Elisa masih bingung dengan Dasha yang memiliki wajah yang serupa dengan Rena. Ia kembali datang ke rumah Oscar untuk bertemu dengan Dasha. Mungkin kali ini, dia akan bertanya beberapa pertanyaan penting pada Dasha. Sehingga ia harus bisa bersikap santun pada Dasha. Tidak hanya datang dengan tangan kosong saja, Elisa juga membawa sebuah kotak berisi makanan yang sudah di siapkan untuk Dasha. Mungkin saja Dasha akan suka dengan apa yang diberikan oleh Elisa padanya. Obrolan itu pun akan jadi obrolan yang cukup baik bagi Dasha dan Elisa. Kedatangan dari Elisa di sambut dengan cukup baik oleh Dasha. Tidak ada penolakan dari Dasha untuk Elisa. Dia juga sepertinya penasaran dengan sosok Elisa yang begitu dibenci oleh Oscar. "Kamu ingin bertemu dengan Oscar?" tanya Dasha. "Tidak, aku hanya ingin berbicara beberapa hal dengan dirimu. Apa kamu bersedia untuk berbicara denganku?" jawab Elisa dengan penuh harap. "Tidak ada masalah, silakan masuk." Elisa masuk ke dalam rumah Oscar dengan di
Dasha terlihat sudah begitu cantik dengan sebuah gaun berwarna hijau. Ia pun merasa sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan Bintang. Sepertinya pertemuan ini akan menjadi pertemuan yang akan membuat Bintang merasa kagum pada dirinya. Apalagi Dasha memiliki sebuah penampilan yang memukau di hari ini. Dia tersenyum saat kembali bercermin, melihat penampilannya yang sudah sangat cantik. Dasha benar-benar merasa berbeda, entah apa yang dirasa. Tetapi ada perasaan cukup signifikan dirasakan oleh Dasha. "Apa? Aku juga tidak tahu dengan perasaanku. Tetapi aku merasa berbeda saja. Tetapi hari ini aku merasa begitu cantik. Ah, mungkin ini perasaan gilaku saja. Ingat Dasha, tidak boleh terlalu tinggi memuji. Jangan Dasha, jangan!"Tanpa di duga oleh Dasha, Oscar berdiri tepat di depan pintu kamar yang terbuka. Dia menyenderkan tubuh ke pintu kamar. Sembari melipat kedua tangannya di atas perut. Posisi cantik yang dilakukan oleh Oscar saat memperhatikan Dasha dari kejauhan. "Kamu cantik
Dasha masih terus memikirkan bagaimana ekspresi wajah Oscar yang begitu kecewa pada dirinya. Dia melihat raut wajah Oscar yang begitu marah akan penolakan yang dilakukan olehnya. Dasha sama sekali tidak menyangka Oscar akan begitu kecewa dengan apa yang dilakukan olehnya. Bagaimana pun juga, itu adalah hal yang tidak pernah dibayangkan oleh Dasha sebelumnya. Saat Bintang mulai bercerita tentang rumah tangganya yang begitu membosankan. Dasha sama sekali tidak menyimak dengan ucapan yang dilontarkan oleh Bintang. Sama sekali tidak ada yang Dasha tangkap dari setiap ucapan Bintang. Dasha tidak menangkap apapun dari ucapan Bintang tersebut. Ia justru terlihat begitu sedih dengan sikap dari Oscar yang terlihat kecewa akan dirinya. Dasha pun tidak bisa menjawab pertanyaan dari Bintang, saat ditanya perihal pendapat dari Dasha akan rumah tangga Bintang. Dasha dengan wajah bingung, mencoba mencerna apa yang disampaikan oleh Bintang. Tetapi Dasha yang sama sekali tidak menyimak apa yang disa
Sampai di rumah, Dasha segera berlari masuk. Dia mencari keberadaan dari Oscar, mulai dari kamar. Sampai ke ruang kerja yang biasanya digunakan oleh Oscar untuk rehat. Tidak ada keberadaan dari Oscar di kedua ruangan itu. Dasha pun segera mencari ke ruang lainnya. Tidak jauh dari kamar mandi, Dasha mendengar bagaimana suara seseorang terdengar dengan begitu jelasnya. Suara desahan itu semakin kuat terdengar oleh telinga Dasha. Bagaimana ia pun semakin yakin jika orang yang ada di dalam kamar mandi itu adalah Oscar. Dasha tidak ragu membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci tersebut. Dasha yang membuka pintu kamar mandi dengan begitu kerasnya. Cukup membuat kaget Oscar yang sedang melakukan kegiatan olahraga tangan dengan sabun mandi. Oscar sama sekali tidak terkejut dengan kedatangan dari Dasha, ia terlihat santai saat Dasha melihat dirinya sedang berolahraga dengan sebuah sabun yang dipegangnya. Dasha sendiri tidak terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Oscar. Mungkin itu ada
Dasha memberikan pelayanan yang cukup optimal bagi Bintang. Sebuah kesan yang cukup baik diberikan oleh Dasha padanya. Bintang pun merasa apa yang dilakukan oleh Dasha, sesuatu yang cukup istimewa untuk dia ingat selalu. Bintang mengingat setiap adegan yang terjadi di mobil tadi. Sayang, Bintang tidak dapat klimaks yang dia inginkan. Dasha memilih pergi, sebelum Bintang menghujam Dasha dengan rudal besarnya. Tentu itu adalah hal yang membuat Bintang merasa sedikit kecewa. Kekecewaan Bintang tidak terlalu dalam, mungkin suatu hari nanti. Dasha tidak akan malu-malu lagi. Dia akan bisa melakukan apa yang Bintang inginkan. Dasha akan memberikan klimaks yang sempurna untuk Bintang. Sesuai dengan apa yang Bintang harapkan. Bintang yang terus memikirkan Dasha, lupa mengambil air minum yang diminta oleh Irina. Suara keras dari Irina pun langsung menghujam telinga Bintang. Dia segera bergegas ke dapur untuk mengambil air minum yang diminta oleh Irina. Bintang bingung saat sudah berada di da
Dari kejauhan, Riska merekam aktivitas yang dilakukan oleh Irina pada kedua anak Dasha. Riska melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana Irina tidak ragu untuk mencubit pinggang kedua anak Dasha dengan begitu kasar. Entah apa yang membuat Irina marah, sehingga dia melakukan tindakan kasar pada keduanya. Riska yang tidak ingin Irina semakin brutal melakukan tindakan yang tidak baik pada kedua anak Dasha. Segera mendatangi Irina dan kedua anak Dasha di teras rumahnya. Nampak Romeo yang merupakan anak kedua Dasha, mulai mengerang kesakitan dengan apa yang dilakukan oleh Irina pada tubuhnya. Romeo pun langsung tubuh Riska untuk meminta perlindungan dari serangan yang akan dilakukan oleh Irina berikutnya. "Tolong kami Tante. Mama Irina tiba-tiba menghukum kami, begitu saja. Entah apa yang membuat dia marah. Tetapi dia justru melampiaskan kemarahannya pada kami berdua. Kami benar-benar takut padanya." Romeo ketakutan. "Dasar anak kurang ajar. Jelas-jelas kalian sudah menumpahkan gel
Elisa masih cukup penasaran dengan sosok perempuan yang menyerupai Rena. Ia masih ingin tahu, identitas dari perempuan yang sama persis dengan Rena. Tidak mungkin itu Rena, sebab Elisa melihat dengan mata kepalanya sendiri. Bagaimana Rena sudah dikubur saat itu. Tidak mungkin Rena bangkit dari dalam kubur seperti yang ada di film horor. Tentu keberadaan perempuan di rumah Oscar. Menjadi tanda tanya yang cukup besar bagi seorang Elisa. Mungkin jawaban yang bisa di dapat oleh Elisa adalah dari ibu Oscar. Dia tidak mungkin tidak tahu akan keberadaan dari perempuan mirip Rena. Sudah pasti ibu Oscar akan tahu akan perempuan tersebut. Itu yang ada di pikiran Elisa saat ini. Sebelum terlambat, Elisa datang lebih awal ke rumah ibu Oscar. Dengan alasan sarapan bersama, Elisa berharap akan ada obrolan kecil yang ujungnya akan berakhir pada jawaban dari pertanyaan Elisa akan perempuan tersebut. Elisa benar-benar berharap bisa mendapatkan jawaban pasti, sehingga ia tidak bertanya-tanya lagi aka
Dasha seketika menangis saat melihat video Irina yang sedang mencubit pinggang Romeo. Tentu saja Dasha tidak terima dengan apa yang diperbuat oleh Irina. Perempuan itu benar-benar tidak memiliki hati sedikitpun. Dengan tega, dia melakukan tindakan yang menurut Dasha adalah sebuah kekerasan pada kedua anaknya. Dasha yang tidak ingin melihat video itu kembali. Meminta pada Riska untuk segera mematikan video yang ada. Dasha benar-benar bersedih atas apa yang dialami oleh anaknya. Ia tidak tega melihat bagaimana kedua anaknya itu mendapatkan penyiksaan dari Irina. "Bagaimana respon Bintang saat itu?' tanya Dasha dengan wajah penasaran. "Bintang tidak tahu saat Irina melakukan tindakan kekerasan. Sebab saat itu dia tidak ada di rumah. Baru setelah aku bertengkar dengan perempuan jahat itu. Bintang datang untuk melerai pertengkaran kamu berdua." jawab Riska. "Tapi Theo dan Romeo baik-baik saja?" "Untungnya aku keburu datang. Sehingga perempuan itu tidak terlalu melakukan kekerasan pada