Share

Hanya Antisipasi

last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-07 07:12:49

[Mommy mengirimkan makan siang untukmu. Sebenarnya mau meminta tolong Pak Andi, tapi ternyata Aruna yang ingin mengantar. Makan yang banyak, ya. Biar kamu selalu sehat.]

Sashi terkejut membaca pesan dari sang mommy. Dia hanya tak menyangka Aruna tiba-tiba mau mengantar makanan untuknya.

“Kenapa tiba-tiba? Tidak ada masalah lagi, kan?”

Sashi mendadak cemas, takut jika sampai Aruna datang dengan dalih mengantar makanan, padahal sebenarnya memiliki maksud lain.

Sashi memejamkan mata sekilas, lantas menggelengkan kepala.

“Tidak, kamu tidak boleh berpikiran negatif.”

Sashi berusaha berpikir positif agar bisa mengatur emosinya dengan baik.

Saat Sashi baru saja meyakinkan jika Aruna mau mengantar makanan karena kebetulan, ponselnya berdering karena ada pesan dari Nanda.

[Mau makan siang bersama?]

Sashi tersenyum membaca pesan dari suaminya itu. Dia pun buru-buru membalas pesan itu.

[Mommy mengirim makanan, tapi masih dalam perjalanan. Nanti kalau sudah sampai, bagaimana kalau dimakan bersama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
Aruna masih malu-malu sama Sashi
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
manja amat Nanda
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
yuhuuu.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Aruna~Ansel

    “Kamu mau membantuku?”“Apa?”“Jadi pacarku?”Ansel mengerutkan alis mendengar ucapan Aruna.“Kenapa?” tanya Ansel keheranan karena Aruna mengajaknya bicara untuk meminta hal itu.Aruna menarik napas panjang, lantas mengembuskan perlahan.“Aku sebenarnya kesal, kenapa Bumi tak bisa melihatku padahal aku menyukainya. Aku hanya ingin memperlihatkan jika aku bisa mendapatkan yang lebih baik darinya,” jawab Aruna menjelaskan.“Kenapa aku? Kenapa tidak orang lain?” tanya Ansel merasa aneh karena Aruna meminta dirinya untuk menjadi pacar, bukan pemuda lain.Aruna menggigit bibir bawahnya, lantas menjawab, “Karena aku yakin, baru denganmu dia bisa bisa melihat.”Ansel diam sejenak, lantas kembali bicara. “Lalu, apa keuntungannya untukmu sendiri? Kamu hanya ingin membuatnya kesal, atau ingin dia mengejarmu setelah menyadari kalau kamu bersamaku?”Pertanyaan itu cukup menohok, tapi Aruna memang harus menjawabnya untuk melancarkan aksinya.“Aku belum memutuskan hal itu, hanya saja aku memang in

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Dunia Kita

    “Apa masih belum ada kabar dari rumah sakit?”Nanda berjalan mendekat ke ranjang di mana Sashi berada.Sashi meletakkan ponsel yang dipegangnya karena Nanda mengajak bicara.“Belum, ini memang sedikit lama. Tapi ya memang kadang ada yang butuh waktu lama,” jawab Sashi menjelaskan.Nanda mengangguk mendengar jawaban Sashi, lantas naik ranjang dan langsung merebahkan tubuh sambil menjadikan paha Sashi sebagai bantal.Sashi terkejut melihat kelakuan Nanda, tapi kemudian tersenyum dan membiarkan saja suaminya berbaring berbantal paha.“Besok Sabtu, kamu mau melakukan apa? Mau jalan-jalan?” tanya Nanda sambil memandang Sashi.“Aku ingin menghabiskan seharian melukis. Tidak apa ‘kan kalau ga keluar? Kita bisa keluar di hari Minggu, bagaimana?” tanya balik Sashi setelah menjawab.Sashi memang menolak, tapi juga memberi tawaran lain agar suaminya tak marah.Nanda memahami keinginan Sashi, hingga kemudian menjawab, “Tentu, tidak masalah.”Pria itu bangun, lantas duduk berhadapan dengan Sashi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Hasil Tes

    Sashi berada di ruang lukisnya. Kini ruangan itu tidak lagi dikunci rapat karena Nanda sudah tahu. Bahkan Rina dan pembantu lain pun tahu, tapi tentunya mereka sudah diminta untuk tak memberitahukan soal hobinya itu ke orang lain.Sashi masih sibuk memoleskan cat dengan sentuhan halus di kanvas. Dia masih melanjutkan misi melukis suaminya saat mereka honeymoon. Hingga ponsel Sashi berdering, membuat fokus wanita itu tertuju ke layar ponselnya.Sashi buru-buru menjawab panggilan dari dokter yang bekerja di laboratorium.“Halo, Dok. Hasil tesnya sudah keluar semua?” tanya Sashi cepat begitu menjawab panggilan itu.“Sudah, Dok. Hasil tesnya sudah keluar semua, Dokter Sashi bisa ambil hasilnya di rumah sakit hari ini,” ujar dokter dari seberang panggilan.“Apa ada masalah serius dengan sampel darah yang aku berikan?” tanya Sashi memastikan agar tidak penasaran.“Tidak ada, Dok. Semuanya baik, hanya saja ….”Suara dokter dari seberang panggilan terjeda, membuat Sashi langsung menegakkan ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Menenangkan Diri

    “Nana, jadi itu benar?” tanya Sashi dengan ekspresi wajah syok. Nana melipat bibir dalam-dalam, lantas mengguyar rambut ke belakang sambil mengalihkan pandangan dari Sashi. “Aku sudah merasakannya, tapi aku tidak tahu harus bagaimana?” Nana memeluk kedua lengannya sambil menunduk. Dia tertekan bukan hanya karena ucapan Rihana ke Clara, tapi juga karena sudah merasa jika hamil sebab terlambat datang bulan. “Aku harus bagaimana? Mama ingin menjodohkanku dengan pria lain, sedangkan aku tidak bisa menolak. Aku juga tidak bisa jika harus berpisah dari Bas.” Nana menangis setelah mengatakan itu. Sashi sangat terkejut mendengar ucapan Nana. Dia langsung berdiri kemudian memeluk adik iparnya itu. Bulir kristal bening terus luruh dari kelopak mata. Nana lantas menyandarkan kepala dalam pelukan kakak iparnya itu untuk menyembunyikan wajahnya. “Aku harus bagaimana? Aku tidak bisa menyakiti siapa pun,” ucap Nana di sela isak tangis.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Sudah Curiga

    “Nana mau menginap di sana? Baiklah, iya Mama tidak masalah. Biasa kalau dia sesekali ingin bersama Nanda.”Sashi sedang bicara dengan Rihana melalui panggilan telepon untuk memberitahu soal Nana yang ingin menginap di rumahnya.“Baik, Ma. Nana sedang mandi dan belum sempat memberitahu Mama, jadi kupikir lebih baik minta izin dulu,” ujar Sashi sambil menoleh Nana yang berada di sampingnya. Dia tahu Nana takkan berani meminta izin, sehingga dialah yang menghubungi Nana.“Iya tidak apa. Dia kalau sudah sama Nanda, pasti lupa semuanya,” ujar Rihana dari seberang panggilan.Sashi tersenyum mendengar ucapan snag mama, hingga kemudian pamit lalu mengakhiri panggilan.“Bagaimana? Apa Mama curiga?” tanya Nana yang cemas.“Tidak, Mama tidak masalah kamu menginap,” jawab Sashi.Nana menghela napas kasar, setidaknya dia bisa menenangkan diri dulu, sampai siap membicarakan soal kehamilan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Membawa Kabur

    “Apa ada masalah?” Ssahi terkejut mendengar pertanyaan dari Nanda. Dia sedang ganti baju, lantas menoleh ke Nanda yang sudah berdiri di belakangnya. “Tidak, kenapa?” tanya Sashi balik. “Tidak ada, hanya saja merasa aneh karena Nana tiba-tiba ikut ke sini untuk menginap. Aku tahu betul jika dia tidak terbiasa tidur selain di kamarnya. Bahkan jika sedang keluar kota saja, dia akan berusaha menyelesaikan pekerjaan, agar bisa segera pulang dan tidur di kasurnya,” ungkap Nanda mengungkap kebiasaan aneh Nana. Bahkan saat pertama kali pindah, Nana sampai harus tidur ditemani sang kakak agar bisa tidur pulas sebelum akhirnya terbiasa dengan kamar barunya. “Ah … sebenarnya dia ingin mengatakan sesuatu kepadamu, hanya saja dia ingin juga menginap untuk sedikit menenangkan pikiran. Ingat, Nana sedang dalam kondisi tertekan, jadi mungkin dia menginap hanya untuk sedikit melepas bebannya dari rumah,” ujar Sashi menjelaskan agar Nanda tak curiga lebih dulu. Nanda mengangguk-angguk mendengar uc

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Diminta Mencari

    Sesaat sebelumnya. “Kamu mau ke mana, Bas?” tanya Rihana saat melihat Bastian menuruni anak tangga dengan cepat. Bastian menghentikan langkah sebentar, lantas menoleh sang mama. “Mama tidak bisa memperlakukan kami seperti ini. Tidak akan ada yang dijodohkan, jika memang harus menikah maka aku yang akan menikahi Nana.” Setelah mengucapkan itu, Bastian kembali melanjutkan langkah. Rihana sangat terkejut mendengar ucapan Bastian, jadi dugaannya kini benar kalau Bastian dan Nana memang menjalin hubungan di luar status mereka sebagai kakak beradik. “Bas! Berhenti!” Rihana mencoba mengejar Bastian. Bastian tidak mendengarkan teriakan Rihana. Dia masuk mobil, lantas melajukan mobil dengan cepat. ** Saat ini, Nanda dan Sashi pergi ke rumah Rihana setelah wanita itu menghubungi. Keduanya lantas mendengar cerita dari sang mama sebelum Bastian pergi. “Kamu tahu kalau mereka pacaran, Nan? Katakan ke mama, kamu tahu Nana dan Bas menjalin hubungan?” tanya Rihana dengan nada penuh penekana

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Semua Masuk Akal

    “Na.” Bastian menatap Nana masih dengan rasa tak percaya. Nana terduduk di jalanan. Dia menangis lagi setelah mengungkap kehamilannya. “Aku hanya sedang bingung, aku butuh mempersiapkan diri untuk mengatakan ini ke semua orang,” ucap Nana di sela isak tangis. Bastian benar-benar tak menyangka akan hal ini. Dia pun merasa salah karena sudah berpikiran buruk soal Nana. Bastian pun lantas memeluk Nana untuk menenangkan. “Maaf kalau sudah membentakmu. Jujur aku benar-benar takut jika kita dipisahkan,” ujar Bastian sambil mengusap punggung Nana dengan lembut. Nana menangis sesenggukan, menyembunyikan wajah dalam dekapan Bastian dengan air mata yang membanjiri wajah. Cukup lama mereka dalam posisi seperti itu, hingga akhirnya Bastian mengajak Nana untuk bangun. “Sudah lebih baik?” tanya Bastian sambil mengusap wajah Nana yang basah. Nana hanya mengangguk sambil mengatur emosinya agar tidak terus menangis. “Kita pergi,” ajak Bastian sambil menggandeng tangan Nana karena hari yang su

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Akhir

    “Dia tampan sekali. Pipinya juga menggemaskan.” Rihana langsung menggendong cucu keduanya itu. Rihana, Bintang, dan para suami datang ke sana setelah satu minggu Sashi melahirkan. Mereka begitu bahagia mengetahui Sashi melahirkan dengan lancar. “Aku mau menggendongnya,” kata Bintang mengambil Archie dari gendongan Rihana. Sashi dan Nanda menatap para orang tua yang sangat bahagia. Mereka begitu bahagia melihat semuanya berkumpul di sana. “Siapa namanya?” tanya Bintang sambil menimang bayi Archie. “Archie Abimand Mahendra. Nanda ingin nama keluarga tersemat di namanya,” jawab Sashi. “Nama yang bagus,” puji Rihana sambil mengelus pipi Archie menggunakan telunjuk, membuat bayi mungil itu menggeliat geli. Bintang menatap cucu pertamanya itu. Melihat Archie yang sangat menggemaskan, membuat Bintang malah sedih. “Apa kamu akan balik ke Indonesia?” tanya Bintang sambil menatap Sashi. Semua orang pun terkejut hingga menatap Bintang, kemudian ke Sashi secara bergantian. Sashi bingung

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Bayi Tampan

    Sashi baru saja keluar dari kamar mandi. Dia tiba-tiba merasakan perutnya sakit, membuat Sashi langsung berpegangan pada kusen pintu. “Agh, kenapa sakit?” Sashi memegangi perutnya yang besar. Kehamilan Sashi baru memasuki usia sembilan bulan. Dia menjalani hari dalam masa kehamilan dengan baik meski Nanda tak selalu ada di sampingnya. Pagi itu dia baru saja mencuci wajah, tapi perutnya tiba-tiba terasa mulas bahkan panas juga pinggangnya pegal. “Apa kamu mau keluar sekarang?” Sashi menahan sakit sambil mengusap perutnya. Sashi mengalami kontraksi, membuatnya tak sanggup berjalan hingga memilih langsung duduk di ranjang. Dia berulang kali mengatur napas karena kontraksi yang terjadi. “Anda sudah bangun?” Suara perawat pribadi yang selama beberapa bulan ini merawat dan menjaga Sashi masuk kamar. Dia terkejut karena melihat Sashi kesakitan. “Anda baik-baik saja?” tanya wanita itu langsung berlari menghampiri Sashi. “Sepertinya bayinya mau lahir,” jawab Sashi sambil menahan sakit

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Bumi & Winnie

    “Kenapa kamu ke sini lagi?” Bumi melotot ke Winnie yang kembali datang ke kafenya. Dia sepertinya sedikit tak senang dengan Winnie yang sangat cerewet. “Apa? Aku mau jajan, kenapa kamu galak sekali? Ingat, Om. Tidak boleh galak-galak, nanti cepat tua,” balas Winnie tak takut sama sekali meski Bumi memasang wajah garang. “Kalau mau beli makanan atau minuman di sini, take away jangan makan di sini,” ucap Bumi karena sebelumnya Winnie begitu cerewet bertanya soal seseorang yang menemuinya waktu itu. Padahal jika dipikir, Winnie tak ada hubungan dengan Bumi, tapi kenapa gadis itu bertanya seolah sedang menginterogasi. Selama beberapa bulan ini, Winnie memang sering datang ke kafe Bumi meski tidak tiap hari. Bukannya senang mendapat pelanggan tetap, Bumi malah kesal karena sikap Winnie cerewet dan penasaran dengan apa pun yang dilihat di kafe itu.Baru saja Winnie ingin membalas ucapan Bumi. Tiba-tiba beberapa anak berseragam masuk ke kafe dan langsung menatap Winnie. “Eh, kamu di sin

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Bahagia itu Sederhana

    “Kamu benar-benar tidak apa-apa jika aku balik ke indo?” tanya Nanda sambil membelai rambut Sashi dengan lembut. Nanda sudah beberapa hari di sana. Dia harus kembali ke Indonesia untuk mengurus pekerjaan, tapi Nanda juga masih berat jika harus meninggalkan Sashi. “Iya, tidak apa-apa. Lagian aku juga baik-baik saja, bahkan tidak mengalami morning sickness. Jadi kamu jangan cemas,” jawab Sashi. Sebenarnya bukan masalah takut Sashi sakit atau mengalami kendala saat menjaga kesehatan. Dia hanya tak bisa jauh dari istrinya yang sedang hamil, Nanda seperti perlu terus berada di sisi istrinya itu. Saat keduanya masih berbincang, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Nanda pun memilih membuka pintu, hingga melihat pelayan rumah berdiri di hadapannya. “Ada apa?” tanya Nanda. “Nyonya besar datang bersama yang lain, Tuan.” Pelayan itu menyampaikan kedatangan Rihana. “Mama datang? Baiklah, aku akan segera turun,” kata Nanda lantas kembali masuk menghampiri Sashi. “Ada apa?” t

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Sama Saja

    “Kamu benar-benar tidak apa?” tanya Sashi saat melihat Nanda sedang berganti pakaian.Nanda menoleh saat mendengar pertanyaan Sashi. Dia lantas mendekat ke Sashi yang duduk di ranjang.“Apanya tidak apa, hm?” tanya balik Nanda lantas duduk di samping Sashi.Sashi sepertinya masih takut jika Nanda belum bisa menerima jika dirinya hamil, meski tadi sudah berkata tidak apa-apa.“Kamu tidak apa-apa kalai aku hamil?” tanya Sashi memastikan.Nanda memulas senyum mendengar pertanyaan Sashi. Dia lantas mengusap lembut rambut istrinya itu.“Tentu saja tidak apa-apa. Aku malah bahagia karena akhirnya kamu bisa hamil. Mungkin dulu aku belum siap karena takut kamu sakit, tapi sekarang berbeda karena yang terpenting bagiku sekarang kamu bahagia,” jawab Nanda sambil tersenyum begitu tulus dan penuh kasih sayang.Sashi menautkan jemari mereka, lantas menyandarkan kepala di pundak Nanda.“Aku janji akan selalu sehat dan menjaga bayi kita dengan baik,” ucap Sashi agar Nanda tak perlu cemas.Nanda ters

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Bahagia

    Nanda masuk ke ruang USG, hingga melihat Sashi yang berbaring dan kini sedang diperiksa.“Bagaimana kondisi istri saya?” tanya Nanda saat sudah masuk ke ruangan itu.Sashi terkejut hingga tatapannya tertuju ke Nanda yang baru saja datang.“Kamu datang.” Sashi terlihat senang melihat Nanda di sana.Nanda mendekat dengan ekspresi wajah cemas, lantas memandang ke monitor yang baru saja diperhatikan oleh dokter.“Sebenarnya istri saya kenapa, Dok?” tanya Nanda.Dokter itu tersenyum sambil meletakkan alat USG, hingga kemudian menjawab, “Selamat, istri Anda hamil.”Nanda tertegun tak percaya mendengar ucapan selamat dari dokter itu. Dia sampai memandang Sashi dengan rasa tak percaya.Sashi sendiri hanya tersenyum karena tadi sudah memberitahu kalau dirinya hamil, kini usia kandungan Sashi pun baru enam minggu.“Hamil? Serius hamil? Bukan penyakit?” tanya Nanda memastikan dengan sedikit rasa tidak percaya.Sashi meraih tangan Nanda yang dekat dengannya, lantas menautkan jemari mereka.“Iya,

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Sakit Lagi

    Satu tahun berlalu. Sashi masih setia menemani Aruna di luar negeri, Nanda sendiri datang setiap seminggu sekali, lantas tinggal beberapa hari sebelum kembali ke Indonesia.Sashi sendiri mulai lega karena akhirnya Aruna bisa menyesuaikan diri dan kini sudah memiliki beberapa teman di kampus barunya.“Bagaimana kuliahmu hari ini?” tanya Sashi saat melihat Aruna baru saja pulang.“Menyenangkan,” jawab Aruna sambil melebarkan senyum.“Mommy tadi telepon, tanya apa kamu masih suka murung-murungan, kujawab tidak karena kamu sudah baik-baik saja,” ucap Sashi.Aruna tersenyum tipis mendengar ucapan Sashi. Meski dia terlihat baik-baik saja, tapi tetap saja sudah satu tahun belum bisa melupakan Ansel.“Jika nanti sudah lulus, aku ingin kerja di sini saja. Di sini lebih enak, meski pergaulan di sini berbeda dengan di Indonesia, tapi aku sudah berusaha menjaga batasan,” ujar Aruna.Sashi sangat terkejut mendengar ucapan Aruna. Dia lantas membalas, “Apa kamu tidak ingin meneruskan perusahaan Dadd

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Meringankan Beban

    “Bagaimana dengan Runa?” tanya Nanda saat menemui Sashi di kamar. Mereka sudah ada di sana sebulan. Aruna sendiri belum keluar dari rumah sama sekali sejak sebulan ini. “Masih sama. Hanya di kamar, duduk di teras, atau jalan-jalan,” jawab Sashi yang sedih mengetahui Aruna tak seperti dulu dan lebih banyak murungnya. Nanda menghela napas, mereka sudah berusaha membuat Aruna bersemangat, soal Aruna mau bangkit atau tidak, semua harus dari diri sendirinya. “Kalian tidak apa-apa jika aku tinggal? Aku tidak tega melihatmu sedih melihat Aruna seperti itu,” ucap Nanda sambil mengusap rambut Sashi. Nanda masih harus bolak-balik mengurus pekerjaan, sehingga dia pun tidak bisa setiap saat ada di sana. “Kamu tenang saja, aku baik-baik saja di sini. Soal Runa, aku akan berusaha mengajaknya jalan-jalan mencari suasana baru. Dia juga seharusnya sudah mulai mengurus perpindahan kuliahnya, tapi dia belum bersemangat,” balas Sashi. Sashi mencoba memahami posisi suaminya yang tak bisa terus berad

  • Terjebak Pernikahan Dadakan dengan Presdir Tampan    Penyebab Aruna Pergi

    Aruna memandangi kamar yang akan ditinggalkannya. Dia sudah memantapkan hati untuk pergi karena benar-benar tak bisa melupakan Ansel begitu saja jika masih di kota itu. Baginya Ansel adalah cinta pertama yang tak bisa dilupakan. Meski dulu awalnya dia menyukai Bumi, tapi kenyataannya Ansellah yang menduduki hatinya pertama kali. “Kamu sudah siap?” tanya Sashi yang menghampiri Aruna di kamar. Aruna menatap Sashi, lantas menganggukkan kepala. Dia mengambil tas dan jaketnya, lantas menarik koper yang ada di dekat ranjang. Setelah mengurus visa tinggal terbatas dan pasport, akhirnya Aruna akan pergi ke Amerika untuk belajar sekalian menenangkan diri. Namun, tentunya Aruna akan pergi bersama keluarga, lalu nantinya akan tinggal bersama Sashi dan Nanda sesuai kesepakatan, meski Nanda akan bolak-balik karena urusan pekerjaan. Bintang menatap Aruna yang baru saja menuruni anak tangga bersama Sashi. Bintang tak kuasa melihat kedua putrinya akan pergi dan tinggal jauh darinya. Sopir yang

DMCA.com Protection Status