“Saya ...,”—Natasha mulai memasang wajah tebal sesuai keinginan Lucas—“saya tidak tahu siapa orang tua saya, sejak kecil saya sudah tinggal di panti asuhan, dan saya baru beberapa kali bertemu dengan Kak Lucas, di Macau, di ...,”—Natasha menurunkan volume suaranya—“rumah pelacuran.”
Sontak semua anggota keluarga Li tercengang mendengarnya. Tuan Jiang bahkan sangat marah mengetahui Lucas membawa perempuan seperti itu ke rumah mereka.“Lucas Li!” teriak Jiang, “ikut denganku ke ruang kerja sekarang juga!”Tuan Jiang bangkit dari tempat duduknya dan berjalan pergi meninggalkan ruang keluarga diikuti oleh Lucas. “Tunggu aku di sini sebentar!” ucap Lucas kepada Natasha sebelum pergi.Nenek An yang masih syok setelah mengetahui latar belakang Natasha bertambah syok saat melihat sikap manis Lucas kepada Natasha. “Ah, jantungku ...,” keluh Nenek An.“Nenek!”Semua orang yang ada di ruang keluarga itupun panik mendengar Nenek An mengeluh kesakitan. Mereka kemudian membawa Nenek An ke kamarnya dan memanggil dokter keluarga.Natasha reflek ikut panik, tapi tidak ada yang membiarkannya beranjak sedikit pun dari tempatnya saat ini. “Diam di situ, perempuan jalang!” pinta Najia, “kalau sampai terjadi sesuatu pada nenekku, itu semua salahmu!”Ketika semua anggota keluarga dibuat panik oleh keadaan Nenek An, di sisi lain ruang keluarga, salah satu saudara ipar Lucas justru tengah memandangi Natasha dengan tatapan ‘lapar’ dan senyuman licik. Natasha tidak sengaja menoleh ke arah saudara ipar Lucas itu, sehingga mau tidak mau kedua mata mereka pada akhirnya saling bertemu.Natasha bingung dan sedikit merinding melihat tatapan tersebut. Ada perasaan takut, tetapi Natasha hanya bisa menelan ludah dan kembali memalingkan wajah.Sementara itu, di ruang kerja Tuan Jiang, Lucas tengah dimarahi habis-habisan oleh papanya. Tuan Jiang meminta Lucas untuk meninggalkan Natasha.“Omong kosong apa yang kamu katakan tadi? calon istri? kamu tidak sadar siapa yang kamu sebut calon istri tadi? jangan coba-coba membuat masalah untuk keluarga Li, Lucas!”“Aku tidak bermaksud membuat masalah, aku justru ingin membantu Papa,” kata Lucas.Tuan Jiang tidak mengerti—“Apa maksudmu?”“Jika Papa membiarkanku menikahi Natasha dan membawanya ke rumah ini, maka aku akan menurut pada Papa. Aku akan membantu mengurus perusahaan keluarga sesuai keinginan Papa dan menyerah pada ambisiku untuk membangun perusahaanku sendiri,” terang Lucas. “Lalu, mengenai proyek yang sebelumnya akan ditangani Lian dan keluarga Wu, aku akan mengurusnya untuk Papa, akan lebih baik jika proyek itu hanya menjadi milik keluarga Li.”Mendengar hal tersebut, Tuan Jiang pun mulai goyah dan tergoda. “Kamu mau bernegosiasi dengan papamu? sungguh cerdik!”Lucas mengangkat kedua tangan dan bahunya—“Mau bagaimana lagi, darah keluarga memang sangat kental, Pa!” ucap Lucas sarkas.Lucas menantikan jawaban dari sang papa. Sementara papanya, dia masih dilema untuk membuat keputusan.“Baiklah, terserah kamu mau menikah dengan siapa, tapi aku tidak yakin nenekmu akan setuju dengan rencanamu menikahi perempuan itu!” kata Tuan Jiang pada akhirnya.“Tidak masalah, aku akan mengurusnya sendiri!” kata Lucas.Selesai berbicara dengan papanya, Lucas pun pergi menemui sang nenek yang baru saja diperiksa oleh dokter. Lucas melihat neneknya itu memalingkan muka darinya.“Nenek sungguh tidak mau melihatku?” tanya Lucas.Nenek An masih saja diam. Dia masih marah kepada Lucas karena Natasha. Namun, Lucas terus berusaha membujuk neneknya itu agar mau menerima Natasha.“Ada banyak perempuan di luar sana, kenapa harus perempuan seperti itu?” tanya Nenek An.“Perempuan ‘seperti itu’? seperti apa maksud nenek? ... oh, apakah seperti ibuku?”“Lucas!”“Nenek, selama ini aku selalu menuruti semua yang diinginkan oleh keluarga Li, tidak bisakah kali ini keluarga Li yang menuruti keinginanku?”Nenek An terkejut Lucas bisa sampai seperti itu membela Natasha. Selama ini Nenek An tidak pernah mendengar Lucas menyebut tentang ibunya. Terakhir kali Nenek An melihat cucunya seperti itu ialah ketika ibu kandung Lucas masih hidup.Lucas terus bermain dengan perasaan sang nenek. Dia terus memanfaatkan ketidakberdayaan neneknya saat ini, hingga pada akhirnya Nenek An setuju dan menerima pernikahan Lucas dengan Natasha.“Baiklah, kamu boleh menikah dengan perempuan itu, tapi jangan harap akan ada pesta pernikahan!” ucap Nenek An.“Tidak masalah, aku tidak membutuhkan pesta pernikahan, aku hanya perlu menikah dengan Natasha,” ucap Lucas. “Satu hal lagi, Nek, jangan panggil Natasha dengan sebutan ‘perempuan itu’, dia juga calon menantu keluarga ini!”Lucas pergi meninggalkan kamar Nenek An dan kembali ke ruang keluarga. Namun, di tengah jalan, langkah Lucas terhenti saat dia mendengar Natasha sedang diinterogasi oleh anggota keluarga Li yang lain.“Jadi, bagaimana kamu menjerat Lucas? oh, apa kamu menggunakan cara licik seperti mengatakan kepada Lucas bahwa kamu telah hamil anaknya?” tanya bibi Lucas.Mama Lucas pun ikut cemas menantikan jawaban Natasha. Dia tidak berharap jika hal itu benar terjadi.Natasha balik bertanya, “Apakah itu yang ada di pikiran Anda? kenapa Anda bisa berpikir demikian? Apa sebelumnya trik seperti itu pernah Anda gunakan?”“Perempuan ini!” bibi Lucas yang marah itupun lantas mengadu kepada kakak iparnya, yang tidak lain merupakan mama tiri Lucas, “Kakak~”“Sudahlah, tidak perlu repot-repot berdebat, aku yakin dia juga tidak akan pernah menjadi bagian keluarga ini, Kakak Jiang dan ibu tidak akan pernah membiarkan hal semacam itu terjadi!” kata mama tiri Lucas, Mei Rui.“Bagaimana Mama bisa seyakin itu?” sela Lucas yang tiba-tiba muncul, “sebaiknya kalian bersiap untuk menyambut menantu baru kalian, karena mulai hari ini Natasha akan tinggal di rumah ini!” jelas Lucas kemudian.Tidak hanya anggota keluarga Li yang ada di ruang keluarga itu saja yang terkejut, pun dengan Natasha. Dia tidak menyangka jika akan semudah dan secepat itu dia mendapat restu.Ada sedikit perasaan takut di hati Natasha. Namun, mengingat kontrak yang sudah ditandatanganinya, Natasha berusaha untuk terlihat tenang dan kuat. Hari itu juga, Natasha pindah tinggal ke kediaman keluarga Li.Mengetahui Lucas mendapat restu dari papanya, Nyonya Mei pun melayangkan protes kepada sang suami. “Apa yang kamu lakukan? kenapa kamu menyetujui pernikahan Lucas dengan perempuan itu?”“Jika pernikahan Lucas terlaksana, itu artinya bukan hanya aku yang menyetujuinya,” kata Tuan Jiang, “jika kamu ingin tahu kenapa Lucas bisa mendapat restu, tanyakan saja pada ibu!” lanjutnya.“Aku sungguh tidak mengerti, kenapa kalian bisa begitu mudah luluh pada Lucas mengenai hal penting seperti ini?” tanya Mei Rui, “Apa perempuan itu mengingatkan kalian pada seseorang? Apa kalian masih merasa bersalah atas kematian ibu Lucas?“Mei Rui!” teriak Tuan Jiang.“Kenapa? Apa tebakanku benar? Apa karena itu kalian menerima Natasha? karena pelacur itu sama seperti kekasihmu dulu?”PLAK!~Beijing, 2000~Seperti biasa, sepulang sekolah Lucas langsung berlari menuju kamar mamanya yang berada di paviliun di belakang rumah utama keluarga Li. Dia sangat antusias ingin menunjukkan nilai ujiannya yang mendapat nilai sempurna. “Mama, aku pulang!”—Lucas membuka pintu kamar mamanya. Lucas sedikit terkejut melihat mamanya duduk di lantai bersandarkan tempat tidur dan menghadap ke jendela. Tidak biasanya dia menemui mamanya pada posisi seperti itu. “Mama!” panggil Lucas pelan sambil memutari tempat tidur. Namun, sama sekali tidak ada sahutan.Tidak lama kemudian, langkah Lucas itupun terhenti. Kertas ujian yang ingin dia tunjukkan kepada mamanya kini lepas dari genggamannya. “M-m-mama?”Lucas melihat pergelangan tangan mamanya dan juga pisau yang ada di dekatnya berlumuran darah. Lucas mendekati tubuh sang mama dengan air mata yang mulai menetes. “Mama!”Teriakan dan tangisan Lucas meledak sejadi-jadinya. Hari itu, menjadi hari paling menyedihkan bagi Lucas. Dia kehilangan m
Natasha tidak tahu jika saat ini ada orang lain di dalam kamarnya. Jadi, dia sangat terkejut ketika mendengar suara seseorang berbicara padanya. Natasha seketika menoleh ke arah sumber suara. “Siapa—” Tiba-tiba sebuah tangan membekap mulut Natasha. “Ssstt ... jangan berisik!” pinta orang yang membekap Natasha, “ini aku, Duan.” Natasha berucap dalam batin, “Oh, bukankah dia adik ipar Tuan Lucas yang tadi terus memandangiku? kenapa sekarang dia ada di kamarku?” Natasha segera melepas paksa tangan Duan dan menjauhkan diri darinya. “Apa yang kamu lakukan di sini?” “Aku hanya ingin membawakanmu makan malam,” jawab Duan, sambil menunjuk nampan berisi makanan yang saat ini ada di atas meja. “Karena tadi kondisi Nenek tiba-tiba drop, akhirnya kita semua tidak jadi makan malam bersama, jadi aku takut kamu akan kelaparan.” Meskipun tidak ingin berpikir negatif, tetapi melihat wajah Duan dan gerak-geriknya, terutama matanya, Natasha sungguh tidak bisa jika harus berpikir positif. Pengalama
Natasha memperhatikan perempuan yang saat ini menghampirinya. Dia merasa tidak asing dengan wajah itu. “Nona Ana!” sapa pengawal serta pelayan yang bersama Natasha. “Nona Ana?” ulang Natasha dalam batin. Natasha mencoba mengingatnya. Kemudian, dia teringat pada salah satu sosok yang ada di dalam foto anggota keluarga utama. “Ah ... benar! Ana, adik sepupu pertama Lucas. Salam kenal, adik Ana!” sapa Natasha kemudian. Ana berhenti beberapa langkah dari posisi Natasha berdiri saat ini. “Hahaha!”—Ana tertawa geli mendengar bagaimana Natasha menyebutnya—“ternyata benar kata mama, kamu memang perempuan gila yang tidak tahu malu!” “Aku? tidak tahu malu?”—Natasha bingung—“kenapa juga aku harus malu? aku tidak korupsi ataupun melakukan perbuatan yang buruk,” lanjutnya sarkas. “Aku ...,”—Natasha melangkah mendekati Ana—“justru merasa bangga, karena akan menjadi kakak ipar dari seorang diplomat hebat negeri ini.” Tatapan dan ucapan Natasha sirat akan makna. Mereka saling menatap tajam sat
Lucas mengekori mamanya meninggalkan ruang keluarga. “Apa yang ingin Mama bicarakan denganku?” tanya Lucas. “Lucas, Mama tahu kamu tidak benar-benar ingin menikahi wanita itu,” ucap Mei Rui. “Sayang, caramu memberontak tidak harus dengan cara seperti ini!” Lucas menghela napas kesal—“Aku heran, kenapa orang-orang di rumah ini senang sekali menyebut Natasaha dengan sebutan ‘wanita itu’? tolong, Ma, dia punya nama!” “Oh~ baiklah, ... Natasha!” sebut Mei Rui dengan kesal. Mei Rui mencoba untuk tidak berdebat dengan Lucas mengenai hal itu. Dia pun kembali memperingatkan Lucas. “Kamu, jika ingin memberontak, jangan seperti ini, Lucas!” lanjut Mei Rui. “Memberontak? siapa? aku? ... tidak, Ma, aku tidak sedang jadi pemberontak, aku hanya sedang jatuh cinta!” tegas Lucas. “Cinta? kepada seorang wanita seperti—maksudku, kepada Natasha?”—Mei Rui tertawa geli—“ayolah, Lucas! bagaimana bisa kamu membandingkan dia dengan Lian yang sempurna dan sudah mengenalmu jauh lebih lama?” “Tapi ini b
Sejak pertunangannya dengan Lucas berakhir, Lian terus menyibukkan diri dengan bekerja. Sekalinya dia tidak memiliki pekerjaan, Lian akan memilih menghabiskan waktunya hanya untuk melamun, persis seperti yang dilakukannya saat ini.Lian menatap jauh ke luar jendela ruang kerjanya tanpa ada satupun yang dia pikirkan. Hanya melamun, kosong. DERT!Lian terkejut, lamunannya siang itu tiba-tiba dibuyarkan oleh suara getaran ponselnya. Namun, yang lebih membuat Lian terkejut ialah orang yang meneleponnya dan membuat ponselnya bergetar. “Tante Mei?”—Lian segera mengangkat panggilan telepon tersebut—“Tante Mei? Apa kabar, Tante?” sapa Lian ramah.“Oh, baik, Sayang!” jawab Mei Rui di ujung telepon, “kamu bagaimaan? kamu baik-baik saja, kan?”Raut wajah Lian kembali sendu—“Bohong jika Lian menjawab baik-baik saja, Tante. Bagaimana bisa Lian baik-baik saja?” jawabnya.“Sayang, bisa kita bertemu? tante ingin mengobrol dengan kamu!”Lian sangat bersemangat setelah mengetahui niat mama Lucas itu.
Setelah Lucas membawa Natasha pulang ke rumah dan memperkenalkannya sebagai calon istri, Jiang Li langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencari tahu tentang Natasha dan kegiatan Lucas selama di Macau beberapa waktu lalu. Jiang sangat tahu seperti apa watak putranya itu, sehingga dia curiga Lucas menyembunyikan sesuatu. Di sore hari ketika jam kerja kantor sudah akan berakhir, tiba-tiba Jiang menerima telepon dari anak buahnya. “Kamu menemukan sesuatu?” “Iya, Tuan.” Anak buah Jiang tersebut melapor bahwa selama di Macau, Lucas pergi ke beberapa Casino, bar, dan tempat hiburan lainnya. Selain bertemu dengan beberapa orang untuk membicarakan bisnis rahasia keluarga Li, tidak ada hal lain yang aneh maupun mencurigakan. “Kamu yakin tidak ada yang mencurigakan?” tanya Jiang tidak yakin. “Dari apa yang saya dapat, saya yakin, Tuan! tapi, ....” “Tapi apa?” sahut Jiang. “Ini terkait perempuan bernama Natasha itu, Tuan.” “Katakan!” “Jadi, di malam tuan muda membawa Natasha ke hotel
Saat Jiang Li tiba di rumah, dia langsung bertanya kepada pelayan tentang keberadaan Natasha. Pada saat itulah Jiang tahu bahwa Natasha sedang berada di balkon lantai tiga.“Apa yang sedang kamu tangisi?” tanya Jiang Li saat tahu Natasha menangis. Setelah beberapa detik terdiam, Natasha pun menjawab, “Bukan apa-apa, Tuan, hanya ... hanya saja, saya sedih karena semua orang di rumah ini sepertinya tidak menyukai saya dan tidak ingin saya tinggal di sini.”“Jika kamu menyadarinya, lalu kenapa kamu masih ada di rumah ini?” lanjut Jiang Li, “tidakkah sebaiknya kamu kembali ke tempatmu?”Dengan cepat Natasha menggeleng—“Tidak!” katanya, “saya dan Kak Lucas ingin menikah, tentu saya harus bisa rukun dengan keluarga orang yang akan saya nikahi. Apapun yang terjadi, saya akan tetap tinggal di sini untuk membuat keluarganya luluh dan menerima saya.”Jiang Li cukup takjub melihat sikap Natasha yang begitu berani menatap matanya sambil melontarkan kalimat seperti itu. “Aku apresiasi tekadmu!” u
Mama Lucas, Linda, jatuh ke pelukan Jiang Li yang merupakan orang asing baginya. Pertemuan mereka berawal saat Jiang Li tengah melakukan perjalanan bisnis ke Amerika. Saat itu hubungan Jiang Li dan Mei Rui sedang memanas. Setiap hari mereka selalu bertengkar, hingga puncaknya saat Jiang Li berada di Amerika. Mei Rui yang dinyatakan tidak bisa memiliki keturunan memiliki kekhawatiran suaminya akan mendua, sehingga dia selalu diliputi oleh perasaan curiga kepada sang suami. Hal tersebut membuat Jiang risih dan stress. Hal tersebut membuat Jiang memilih untuk minum-minum di salah satu bar di New York. Di sanalah pertemuan pertama Jiang dengan Linda yang merupakan seorang pelayan bar.Pada awalnya, putra pertama Li itu hanya menganggap Linda sebagai pelampiasan kekesalannya kepada sang istri. Namun, pada akhirnya Jiang Li sungguh jatuh cinta kepada Linda. Jiang Li mengejar Linda dan berusaha mendapatkan hatinya. Namun, sayangnya Linda terus menolak karena saat itu hatinya sudah menjad