Home / Pernikahan / Terjebak Di Ranjang Tuan Muda / 1. Digiring Ke Ranjang Tuan Muda

Share

Terjebak Di Ranjang Tuan Muda
Terjebak Di Ranjang Tuan Muda
Author: Kerry Pu

1. Digiring Ke Ranjang Tuan Muda

Author: Kerry Pu
last update Last Updated: 2023-10-30 11:20:24

“Ah! Panas!”

Teriakan gadis malang yang malam itu tengah memenuhi permintaan ayahnya untuk mengantarkan kue ke kediaman Wijaya. Semua orang langsung terlihat panik, tak terkecuali bagi pelayan yang tidak sengaja menumpahkan teh panas di tubuhnya, pelayan tersebut buru-buru minta maaf dan mengelap teh panas yang mengguyur tubuh Vida.

"Naya, kamu ini apa-apaan? Lihat, bajunya jadi basah, bagaimana jika tubuhnya juga melepuh?" hardik sang nyonya rumah, wajahnya juga terlihat cemas.

"Maaf Nyonya, maaf, saya tidak sengaja. Mbak, maafkan saya, saya tidak sengaja, izinkan saya melihat apakah kamu terluka? Biar saya bisa segera mengobati."

Vida yang masih tampak syok dan kepanasan membiarkan saja ketika pelayan yang bernama Naya membuka kancing kemeja kotak-kotak yang ia kenakan.

"Untung tidak melepuh, tapi ini rasanya pasti sangat panas, sebaiknya Mbak Vida melepas baju, agar saya dapat memeriksa mana saja yang terluka." Naya berucap panik ketika melihat kulit pundak dan dada Vida memerah.

"Tidak perlu, lebih baik saya pulang saja, baju saya sudah terlanjur basah, biar saya sekalian hujan-hujanan," tolak Vida kembali menutup tubuh bagian atas yang terbuka.

Bibir nyonya rumah terlihat mengerucut, memperlihatkan ketidaksetujuan, dan kembali berucap dengan sedikit memaksa juga dibumbui rasa khawatir. "Jangan menolak, aku sungguh sangat tersinggung. Bagaimana aku bisa membiarkanmu pulang dengan keadaan kacau? Biarkan pelayan mengeringkan bajumu, dan mengoleskan salep pendingin di tubuhmu."

Mendengar ucapan perempuan sepuh yang menatap dengan kilat mata dalam, Vida pun terdiam dan mengangguk pelan.

Kilat mata jernih nyonya tua beralih pada Naya, dan berucap. "Naya, antar Vida ke kamar sisi kanan lantai dua, agar dia bisa membersihkan diri disana."

Naya langsung mendongak dengan kelopak mata melebar, 'kamar sisi kanan lantai dua? Bukankah itu kamar tuan muda? Apakah nyonya besar ingin menggiring gadis ini ke ranjang cucunya?'

Meski sedikit bingung, tapi Naya segera mengantar Vida pada kamar yang disebut nyonya rumah.

Melalui pantulan cermin kamar mandi yang sangat luas dan juga mewah, Vida menatap pundak dan dada sebelah kanan yang tampak merah dan memprihatinkan.

Dia berdecak kesal beberapa kali, merutuki nasib sialnya hari ini. Seharian belum istirahat, hujan malah turun dengan begitu deras hingga dia tidak bisa segera pulang, dan sekarang dia malah terguyur teh panas, menciptakan rona suram di wajah cantik, yang biasanya selalu menampakan binar keceriaan.

"Tau begini, aku pasti sudah menolak mengantar kue ke kediaman Wijaya," gerutu Vida kesal.

Vida mulai menarik bathrobe warna putih yang sangat kebesaran di tubuh rampingnya, guna menutupi pundak dan dada yang memerah. Ketika Vida berjalan keluar dari dalam kamar mandi, wanita itu terkejut kala melihat sang pelayan yang menunggunya dengan salep di tangannya.

Seusai pelayan itu membantunya mengoleskan salep di tempat Vida terkena air panas dan pergi, kilat mata Vida mulai mengedar memindai kamar yang ditata dengan sangat simpel dan juga sederhana, namun Vida tidak menaruh kecurigaan sama sekali jika pemilik kamar tersebut adalah seorang laki-laki.

Tiba-tiba, Vida merasakan kering di tenggorokannya, dia sangat haus. Hingga saat melihat gelas kaca yang teronggok bisu di atas nakas, dia tak bisa menahan diri untuk meneguk cairan bening dari dalam gelas sampai tandas.

Bibirnya melengkung puas karena dahaganya terobati. Namun, entah mengapa, wanita itu justru merasakan kelopak matanya memberat, sehingga Vida menjatuhkan dirinya ke kasur empuk di belakangnya. 

‘Mengapa … aku mengantuk sekali?’ batinnya, tepat beberapa detik sebelum dirinya terlelap.

***

“Selamat ulang tahun, Davin!” 

Confetti meledak begitu saja ketika seorang laki-laki berpostur tinggi yang memiliki paras tampan di garis wajahnya yang tegas membuka pintu. Ucapan selamat ulang tahun bersahut-sahutan menggema dari mulut para asisten, tukang kebun, dan juga nenek Wijaya. Menciptakan lengkungan senyum pada bibir tipis yang sangat manis.

Begitu lucu, di usianya ke-27 tahun, dia masih mendapatkan kejutan ala anak TK. Tapi demi menyenangkan hati sang nenek dia pura-pura bahagia, karena hanya nenek Rumi satu-satunya keluarga yang dimiliki.

Usai melakukan ritual acara ulang tahun sederhana yang begitu menggelikan, Nenek Rumi bergegas menggiring cucunya menuju ruang makan. Berbagai macam hidangan yang sudah dipersiapkan, terlihat memenuhi meja makan dan masih tampak hangat.

Pria tampan tersebut segera melepas jas dan juga dasi yang ia kenakan agar lebih santai. Tangannya juga menyingsingkan lengan kemeja putih yang ia kenakan, kemudian meraih piring dan mulai bersantap malam.

"Davin, nenek sudah menyiapkan hadiah untukmu di kamar, aku harap kamu tidak terlalu lelah malam ini, karena besok akan menjadi hari yang sibuk untukmu," ucap sang nenek seusai makan malam dilakukan.

Davin terlihat menaikan alis, ada getaran aneh yang tersirat dari ucapan sang nenek, ia juga bisa menangkap senyum Naya yang begitu rumit, namun ia terlalu lelah untuk berpikir lebih, jadi dia menjawab. "Terima kasih, Nek. Aku akan beristirahat. Selamat malam."

Dari sisi ruangan, terlihat pintu kokoh yang terbuka, menampakkan sang pemilik kamar tengah berjalan santai sembari melepas kancing kemeja putih yang terlihat mahal dan juga rapi. Davin segera melempar kemeja putihnya di sofa, dan berbalik menuju ke ranjang membiarkan otot liat yang tidak berbenang miliknya terbuka. Tapi matanya mulai memicing mendapati ada seseorang yang menguasai ranjangnya.

Perlahan ia mendekat, menyaksikan rambut hitam panjang tampak terurai berantakan dari wanita yang masih tak sadarkan diri tersebut. Tubuhnya yang mungil dan sangat ramping, membuat garis leher bathrobe kebesaran yang ia kenakan tak mampu menutupi pundak dan juga dada bagian atas, dimana ada rona kemerahan di sela kulit putih nan mulus. Dan tentu saja Davin juga tahu, jika bathrobe yang perempuan itu kenakan adalah miliknya.

Tubuh Davin yang sedari tadi tidak nyaman karena rasa panas yang tiba-tiba hadir setelah makan malam, kini malah semakin menjadi, namun pikirannya masih waras dan dilingkupi rasa penasaran pada sosok yang terbaring di ranjang.

'Jadi kamu, hadiah ulang tahunku?'

Related chapters

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    2. Ayah Vida murka

    "Aku harap Davin dan Vida dapat membuat cicit yang lucu dan menggemaskan untukku," ucap nenek Rumi tanpa rasa bersalah.Di sofa ruang tamu, perempuan sepuh yang rambutnya mulai memutih tampak duduk dengan tenang. Tapi tiba-tiba ujung bibirnya terangkat, menunjukkan senyum penuh arti yang begitu sumringah. Hal tersebut mengundang pelayan yang bernama Naya juga ikut tersenyum ketika melihatnya.Naya yang merupakan orang kepercayaan nyonya tua, tak bisa menyembunyikan pertanyaan yang hinggap di benaknya. "Nyonya besar Rumi, apakah tidak terburu-buru membawa gadis ke kamar mas Davin?"Nenek Rumi segera menyunggingkan tawa renyah. "Tentu saja tidak, Nay. Tidak ada kesempatan yang lebih berharga, dari pada saat ini. Aku yakin, ini akan menjadi hadiah ulang tahun terindah untuk Davin. Aku harap setelah ini, Davin bisa melupakan gadis yang selalu menggantungkan cintanya."Naya kembali tersenyum, dia bisa memaklumi kenekatan sang majikan, hingga terpaksa membuat trik yang sangat memalukan. Usi

    Last Updated : 2023-10-30
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    3. Menikah

    "Davindra Wijaya, bersediakah kamu menjadi suami Lavida Veronika saat senang ataupun sedih, sehat ataupun sakit, kaya ataupun miskin, selama hidupmu." Sangat berat bagi Davin untuk mengeluarkan suara, tapi pada akhirnya dia menjawab, "Ya, saya bersedia." "Lavida Veronika, bersediakah kamu menjadi istri Davindra Wijaya, saat senang ataupun sedih, sehat ataupun sakit, kaya ataupun miskin, selama hidupmu." Sama halnya dengan Davin, tenggorokan Vida serasa tercekat ketika bersusah payah mengeluarkan kata, "Ya, saya bersedia." "Selamat, kalian adalah pasangan suami istri yang sah sekarang." Tepuk tangan meriah terdengar riuh dari para tamu undangan setelah Davin dan Vida mengikat janji suci pernikahan. Cincin pernikahan juga melingkar manis di jari mereka, mengundang senyum sekaligus kelegaan pada bibir nenek Rumi dan juga Danu. Dimana ada embun kebahagiaan yang berselimut keharuan di mata mereka. Tapi tidak dengan kedua mempelai yang tengah berdiri di pelaminan, mendung justru hingg

    Last Updated : 2023-10-30
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    4. Kembali Beraktivitas

    "Kekanak-kanakan." Davin bergumam lirih ketika tidak menemukan Vida di sampingnya saat terbangun di pagi hari. Bibirnya mencibir geli kala melihat bantal yang bertumpuk di tengah ranjang, dimana bantal tersebut selalu menjadi benteng pertahanan bagi Vida yang tidak ingin bersentuhan dengannya selama dua malam ini. Bukankah itu kekanak-kanakan? Suara bising pengering rambut segera menyambut ketika Davin memasuki kamar mandi, ia juga langsung mendapati Vida yang tengah berdiri di depan cermin, dimana benda itu kini memantulkan bayangan Vida dengan arah pandang yang tak dapat ditebak. Jelas istrinya sedang melamun, hingga sama sekali tak menyadari keberadaannya. Bahkan perempuan itu sempat bergumam lirih yang mengundang Davin menerbitkan senyum sengit di bibirnya. "Ah … jalani saja Vida, demi ayahmu, Ini hanya perlu waktu satu bulan. Kamu pasti bisa, yakin saja bahwa kamu tidak hamil anak pria sialan itu." Davin menegakkan wajahnya dengan angkuh, sengaja mengeluarkan suara serak deng

    Last Updated : 2023-10-30
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    5. Kehilangan Kewarasan

    "Vid, motor lo kemana sih? Sekarang gak pernah bawa motor kalau ke kampus?" tanya Erick sembari membelah durian yang berukuran sebesar kepala manusia."Dijual," jawab Vida singkat tanpa menoleh pada Erick, lantas membuka mulut untuk memakan buah yang baunya sangat menyengat itu."Serius lo? Apa toko roti bokap lo, bangkrut? Hingga sampai jual motor segala." Lagi Erick bertanya, sembari mengunyah duriannya."Mau tau aja, apa mau tau banget?" Vida malah balik bertanya dengan mimik wajah yang menyebalkan, mengundang Erick untuk menipiskan bibir karena kesal."Bisa tidak, tanpa memberi gue wajah menyebalkan itu?"Vida hanya terkekeh melihat wajah jengkel Erick, begitu juga dengan Rion yang mulai ikut berkelakar."Bagaimana mau bawa motor? Orang pulang pergi dijemput pakai mobil mewah sekarang."Mata Erick melebar mengingat kebenaran yang diucapkan Rion, jiwa penasarannya meronta."Bener juga kata Rion. Siapa sih yang antar jemput lo setiap hari, Vid? Jangan-jangan lo cuma pura-pura kismin

    Last Updated : 2023-10-31
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    6. Hukuman

    "Kak, apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!" pekik Vida mencoba mendorong Davin agar menjauh dari tubuhnya.Sayangnya Davin tidak mengindahkan pekikan Vida, dia malah membungkam mulut Vida dengan ciuman bertubi-tubi dan memagutnya dengan rakus, hingga hanya ada suara lenguhan tertahan yang keluar dari mulut Vida yang terbungkam.Vida berusaha keras menolak, dengan terus mendorong kuat tubuh tegap suaminya. Tapi sungguh menyedihkan ketika tenaga Vida tidak cukup kuat untuk melawan Davin, kini kedua tangan Vida malah dikunci di atas kepala hingga dia tak bisa berkutik. Bahkan tangan Davin semakin berani menjelajahi setiap jengkal tubuh Vida yang ramping.Vida benar-benar merasa sangat terhina, dia merasa sedang dilecehkan suaminya sendiri, di belakang orang lain yang jelas bisa melihat dan mendengar apa yang terjadi di jok mobil belakang.Tidak tahan lagi, Vida langsung menggigit bibir Davin, hingga Davin tersentak dan melepaskan pagutannya."B4jingan! Apa yang sedang kamu lakukan padaku

    Last Updated : 2023-12-04
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    7. Pulang

    "Apa masih ada berkas yang harus ditandatangani?" tanya Davin sembari mengulurkan berkas yang sudah dia sahkan pada sekretarisnya."Tidak, Pak. Ini yang terakhir. Tapi nanti pukul 18.00 ada pertemuan dengan perwakilan dari perusahaan LT," terang Iko datar."Batalkan saja. Suasana hati istriku sedang buruk, bukankah aku harus menghiburnya sekarang?" tanya Davin yang dibumbui sedikit humor.Iko terkekeh.Memang tidak ada yang Davin tutup-tutupi dari sekretarisnya, bisa dibilang Iko adalah orang yang sangat Davin percaya. Hingga masalah percintaan pun kadang dia curhat dengan Iko, membuat sekretarisnya itu tak segan memberi saran meski tak diminta."Tapi, Pak. Apa tidak sebaiknya Anda memberi tahu Fani perihal nyonya? Takutnya dia akan salah paham jika mendengar dari orang lain."Jari Davin yang sedari tadi memutar-mutar bolpoin seketika berhenti. Hidung mbangirnya mengela napas panjang, dan mengembuskan perlahan, jelas ada beban yang sengaja dia pendam. Kemudian berucap lirih."Aku tida

    Last Updated : 2023-12-04
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    8. Siapa dia?

    Senyum seringai yang sangat menyebalkan tersungging dari bibir Davin kala meletakan sepiring nasi goreng pada meja makan."Aku tidak biasa melayani seseorang, tapi aku merendahkan tanganku yang agung untuk membuat nasi goreng, kamu tidak ingin memberi penghargaan?" ucap Davin datar meski masih terkesan sombong.Vida tidak bergeming, hatinya menolak menerima apapun pemberian Davin. Dia malah berbalik hendak meninggalkannya. Tapi langsung tersentak ketika Davin menariknya dengan cepat."Lepaskan aku!" Vida mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Davin."Jangan menguji kesabaran ku, Vida. Kemasi barangmu dan ayo kita pulang," ucap Davin dingin dengan nada menekan."Jangan memaksaku. Aku tidak akan bergerak, meski kamu mengancam ingin menghancurkan toko ayahku. Aku tahu kamu hanya menggertak. Aku ingin bercerai." Nada yang dilontarkan Vida tak kalah dingin dengan ucapan Davin.Tapi alis Vida segera mengeryit kala melihat senyum penuh arti yang terbit di sudut bibir Davin.Davin melepaska

    Last Updated : 2023-12-05
  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    9. Dilecehkan

    Davin dapat melihat dengan jelas perubahan di raut wajah Vida. Namun dia tidak peduli, pada kenyataannya dia memang mencintai Fani dan berniat menikahinya. Dia tidak masalah jika Vida mengetahui itu, lagipula Vida juga sudah tahu jika dia tidak menginginkannya, mereka hanya menjalani pernikahan sampai kontrak yang ditentukan selesai.Sementara Vida sendiri masih memikirkan ucapan laki-laki di depannya. Ingin bersikap acuh, tapi ternyata status istri yang dia sandang cukup mempengaruhi emosinya, istri mana yang tidak geram ketika mengetahui ada perempuan lain di kehidupan suaminya?Vida berdecak kesal dalam hati membayangkan jika itu benar, berarti Davin sama sekali tak layak untuk dipertahankan, Vida hanya berharap semoga dia tidak hamil agar segera terbebas dari Davin.Lamunan Vida berangsur-angsur menghilang ketika mendengar laki-laki yang tadinya menyapa kembali berkelakar, bahkan ucapannya kini berpindah menyerang Vida yang sebenarnya tidak ingin terlibat dengan siapapun di tempat

    Last Updated : 2023-12-06

Latest chapter

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    130. Jahatnya Vida

    Matahari sudah condong ke barat kala Vida kembali ke rumah sakit. Hari yang sangat melelahkan, tapi juga dengan cepat terselesaikan meski dibumbui dengan kekerasan fisik. Paras cantik Vida menunjukan kelegaan saat sinar lampu menerpa wajah ayunya yang tak menunjukan senyuman.Dia berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan ekspresi datar, namun masih memperlihatkan keanggunan. Diikuti Mee Noi dan Pam di belakangnya yang berjalan tanpa berucap. Senyum baru tercipta kala Nia mengatakan jika Davin sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, dan sekarang dia sudah sadar.Vida sangat tidak sabar untuk menemui suaminya, detak jantung yang tadinya tenang, tiba-tiba saja menunjukan lonjakan, mungkin karena rasa senang yang meluap dari dasar hati. Vida segera masuk ke ruang rawat inap suaminya, dan menemukan laki-laki tersebut setengah berbaring dengan bantal yang tinggi, saat wajah tampan itu tersenyum lemah kepadanya.Sungguh tak ingin menangis, tapi tetap saja air mata bahagia itu bertumpuk mem

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    129. Anting yang Bagus

    "Sebenarnya apa yang kamu inginkan, ha? Sedari tadi kamu hanya membuang-buang waktuku, membuatku semakin muak melihatmu. Seharusnya yang mati hari ini adalah kamu, bukan Davin!" Seru Fani sembari mencengkeram kerah pakaian Vida.Vida kembali menyeringai sengit mengejek Pam dengan bertanya santai. "Jadi benar-benar kamu pelakunya?""Memangnya kalau iya kenapa, ha? Apa yang bisa kamu lakukan? Lagipula orang yang ku suruh untuk menembak mu juga sudah mati, dia tidak akan bisa bersaksi bahwa aku memang yang merencanakan pembunuhan ini," timpal Fani dengan geram dan melotot ke arah Vida, tangannya masih mencekeram pakaian Vida.Seketika terdengar suara tawa Vida yang renyah, dilanjutkan perkataan Vida yang santai. "Jadi setelah gagal membunuhku, kamu malah membunuh orang yang kamu suruh, begitu?"Fani sungguh tak suka melihat tawa Vida yang terdengar mengejek. Dia pun tak bisa mengendalikan tangan untuk menampar Vida dengan keras, hingga wajah Vida menoleh ke samping dengan paksa. Tapi kali

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    128. Aku Tidak Akan Melepaskan Mu

    Hari masih terang, matahari juga bersinar indah, hanya sedikit mendung yang terlihat bergelombang menghiasi langit biru yang tampak cerah. Seorang wanita cantik berlenggang santai di koridor hotel sembari menarik koper di tangannya.Setelah mengotori tangan dengan melenyapkan seseorang, Fani tidak mungkin akan tetap berdiam diri di tempat. Dia harus kembali ke Indonesia untuk menyelamatkan diri. Terlebih Fani juga tak ingin kepulangannya ke tanah air dengan menyandang gelar narapidana tindak pembunuhan, apabila tertangkap oleh polisi setempat, itu hanya akan mencoreng nama baiknya saja. Bagaimana pun dia harus tetap menjadi peri cantik yang baik hati.Sungguh ironi, setelah melakukan kejahatan yang tak terampuni, wajah cantik itu sama sekali tidak menunjukan ketakutan atau tertekan layaknya orang yang baru saja menghilangkan nyawa seseorang. Dia masih terlihat santai kala berjalan keluar dari dalam hotel dan menunggu taksi pesanannya tiba.Bahkan dia sempat tersenyum kala mengingat pe

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    127. Pahami Pak Davin, Nyonya ....

    Koridor rumah sakit masih terlihat senyap di depan ruang emergency. Empat orang yang masih menunggu terdiam menikmati aroma disinfektan yang terasa tebal menyentuh indera penciuman. Tak satupun yang membuka mulut untuk berucap, menciptakan keheningan yang penuh kecemasan.Pipi Vida tak lagi basah, meski manik hitam itu masih berkaca-kaca memandang udara kosong yang diliputi kehampaan. Ingatannya merujuk pada ucapan Davin sebelum dia ambruk setelah berusaha menyelamatkannya.'Sudah aku bilang, aku akan menjadi perisaimu.' Kata tulus itu terngiang dan terasa dalam menyentuh hati, hingga tanpa sadar bulir kristal kembali mengalir dengan pelan membasahi pipi Vida tanpa suara.Selama ini Vida masih menganggap Davin laki-laki arogan yang penuh rayuan, dia tidak pernah berpikir jika dia benar-benar akan membuktikan ucapannya untuk menjadi perisai. Tanpa sadar Vida menyentuh perutnya dan membatin. 'Bagaimana ibu bisa meragukan ayahmu?'Sesaat kemudian seorang perawat tiba memecah keheningan. "

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    126. Salah Sasaran

    Dor!Suara tembakan melengking jauh menghentikan waktu yang berputar. Vida pun sudah jatuh dalam pelukan Davin saat mendengar suara tembakan yang memekakkan telinga. Dia terdiam cukup lama dalam keheningan dan hangatnya dekapan sang suami, belum mengerti apa yang sedang terjadi, sampai dia mendongak dan mendapati senyuman manis dari seorang Davin."Aku sudah mengatakan, aku akan menjadi perisaimu."Bruk!Davin jatuh berdebum di parkiran, bersamaan dengan mengalirnya cairan berwarna merah dan menebar aroma amis khas darah pada jajaran paving blok. Menghadirkan jeritan panjang Vida yang melaung di udara, kala sadar tembakan telah mengenai punggung suaminya.***Brankar yang didorong tergesa-gesa mengiringi derai tangis Vida yang berjalan setengah berlari sembari terus menggenggam tangan Davin yang hampir kehilangan kesadaran akibat banyak mengeluarkan darah."Tolong, tunggu disini. Kami akan segera melakukan upaya penyelamatan." Seorang perawat menghentikan Vida sesampainya di depan pint

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    125. Tembakan Menghentikan Waktu

    Lenguhan malas terdengar di pagi hari saat Vida masih enggan membuka mata. Tapi ketika ingatannya menunjukan dimana dia berada, dia pun mau tidak mau membuka mata dengan segera. Terlihat mata kelam yang berkilat indah menyambut, begitu jernih layaknya embun yang menetes di dedaunan. Vida yakin suaminya sudah bangun sejak tadi, karena tak sedikitpun dia menangkap kemalasan pada binar wajah yang tersenyum.Tangan Vida bergerak malas menyentuh pipi Davin dan berucap. "Sudah lama bangun?""Uhum ...." Suara yang tercipta dari bibir yang terkatup itu terdengar sangat seksi."Kamu sudah lebih baik?" Kali ini pertanyaan Vida membuat Davin tak bisa menyembunyikan lengkungan senyum dari bibirnya.Namun, Davin segera kembali mengeluarkan suara samar untuk menjawab pertanyaan Vida. "Uhum ....""Baguslah kalau begitu." Hanya tiga kata bernada datar yang keluar dari mulut Vida dan terdengar acuh tak acuh, saat dia kembali menarik tangan dari pipi Davin. Dan itu lebih baik bagi Davin, dari pada Vida

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    124. Pembohong Cerdik

    Sementara Davin terlihat memiringkan tubuhnya membelakangi Vida. Dan mendadak bibirnya melengkung indah, menunjukan senyum penuh arti saat matanya terbuka lebar.Sejak awal dia memang tidak kehilangan kesadaran, dia memang sengaja berakting untuk melancarkan rencananya, juga demi memicu kemarahan Vida setelah tahu dia sedang dijebak. Sebelum Davin keluar dari restoran, dia sempat bertemu dengan ibu mertuanya."Davin, kamu mau kemana?" Nia yang baru saja ingin mengambil list dari pelanggan dari atas meja mulai bertanya kala melihat Davin lewat.Segera Davin mengerutkan alis dan membatin, 'bukankah ibu yang menyuruhku mengantar pesanan ini? Bagaimana dia tidak tahu aku akan pergi kemana?'"Oh, mau mengantar pesanan ya? Ya sudah, hati-hati di jalan," ucap Nia santai setelah melihat box makanan ukuran sedang di tangan Davin, kemudian dia pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban Davin, setelah mengambil list tersebut.Davin masih berpikir positif, sampai dia bertemu dengan Vida di meja kas

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    123. Kalah Telak

    Dengan susah payah Fani membawa Davin ke ranjangnya. Sedikit kesal, dia sudah sering menggunakan obat perangsang tapi tidak seperti ini reaksinya, seharusnya Davin menyerangnya dengan bertubi-tubi, bukannya malah memejamkan mata seperti ini.Fani melihat Davin menggeliat, sembari menggumamkan sesuatu. "Vida ...."Membuat Fani semakin kesal mendengar nama itu, tapi tak lama kemudian bibirnya kembali melengkung, lantas merangkak di tempat tidur dan menjatuhkan diri di atas tubuh Davin yang terkulai di atas kasur. Tak lupa dia mengecup pipi Davin dan berbisik lembut. "Kamu boleh berfantasi dengan istrimu. Tapi malam ini kamu adalah milikku, Davin. Aku akan memuaskan mu."Perlahan Fani kembali menegakkan tubuhnya untuk duduk, jari-jemarinya mulai bergerak lembut membuka setiap kancing kemeja yang dikenakan Davin, kadang dia juga mengelus lembut otot liat yang begitu padat pada dada bidang yang berkulit putih.Fani masih mendengar Davin yang bergumam samar menyebut nama Vida, tapi dia sungg

  • Terjebak Di Ranjang Tuan Muda    122. Kamu Tidak Pantas untuk Ku

    "Vida, sejak kapan kamu berdiri di situ?" sedikit gugup tapi Pam menutupinya dengan senyuman.Tatapan Vida belum beralih, dan itu terlihat begitu tajam dan dingin, sampai suara samar nan menusuk terdengar dari celah kedua bibir tipis yang tampak bergerak samar. "Kemana kamu menyuruh kak Davin pergi?"Pam terkesiap mendengar pertanyaan Vida, tapi dia masih berusaha menguasai diri dan berlagak tidak mengerti dengan terus tersenyum hangat. "Aku? Kenapa aku menyuruhnya pergi? Berbicara dengannya saja aku enggan. Sudah, ayo kita masuk."Pam segera merangkul Vida dengan santai, tapi langsung mendapat tepisan kasar dari Vida. Kini Pam mulai mendapati kemarahan di wajah cantik yang semakin kentara."Vida ...." Pam menunjukan raut wajah sayu dan sedih melihat kemarahan Vida, bukan dibuat-buat, dia memang sedih melihat Vida seperti itu kepadanya."Aku tanya sekali lagi. Kamu menyuruh kak Davin kemana?" Suara pelan dan dingin Vida kembali membekukan udara yang Pam hirup. Membuatnya sedikit menah

DMCA.com Protection Status