jovie meremas rambutnya dan mengumpat pelan saat dia mengingat kembali interaksinya bersama dengan Jace. Baik itu dari sikap bodohnya yang telah salah masuk kamar, dan juga tentang sikap Jace yang sangat menyebalkan setelah mereka keluar dari ruangan Corey tadi.

“Dasar pria hidung belang sialan! Berani-beraninya dia mengajukan syarat gila yang tidak masuk akal sehat,” gerutu Jovie kesal.

Mendekati waktu jam makan malam, semakin membuat Jovie bertambah gelisah tak menentu. Berulang kali dia ingin mengajukan protes pada Corey perihal Jace, tapi dia sadar dirinya tidak memiliki hak untuk itu. Terlebih lagi, bagaimana jika Jace melaporkan pada Corey tentang perbuatannya semalam? Masalah bisa semakin gawat. Pun sialnya, kenyataan membuat Jovie semakin frustrasi, Jace Sherwood adalah pria yang berinvestasi dengan nominal sangat besar pada hotel—di mana Jovie bekerja. Hal tersebut membuat Corey akan mati-matian membela Jace.

Terdengar suara pintu diketuk dari luar. Seorang resepsionis hotel masuk sambil membawa satu kotak besar berwarna hitam, cukup besar sampai hampir menenggelamkan wajah resepsionis itu dari sudut pandang Jovie saat ini.

“Kotak apa itu?” tanya Jovie dengan kening mengerut heran.

“Ada seorang kurir yang mengantar ini baru saja, Nona. Katanya dikirim khusus dari relasi untuk Anda dan harus dipastikan bahwa Anda telah menerima dan membukanya,” jawab sang resepsionis sopan.

Jovie menyipitkan matanya saat melihat kotak besar itu yang diletakkan di atas meja kopi di depan sofa—tepat di depan meja kerjanya. Otaknya berpikir siapa yang memberikan hadiah padanya?

“Terima kasih sudah membawanya ke sini. Kau boleh kembali ke lobby.” Jovie berdiri dan tersenyum pada resepsionis.

“Baik, Nona. Saya permisi.” Sang resepsionis itu menundukkan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Jovie.

Ketukan dari high heels-nya terdengar ragu saat mendekati kotak hitam itu. Baru kali ini dia menerima paket misterius. Bukannya senang, saat ini dia menjadi sedikit takut untuk membukanya. Detik selanjutnya, Jovie mulai membuka kotak itu, tetapi seketika mata Jovie melebar terkejut melihat isi dari kotak itu.

Sebuah gaun pesta dengan warna hitam yang terlihat sangat elegan, dan sepasang high heels berwarna senada yang terlihat mengilap dengan ujung runcing dan memiliki aksen kotak besar bertabur permata putih yang tampak sangat cantik. Semuanya berasal dari merk mahal dan terkenal.

“Siapa orang gila yang mengirim ini semua?” Tangan Jovie meraih kartu ucapan yang terselip di sela-sela kertas pembungkus di dalam kotak.

Can’t wait untuk makan malam nanti. Pakai gaun dan sepatu ini, kau pasti akan sangat cantik. Ah, satu lagi … jangan lupa untuk tersenyum. kau pasti semakin cantik saat tersenyum.

-Jace-

“Dasar gila!” umpat Jovie sambil membuang kartu ucapan itu ke tempat sampah.

Jovie merasa sangat marah karena dia berpikir bahwa Jace telah menganggapnya murah dan gampangan. Bagaimana bisa seorang relasi mengirim barang mewah seperti ini untuk makan malam yang hanya memiliki kepentingan sebatas urusan bisnis? Bahkan jika itu bukan urusan bisnis, dia tidak akan pernah mau datang untuk makan malam bersama pria aneh hidung belang itu.

Pikirannya yang tidak-tidak tentang malam panas Jace dan wanita yang semalam dia lihat juga semakin memiliki titik cerah. Dia semakin yakin bahwa wanita semalam bukanlah pasangan resmi dari Jace. 

Jovie kembali bergidik ngeri saat membayangkannya. Kotak yang masih terbuka itu segera dia tutup rapat, dan dilempar begitu saja ke kolong mejanya. Dia akan tetap memakai baju kerjanya. Harga dirinya sangat tinggi dan tidak mau kalah dengan menuruti permintaan aneh dari Jace meskipun pria itu adalah relasi VIP hotel ini.

Saat Jovie masuk ke dalam Resto Lounge, dia langsung bisa melihat Jace yang menatap tajam ke arahnya. Jelas sekali bahwa pria itu terlihat kecewa karena Jovie datang dengan penampilan yang tidak sesuai harapannya. Melihat hal itu, perasaan Jovie menjadi lebih baik. Setidaknya dia telah menang satu poin dari Jace.

“Kenapa pakaian yang aku berikan tidak kau pakai?” tanya Jace langsung begitu Jovie duduk di hadapannya.

Jovie menatap tidak suka pada Jace. “Buat apa? Aku bukan wanitamu yang bisa kau suruh-suruh.” Sebisa mungkin Jovie menjaga nada bicaranya tetap datar.

Mendengar itu, membuat Jace menyipitkan matanya sambil menyeringai nakal. “Ah, jadi kau mau menjadi wanitaku?”

Refleks, Jovie membulatkan kedua matanya dan hampir saja melontarkan kata umpatan pada pria tidak tahu diri di depannya itu. Namun lagi-lagi dia harus berusaha untuk menjaga sikapnya agar terlihat lebih berkelas dari Jace.

Setelah menghela napas dalam-dalam, Jovie tersenyum tipis sambil bertanya, “Sudah berapa wanita yang kau beri tawaran untuk menjadi wanitamu? Puluhan? Ratusan? Atau, kau bahkan sampai tidak bisa menghitung jumlahnya?”

Dalam hati, Jovie merasa bangga bisa membalas ucapan Jace dengan nada datar dan sindiran halus yang dia kemas sebagai pertanyaan. Namun rupanya Jace bukan menerima pertanyaan itu sebagai sindiran. Pria tampan itu bahkan berpura-pura menghitung dengan wajah serius, membuat Jovie merasa semakin kesal dengan tingkah lakunya.

“Baru dirimu,” ucap Jace sambil menatap lembut pada Jovie. “Kau pasti tidak percaya, tapi selama ini  mereka yang memintaku untuk menemani malam-malam mereka. Bahkan ada beberapa dari mereka yang sampai memohon-mohon padaku. Tapi, baru kau wanita yang pertama kali menolakku.”

Jovie tidak bisa menahan tertawanya. Sebuah jawaban yang memang sudah berada di dalam bayangannya, tapi rupanya dia tetap saja merasa geli saat mendengarnya secara langsung.

“Kau benar-benar memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi, ya?” sindir Jovie secara halus.

Jace kembali menyeringai. Tatapannya semakin terlihat seduktif jika dilihat mata wanita lain, tapi tidak saat berada di bawah pandangan Jovie. “Semua hal yang kupunya sangat mendukung untuk memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi, benar? Kaya raya dan ketampanan yang mutlak. Sudah jelas semua wanita menjadi tergila-gila padaku.”

Jovie memutar bola matanya malas. “Kau benar-benar pria paling percaya diri yang pernah aku kenal di muka bumi ini.”

Jace tersenyum penuh arti, mengamati lekat paras cantik Jovie. Sejak awal pertemuan dia sudah memiliki ketertarikan dengan paras cantik wanita itu. Tanpa diduga, Jace mendekat ke arah Jovie, menundukkan wajahnya, bersejajar ke wajah wanita cantik itu.

“Kau cantik, Nona Montgomery,” bisik Jace di depan wajah Jovie.

Jovie menjadi salah tingkah mendapatkan pujian dari Jace. Dia bangkit berdiri bermaksud mundur menjauh, tapi sialnya heels-nya tersangkut di karpet. Refleks, tubuh Jovie terhuyung ke belakang nyaris terjatuh—dan dengan sigap Jace menangkap tubuh Jovie dengan erat.

“Aaaa—” pekik Jovie terkejut.

Jace tersenyum penuh arti. “Tenanglah. Aku berhasil menangkapmu, Nona Montgomery. Kau aman bersamaku.”

Jovie menelan salivanya susah payah dan langsung mendorong dada bidang Jace. “Kurang ajar! Beraninya kau memelukku! A-apa kau tidak diajarkan sopan santun?!”

Kening Jace mengerut dalam. “Jika aku tidak memeluk pinggangmu, maka kau akan terjatuh. Kau ingin terjatuh di lantai dan menjadi bahan tawaan banyak orang?” balasnya meledek.

Jovie salah tingkah. Apa yang dikatakan Jace benar. Jika pria tampan itu tidak menangkapnya, sudah pasti dia akan menjadi bahan tawaan banyak orang karena terjatuh di lantai. Shit! Jovie membenci dirinya yang bodoh dan ceroboh.

Jovie memutuskan untuk duduk, menarik kursi sedikit jauh dari Jace. “Kita langsung saja pada intinya, apa tujuanmu mengajakku makan malam?”

Jace mengambil vodka yang diantar oleh sang pelayan seraya menyandarkan punggungnya di kursi. “Karena aku ingin mengajakmu makan malam.”

Mata Jovie mendelik. “Tuan Sherwood, aku tidak memiliki banyak waktu untuk main-main. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Jika kau—”

“Aku akan menghubungi Corey.” Jace mengambil ponselnya, mencari nomor Corey, dan menghubungi temannya itu.

“Corey, aku bersama dengan Jovie. Aku ingin membahas tentang Luxio Hotel. Kau tidak marah, kan?” tanya Jace santai kala panggilan terhubung. Tak lupa pria itu menekan tombol loudspeaker agar Jovie mendengar.

“It’s okay. Kau bisa bertanya apa pun pada Jovie. Dia adalah orang kepercayaanku,” jawab Corey tenang dari seberang sana.

Thanks, Corey. See you!”

“See you!”

Panggilan tertutup. Jace meletakan ponselnya ke tempat semula. Tampak raut wajah Jovie berubah mendengar percakapan antara bos besarnya di kantor bersama dengan Jace Sherwood. Tunggu! Apakah dirinya benar-benar tertimpa sial?

“Nona Montgomery, kau mendengar apa yang dikatakan bosmu, kan? Aku berhak berbicara denganmu. Jangan lupa aku adalah investor di Luxio Hotel. Aku memiliki kendali,” jawab Jace angkuh seraya menggerak-gerakkan gelas di tangannya.

Napas Jovie memburu seraya mengepalkan tangannya dengan kuat. Umpatan dan makian lolos di dalam hatinya. Dia memang mengakui kesalahannya salah masuk kamar, tapi kenapa malah dirinya harus terkena sial bertubi-tubi seperti ini. Hal gila adalah Jace Sherwood menggunakan kekuasaannya untuk mendesaknya.

Related chapters

  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Bab 4. Aku Berani Bertaruh Padamu  

    Jovie tidak bisa bermalas-malasan lagi hari ini. Bahan makanan di dapurnya kosong, dia harus pergi untuk berbelanja grocery sekarang juga. Jika tidak, dia harus menunggu sampai akhir pekan selanjutnya karena dia hanya memiliki waktu di akhir pekan untuk hal-hal kecil seperti berbelanja.Meskipun pada dasarnya dia tidak sering memasak di apartemen, tapi setidaknya hidupnya akan lebih aman jika ada bahan makanan yang bisa dia gunakan saat tengah malam kelaparan. Faktanya, Jovie selalu lapar di tengah malam saat mood-nya buruk.Setibanya di supermarket, dia mendengkus melihat suasana di supermarket sangat ramai. Berkali-kali dia selalu menggerutu pada dirinya sendiri untuk menyempatkan belanja saat pulang kerja, tapi nyatanya dia selalu berhadapan dengan hal seperti ini.Jovie mengambil troly belanja, dan mulai memasukan barang yang ingin dia beli. Mulai dari daging segar, ikan salmon, pasta, mie korea, dan berbagai aneka bumbu lainnya. Mie korea adalah jurus jitu di kala tengah malam Jo

    Last Updated : 2024-07-10
  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Bab 5. Semesta yang Memiliki Rencana

    “Yeah, of course, Corey. Aku sudah di perjalanan bersama klien.” Jovie menjawab panggilan telepon dari Corey saat dia sudah berada di dalam taksi.“Ok, aku percayakan dia padamu, Jovie. Thanks a lot!”Jovie menurunkan ponselnya yang masih menampilkan wallpaper langit yang difotonya di awal musim panas ini. Beberapa waktu yang lalu, Corey memintanya untuk menemani klien dari luar negeri yang sampai beberapa hari ke depan akan menginap di Luxio Hotel. Kebetulan, malam ini klien ingin mengunjungi bar untuk melepas penatnya.Tanpa berpikir panjang, Jovie langsung membawanya ke salah satu bar eksklusif terbesar yang ada di Manhattan—Blue Corner. Beberapa kali Jovie mengunjungi bar itu untuk menemani klien dan relasi seperti yang dia lakukan saat ini, atau juga dia datang sendiri untuk melepas penat dengan meneguk beberapa alkohol.Sebagai manajer hotel yang dituntut untuk menjamu klien dan relasi, dia dituntut untuk memiliki toleransi alkohol yang tinggi. Saat sendiri itulah waktu yang bia

    Last Updated : 2024-07-11
  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Bab 6. Jace yang Gigih

    Lima menit yang lalu Jovie terbangun dari tidurnya. Alih-alih menyambut pagi dengan ceria seperti hari-hari sebelumnya, saat ini dia sedang mengacak-acak rambutnya sendiri sambil berkali-kali mengumpat pada dirinya sendiri.Semalam, dengan bodohnya dia meninggalkan kliennya sendirian di bar, sedangkan dirinya kabur setelah Jace berbisik padanya bahwa mereka berjodoh. Dia benar-benar melupakan ada klien yang harus dia temani dan menjadi tanggung jawabnya.Sialnya lagi, Jovie baru mengingat hal itu ketika dia sudah berada di dalam apartemennya. Beruntung setelah itu Jace mengiriminya sebuah pesan bahwa kliennya sudah diamankan olehnya dan akan diantar ke hotel dengan selamat. Meskipun itu berarti, dia jadi memiliki utang budi lagi pada pria itu.Sesampainya Jovie di hotel, dia sudah bersiap-siap untuk menghadap Corey untuk meminta maaf, karena telah meninggalkan kliennya di bar. Langkahnya pelan saat menuju ke ruangan pemilik hotel itu karena di dalam pikirannya sedang sibuk untuk menca

    Last Updated : 2024-07-15
  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Bab 7. Pria Aneh

    Jovie terlihat serius saat menatap layar monitor yang menampilkan tabel stock opname dari fasilitas hotel yang dilampirkan di laporan bulanan. Beberapa menit yang lalu dia baru saja menerima email laporan itu dari divisi terkait. Meskipun saat ini sudah lewat jam kerja, tapi dia harus segera menyelesaikannya sebelum diserahkan pada Corey.Jovie sempat melirik jam yang melingkar di tangannya, sudah hampir jam makan malam. Dalam hatinya, dia berniat untuk makan di apartemen saja. Sedikit telat tidak masalah, asalkan laporannya aman dan dia tidak perlu lembur lagi di hari-hari berikutnya.Ponselnya berdering. Sedikit enggan dia melirik ke arah layar, tapi seketika tatapannya berubah menjadi sedikit tertarik saat melihat nama yang tertera adalah nama Jace Sherwood. Embusan napas panjang lolos di bibirnya. Dia bermaksud menolak, tapi dia mengingat bahwa Jace adalah investor besar di hotel di mana dirinya bekerja. Dengan terpaksa, wanita cantik itu menggeser tombol hijau untuk menerima pang

    Last Updated : 2024-07-15
  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Bab 8. Untuk Kali Ini Saja

    Seharian ini Jovie merasa ada yang aneh pada dirinya. Seharusnya dia tidak boleh begitu, tapi sialnya dia menjadi sedikit bersemangat dan ingin cepat-cepat berganti malam karena Jace bilang akan menjemputnya lagi. Untuk kesekian kalinya, Jovie akan segera menggelengkan kepalanya saat pikiran itu kembali datang. Tidak mungkin dia merasa bersemangat hanya karena hal seperti itu. Begitulah yang sedang berulang kali ada di dalam pikirannya.“Jovie, kau mendengarku?” Corey menjentikkan tangannya di depan wajah Jovie.“A-apa? Bagaimana?” Jovie tersentak.Corey memiringkan sedikit kepalanya saat memperhatikan sikap Jovie yang menurutnya sedikit aneh hari ini. “Permintaan relasi yang akan membawa keluarganya minggu depan ke sini. Apakah kau sudah menunjuk satu orang khusus yang akan melayani semua kebutuhan mereka selama di sini? Kau tahu dia adalah orang yang sedikit cerewet, bukan?”Jovie mengerjap cepat untuk menghilangkan pikiran yang tidak seharusnya dia pikirkan. “Aku sudah menunjuknya.

    Last Updated : 2024-07-15
  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Bab 9. Ajakan Melihat Festival Penutup Musim Panas

    Jace tidak langsung bangun pagi ini. Dia mencoba mengingat hal apa saja yang dia lakukan semalam. Pandangannya mulai mengedar, dan sontak membuatnya terduduk cepat. Antara percaya dan tidak percaya, logikanya sedang berperang dengan memorinya yang menghilang dalam semalam. Sialnya, sekuat apa pun dia berusaha untuk mengingat, tapi tidak ada sedikit pun hal yang bisa dia ingat.“Kau sudah bangun?” sapa Jovie setelah menoleh sebentar dari arah dapur.Jace menatap bingung ke arah Jovie. Entah bagaimana caranya dia bisa sampai di tempat ini, yang dia ingat semalam hanyalah saat dia sedang berusaha kabur dari kenalannya yang selama beberapa waktu terakhir ini terus saja mengekor padanya.“Kenapa aku bisa di sini?” tanya Jace bingung.Jovie mendengkus kasar. Kedua tangannya mengangkat satu panci berukuran sedang berisi sup daging dan beberapa sayuran di kulkas yang dia masak khusus untuk meredakan pengar yang pasti sedang dirasakan Jace. Setelah semalaman mabuk parah seperti itu, pasti saat

    Last Updated : 2024-07-15
  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Bab 10. Pencuri

    Mata Jovie mengkilat penuh semangat saat melihat stand permainan tembak berhadiah. Tanpa menunggu persetujuan dari Jace, dia melangkah cepat ke sana, membayar tiket dan mengambil senapan dengan peluru plastik di dalamnya.Jovie menutup sebelah matanya untuk mengintip dan menentukan bidikan. Jari telunjuk kanannya telah siap untuk menarik pelatuk. Di sebelahnya, Jace menatap dengan penasaran.“Kau bisa melakukannya?” tanya Jace penuh rasa penasaran.Jovie tidak menjawab. Dia harus berkonsentrasi sebelum melepas tembakannya. Dalam satu percobaan, satu kaleng berhasil dirobohkan. Kemudian, dia menoleh pada Jace sambil menyeringai, “Tentu saja.”Permainan kembali dilanjutkan. Jovie menembak semua kaleng dengan sangat mulus. Hadiah utama berhasil dia terima hanya dengan membayar satu tiket saja. Sebuah boneka beruang yang pas dengan dekapannya berhasil dia bawa pulang.“Siapa kau sebenarnya?” tanya Jace dengan raut wajah bingung. “Aku tidak menyangka kau bisa melakukannya dengan sangat bai

    Last Updated : 2024-07-15
  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Bab 11. Malam Bersama Dengan Cassy

    Jace menghentikan langkahnya sejenak saat dia melihat Cassy Cowen—anak dari rekan bisnisnya, sedang berjongkok di depan pintu penthouse miliknya. Wajah wanita yang selalu mengaku sebagai kekasih Jace ke semua orang itu terbenam sepenuhnya di antara kedua lututnya.Jace menghela napasnya. Sudah dari lama dia ingin lepas dari wanita itu, tapi entah bagaimana Cassy sangat lihai untuk bisa menjeratnya lagi, dan lagi. Jace jadi kembali mengingat saat dia datang ke apartemen Jovie dalam keadaan mabuk karena harus membuat seseorang melepaskannya, itu semua juga karena wanita itu.“Kenapa kau di sini?” Jace mendekat pada Cassy, melututkan satu kakinya agar sejajar dengan posisi Cassy.Cassy mendongak, matanya sayu—terlihat sedikit mabuk. “Harusnya aku yang bertanya, Jace. Kenapa kau mengubah sandi pintunya? Kau tahu berapa lama aku harus menunggu di sini?” Cassy memukul pelan dada Jace dengan wajah cemberut.Jace mendesah. Tampaknya Cassy sudah berada di sini cukup lama, menunggunya yang bar

    Last Updated : 2024-07-15

Latest chapter

  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Extra Chapter Lima – ENDING SCENE

    “Jovie, Kiddos! Bisakah kalian berkumpul di ruang santai sebentar?!” teriak Jace, sepulang dari kantor, di awal liburan musim panas yang telah dinantikan oleh keluarganya.Judith dan Jonan bahkan sampai hampir begadang semalaman karena merayakan hari bebasnya untuk libur selama musim panas. Jika saja Jovie tidak mengomel dan menghentikan paksa kegiatan mereka, sudah dipastikan bahwa mereka berdua tidak akan beranjak dari ruang bermainnya.Tak lama kemudian, Jovie yang sepertinya baru saja selesai mandi, berjalan tergopoh dengan wajah bingung. Rambutnya bahkan masih setengah basah, tidak sempat berlama-lama dikeringkan dengan hair dryer karena teriakan dari Jace. Sementara Judith dan Jonan, mereka berlari dengan tatapan antusias, bercampur dengan sedikit takut. Mungkin saja, hari ini mereka akan dimarahi oleh Jace karena semalam tidak segera tidur.“Ada apa, Jace? Apa ada masalah?” tanya Jovie waspada.Jace tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Hal itu membuat Judith dan Jonan sedi

  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Extra Chapter Empat

    Keluarga bahagia Jovie telah beberapa bulan ini tinggal di mansion. Sekarang, Judith dan Jonan telah memiliki halaman yang luas untuk bermain. Kamar mereka pun telah masing-masing. Selain itu, Jace juga memperkerjakan beberapa pelayan dan pengasuh pribadi untuk kedua anaknya.Hal itu membuat Jovie menjadi lebih banyak waktu bersantai. Seperti saat ini, ketika dia menemani Jace yang sedang berenang. Wanita itu duduk di kursi malas di pinggir kolam renang, bersantai sambil membaca novel.Setelah beberapa kali putaran bolak-balik, Jace naik dari kolam, menuju ke istrinya yang telah memandangnya sambil tersenyum.“Di mana anak-anak?” tanya Jace.“Sedang tidur bersama pengasuh. Dari pagi mereka membuat para pengasuh kewalahan karena harus menuruti keinginan mereka untuk camping dadakan di halaman depan,” jawab Jovie.Jace tertawa, membayangkan bagaimana sibuknya mengurus dua anak yang sangat aktif itu. “Kurasa mereka tidak akan bangun sampai sore nanti.”Jovie mengangguk setuju. “Tampaknya

  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Extra Chapter Tiga

    “Hei, Honey. Bisa minta tolong panggilkan Judith dan Jonan untuk makan? Dari tadi mereka terlihat sibuk di kamarnya. Makan siang sebentar lagi akan selesai,” ucap Jovie tanpa mengalihkan pandangannya dari wajan yang berdesis berisik karena potongan daging yang baru saja dia masukkan.“Sure,” ucap Jace.Hari minggu yang cerah, tidak ada jadwal yang mengharuskan mereka untuk pergi. Dari pagi Judith dan Jonan telah sibuk, entah apa yang sedang mereka lakukan. Sementara Jace menikmati waktu santai dengan melihat film dan sesekali bermain game di ponsel.Semenjak berkeluarga, dia benar-benar membuat hari minggu sebagai hari bebas kerja. Entah itu urusan pekerjaan kantor, ataupun urusan di klub. Dia hanya ingin fokus pada keluarga kecilnya.Jace mengetuk pintu kamar si kecil yang masih sharing bedroom. Saat pintu dibuka, Judith dan Jonan melonjak kaget, sambil berusaha menyembunyikan sesuatu di balik tubuh kecil mereka.Jace menyipitkan kedua matanya, kemudian menutup pintu dan mendekat pad

  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Extra Chapter Dua

    “This is for you, Mom,” ucap Judith, memberikan sebuah surat pada Jovie yang akan dibawa ke ruang operasi oleh perawat.Hari ini adalah jadwal operasi kelahiran anak kedua dari Jovie dan Jace. sementara Judith yang baru datang bersama dengan orang tua Jace, terlihat sangat antusias untuk menyambut kehadiran adiknya.“Apa ini, Sayang?” tanya Jovie, dengan nada lembut yang selalu dia ucapkan pada anaknya.Judith tersenyum, menampilkan gigi kelincinya yang lucu. “Untuk Mom agar semangat. Aku akan menunggu Mom dan adik bayi di sini.”Jovie tersenyum, sambil membuka lipatan kertas berwarna pink muda itu.*Mommy yang paling cantik, semangat ya. Judith tunggu adik bayi lahir. I love you, Mommy!*Senyum haru terukir di wajah Jovie. Dia kemudian merengkuh Judith, dan memeluknya erat. “Terima kasih, Sayang. I love you too.” Ucapnya, kemudian mencium kedua pipi Judith dan kening putrnya tersebut.Orang tua Jace mendekat, memeluk Jovie bergantian dan mengatakan untuk tidak khawatir. Jovie mengang

  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Extra Chapter Satu

    Kepulan asap tipis membumbung tinggi dari cangkir berisi kopi yang sedang dipegang oleh Jovie. Rutinitas pagi yang selalu dia lakukan di pagi hari. Menikmati morning coffe time di kursi balkon, sembari menunggu suami dan anaknya bangun untuk sarapan.Satu tangan menelusup lembut melalui belakang lehernya, mengalung dan menggantung di depan dadanya. Detik berikutnya, kecupan pagi mendarat di pipi dari Jace yang tidak pernah dia lewatkan selama lebih dari empat tahun pernikahan mereka.“Good morning, Nyonya Sherwood. Apakah tidurmu semalam nyenyak?” tanya Jace, bermanja di pundak Jovie.Jovie meletakkan cangkirnya di atas meja, lalu menarik Jace untuk berada di depannya. Pria tampan itu pindah, berjongkok dengan satu lutut sambil menatap penuh cinta pada Jovie. Meskipun pernikahan mereka telah berlangsung lama, tapi tidak memudar sedikit pun rasa cinta Jace pada istrinya tersebut. Bahkan, setiap hari bertambah lebih besar.“Tentu saja, Tuan. Kau membuatku tidur dengan sangat nyenyak,” u

  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Bab 50. Perfect Ending

    “Bisakah sore ini aku ke tempatmu?” tanya Jace, dengan raut wajah serius dengan ponsel menempel di telinganya. Sementara sorot kedua matanya tetap fokus pada laporan penjualan yang tertera di layar monitor.“Oh, great! Aku akan ke sana sekarang. See you soon!”Jace menghela napas, kemudian berdiri dan menyambar kunci mobil yang tergeletak di dekat gagang telpon interkom ruang kerjanya. Langkahnya bergegas cepat, seakan sedang mengejar hal penting yang tidak boleh sampai dilewatkan.Tak lama kemudian, Jace telah sampai di halaman sebuah mansion. Helaan napas kembali terdengar, mengawali raut gelisahnya yang semakin terlihat. Meskipun begitu, kakinya terlihat tegas saat mulai memasuki pintu masuk mansion.“Kalian sudah berada di sini semua?!” Jace tak percaya melihat Zayn dan Andre yang telah duduk santai di sofa ruang santai.Kedua rekannya itu melambai singkat, tanpa beranjak dari posisi duduknya masing-masing. Dari arah dapur, Vintari menyapa Jace sambil membawa satu nampan penuh ber

  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Bab 49. Semuanya Telah Berakhir

    “Kita akan kembali ke Amerika, kan?” Jace kembali mencoba untuk membujuk Jovie agar mau kembali pulang bersamanya.Jovie tak langsung menjawab. Dia hanya menoleh sebentar, kemudian kembali mencari baju di gantungan lemari. “Jika kau kembali menanyakan hal yang sama berulang kali, aku akan membatalkannya dan melanjutkan kontrak di sini selama beberapa tahun ke depan.”Mendengar itu, membuat Jace langsung melempar majalah yang tadi dia bolak-balik tanpa berniat untuk membacanya. Secepatnya, dia berdiri di belakang Jovie, kemudian memeluknya dari belakang.“Jangan, aku tidak bisa jauh lagi dari kalian,” ucap Jace sambil mengelus perut Jovie lembut.‘Tapi,” ujar Jovie. “Aku harus pergi ke suatu tempat dulu hari ini.”“Ke mana?” tanya Jace.Jovie tersenyum. “Ke acara penting dari orang yang sangat kusayangi.”Jace memicingkan kedua matanya. “Orang yang kau sayang? Ada orang lain lagi selain diriku?”Jovie terkekeh sambil mengangguk. “Kau nanti akan tahu. Bersiap-siaplah, jam enam sore kita

  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Bab 48. Jangan Ganggu Lagi!

    Sepanjang perjalanan Jace untuk menemui Jovie, dia mendapatkan tekanan yang cukup menghantam sisi egonya untuk berkompetisi sebagai seorang pria. Ada pertanyaan yang muncul tentang, mungkinkah Corey menyukai Jovie?Perkataan Corey sebelum dia menutup telpon terakhirnya dengan Jace, membuatnya merasa harus lebih dulu untuk kembali meyakinkan pada Jovie bahwa semua masalah yang terjadi di antara mereka adalah salah paham.Tujuan awal Jace setelah keluar sampai di Seoul adalah Luxio Hotel. Kamar Predisen Suite telah di-booking tanpa sepengetahuan dari Jovie. Setelah memastikan bahwa barang-barangnya telah aman berada di kamar, dia kembali turun ke lobby untuk menunggu Jovie pulang kerja.Sementara itu, Jovie yang tidak menaruh curiga sedikit pun, malam ini turun dengan tenang setelah memastikan semua pekerjaannya selesai. Baby bump di perutnya mulai terlihat. Sesekali dia mengusap perutnya setiap kali dia merindukan Jace. Bahkan hari ini pun dia masih memikirkannya.Berkali-kali Jovie me

  • Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie)    Bab 47. Berubah Pikiran

    Situasi yang tercipta di ruangan kerja Corey tidak bisa dibilang baik-baik saja. suasana tegang mendominasi, mencekam, berusaha saling mengatur emosi untuk tidak meledak.“Sekali lagi aku tidak akan memberi tahu di mana Jovie saat ini berada.” Suara Corey sedingin es, tidak ada niatan sedikit pun untuk membocorkannya lagi.Namun Jace juga tidak menyerah begitu saja. Dia terus dalam pendiriannya untuk mencari tahu di mana Jovie saat ini berada. “Corey, please! Ada hal yang harus kuperbaiki dengannya!”Shit!Corey tidak bisa menahan amarahnya lagi. Kata-kata Jace dari tadi terdengar seperti gonggongan yang hanya menyakitkan telinganya. Cukup satu kali dia memberikan jalan untuk pria itu memperbaiki kesalahan. Nyatanya? Justru semakin membuat Jovie terpuruk sampai di titik saat ini.“Berengsek!” Corey melayangkan tinjunya pada wajah Jace.Jace ambruk, terjatuh ke belakang karena tidak siap dengan pukulan Corey yang tiba-tiba. Meskipun begitu, dia tidak berusaha membalas. Sejatinya, dia j

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status