Share

52

Sepertinya Dinda akan memasak makanan rumahan. Yang mana memang sangat Langit rindukan. Itu dirinya lihat dari sayuran yang Dinda ambil seperti kangkung, bayam, kol, sawi hijau, sawi putih dan beberapa sayuran lainnya. Ada juga kawanan perdagingan mulai dari ayam, sapi serta perikanan. Yang cukup Langit senyumkan saja.

Selama pindah ke Malang, jarang bagi Langit untuk memakan masakan hasil olahan sendiri alih-alih harus makan di luar. Yang menunya itu-itu saja dan belum tentu sehat.

“Ke apartemen aku, nggak apa-apa?”

Langit mengangguk dan setuju dengan ide makan malam di sana.

“Kasih alamatnya.”

“Ikutin arahan yang aku bilang. Oh, ya …” Dinda sedikit ingin tahu. “Nggak pulang ke Jakarta atau Bandung?”

“Sudah. Aku ketemu Abang—“

“Pak Raja?” Dinda memotongnya. Langit mengangguk. “Daebak! Aku masih nggak percaya kalau kalian satu keluarga. Aku pikir cuma gosip.”

“Gosip?” ulang Langit. Dinda mengangguk penuh semangat seperti anak kucing di beri ikan tuna. “Dari mana pemikiran kayak gitu k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status