~Sebelumnya, seusai Natasha bertemu dengan Lian~
Natasha bertanya kepada Kai. “Siapa nona tadi?”“Nona tadi ialah Nona Lian, dia tunangan Tuan Lucas!”Kini Natasha paham alasan Lian menatapnya sinis seperti tadi. “Oh, jadi dia tunangan Tuan Lucas,” gumam Natasha, “dia sangat cantik dan terlihat cerdas, bodoh sekali Tuan Lucas menyia-nyiakan wanita seperti dia!”Kai mendengar gumaman Natasha, tapi dia tidak berani bicara menanggapinya. Sebagai orang kepercayaan Lucas tentu sedikit banyak ia tahu tentang perasaan tuannya yang sebenarnya mencintai Lian.~Kediaman Keluarga Li, malam harinya~Setelah sedikit berdebat dengan Lucas, akhirnya Lian bangkit dari kursinya. Kemudian, dia melepas cincin pertunangannya dengan Lucas dan meletakkannya di meja makan.“Keluarga Wu tidak pernah mengemis sesuatu pada siapapun. Jika keluarga Li menginginkan perjodohan ini berakhir, maka berakhirlah sudah!” ucap Lian, “saya permisi, Paman dan Bibi!”Langkah Lian meninggalkan kediaman Li diikuti oleh kedua orang tuanya. Setelah mereka pergi, papa Lucas langsung meluapkan amarahnya. Namun, Lucas justru dengan santai kembali menikmati makanannya.“Beraninya kamu mempermalukan keluarga Li seperti ini, Lucas! seharusnya kamu sadar bahwa kamu tidak ada apa-apanya tanpa kaluarga Li!” ucap Jiang Li, papa Lucas yang kebakaran jenggot. “Jika kamu masih kesal karena bisnismu di Indonesia gagal, bukan berarti kamu juga harus menggagalkan pertunanganmu dengan putri keluarga Wu. Kamu tahu, kan, kalau ini akan berdampak pada hubungan bisnis kedua keluarga?”Lucas sangat kesal mendengar dirinya direndahkan oleh sang papa. Jika saja bukan karena mereka yang menipunya, dia tidak mungkin akan seperti ini.“Ribut-ribut apa ini?” tanya seorang perempuan tua yang datang dengan kursi roda.Lucas langsung bangkit dari kursinya dan memberi hormat kepada perempuan tua tersebut. “Nenek, bagaimana kabar Nenek?”“Sepertinya sekarang bukan saatnya untuk menanyakan kabar wanita tua ini. Benar, kan?” balas Nenek An, “bawa perempuan itu ke sini, biar kami bertemu dengannya!”“Mama!” Jiang Li sudah akan melayangkan protes, tetapi segera dihentikan oleh ibunya itu.Karena sudah mendapat perintah seperti itu dari sang nenek, keesokan harinya Lucas datang ke hotel menemui Natasha untuk mempersiapkan Natasha sebelum dia bertemu dengan keluarga Li. Namun, saat di loby, Lucas terkejut karena mendapati Lian ada di sana.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Lucas saat mereka saling berhadapan.“Kenapa? apa aku tidak boleh bertemu dengan kekasih barumu?” balas Lian.“Pergilah!” pinta Lucas.“Kasar!” ungkap Lian, “kenapa? Kakak takut aku menyakiti perempuan itu?”“Lian!”—Lucas meninggikan suaranya.“Tenanglah, Kak!” sela Lian, “tidak hanya kamu yang memiliki kepentingan di sini, aku ke sini karena ada pertemuan penting dengan klien,” jelasnya. “Aku perempuan terhormat dari keluarga terhormat, aku tidak akan mempermalukan diriku sendiri hanya demi kekasih mantan tunanganku!” ucap Lian.Lian berlalu meninggalkan Lucas. Mungkin, Lian memang tidak akan melabrak Natasha secara langsung. Namun, rasa benci di hatinya kepada Natasha begitu besar. Lian bersumpah pada dirinya sendiri, bahwa dia akan berusaha memisahkan Lucas dan Natasha bagaimanapun caranya.Setelah membiarkan Lian pergi lebih dulu, akhirnya Lucas kembali berjalan menuju kamar Natasha. Pagi ini Lucas datang menemui Natasha dengan membawa dokumen perjanjian pernikahan.Lucas menyerahkan dokumen itu kepada Natasha untuk dibaca terlebih dahulu sebelum ditandatangani. “Bacalah! itu adalah kontrak pernikahan kita.”Di dalam kontrak pernikahan tersebut dijelaskan, bahwa pernikahan mereka hanya sebatas di atas kertas. Lucas dan Natasha hanya akan berperilaku seperti suami istri ketika di depan orang lain.“Setelah pernikahan, kamu akan mendapat setengah dari sahamku di perusahaan keluarga Li. Kamu memerlukannya untuk memulai perang dengan pamanmu,” terang Lucas.Natasha terlihat tersenyum saat membaca salah satu poin di dalam kontrak. “Aku juga akan ikut mengurus perusahaan milik keluarga Li?”—Natasha terkesan.“Benar, ketika nanti kamu sudah cukup mampu, kamulah yang akan mengurus perusahan cabang di Indonesia!” jelas Lucas, “kamu tahu maksudku, kan?”Natasha mengangguk. Kini, dia mulai memahami maksud Lucas.Ternyata, saat ini Lucas tengah membantunya meningkatkan kualitas diri dalam berbisnis dan mengelola perusahaan. Supaya, kelak dirinya bisa berhadapan dengan sang paman.Jika saat ini dirinya muncul begitu saja di hadapan semua orang sebagai Devada, Natasha yakin dia juga tidak akan bisa apa-apa setelahnya. Bisa jadi, dia justru akan kembali disakiti oleh pamannya.“Satu hal lagi!” kata Lucas, “setelah menikah, kamu bebas untuk dekat dengan siapapun yang kamu sukai. Tidak ada kata perselingkuhan, tidak ada kata cinta, dan tidak ada pula kata cemburu. Hanya saja, jangan sampai ada yang mengetahuinya!”Hubungan pernikahan dan bisnis memang sangat kental di keluarga Li. Bahkan, mereka menganggap bahwa pernikahan itu tidak ubahnya sebuah bisnis. Seperti itu juga Lucas mempelajari dan memandangnya.Meskipun semua hal yang ada di atas bertentangan dengan hati nurani Natasha, tapi pada akhirnya dia mengangkat penanya. “Ya, aku mengerti!” ucap Natasha sambil menandatangani kontrak tersebut.Setelah Natasha selesai menandatangani kontrak, .... “Baiklah, kalau begitu mari bersiap, aku akan membawamu ke rumah utama keluarga Li!”Natasha syok—“Secepat ini?”“Hem, lebih cepat lebih baik!”Siang itu juga Lucas membawa Natasha berbelanja pakaian dan juga pergi ke salon. Lalu, pada sore harinya mereka menuju ke kediaman keluarga Li.“Ingatlah, tidak ada Devada yang baik, hanya ada Natasha yang bermuka tebal dan berani!” kata Lucas sebelum mereka turun dari mobil.“Iya, aku tahu, aku akan berusaha!” kata Natasha yang cukup gugup.Sebelumnya, ada sedikit perjanjian lainnya antara Lucas dan Natasha. Di mana saat Natasha berada di depan keluarga Li, dia harus menjadi sosok perempuan tidak tahu malu, layaknya seseorang yang sejak kecil hidup di ‘lingkungan hitam’. Lucas ingin memberi syok terapi kepada keluarganya.Lucas dan Natasha turun dari mobil. Natasha melingkarkan tangannya pada lengan Lucas dan mereka mulai berjalan memasuki rumah keluarga Li.“Wow ... besar sekali rumah kamu, Sayang!”—peran perempuan sundal dimulai.Di rumah utama keluarga Li itu, Natasha disambut oleh tatapan tajam seluruh anggota keluarga. Mulai dari nenek, papa, mama tiri, paman, bibi, serta para sepupu Lucas, semuanya memindai Natasha dari ujung kaki sampai ujung kepala.Hal tersebut sangat mengintimidasi Natasha, tetapi dia berusaha untuk tetap menegakkan kepalanya.Lucas mengajak Natasha menyapa Nenek An terlebih dahulu, sebelum akhirnya dia memperkenalkan Natasha kepada semua orang. “Semuanya, perkenalkan, ini adalah Natasha, calon istriku!” ucap Lucas.“Calon istri? oh, jadi dia orangnya, yang sudah menghancurkan hubungan Kak Lucas dan Kak Lian!” ucap Najia, adik sepupu Lucas yang paling kecil sekaligus yang paling dekat dengan Lian.“Adik Jia, tidak ada siapa yang menghancurkan hubungan siapa, pertunanganku dan Lian berakhir karena memang kami tidak cocok sebagai pasangan kekasih,” jelas Lucas dengan lembut.Najia kesal dan marah. Dia tidak suka dengan Natasha yang menggeser posisi Lian."Berhenti berdebat, kalian!" perintah Nenek An.Nenek An pun mengajak mereka semua untuk duduk di ruang keluarga. Setelah itu, barulah Natasha mulai diserang pertanyaan dari Nenek An secara bertubi-tubi, di mana hampir semuanya tentang asal-usulnya.“Siapa nama orang tuamu? dan, dari mana kamu berasal? bagaimana kamu bisa bertemu dengan Lucas?”Natasha terdiam dan memperhatikan semua orang yang menantikan jawabannya. Dia tahu bahwa keluarga besar Lucas pasti akan syok jika tahu seperti apa latar belakang perempuan yang disiapkan oleh Lucas.“Saya ....”“Saya ...,”—Natasha mulai memasang wajah tebal sesuai keinginan Lucas—“saya tidak tahu siapa orang tua saya, sejak kecil saya sudah tinggal di panti asuhan, dan saya baru beberapa kali bertemu dengan Kak Lucas, di Macau, di ...,”—Natasha menurunkan volume suaranya—“rumah pelacuran.” Sontak semua anggota keluarga Li tercengang mendengarnya. Tuan Jiang bahkan sangat marah mengetahui Lucas membawa perempuan seperti itu ke rumah mereka.“Lucas Li!” teriak Jiang, “ikut denganku ke ruang kerja sekarang juga!”Tuan Jiang bangkit dari tempat duduknya dan berjalan pergi meninggalkan ruang keluarga diikuti oleh Lucas. “Tunggu aku di sini sebentar!” ucap Lucas kepada Natasha sebelum pergi. Nenek An yang masih syok setelah mengetahui latar belakang Natasha bertambah syok saat melihat sikap manis Lucas kepada Natasha. “Ah, jantungku ...,” keluh Nenek An.“Nenek!”Semua orang yang ada di ruang keluarga itupun panik mendengar Nenek An mengeluh kesakitan. Mereka kemudian membawa Nenek An ke kamarnya
~Beijing, 2000~Seperti biasa, sepulang sekolah Lucas langsung berlari menuju kamar mamanya yang berada di paviliun di belakang rumah utama keluarga Li. Dia sangat antusias ingin menunjukkan nilai ujiannya yang mendapat nilai sempurna. “Mama, aku pulang!”—Lucas membuka pintu kamar mamanya. Lucas sedikit terkejut melihat mamanya duduk di lantai bersandarkan tempat tidur dan menghadap ke jendela. Tidak biasanya dia menemui mamanya pada posisi seperti itu. “Mama!” panggil Lucas pelan sambil memutari tempat tidur. Namun, sama sekali tidak ada sahutan.Tidak lama kemudian, langkah Lucas itupun terhenti. Kertas ujian yang ingin dia tunjukkan kepada mamanya kini lepas dari genggamannya. “M-m-mama?”Lucas melihat pergelangan tangan mamanya dan juga pisau yang ada di dekatnya berlumuran darah. Lucas mendekati tubuh sang mama dengan air mata yang mulai menetes. “Mama!”Teriakan dan tangisan Lucas meledak sejadi-jadinya. Hari itu, menjadi hari paling menyedihkan bagi Lucas. Dia kehilangan m
Natasha tidak tahu jika saat ini ada orang lain di dalam kamarnya. Jadi, dia sangat terkejut ketika mendengar suara seseorang berbicara padanya. Natasha seketika menoleh ke arah sumber suara. “Siapa—” Tiba-tiba sebuah tangan membekap mulut Natasha. “Ssstt ... jangan berisik!” pinta orang yang membekap Natasha, “ini aku, Duan.” Natasha berucap dalam batin, “Oh, bukankah dia adik ipar Tuan Lucas yang tadi terus memandangiku? kenapa sekarang dia ada di kamarku?” Natasha segera melepas paksa tangan Duan dan menjauhkan diri darinya. “Apa yang kamu lakukan di sini?” “Aku hanya ingin membawakanmu makan malam,” jawab Duan, sambil menunjuk nampan berisi makanan yang saat ini ada di atas meja. “Karena tadi kondisi Nenek tiba-tiba drop, akhirnya kita semua tidak jadi makan malam bersama, jadi aku takut kamu akan kelaparan.” Meskipun tidak ingin berpikir negatif, tetapi melihat wajah Duan dan gerak-geriknya, terutama matanya, Natasha sungguh tidak bisa jika harus berpikir positif. Pengalama
Natasha memperhatikan perempuan yang saat ini menghampirinya. Dia merasa tidak asing dengan wajah itu. “Nona Ana!” sapa pengawal serta pelayan yang bersama Natasha. “Nona Ana?” ulang Natasha dalam batin. Natasha mencoba mengingatnya. Kemudian, dia teringat pada salah satu sosok yang ada di dalam foto anggota keluarga utama. “Ah ... benar! Ana, adik sepupu pertama Lucas. Salam kenal, adik Ana!” sapa Natasha kemudian. Ana berhenti beberapa langkah dari posisi Natasha berdiri saat ini. “Hahaha!”—Ana tertawa geli mendengar bagaimana Natasha menyebutnya—“ternyata benar kata mama, kamu memang perempuan gila yang tidak tahu malu!” “Aku? tidak tahu malu?”—Natasha bingung—“kenapa juga aku harus malu? aku tidak korupsi ataupun melakukan perbuatan yang buruk,” lanjutnya sarkas. “Aku ...,”—Natasha melangkah mendekati Ana—“justru merasa bangga, karena akan menjadi kakak ipar dari seorang diplomat hebat negeri ini.” Tatapan dan ucapan Natasha sirat akan makna. Mereka saling menatap tajam sat
Lucas mengekori mamanya meninggalkan ruang keluarga. “Apa yang ingin Mama bicarakan denganku?” tanya Lucas. “Lucas, Mama tahu kamu tidak benar-benar ingin menikahi wanita itu,” ucap Mei Rui. “Sayang, caramu memberontak tidak harus dengan cara seperti ini!” Lucas menghela napas kesal—“Aku heran, kenapa orang-orang di rumah ini senang sekali menyebut Natasaha dengan sebutan ‘wanita itu’? tolong, Ma, dia punya nama!” “Oh~ baiklah, ... Natasha!” sebut Mei Rui dengan kesal. Mei Rui mencoba untuk tidak berdebat dengan Lucas mengenai hal itu. Dia pun kembali memperingatkan Lucas. “Kamu, jika ingin memberontak, jangan seperti ini, Lucas!” lanjut Mei Rui. “Memberontak? siapa? aku? ... tidak, Ma, aku tidak sedang jadi pemberontak, aku hanya sedang jatuh cinta!” tegas Lucas. “Cinta? kepada seorang wanita seperti—maksudku, kepada Natasha?”—Mei Rui tertawa geli—“ayolah, Lucas! bagaimana bisa kamu membandingkan dia dengan Lian yang sempurna dan sudah mengenalmu jauh lebih lama?” “Tapi ini b
Sejak pertunangannya dengan Lucas berakhir, Lian terus menyibukkan diri dengan bekerja. Sekalinya dia tidak memiliki pekerjaan, Lian akan memilih menghabiskan waktunya hanya untuk melamun, persis seperti yang dilakukannya saat ini.Lian menatap jauh ke luar jendela ruang kerjanya tanpa ada satupun yang dia pikirkan. Hanya melamun, kosong. DERT!Lian terkejut, lamunannya siang itu tiba-tiba dibuyarkan oleh suara getaran ponselnya. Namun, yang lebih membuat Lian terkejut ialah orang yang meneleponnya dan membuat ponselnya bergetar. “Tante Mei?”—Lian segera mengangkat panggilan telepon tersebut—“Tante Mei? Apa kabar, Tante?” sapa Lian ramah.“Oh, baik, Sayang!” jawab Mei Rui di ujung telepon, “kamu bagaimaan? kamu baik-baik saja, kan?”Raut wajah Lian kembali sendu—“Bohong jika Lian menjawab baik-baik saja, Tante. Bagaimana bisa Lian baik-baik saja?” jawabnya.“Sayang, bisa kita bertemu? tante ingin mengobrol dengan kamu!”Lian sangat bersemangat setelah mengetahui niat mama Lucas itu.
Setelah Lucas membawa Natasha pulang ke rumah dan memperkenalkannya sebagai calon istri, Jiang Li langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencari tahu tentang Natasha dan kegiatan Lucas selama di Macau beberapa waktu lalu. Jiang sangat tahu seperti apa watak putranya itu, sehingga dia curiga Lucas menyembunyikan sesuatu. Di sore hari ketika jam kerja kantor sudah akan berakhir, tiba-tiba Jiang menerima telepon dari anak buahnya. “Kamu menemukan sesuatu?” “Iya, Tuan.” Anak buah Jiang tersebut melapor bahwa selama di Macau, Lucas pergi ke beberapa Casino, bar, dan tempat hiburan lainnya. Selain bertemu dengan beberapa orang untuk membicarakan bisnis rahasia keluarga Li, tidak ada hal lain yang aneh maupun mencurigakan. “Kamu yakin tidak ada yang mencurigakan?” tanya Jiang tidak yakin. “Dari apa yang saya dapat, saya yakin, Tuan! tapi, ....” “Tapi apa?” sahut Jiang. “Ini terkait perempuan bernama Natasha itu, Tuan.” “Katakan!” “Jadi, di malam tuan muda membawa Natasha ke hotel
Saat Jiang Li tiba di rumah, dia langsung bertanya kepada pelayan tentang keberadaan Natasha. Pada saat itulah Jiang tahu bahwa Natasha sedang berada di balkon lantai tiga.“Apa yang sedang kamu tangisi?” tanya Jiang Li saat tahu Natasha menangis. Setelah beberapa detik terdiam, Natasha pun menjawab, “Bukan apa-apa, Tuan, hanya ... hanya saja, saya sedih karena semua orang di rumah ini sepertinya tidak menyukai saya dan tidak ingin saya tinggal di sini.”“Jika kamu menyadarinya, lalu kenapa kamu masih ada di rumah ini?” lanjut Jiang Li, “tidakkah sebaiknya kamu kembali ke tempatmu?”Dengan cepat Natasha menggeleng—“Tidak!” katanya, “saya dan Kak Lucas ingin menikah, tentu saya harus bisa rukun dengan keluarga orang yang akan saya nikahi. Apapun yang terjadi, saya akan tetap tinggal di sini untuk membuat keluarganya luluh dan menerima saya.”Jiang Li cukup takjub melihat sikap Natasha yang begitu berani menatap matanya sambil melontarkan kalimat seperti itu. “Aku apresiasi tekadmu!” u