Dasha masih berharap mendapatkan kesempatan kedua yang akan dia dapat dari Bintang. Mungkin saja Bintang akan berubah pikiran, sebelum mereka akan bertemu di meja sidang perceraian. Masih ada keinginan dari Dasha untuk kembali bersama dengan Bintang.
Dasha mendatangi rumah Bintang dengan penampilan yang begitu cantik. Baju berwarna putih semakin membuat Dasha terlihat lebih elegan. Dia juga menenteng sebuah rantang berisi makanan untuk sarapan Bintang dan kedua anaknya.Dasha menghela napas sebelum mengetuk pintu rumah Bintang. Menenangkan pikirannya sejenak, mungkin akan membuat Dasha merasa lebih rileks lagi. Apalagi Dasha akan bertemu Bintang dengan Irina. Perlu tenaga ekstra untuk bertemu dengan kedua orang yang menyakiti dirinya tersebut.Tiga ketukan cukup untuk membuat Bintang keluar dari dalam rumahnya. Menggandeng Irina, Bintang terlihat begitu bahagia bisa bersama dengan selingkuhannya tersebut. Apalagi di hadapan Bintang ada seorang Dasha yang merupakan mantan istrinya."Ada apa kamu datang ke rumahku?" tanya Bintang dengan membentak."Perempuan yang sudah dibuang, seharusnya kamu lebih tahu diri." lanjut Irina dengan wajah kesalnya."Aku hanya ingin memberikan sarapan ini pada anak-anak." jawab Dasha menyodorkan rantang yang di bawanya.Irina yang kurang suka dengan kedatangan dari Dasha dengan makanan yang di bawanya. Langsung melempar rantang itu di hadapan Dasha. "Jangan pura-pura baik, apalagi aku tahu. Pasti isi makanan ini ada racun dan sebagainya."Dasha terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Irina. Bisa-bisanya dia memfitnah Dasha dengan begitu kejamnya. Padahal Dasha tidak mungkin melakukan hal itu pada kedua anak."Aku tidak mungkin melakukan itu pada kedua anakku. Aku juga tidak akan melakukan hal sama pada orang lain. Jadi aku harap, kamu tidak akan melakukan fitnah seperti itu!" tegas Dasha sedikit mengeluarkan air mata.Irina tidak peduli dengan kesedihan yang mulai dirasakan oleh Dasha. Irina justru semakin melakukan provokasi pada Bintang untuk melakukan tindakan yang sama pada Dasha. Irina berharap Bintang akan melakukan hal yang sama dengan dirinya pada Dasha.Provokasi dari Irina benar-benar membuat Bintang terpengaruh. Dia yang terlihat sedikit tenang, tiba-tiba mulai terpancing emosi melihat keberadaan dari Dasha. Rantang berisi makanan yang dibawa oleh Dasha. Ditendang dengan begitu kerasnya oleh Bintang. Padahal Dasha sedang membersihkan sisa makanan yang berceceran ke dalam rantang."Buruan, lama banget bersihin gituan juga. Lagi pula, kenapa kamu bawa sampah ke rumahku. Buat kotor saja." ucap Bintang dengan begitu marahnya.Air mata Dasha semakin berjatuhan dengan tindakan yang di lakukan oleh Bintang pada dirinya. Ia sama sekali tidak menyangka Bintang akan berlaku kasar pada dirinya. Padahal Bintang tidak pernah melakukan hal itu pada Dasha selama pernikahan dengan Dasha.Irina yang masih belum puas melakukan tindakan kejahatan pada Dasha. Kembali membuat Dasha merasakan sebuah kepahitan yang begitu terasa. Dia mengambil salah satu wadah dari rantang itu. Wadah berisi sayur wortel, langsung ditumpahkan ke atas rambut Dasha. Sontak rambut Dasha pun basah terkena kuah sayur wortel tersebut.Bukannya merasa iba dengan apa yang di alami oleh Dasha. Bintang justru tertawa melihat kepala Dasha yang basah oleh sayur wortel. Itu adalah ide yang gila, tapi Bintang menyukai apa yang di lakukan oleh Irina pada Dasha. Sehingga Bintang tidak berhenti tertawa melihat Dasha yang basah kuyup oleh kuah sayur wortel."Aku pikir kamu lebih cocok pakai kuah itu, sehingga tidak harus pakai sampo lagi." ucap Bintang sambil tertawa lepas."Putri wortel aku pikir." lanjut Irina.Dasha yang tidak bisa melakukan perlawanan terhadap Bintang dan Irina. Hanya bisa menangis dengan apa yang mereka lakukan. Dasha menumpahkan semuanya ke dalam sebuah tangisan yang lepas. Dia benar-benar sakit hati, tapi tidak mampu marah oleh ulah kedua orang tersebut. Sakit hati Dasha hanya bisa dilampiaskan dengan menangis saja.Bintang yang merasa sudah muak dengan keberadaan dari Dasha. Meminta mantan istrinya itu untuk segera pergi dari rumahnya. Bintang juga melarang Dasha untuk kembali ke rumahnya. Walaupun hanya untuk menemui kedua anaknya. Bintang sudah tidak ingin berhubungan lagi dengan Dasha.Melihat respon Bintang yang begitu tegas menolak dirinya. Sepertinya kesempatan kedua yang di harapkan oleh Dasha adalah hal yang sia-sia. Bintang sudah tidak memiliki kesempatan kedua untuk Dasha. Dia tidak ingin lagi memberikan Dasha kesempatan kedua. Sudah seharusnya Dasha sadar akan Bintang yang sama sekali tidak memiliki rasa lagi pada dirinya.Mungkin Dasha hanya perlu membalas semua perbuatan Bintang pada dirinya. Bagaimana perselingkuhan yang dilakukan oleh Bintang harus dibayar tuntas. Begitu juga dengan perlakuan Irina yang begitu tega pada Dasha. Harus segera mendapatkan balasan yang setimpal. Itu harus segera dilakukan oleh Dasha untuk membalas semuanya.Dasha menceritakan semua yang di alami oleh dirinya pada sahabatnya yang bernama Risma. Bagaimana Dasha merasa telah dicampakkan begitu saja oleh Bintang. Dasha pun meras Bintang adalah sosok pria brengsek yang telah membuat hidupnya hancur. Risma tidak henti mengelus pundak Dasha. Dia mencoba membuat Dasha untuk tenang. Memberikan sedikit rasa percaya akan dirinya yang mampu tanpa Bintang. "Kamu adalah seorang yang jauh lebih berharga dari perempuan itu. Bagaimana dirimu adalah seorang yang luar biasa. Kamu harus tetap merasa menjadi dirimu sendiri. Jangan pernah merasa kurang percaya diri. Apalagi harus kalah oleh perempuan murahan itu." ucap Risma dengan penuh keyakinan. Dasha melepaskan pelukannya dari Risma. Dia kini menggenggam kedua tangan dari Risma. "Rasanya ingin sekali untuk membalas semua perbuatan yang telah dilakukan oleh Mas Bintang dan selingkuhannya itu. Mereka benar-benar telah membuat hatiku tergores. Itu cukup membuatku merasakan kehilangan paling besar dalam hi
Dasha mencocokan alamat yang di berikan oleh Oscar dengan nomor rumah tersebut. Sepertinya Dasha tidak salah rumah, dia benar-benar berada di rumah Oscar. Sesuai dengan apa yang di berikan oleh Oscar pada dirinya. Dasha seketika ragu untuk menekan bel di rumah itu. Padahal dia hanya tinggal menekan bel itu saja. Namun secara tiba-tiba keyakinan dari Dasha mulai pudar. Dia sama sekali tidak yakin untuk masuk ke rumah Oscar. Niat dan tekadnya yang sudah bulat. Seketika hancur begitu saja, dia mulai tidak yakin dengan kedatangannya ke rumah Oscar. Apalagi dia melihat kondisi rumah Oscar yang begitu sunyi sepi. Seperti ada sesuatu yang tidak beres di rumah tersebut. Dasha membalikkan badannya, dia mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan Oscar. Namun baru beberapa langkah, terdengar suara seseorang membuka pintu rumah. Saat Dasha melihat kembali ke arah rumah, dia melihat bagaimana Oscar sudah berada di depan pintu rumah dengan seragam dokter yang dikenakan olehnya. Oscar terlihat beg
Oscar membuka pintu rumahnya dengan begitu lebar. Dia mempersilakan Dasha untuk masuk ke dalam rumahnya. Bagaimana rumah Oscar yang begitu luas, akan menjadi tempat untuk Dasha melakukan operasi plastik. Mata Dasha tidak henti dibuat takjub oleh kemegahan dari rumah Oscar. Apalagi saat dia melihat bagaimana rumah Oscar yang di penuhi dengan barang-barang mewah nan mahal. Seperti rumah seorang sultan yang memiliki kekayaan yang melimpah. Rumah ini benar-benar nyaman untuk di tinggali oleh siapapun. Tidak terdengar suara apapun, rumah ini terasa begitu sepi dan sunyi. Padahal rumah Oscar memiliki luas yang sangat besar. Akan sedikit aneh ketika hanya ada Oscar yang tinggal sendiri di rumah ini. Mengingat rumah yang memiliki ukuran yang luas. Dasha melihat ke seluruh area bagian rumah Oscar yang besar tersebut. Dia menyaksikan bagaimana ikan-ikan menari di sebuah akuarium besar. Begitu juga dengan suara kicauan burung yang mulai terdengar di dekat rumah Oscar. Perjalanan Dasha tidak
Sebelum pulang, hal penting tentu harus di lakukan oleh Dasha. Oscar mengajak Dasha untuk masuk ke dalam sebuah ruangan lainnya. Di mana di ruang itu, terdapat sebuah meja yang biasa digunakan oleh Oscar dalam melakukan persetujuan dengan beberapa kliennya. Mungkin saat ini adalah Dasha yang akan menjadi klien berikutnya. Dasha di persilakan untuk duduk di sebuah kursi yang sudah ada di hadapan meja kerja Oscar. Dasha pun segera duduk di kursi itu dengan tatapan wajah penuh misteri. Antara senang, atau masih ada keraguan. Dasha tidak bisa menggambarkan dengan baik perasaan yang dirasakan oleh dirinya saat ini. Itu benar-benar membuat semuanya serba membingungkan. Oscar mulai mengeluarkan beberapa dokumen yang harus ditandatangani oleh Dasha. Dokumen itu akan menjadi bukti kuat bagi keduanya dalam melakukan kerjasama. Ini adalah kerjasama yang akan menguntungkan untuk kedua belah pihak. Dasha tentu akan berubah menjadi sosok orang lain yang akan membalaskan dendam pada Bintang. Begit
Entah bagaimana caranya, tapi Risma sukses membawa dua anak Dasha pergi bersama dengan dirinya. Risma menggunakan segala alasan untuk membuat kedua anak Dasha itu terakhir kali melihat wajah Dasha. Risma pun begitu bahagia bisa membawa dua anak Dasha bertemu dengan ibunya. Dasha yang sudah menunggu kedatangan dari Risma dan kedua anaknya. Terlihat sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kedua anaknya tersebut. Ia langsung memeluk Romeo dan Julian saat melihat kedua putranya itu berjalan mendekat ke arahnya. "Mama begitu kangen sama kalian berdua. Sudah lama Mama tidak bertemu dengan kalian berdua." "Romeo juga kangen sama Mama. Apalagi Mama Irina suka marah-marah. Romeo takut kalau Mama Irina sedang marah pada kamu berdua Ma." ucap Romeo dengan begitu polosnya. "Kemarin sore, dia memukulku dengan tangannya. Aku hanya menumpahkan segelas air teh miliknya. Tapi dia menganggap itu adalah hal yang terlarang. Sehingga dia begitu marah padaku." lanjut Julian. Dasha melirik ke arah Risma,
Dengan sebuah pakaian operasi yang telah dikenakan. Dasha sudah siap untuk melakukan operasi perubahan wajah. Ini sudah jadi keputusan final yang telah diambil oleh Dasha. Tidak ada penyesalan sama sekali dari dirinya, ia menganggap ini adalah sebuah keputusan terbaik yang bisa membuatnya membalaskan dendam pada Bintang dan Irina. Oscar sudah siap dengan dua orang temannya yang akan membantu proses operasi. Keduanya pun sama-sama sudah tidak sabar untuk menjalani proses operasi pada wajah Dasha. Sudah hampir beberapa bulan terakhir, mereka tidak menemukan pasien yang bersedia melakukan operasi plastik. Mengingat biaya yang dipatok untuk operasi plastik itu sendiri begitu mahal. Sehingga banyak orang yang mengurungkan niat mereka untuk bisa melakukan operasi plastik. Dasha sudah membuang semua rasa takut yang mulai melanda dirinya. Baginya, ini adalah keputusan terbaik dalam mendapatkan semua keinginan dari dirinya untuk membalas dendam pada Bintang. Sakit hatinya
12 jam waktu yang dibutuhkan oleh Oscar dan kedua temannya dalam melakukan bedah plastik pada Dasha. Mereka pun terlihat begitu antusias untuk menunggu hasil yang akan didapat oleh Dasha. Namun hasilnya tentu tidak akan terjadi secara instan. Butuh beberapa jam lagi untuk membuat proses jahitan di wajah Dasha akan sempurna. Viko merasa ini adalah proses operasi yang cukup membuatnya merasa tidak bisa tidur seharian. Bagaimana pun, obsesi dari Oscar akan Rena. Menciptakan kesulitan tersendiri bagi Viko dan temannya dalam membantu Oscar menyelesaikan proses operasi yang dilakukan pada Dasha. "Obsesi loe benar-benar gila sih Kar. Gue pikir sekarang loe puas dengan apa yang loe dapat dari perempuan ini." ucap Viko. "Dari zaman kita kuliah, sampai sekarang. Oscar adalah manusia gila yang terlalu terobsesi akan hal kecil. Sepertinya loe harus banyak mengurangi obsesi loe itu. Gue pikir ini akan menyiksa diri loe sendiri." balas Ridho. "Ini gila. Tap
Dengan wajah masih di perban, tentu ada beberapa kesulitan yang di alami oleh Dasha. Mulai dari makan dan minum. Sampai ketika dia ingin ke toilet, Dasha juga merasakan hal yang sama. Dia butuh bantuan orang lain untuk bisa melakukan itu semua. Tidak mungkin ia melakukan semua itu sendiri. Oscar adalah pria yang sedikit kurang ajar. Dia tidur dengan beberapa perempuan untuk melampiaskan hasrat yang tidak bisa dia kendalikan tersebut. Namun dia juga adalah seorang yang perhatian. Pria baik hati yang tidak pernah lupa untuk menolong seseorang yang membutuhkan uluran tangannya. Dasha tentu menjadi orang yang begitu butuh bantuan dari seorang Oscar. Perban itu benar-benar membuat Dasha kesulitan dalam segala hal. Dia butuh tangan Oscar untuk bisa melakukan semuanya secara lebih baik. Mengambilkan bubur untuk ia makan. Begitu juga dengan minuman yang harus diminum oleh Dasha. Semuanya butuh bantuan dari Oscar. Tidak ada rasa keberatan dari dalam diri Oscar.