Share

Bab 304 : Hasrat Terlarang

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-15 11:15:06

Untuk sesaat, Maharani bergeming mendengar ucapan Darius. Dia benar-benar tidak mengerti maksud pria di hadapannya. Apa yang dimaksudnya dengan ‘membantu’?

Sesaat kemudian, dia mulai sadar bahwa Darius pastinya sudah sering membantu dan mengedukasi ibu-ibu yang kesulitan menyusui setelah melahirkan.

“Rani ... Sayang?” panggil Darius dengan suara lembut, yang membuat Maharani sedikit tersentak dari lamunan.

Maharani menatap pria itu dengan pandangan penuh kebingungan, matanya masih tampak lelah. Dengan bibir gemetar, dia pun bertanya, “Caranya, Dok?”

“Oke, sekarang kamu rileks, berbaliklah,” pinta Darius dengan penuh perhatian. Dia membantu Maharani memutar tubuhnya, hingga wanita itu akhirnya duduk membelakangi dirinya.

Perlahan, Darius memijat bahu dan punggung Maharani dengan gerakan konstan, sangat lembut dan penuh perhatian. Rasanya nyaman, membuat tubuh wanita itu rileks, tetapi dada yang terasa penuh masih
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 305 : Meminta Restu?

    "Tidak perlu!" sela Darius, sebelum Denver mengetahui perbuatannya tadi pagi. "Biar aku yang memeriksanya," lanjut pria itu dengan suara agak serak, mencoba terdengar tenang padahal jelas gugup. Denver memicingkan mata. Tatapan mata karamelnya bergeser dari Maharani ke Darius. Kedua orang itu tampak kikuk. Sebagai pria dewasa, tentu dia tahu apa yang bisa terjadi di antara dua orang dengan ketegangan semacam itu. Akan tetapi, Denver tidak akan membiarkan Darius lolos begitu saja. Dia melangkah mendekat, berdeham singkat, lalu berkata dengan suara berwibawa khasnya, "Aku dokternya. Aku lebih berhak memeriksa Maharani sebagai pasien." Senyum penuh kemenangan mengembang di wajah Denver. Tatapan menusuknya seolah berkata bahwa Darius baru saja kehilangan satu babak dalam permainan ini. "Aku ... calon suaminya," sahut Darius dengan senyum tidak kalah lebar. Kini dia berdiri lebih tegak, menatap Denver dengan percaya diri yang dipaksakan. "Benarkah, Maharani? Atau perlu kupanggil satpa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-15
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 306 : Kehangatan Ini Bagai Mimpi

    Melihat ayahnya melangkah mantap mendekat dengan wajah kaku dan rahang mengeras, membuat Dewi maju satu langkah. Dia berdiri di depan Maharani, melindungi sahabatnya dari tatapan intimidatif Danis yang tajam seperti pisau. Bahu pria itu tegak, dadanya sedikit membusung, sorot iris hitamnya dingin, menyapu dengan penilaian yang tak menyenangkan. “Ayah … aku yang mengundang Rani ke sini,” ucap Dewi lembut dan tegas. Sungguh dia tidak mau Maharani merasa terancam, trauma, atau menyesal datang ke rumahnya. Kini tatapan Dewi dan Danis terkunci satu sama lain, seolah saling menantang tanpa kata. “Kamu masuklah, temani Denver di belakang,” ujar Danis, suaranya datar dan tak terbantahkan. Akan tetapi, Dewi menggeleng dengan tegas. Detik berikutnya, tubuh Maharani bergeser dari belakangnya. Dewi menoleh dan tertegun melihat Darius menggenggam tangan Maharani dengan erat, menunjukkan bahwa pria itu tak akan mundur. Maharani menunduk sesaat. Jantungnya berdetak kencang. Di balik genggaman

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-15
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 307 : Sensasi Yang Menantang

    “Siapa itu, Dok?” Suara Maharani tercekat. Tubuhnya seketika menegang, membuat napasnya tersendat dan terasa pendek.Darius menggeleng, lalu menggenggam erat tangan Maharani dan membawanya masuk ke dalam rumah. Langkah mereka pelan dan hati-hati, mengendap-endap dengan napas ditahan, berusaha mencari tahu siapa sosok yang tadi mengintip.Akan tetapi, ketika mereka tiba di pintu belakang, suara yang mereka dengar justru bukan langkah mencurigakan—melainkan desahan rendah dan rintihan yang tidak seharusnya terdengar di tempat ini.Darius memejamkan mata sejenak, lalu melongok ke dalam, menahan napas. Rupanya, sosok bayangan yang dilihatnya tadi adalah...“Sayang, jangan di sini. Bisa dilihat orang nanti.” Suara manja perempuan terdengar lemah dan menggoda.“Tidak akan ada yang lihat kita, Mon ange. Semua orang ada di depan,” bisik suara pria dengan nada sensual yang membuat kulit merinding.Darius berdecak kecil. Dengan cepat, dia menarik Maharani, menggiringnya kembali melewati area dap

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 308 : Denver Frustrasi?

    “Bu, ini test pack-nya,” bisik seorang asisten rumah tangga yang keluar rumah sejak pagi. Dia menyerahkan bungkusan kecil pada Dewi secara diam-diam.Dewi menyambutnya dengan jantung berdebar. Sejak semalam, pikirannya tidak tenang. Di pakaian dalamnya, muncul bercak kemerahan yang tidak biasa. Masih sepuluh hari lagi sebelum jadwal haid, dan itu membuatnya curiga.Dia memilih merahasiakan hal ini dari sang suami. Denver sempat heran karena Dewi tidur lebih awal dari biasanya, lalu bangun kesiangan dengan wajah pucat. Namun, wanita itu hanya tersenyum dan berkata kelelahan.Kini, dia berdiri di kamar mandi, Dewi mengembuskan napas perlahan. Iris hitamnya menatap alat kecil itu dengan ragu-ragu.“Semoga aku hamil … lagi,” bisiknya lirih, sebab suaminya masih berada di rumah pagi ini. Denver memang sengaja datang lebih siang karena rapatnya dilakukan di J&B Pharmacy, bukan rumah sakit.Dengan hati-hati, dia menetesi test pack itu dengan urin. Lalu memejamkan mata. Satu tangannya secara r

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 309 : Kalian Masa Depanku

    Kamu kenapa, Rani?” tanya Darius yang berdiri tepat di belakang tubuh Maharani. Wanita itu tengah memandangi wajah mungil putranya di balik kaca NICU.Mereka berdua berdiri diam sejak tadi. Setelah semalam menjenguk si kecil, pagi ini Maharani datang lebih awal untuk memberikan ASI. Dia ingin putranya tumbuh sehat dan cepat pulang.“Dia belum punya nama, padahal sudah lahir lebih dari dua minggu,” gumam Maharani pelan, senyum tipis terukir di bibirnya.Ya, awalnya memang bayi ini akan diserahkan pada Dania. Hanya saja, sekarang, sebagai ibu, dia bahkan belum memberinya nama.“Aku sudah punya, ... nama depannya,” ucap Darius tiba-tiba.Pria itu mencium pipi Maharani tanpa aba-aba, membuat wanita itu tersentak kaget.Refleks Maharani menjauh, matanya langsung menyapu sekeliling. Dia tidak habis pikir Darius bisa bertindak begitu terang-terangan di tempat umum. Ingin memaki rasanya, tetapi percuma. Tenaganya hanya akan terbuang sia-sia.“Siapa? Namanya?” desak wanita itu.“Dhava. Madhava

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 1 : Dijual Suami

    “Tolong, Mas. Aku mohon sekali ini saja, bantu Ayah,” lirih seorang wanita sambil mengatupkan kedua tangan dan bersujud di depan pria bertubuh kurus.Sudah setengah jam perempuan cantik bermata sipit itu mengemis di hadapan sang suami. Namun, pria bertubuh tinggi di hadapannya tidak luluh walau secuil kapas.“Heh, Dewi, aku bukan lembaga sosial yang memberi uang Cuma-Cuma? Bodoh amat ayahmu itu mati dan kesakitan, aku tidak peduli!” sentak pria itu sambil mengempas kaki sehingga tubuh mungil di bawahnya tersungkur ke atas lantai.Netra hitam pekat Dewi bergetar dan kedua tangan terkepal kuat di samping tubuh, setelah mendengar kalimat kejam dari bibir suami. Perlahan dia mendongak, menatap dalam wajah pria itu.“Mas Bima … dokter bilang ayahku harus dioperasi segera, kalau tidak …,” kata Dewi dengan suara nyaris tenggelam.Dua jam lalu Dewi menerima kabar dari tetangga di kampung, bahwa ayahnya dilarikan ke rumah sakit karena mendadak sesak napas. Saat itu, dia masih bisa berpikir ten

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 2 : Ikhlas

    “Silakan duduk!” titah pria tampan yang mengenakan jas putih dalam ruangan. Selama empat bulan bekerja di rumah sakit, belum pernah satu kali pun Dewi masuk ruangan ini. Apalagi, langsung berhadapan dengan sosok paling penting di sini. Sekarang dia hanya menunduk dalam. Akan tetapi, sekujur tubuh Dewi mendadak membeku kala pria berbadan besar dengan kepala botak memutar kaki dan meninggalkan ruangan. Gadis ayu ini semakin tidak mengerti, bukankah orang itu memiliki kepentingan? Mengapa menyerahkannya begitu saja pada dokter? ‘Ini aneh,’ kata hati Dewi. “Dewi, kemarilah. Duduk di sini,” titah Dokter lagi, membuyarkan seluruh pikiran semu gadis itu. Perlahan Dewi mengangkat kepala hingga iris hitam pekatnya bersipandang dengan sepasang netra cokelat karamel. Seketika degup jantung Dewi bertambah cepat, bukan karena terpesona pada rupa menawan dokter, melainkan dia takut dipecat karena menyanggupi kesepakatan ini. “Dokter Denver, a--aku … maaf, tidak bermaksud … ini karena a-

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 3 : Sebuah Keputusan

    “Karena aku calon ibu biologis bagi anak pasiennya. Ya, pasti itu alasannya,” gumam Dewi setelah turun dari mobil Denver. Namun, apa yang diucapkan bibirnya berbanding terbalik dengan isi hati. Entahlah gadis itu masih dihantui rasa penasaran, mengapa Dokter Denver memberi perhatian lebih padanya. Padahal pria itu tidak lebih dari seorang dokter yang menangani program bayi tabung bagi pasien. Akan tetapi, makin dipikirkan bukannya menemukan jawaban, justru kepala Dewi menjadi pusing. Gadis itu bergeming sambil memperhatikan kendaraan roda empat menjauh di telan pekatnya malam. Beberapa menit setelahnya, seperti biasa Dewi masuk rumah melalui pintu belakang sebab Bima tidak mengizinkan melewati bagian depan, kecuali untuk membersihkan ruang tamu dan keluarga. Setelah berhasil menginjakkan kakinya di dalam, sayup-sayup dia mendengar percakapan antar dua manusia. Mereka saling sahut tertawa bahagia. “Lumayan juga si Dewi bisa menghasilkan uang satu miliar. Kamu mau apa, Sayang? Jalan-

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 309 : Kalian Masa Depanku

    Kamu kenapa, Rani?” tanya Darius yang berdiri tepat di belakang tubuh Maharani. Wanita itu tengah memandangi wajah mungil putranya di balik kaca NICU.Mereka berdua berdiri diam sejak tadi. Setelah semalam menjenguk si kecil, pagi ini Maharani datang lebih awal untuk memberikan ASI. Dia ingin putranya tumbuh sehat dan cepat pulang.“Dia belum punya nama, padahal sudah lahir lebih dari dua minggu,” gumam Maharani pelan, senyum tipis terukir di bibirnya.Ya, awalnya memang bayi ini akan diserahkan pada Dania. Hanya saja, sekarang, sebagai ibu, dia bahkan belum memberinya nama.“Aku sudah punya, ... nama depannya,” ucap Darius tiba-tiba.Pria itu mencium pipi Maharani tanpa aba-aba, membuat wanita itu tersentak kaget.Refleks Maharani menjauh, matanya langsung menyapu sekeliling. Dia tidak habis pikir Darius bisa bertindak begitu terang-terangan di tempat umum. Ingin memaki rasanya, tetapi percuma. Tenaganya hanya akan terbuang sia-sia.“Siapa? Namanya?” desak wanita itu.“Dhava. Madhava

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 308 : Denver Frustrasi?

    “Bu, ini test pack-nya,” bisik seorang asisten rumah tangga yang keluar rumah sejak pagi. Dia menyerahkan bungkusan kecil pada Dewi secara diam-diam.Dewi menyambutnya dengan jantung berdebar. Sejak semalam, pikirannya tidak tenang. Di pakaian dalamnya, muncul bercak kemerahan yang tidak biasa. Masih sepuluh hari lagi sebelum jadwal haid, dan itu membuatnya curiga.Dia memilih merahasiakan hal ini dari sang suami. Denver sempat heran karena Dewi tidur lebih awal dari biasanya, lalu bangun kesiangan dengan wajah pucat. Namun, wanita itu hanya tersenyum dan berkata kelelahan.Kini, dia berdiri di kamar mandi, Dewi mengembuskan napas perlahan. Iris hitamnya menatap alat kecil itu dengan ragu-ragu.“Semoga aku hamil … lagi,” bisiknya lirih, sebab suaminya masih berada di rumah pagi ini. Denver memang sengaja datang lebih siang karena rapatnya dilakukan di J&B Pharmacy, bukan rumah sakit.Dengan hati-hati, dia menetesi test pack itu dengan urin. Lalu memejamkan mata. Satu tangannya secara r

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 307 : Sensasi Yang Menantang

    “Siapa itu, Dok?” Suara Maharani tercekat. Tubuhnya seketika menegang, membuat napasnya tersendat dan terasa pendek.Darius menggeleng, lalu menggenggam erat tangan Maharani dan membawanya masuk ke dalam rumah. Langkah mereka pelan dan hati-hati, mengendap-endap dengan napas ditahan, berusaha mencari tahu siapa sosok yang tadi mengintip.Akan tetapi, ketika mereka tiba di pintu belakang, suara yang mereka dengar justru bukan langkah mencurigakan—melainkan desahan rendah dan rintihan yang tidak seharusnya terdengar di tempat ini.Darius memejamkan mata sejenak, lalu melongok ke dalam, menahan napas. Rupanya, sosok bayangan yang dilihatnya tadi adalah...“Sayang, jangan di sini. Bisa dilihat orang nanti.” Suara manja perempuan terdengar lemah dan menggoda.“Tidak akan ada yang lihat kita, Mon ange. Semua orang ada di depan,” bisik suara pria dengan nada sensual yang membuat kulit merinding.Darius berdecak kecil. Dengan cepat, dia menarik Maharani, menggiringnya kembali melewati area dap

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 306 : Kehangatan Ini Bagai Mimpi

    Melihat ayahnya melangkah mantap mendekat dengan wajah kaku dan rahang mengeras, membuat Dewi maju satu langkah. Dia berdiri di depan Maharani, melindungi sahabatnya dari tatapan intimidatif Danis yang tajam seperti pisau. Bahu pria itu tegak, dadanya sedikit membusung, sorot iris hitamnya dingin, menyapu dengan penilaian yang tak menyenangkan. “Ayah … aku yang mengundang Rani ke sini,” ucap Dewi lembut dan tegas. Sungguh dia tidak mau Maharani merasa terancam, trauma, atau menyesal datang ke rumahnya. Kini tatapan Dewi dan Danis terkunci satu sama lain, seolah saling menantang tanpa kata. “Kamu masuklah, temani Denver di belakang,” ujar Danis, suaranya datar dan tak terbantahkan. Akan tetapi, Dewi menggeleng dengan tegas. Detik berikutnya, tubuh Maharani bergeser dari belakangnya. Dewi menoleh dan tertegun melihat Darius menggenggam tangan Maharani dengan erat, menunjukkan bahwa pria itu tak akan mundur. Maharani menunduk sesaat. Jantungnya berdetak kencang. Di balik genggaman

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 305 : Meminta Restu?

    "Tidak perlu!" sela Darius, sebelum Denver mengetahui perbuatannya tadi pagi. "Biar aku yang memeriksanya," lanjut pria itu dengan suara agak serak, mencoba terdengar tenang padahal jelas gugup. Denver memicingkan mata. Tatapan mata karamelnya bergeser dari Maharani ke Darius. Kedua orang itu tampak kikuk. Sebagai pria dewasa, tentu dia tahu apa yang bisa terjadi di antara dua orang dengan ketegangan semacam itu. Akan tetapi, Denver tidak akan membiarkan Darius lolos begitu saja. Dia melangkah mendekat, berdeham singkat, lalu berkata dengan suara berwibawa khasnya, "Aku dokternya. Aku lebih berhak memeriksa Maharani sebagai pasien." Senyum penuh kemenangan mengembang di wajah Denver. Tatapan menusuknya seolah berkata bahwa Darius baru saja kehilangan satu babak dalam permainan ini. "Aku ... calon suaminya," sahut Darius dengan senyum tidak kalah lebar. Kini dia berdiri lebih tegak, menatap Denver dengan percaya diri yang dipaksakan. "Benarkah, Maharani? Atau perlu kupanggil satpa

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 304 : Hasrat Terlarang

    Untuk sesaat, Maharani bergeming mendengar ucapan Darius. Dia benar-benar tidak mengerti maksud pria di hadapannya. Apa yang dimaksudnya dengan ‘membantu’? Sesaat kemudian, dia mulai sadar bahwa Darius pastinya sudah sering membantu dan mengedukasi ibu-ibu yang kesulitan menyusui setelah melahirkan.“Rani ... Sayang?” panggil Darius dengan suara lembut, yang membuat Maharani sedikit tersentak dari lamunan.Maharani menatap pria itu dengan pandangan penuh kebingungan, matanya masih tampak lelah. Dengan bibir gemetar, dia pun bertanya, “Caranya, Dok?”“Oke, sekarang kamu rileks, berbaliklah,” pinta Darius dengan penuh perhatian. Dia membantu Maharani memutar tubuhnya, hingga wanita itu akhirnya duduk membelakangi dirinya.Perlahan, Darius memijat bahu dan punggung Maharani dengan gerakan konstan, sangat lembut dan penuh perhatian. Rasanya nyaman, membuat tubuh wanita itu rileks, tetapi dada yang terasa penuh masih

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 303 : Boleh Aku Bantu Kamu, Sayang?

    “Bagaimana perkembangannya?! Aku tidak mau gagal! Dia harus dihukum seberat-beratnya,” geram Denver yang membayangkan ketika Dewi terbaring lemah di atas meja operasi.Saat ini Denver sedang duduk di depan meja pengacara sambil menyilangkan kaki. Wajah tampan pria itu terlihat serius, tetapi sorot mata karamelnya menyimpan dendam dan luka."Sidang perdana Dania akan dilaksanakan dua minggu lagi. Semua berkas dan bukti sudah siap," ujar sang pengacara sambil meletakkan beberapa map dokumen di atas meja.Denver mengangguk pelan. "Jadi, tidak ada celah baginya untuk mengelak lagi?"Dia meraih map dari atas meja lalu membacanya dengan seksama. Matanya pun sangat tajam meresapi kata demi kata."Tidak. Kami sudah mengunci dan memastikan semua sisi. Dengan bukti dan kesaksian yang kita miliki, Dania tidak akan bisa lolos. Dia akan mendapat hukuman yang setimpal."Denver menghela napas lega. Dia berdiri dan menjabat tangan pengacaranya. "Terima kasih. Kamu sudah bekerja sangat baik. Kirimkan s

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 302 : Menginap

    Maharani berdiri kaku di tengah angin yang menerpa. Pertanyaan Darius barusan masih bergema di kepalanya. ‘Kamu cemburu sama bibimu sendiri?’ Kalimat itu sederhana, tetapi rasanya bagai petir yang menyambar siang bolong. Ya, meskpiyn sekarang malam. Bibir Maharani bergerak-gerak, tetapi tak satu pun kata keluar. Kelopak mata wanita itu berkedip pelan, menghindari tatapan Darius yang begitu intens. Mengoyak dinding yang dia bangun dengan kokoh. Perlahan, Maharani hanya menggeleng, sungguh dia tak sanggup memberikan jawaban. Darius terkekeh. Tanpa menunggu persetujuan, dia meraih pinggang Maharani dengan satu tangan dan mengajaknya berjalan pelan di trotoar. "Udara malam lumayan segar, ya?" gumam pria itu, tetapi suaranya terdengar bagai godaan. Maharani masih diam, tidak dipungkiri sekarang merasa nyaman dan hangat di dekat pria itu. Dia juga membiarkan langkahnya sejajar dengan Darius. Jalanan sepi di sekitaran, hanya lampu jalan yang temaram menemani mereka. Darius sesekali

  • Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver   Bab 301 : Apa Kamu Cemburu?

    Darius menatap wajah Maharani yang duduk di dekatnya dengan sorot mata lebih lembut dari biasanya. Di tengah hiruk-pikuk kantin rumah sakit yang mulai lengang, dia memberanikan diri meraih tangan wanita itu di atas meja."Aku siap menjadi ayah dan suami yang baik untuk kamu, Maharani Putri," ujar Darius pelan, suaranya benar-benar mengalun lembut.Bahkan dia mengecup punggung tangan Maharani dengan penuh kasih. Tidak berhenti di situ, Darius menggeser duduknya mendekat, membuat jarak di antara mereka makin tipis.Maharani terpaku. Tatapan mata mereka saling bertaut, menciptakan debar yang tak menentu di dalam dada.Satu tangan Darius yang lainnya ingin sekali menyentuh pipi kemerahan wanita itu, rasanya pasti lembut sekali menyusuri rambut hitam itu dengan jemarinya, tetapi dia teringat nasihat Denver. Jangan terburu-buru.Tunjukkan perhatian kecil terlebih dahulu.Dia menarik napas perlahan, lalu mengurungkan niat itu, sekalipun menggebu da

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status