Irina tidak bisa melepaskan genggaman tangan di tangan kanan Bintang. Padahal tangan Bintang sedang mendorong sebuah troli belanja yang cukup besar. Sebenarnya Bintang sudah mulai merasa pegal saat itu. Tetapi dia sadar, jika dia melepaskan tangan dari Irina. Bukan tidak mungkin, Irina akan marah besar pada dirinya. Dia pun menahan dari rasa pegal yang semakin terasa di tangan kanannya. Kemanjaan dari Irina tidak hanya membuat Bintang mulai merasa pegal. Tetapi kemanjaan dari Irina juga menjadi tontonan beberapa pengunjung supermarket. Mereka mulai menonton Irina yang tidak mau melepaskan genggaman tangan dari Bintang. Bintang yang semakin risih dan malu, mulai mencari cara untuk bisa lepas. Beberapa cara sudah mulai masuk ke dalam otaknya. Tinggal eksekusi dari Bintang saja yang harus sesuai dengan apa yang diharapkan. Jangan sampai apa yang Bintang pikirkan tidak sesuai dengan apa yang akan dilakukan. Semua menjadi buyar begitu saja. Bintang sengaja mengarahkan troli belanja itu
Oscar langsung menutup rapat pintu rumah saat Elisa akan masuk. Dia tidak membiarkan pacarnya itu masuk ke dalam rumah. Ia merasa Elisa hanya akan membuat keributan di rumah. Sehingga Elisa pun tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah. "Kenapa kamu melarang masuk ke rumah kamu sendiri?" tanya Elisa dengan wajah sedih. "Untuk apa kamu masuk ke dalam rumah. Di dalam tidak ada apa-apa. Jadi tidak usah masuk ke dalam rumah." Oscar dengan tegasnya. Elisa menatap wajah Oscar dengan wajah penuh kekecewaan. Ia merasa apa yang dilakukan oleh Oscar adalah tindakan yang menyakitkan. Sepertinya sudah tidak ada sedikitpun maaf bagi Elisa. Padahal Elisa selalu berusaha untuk membuat Oscar bisa hidup lebih nyaman lagi. Tidak ada sedikitpun rasa bersalah dari dalam wajah Oscar. Ia merasa apa yang dilakukan olehnya sudah tepat. Tidak ada yang tersakiti oleh ucapan dan tindakannya. Ia merasa apa yang dilakukan pada Elisa adalah hal yang wajar. Dia saja yang terlalu berlebihan dalam menyikapi sikap
Dasha menyuapi es krim yang sedang di makan pada Oscar. Ia melihat betul bagaimana Oscar yang terlihat kesal dengan kedatangan dari Elisa. Hal yang sama, selalu terjadi saat Elisa datang ke rumah Oscar. Padahal Elisa datang ke rumah Oscar secara baik-baik. Tetapi Oscar selalu menolak dia dengan berbagai alasan. Itu cukup membuat Dasha merasa iba dengan apa yang dirasakan oleh Elisa. "Apa kamu tidak pernah mau membuka hati kamu untuk Elisa?" tanya Dasha menarik salah satu kursi. "Hatiku! Untuk siapa?" jawab Oscar. "Untuk Elisa. Aku pikir hati kamu begitu tertutup untuk memaafkan dia. Padahal belum tentu juga dia bersalah." ucap Dasha duduk di samping Oscar. Oscar tersenyum tipis dengan wajah masam. Terlihat jika ia merasa apa yang diucapkan oleh Dasha adalah hal yang sama sekali tidak benar. Dasha tidak memahami persoalan yang dirasakan oleh Oscar saat ini. Sehingga ia bisa dengan mudah mengatakan hal tersebut pada Oscar. Oscar mengambil sendok es krim Dasha, dia menyendok es krim
Semenjak menikah dengan Bintang, rasanya sudah tidak ada lagi sifat protektif dari Irina akan Bintang. Tidak ada lagi, pengawasan ketat yang dilakukan oleh Irina akan Bintang. Bagaimana pun juga, penting bagi Irina untuk tahu setiap aktivitas yang dilakukan oleh Bintang. Tidak hanya sekedar mengawasi dia di dalam rumah saja. Tetapi juga harus mulai aktif dalam pengawasan di luar rumah. Salah satunya tentu di sosial media yang ada. Memiliki banyak waktu luang, kini Irina mulai membuka akun milik Bintang di salah satu sosial media berlambang burung. Di aplikasi ini, Irina tidak melihat adanya hal yang mencurigakan akan Bintang. Sehingga ia merasa sudah cukup aman di aplikasi ini. Tidak ada pesan mencurigakan yang dilakukan oleh Bintang dengan seorang perempuan. Berlanjut ke aplikasi yang video yang dirasa oleh Irina, menjadi salah satu aplikasi yang rentan untuk berselingkuh. Banyak perempuan cantik di aplikasi yang kerap digunakan oleh mereka untuk berjoget tersebut. Tidak heran, pen
Dasha begitu bersemangat saat menyapu halaman rumah yang sedikit lebih mirip kebun bunga. Ada banyak daun kering yang berserakan di sana. Khawatir akan menjadi tempat ular bersarang, Dasha pun berinisiatif untuk menyapu halaman rumah tersebut. Tetap modis saat menyapu halaman rumah yang ada. Dasha terlihat begitu bersemangat saat menyapu setiap daun kering yang ada di halaman rumah tersebut. Dia sama sekali tidak merasa capek dengan kegiatan yang dia lakukan. Dasha menikmati apa yang dia lakukan. Sehingga ia merasa ini adalah kegiatan yang paling dia tunggu-tunggu. Perlahan namun pasti, daun-daun yang mulai menutup area bunga. Kini sudah hilang secara perlahan. Tidak ada lagi daun yang ada di sana. Kini bunga cantik nan harum pun sudah terlihat oleh kedua bola mata Dasha. Dia melihat bagaimana indahnya bunga-bunga itu mekar dengan berbagai macam jenis bunga. Aroma yang sempat tertutup oleh dedaunan yang lapuk. Kini mulai berubah, menjadi aroma yang khas dari bunga tersebut. Dasha b
Elisa langsung kembali menutup rapat pintu rumah, saat melihat kedatangan dari Dasha. Dia berseru, meminta Dasha pergi dari rumah. Tidak ingin melihat wajah Dasha ada di hadapannya saat ini. Ia sudah tidak ingin bertemu dengan Dasha yang telah berselingkuh dengan Oscar. Dasha tidak bergeming, dia berusaha untuk tetap berada di depan pintu rumah Elisa. Meminta Elisa mendengarkan semua penjelasan dari dirinya. Dasha ingin memberitahu jika dirinya tidak memiliki hubungan apapun dengan Oscar. Dasha hanya melayani nafsu dari Oscar, tanpa menanamkan rasa cinta pada Oscar. Elisa tetap tidak ingin mendengar apapun penjelasan dari Dasha. Apa yang dia lihat dengan kedua bola matanya. Itu adalah sebuah kejadian yang nyata. Dasha dan Oscar telah bermain mata di belakang Elisa. Padahal Elisa tidak pernah berharap hal itu terjadi padanya, tetapi Dasha dan Oscar mengkhianati semua kepercayaan yang diberikan oleh Elisa. "Pergi dari rumahku! Aku mohon kamu pergi dari sini. Aku tahu, kamu berusaha u
Oscar segera turun dari mobil, dia sudah begitu tidak tahan untuk buang air kecil. Oscar memilih minimarket yang ada di pinggir jalan. Terlihat Oscar sudah tidak sabar untuk kencing di toilet yang ada di minimarket tersebut. Baru membuka pintu mini market, Oscar yang buru-buru. Hampir saja menabrak seorang pria tua yang sedang mendorong barang belanjaannya. Untung saja Oscar tidak menabrak pria tua tersebut. Sehingga tidak ada yang harus disesali oleh Oscar. Meskipun tidak menabrak pria tua itu, tetapi Oscar tetap meminta maaf atas kejadian buruk yang hampir menimpanya tersebut. Dia benar-benar tidak sengaja, sebab dia sedang buru-buru. Tidak ada respon dari pria tua tersebut. Sehingga Oscar yang sudah ingin buang air kecil. Segera pergi ke toilet yang ada di minimarket tersebut. Selepas buang air kecil, Oscar merasa jauh lebih baik. Namun sebelum dia pergi dari toilet, dia bercermin terlebih dahulu. Melihat wajahnya yang tampan dengan rambutnya yang menawan. Oscar pun tersenyum saa
Ciuman yang coba diberikan oleh Bintang di pipi kiri Irina, langsung ditolak mentah-mentah oleh istrinya. Dia menolak ciuman sepulang kerja yang coba dilakukan oleh Bintang. Tidak seperti biasanya, Irina justru tidak suka dengan ciuman dari Bintang. Wajah Irina juga terlihat begitu jutek, bahkan nyaris marah. Pandangannya seperti seorang yang sedang marah besar. Tentu ini ada udang di balik batu yang membuat Irina bersikap aneh seperti ini pada Bintang. Sehingga Bintang harus tahu apa yang membuat Irina marah pada dia. Bintang segera duduk di samping Irina, merapatkan barisan. Tetapi Irina yang tidak nyaman dengan keberadaan dari Bintang. Segera menggeser posisi duduknya. Dia sedikit menjauh dari Bintang yang dirasa berlebihan dalam berdekatan dengan dirinya. "Tidak usah dekat-dekat denganku. Aku paling benci dengan pria yang suka berselingkuh." ucap Irina dengan tegas. "Siapa yang berselingkuh, Sayang. Aku tidak pernah melakukan hal tersebut." Bintang membantah dengan wajah yakin