Elisa langsung kembali menutup rapat pintu rumah, saat melihat kedatangan dari Dasha. Dia berseru, meminta Dasha pergi dari rumah. Tidak ingin melihat wajah Dasha ada di hadapannya saat ini. Ia sudah tidak ingin bertemu dengan Dasha yang telah berselingkuh dengan Oscar. Dasha tidak bergeming, dia berusaha untuk tetap berada di depan pintu rumah Elisa. Meminta Elisa mendengarkan semua penjelasan dari dirinya. Dasha ingin memberitahu jika dirinya tidak memiliki hubungan apapun dengan Oscar. Dasha hanya melayani nafsu dari Oscar, tanpa menanamkan rasa cinta pada Oscar. Elisa tetap tidak ingin mendengar apapun penjelasan dari Dasha. Apa yang dia lihat dengan kedua bola matanya. Itu adalah sebuah kejadian yang nyata. Dasha dan Oscar telah bermain mata di belakang Elisa. Padahal Elisa tidak pernah berharap hal itu terjadi padanya, tetapi Dasha dan Oscar mengkhianati semua kepercayaan yang diberikan oleh Elisa. "Pergi dari rumahku! Aku mohon kamu pergi dari sini. Aku tahu, kamu berusaha u
Oscar segera turun dari mobil, dia sudah begitu tidak tahan untuk buang air kecil. Oscar memilih minimarket yang ada di pinggir jalan. Terlihat Oscar sudah tidak sabar untuk kencing di toilet yang ada di minimarket tersebut. Baru membuka pintu mini market, Oscar yang buru-buru. Hampir saja menabrak seorang pria tua yang sedang mendorong barang belanjaannya. Untung saja Oscar tidak menabrak pria tua tersebut. Sehingga tidak ada yang harus disesali oleh Oscar. Meskipun tidak menabrak pria tua itu, tetapi Oscar tetap meminta maaf atas kejadian buruk yang hampir menimpanya tersebut. Dia benar-benar tidak sengaja, sebab dia sedang buru-buru. Tidak ada respon dari pria tua tersebut. Sehingga Oscar yang sudah ingin buang air kecil. Segera pergi ke toilet yang ada di minimarket tersebut. Selepas buang air kecil, Oscar merasa jauh lebih baik. Namun sebelum dia pergi dari toilet, dia bercermin terlebih dahulu. Melihat wajahnya yang tampan dengan rambutnya yang menawan. Oscar pun tersenyum saa
Ciuman yang coba diberikan oleh Bintang di pipi kiri Irina, langsung ditolak mentah-mentah oleh istrinya. Dia menolak ciuman sepulang kerja yang coba dilakukan oleh Bintang. Tidak seperti biasanya, Irina justru tidak suka dengan ciuman dari Bintang. Wajah Irina juga terlihat begitu jutek, bahkan nyaris marah. Pandangannya seperti seorang yang sedang marah besar. Tentu ini ada udang di balik batu yang membuat Irina bersikap aneh seperti ini pada Bintang. Sehingga Bintang harus tahu apa yang membuat Irina marah pada dia. Bintang segera duduk di samping Irina, merapatkan barisan. Tetapi Irina yang tidak nyaman dengan keberadaan dari Bintang. Segera menggeser posisi duduknya. Dia sedikit menjauh dari Bintang yang dirasa berlebihan dalam berdekatan dengan dirinya. "Tidak usah dekat-dekat denganku. Aku paling benci dengan pria yang suka berselingkuh." ucap Irina dengan tegas. "Siapa yang berselingkuh, Sayang. Aku tidak pernah melakukan hal tersebut." Bintang membantah dengan wajah yakin
Oscar langsung menarik tangan Dasha, dia ingin mengajak Dasha ke toko mainan. Di mana Oscar ingin bernostalgia untuk membeli beberapa mainan yang dulu pernah dimainkan oleh dirinya. Dasha yang tidak tahu maksud dari Oscar, tentu bertanya-tanya dengan tujuan dari Oscar menarik tangannya seperti itu. Dasha masih penasaran dengan tujuan dari Oscar untuk membawa dia pergi dari rumah. Padahal Dasha sedang bersantai dengan manis di atas sofa empuk. Sedikit gangguan dari Oscar, cukup membuat Dasha merasa kesal sebenarnya. Sebelum masuk ke dalam mobil, Dasha ingin memastikan maksud dari Oscar mengajak dia pergi. Apalagi Oscar membawa Dasha secara tiba-tiba, hal yang tidak pernah disangka oleh Dasha sebelumnya. "Kita akan pergi ke mana?" tanya Dasha menutup pintu mobil. "Aku ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat." jawab Oscar antusias. "Tempat apa?" tanya Dasha kembali dengan wajah bingung. "Tempat di mana kamu akan mendapatkan kebebasan, kenyamanan dan banyak hal yang membuat kita bern
Bintang mengirimkan pesan pada Dasha. Di mana dia sudah berada tidak jauh dari rumah Oscar. Bintang ingin pergi bersama Dasha ke sebuah rumah makan. Di sana mungkin ada banyak hal yang Bintang ingin ceritakan masalah dari dirinya dengan Irina. Dasha tidak menolak sama sekali ajakan dari Bintang. Justru dia semakin bersemangat saat Bintang mengatakan jika ada sedikit masalah di hidupnya saat ini. Bagaimana Dasha siap memperkeruh masalah yang saat ini sedang di hadapi oleh Bintang dengan Irina. Dasha mengenakan pakaian yang super seksi yang menerawang bagian tubuh dari Dasha. Siapa pun mungkin akan kagum dengan bentuk tubuh dari Dasha yang begitu mempesona. Apalagi saat disaksikan oleh para pria. Sudah pasti mereka akan tertarik dengan bentuk tubuh dari Dasha yang aduhai tersebut. Oscar tidak melarang Dasha untuk pergi bersama dengan Bintang. Ia hanya berpesan bagaimana Dasha harus lebih berhati-hati lagi dalam melakukan setiap tindakan yang akan dilakukan olehnya. Jangan sampai Dash
Datang sebagai tamu undangan dari ibu Oscar, Elisa masih belum bisa melupakan adegan ciuman yang terjadi antara Oscar dengan Dasha. Ia melihat adegan tidak pantas itu dengan mata kepalanya sendiri. Tentu ada hal yang membuat Elisa sedikit kesal dengan apa yang dilihatnya. Tetapi Elisa menjadi tahu, akan Oscar yang masih terobsesi dengan Rena. Sehingga menjadikan Dasha sebagai pelampiasan dari Oscar. Ibu Oscar nampak sudah tidak sabar untuk menyantap menu makan malam. Dia berharap bisa segera menyantap menu yang lezat tersebut. Matanya tidak pernah lepas dalam memandang menu yang tersedia di atas meja. Menyantap setiap menu makanan yang sudah terhidang tersebut. Melihat Elisa yang tidak bersemangat untuk makan malam. Tentu saja ibu Oscar merasa ada suatu hal yang aneh. Tidak biasanya, Elisa bersikap dingin seperti itu. Elisa kerap makan bersama dengan lahapnya. Ini menjadi tanda tanya besar dari dalam diri ibu Oscar. "Kamu belum lapar, Sayang?" tanya ibu Oscar mulai mengambil nasi k
Bintang bercermin terlebih dahulu di depan spion mobil, sebelum benar-benar masuk ke dalam rumah. Dia khawatir hal buruk akan terjadi pada dirinya. Bisa saja, ada sisa lipstik di wajah atau lehernya. Itu akan menjadi sebuah pemantik untuk menciptakan perang dunia kedua antara dirinya dengan Irina. Hampir semenit mengecek semua, sepertinya tidak ada yang harus dikhawatirkan oleh Bintang. Tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan. Aroma minya wangi yang disemprotkan oleh Bintang. Berhasil membuat pakaian yang dikenakan beraroma minyak wangi yang biasa digunakan. Tidak memiliki sedikitpun aroma dari Dasha. Bintang penuh percaya diri untuk bertemu dengan Irina. Irina dengan pakaian tidur yang super seksi, sudah menunggu Bintang di depan pintu rumah. Ia terlihat sudah tidak sabar untuk bermesraan dengan Bintang. Sekalipun dia sempat marah pada Bintang. Tetapi malam ini Irina butuh sentuhan dari suami yang dicintai. Sehingga Irina pun menurunkan egonya, Deni bisa bermesraan dengan Bintang d
Dasha masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang begitu gembira. Dia berhasil meninggalkan satu jejak yang mungkin bisa membuat Irina khawatir. Itu mungkin baru awal dari apa yang akan dilakukan oleh Dasha. Bagaimana Dasha akan meneror Irina dengan teror yang jauh lebih menakutkan lagi. Dasha tidak ingin menikmati rasa senang di hari ini sendirian saja. Ia butuh teman untuk melampiaskan rasa bahagia yang sedang dirasakan olehnya. Tentu orang tersebut adalah Oscar, mungkin dia akan senang dengan kabar gembira yang akan disampaikan oleh Dasha. Dasha mencari ke kamar Oscar, tetapi dia tidak ada di dalam kamar. Dasha segera berjalan ke arah ruang kerja. Tetapi tidak ada siapapun di sana. Hanya ada ada laptop yang masih menyala dengan film biru yang diputar oleh Oscar. Film favorit Oscar saat dia ingin melampiaskan hasrat. Tempat selanjutnya tentu saja lantai dua rumah Oscar. Di mana di lantai dua, ada beberapa ruangan yang kerap dijadikan oleh Oscar untuk bersantai. Selain balkon rumah,