Beranda / Urban / Terjebak Dendam Pewaris Arogan / Tuan Putri yang Menjadi Jalang

Share

Terjebak Dendam Pewaris Arogan
Terjebak Dendam Pewaris Arogan
Penulis: Nooraya

Tuan Putri yang Menjadi Jalang

~Macau, 2023~

“Pamanmu yang menjualmu ke sini!”

Devada menatap nanar wanita paruh baya yang berkata padanya itu. Ia terperangkap dalam rumah bordil yang menjual wanita-wanita pemuas hasrat pada para lelaki hidung belang.

Terakhir yang dia ingat hanyalah kecelakaan yang dialaminya sebelum ini. Namun, menurut keterangan mucikari tempat tersebut, Devada dibawa ke sana oleh anak buah Adam, paman Devada sendiri.

“Tidak mungkin!” ucap Devada dengan tegas, “paman saya tidak mungkin seperti itu, dia tidak mungkin membuang saya ke tempat kotor seperti ini!”

“Terserah mau percaya atau tidak, tapi yang pasti sekarang kamu sudah menjadi bagian dari tempat yang kamu anggap kotor ini,” kata Nyonya Wang, si mucikari.

Lalu, Nyonya Wang melemparkan sebuah amplop besar kepada Devada. Devada bergegas membukanya dan mengambil beberapa kertas yang ada di dalamnya.

Namun, betapa terkejutnya Devada saat ahu bahwa yang ia ambil itu ialah salinan dokumen kematiannya sendiri.

“T-ti-dak mungkin, ba-ba-gaimana bisa? jelas-jelas aku masih hidup!”

Devada lantas beralih mengambil sesuatu yang lain dari dalam amplop. Di mana kali ini yang dia temukan ialah sebuah pemutar MP3.

 

Saat Devada menekan tombol play, terdengar suara seorang laki-laki yang dikenalnya. “Paman Adam?” gumam Devada.

“Devada, anak itu sungguh seperti parasit yang sulit untuk dibasmi. Sudah mengalami kecelakaan, tapi masih saja hidup. Lenyapkan dia! pokoknya aku tidak mau menerima apapun kecuali surat kematiannya!”

Kini Devada tidak bisa lagi berkata-kata. Dia hanya bisa kembali memutar ulang rekaman itu, sampai akhirnya dia yakin bahwa yang didengarnya sungguh suara pamannya. 

 

Hati Devada hancur. Satu-satunya keluarga yang ia harapkan bisa membantu, ternyata justru yang paling menginginkan dirinya tiada.

“Bagaimana? Apa sekarang kamu sudah paham, Nona Muda?” ejek Nyonya Wang, “aku harap setelah ini kamu bisa jadi anak baik di rumah ini!”

 

Nyonya Wang pergi meninggalkan kamar Devada. Meninggalkan Devada yang masih terduduk lemas di kamarnya tanpa bisa mengatakan apapun.

 

Selama berhari-hari Devada dikurung di dalam kamar. Dia diisolasi dari dunia luar. Tidak ada orang yang bisa ia ajak bicara dan tidak ada alat komunikasi apapun. Hanya ada dokter yang sesekali memeriksa dan pelayan yang tiga kali sehari mengantar makanan.

Sayangnya Devada tidak memiliki kesempatan untuk meminta bantuan dari orang-orang itu. Sebab, mereka selalu diawasi oleh Nyonya Wang.

Suatu ketika, Devada tidak bisa lagi menahan emosinya. Dia meluapkan amarahnya dan membuat keributan dengan membuang semua makanan ke lantai.

Hal itu membuat Nyonya Wang sangat marah. Nyonya Wang langsung menghampiri Devada dan sebuah tamparan pada akhirnya mendarat di pipi Devada.

“Perempuan tidak tahu diuntung! beraninya kamu bersikap angkuh di tempatku!” teriak Nyonya Wang.

 

Ketika keadaan sudah seperti itu, Devada hanya bisa menangis. Devada merasa dirinya sudah sangat rendah karena ditampar oleh seorang mucikari.

Nyonya Wang menghela napas dan berusaha meredam emosinya. “Baiklah, terserah jika kamu tidak mau makan. Mau mati pun aku juga tidak peduli. Namun, sebelum kamu mati, setidaknya kamu harus menjadi berguna untukku!”

Nyonya Wang memanggil salah satu ‘anaknya’ dan memintanya untuk mendandani Devada. Nyonya Wang mengatakan bahwa malam ini Devada akan melayani tamu.

Devada semakin merasa hina bahkan hanya dengan mendengarnya. Tidak pernah sedikit pun terlintas dalam benaknya jika hidupnya akan berakhir sebagai seorang pelacur.  

 

Malam harinya, di mana para tamu penting itu datang. Devada ditarik masuk ke dalam sebuah aula yang dipenuhi oleh banyak sekali pria dengan penampilan yang sangat borjuis.

 

Ketika host menyebut nominal pembuka, para pria di sana langsung mengangkat tangan mereka. Pelelangan Devada pun dimulai.

 

Pria-pria tadi saling bersahutan untuk bersaing mendapatkan Devada. Sementara Devada, dia hanya bisa terus menangis.

Di salah satu kursi di bar, seorang pria berusia tiga puluhan tengah menikmati segelas wine. Pria itu ialah Lucas Li, generasi ketiga dari keluarga pebisnis besar di China daratan bernama Li.

 

Tidak ada yang terkejut jika Lucas tidak peduli pada lelang tersebut. Semua orang di sana tahu bahwa Lucas tidak pernah tertarik untuk bermain dengan para pelacur.

 

Satu-satunya hal yang bisa membuat Lucas tertarik hanyalah bisnis. Bahkan, Lucas pergi ke rumah pelacuran seperti itupun juga karena bisnis.

 

Hanya saja, sepertinya malam ini sedikit berbeda. Semua orang kaget karena tiba-tiba Lucas mengangkat tangannya dan ikut memberikan harga. Tidak tanggung-tanggung, nominal yang dia keluarkan juga lumayan besar.

 

“A-a-pakah ada yang mau memberikan harga lebih tinggi?” tanya pemandu lelang.

 

Semua orang mulai bergumam dan tidak ada lagi yang mengangkat tangan. Mereka tahu bahwa tidak akan ada yang bisa mengalahkan Lucas jika dia sudah menginginkan sesuatu. Sehingga, pelelangan itupun selesai dan malam ini Devada akan menjadi milik Lucas.

 

Devada kembali ditarik pergi. Dia dimasukkan ke dalam kamar untuk menunggu pemiliknya datang.

 

Tidak lama kemudian, terdengar pintu kamar itu terbuka. Tangan Devada gemetar dan semakin cemas saat terdengar langkah kaki yang semakin lama semakin mendekat padanya.

Perlahan Devada mengangkat roknya lalu mengambil garpu yang sebelumnya dia ambil diam-diam dan diikatkan di paha. Begitu pemilik langkah kaki itu berada di dekatnya, Devada langsung bangkit untuk menyerangnya. Namun, orang tersebut dengan sigap menahan tangan Devada.

 

“Argh!”—Devada kesakitan tangannya diremas.

  

“Kamu ingin menyerangku dengan garpu?” tanya orang itu, yang tidak lain ialah Lucas. “Bodoh!” umpat Lucas kemudian.

Lucas melempar Devada ke tempat tidur. Lalu, dia mulai melepas jasn, mengendurkan dasi dan membuka kancing atas kemejanya.

“Tidak, tolong jangan lakukan apapun pada saya!” pinta Devada dengan takut, “saya bukan pelacur!” 

 

Lucas naik ke tempat tidur lalu mencengkeram lengan Devada. “Jika kamu bukan pelacur, lalu untuk apa kamu di sini?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status