Rapat para pemegang saham telah selesai. Proyek yang disengketakan oleh keluarga Li dan keluarga Wu kini telah resmi jatuh ke tangan Lucas.Hal itu tentunya membuat Lian kesal dan marah, akan tetapi ia berusaha untuk tetap santai dan terlihat rela menerima keputusan tersebut. Bahkan, sebelum meninggalkan kantor, Lian terlebih dahulu menjabat tangan Lucas untuk memberi selamat.“Selamat! sepertinya, kini aku benar-benar harus rela kehilangan semuanya.”“Terima kasih!” balas Lucas.Lian akhirnya pergi meninggalkan kantor utama Grup Shanzi bersama dengan perasaan kecewanya. Kejadian tersebut dilihat oleh para karyawan, yang mana membuat rumor kerenggangan hubungan keluarga Li dan Wu beredar dengan cepat ke seluruh perusahaan yang masuk ke dalam grup.“Menurut kalian, kenapa Nona Lian dan Tuan Lucas merebutkan proyek ini? padahal, kalau mereka menikah proyek ini akan menjadi milik mereka berdua.”“Apa lagi alasannya jika bukan karena sekarang Tuan Muda Lucas dan Nona Lian sudah berpisah?”
Natasha dengan didampingi oleh Ana menuju ke halaman tengah rumah keluarga Li. Tidak ada pesta besar di aula mewah dengan ratusan atau ribuan tamu undangan, hanya ada taman rumah yang disulap menjadi altar pernikahan tanpa adanya tamu. Acara pernikahan Lucas dan Natasha sungguh hanya dihadiri oleh keluarga dekat dan para pekerja di kediaman Li. Tidak hanya itu, beberapa tradisi dalam acara pernikahan juga dilewati oleh mereka. Kedua mempelai hanya akan melakukan tradisi minum teh sebagai bentuk rasa terima kasih mereka kepada orang tua, kemudian dilanjut acara inti yaitu pengikatan janji pernikahan. Bahkan, mereka tidak memakian pakaian berwarna merah yang menjadi hal wajib dalam tradisi pernikahan china. Hanya dekorasi di taman yang dipenuhi dengan warna merah.Langkah demi langkah membawa Natasha semakin dekat dengan Lucas, calon suaminya. Meskipun menikah tanpa cinta, tetapi kini jantung Natasha berdetak sangat cepat. Dia sendiri sampai bingung kenapa bisa merasa gugup seperti it
Tujuan Lucas menikahi Natasha dan membawanya ke rumah utama Li ialah untuk balas dendam kepada keluarga Li, sehingga tentu saja dia tidak akan membawa Natasha keluar dari rumah itu. “Kami akan tetap tinggal di sini!” jawab Lucas atas pertanyaan sang papa.Jiang terdiam, dia tidak berpikir bahwa Lucas harus mengulang kejadian yang sama seperti dirinya dulu. Jauh di dalam lubuk hati Jiang, dia sebenarnya lebih senang jika Lucas membawa Natasha tinggal di apartemen.“Oh, baguslah kalau begitu!” sahut Mei Rui, “sekalian saja kalian tinggal di paviliun belakang, bukankah tempat itu sudah kosong selama bertahun-tahun? bagus jika ada yang menempati, daripada berhantu!”Semua orang yang ada di meja makan itupun seketika berhenti dari aktivitas masing-masing dan langsung menatap Mei Rui. Mereka semua sama-sama tahu bahwa paviliun belakang merupakan nama tempat yang sangat sensitif di keluarga Li, tapi Mei Rui justru mengungkitnya.“Tidakkah menurutmu ini ide yang bagus, Suamiku?” tanya Mei Rui
Seorang pemuda datang menghampiri Lucas dan langsung memeluk Lucas. “Selamat, Kak!” ucap pemuda itu, “akhirnya Kakak menikah juga!” Lucas membalas pelukan pemuda itu dengan menepuk-nepuk punggungnya. “Aku baru saja akan mengirim orang-orangku untuk mencarimu,” ucap Lucas sarkas. Pemuda itu ialah Leo, adik sepupu Lucas nomor dua dari bawah. Putra bungsu paman Lucas dari istri keduanya, Mayleen. Leo melepaskan pelukannya dari Lucas—“Ayolah, Kak, jangan lakukan itu lagi! terakhir kali Kakak menyuruh Kai menyeretku pulang, orang-orang menjauhiku karena mengira aku berurusan dengan gengster. Tolong beri aku kebebasan, oke?” Kebebasan, sebuah hal mitos di keluarga Li. Kata itu terlalu mewah bagi Lucas dan adik-adiknya. "Kamu tahu aku tidak akan pernah melakukannya, kan?" balas Lucas. "Ck! menyebalkan!" decak Leo. “Oh iya, sampai lupa,” ucap Leo yang teringat kalau ia harus menyapa kakak ipar barunya, “selamat, Kak Lian! akhirnya dinikahi juga oleh Kak Lucas!” Leo mengulurkan tanganny
Natasha penasaran dengan rak kayu yang ada di hadapannya saat ini. Dia ingin membuktikan apakah rak itu sungguh pintu rahasia. Namun, saat Natasha ingin kembali mendorong rak tersebut, tiba-tiba .... CEKLEK! Pintu kamar terbuka dan tidak lama setelah itu muncullah Lucas. Natasha terkejut dan juga salah tingkah. Selain karena takut Lucas tahu tentang rak yang tidak sengaja ia geser, dia juga salah tingkah karena saat ini dirinya masih hanya menggunakan bathrobe. Natasha menarik rapat belahan atas bathrobe-nya. Perasaan canggung tidak hanya dirasakan oleh Natasha, tetapi Lucas juga. Lucas berdeham—mencoba mengusir rasa canggung itu—“Apa kamu membutuhkan privasi? aku bisa keluar lagi,” tanya Lucas. “Tidak, tidak perlu,”—Natasha menarik baju sedapatnya dari lemari—“aku akan ganti baju dulu!” Natasha berlari masuk kembali ke kamar mandi, meninggalkan Lucas yang tengah bingung. Dia tidak mengerti, padahal dia tidak sekali dua kali memasuki tempat hiburan malam dan melihat banyak perem
Di malam hari setelah semua anggota keluarga sudah berada di kamar masing-masing, Lucas justru bersiap untuk meninggalkan rumah. “Tidak perlu mengantarku ke bawah, kurasa semua orang juga sudah tidur!” ucap Lucas kepada Natasha.“Baiklah! ... tapi Lucas, bagaimana aku harus menjawab, jika besok pagi ada yang bertanya tentang kamu?”“Tidak akan, aku akan kembali sebelum matahari terbit,” jawab Lucas meyakinkan. Lucas sudah akan meninggalkan kamar ketika langkahnya tiba-tiba terhenti. “Tidak perlu menungguku, tidur saja!” pintanya.“Hem!” sahut Natasha singkat. “Siapa juga yang akan menunggu?” gumam Natasha dalam batin.Melihat Lucas harus melakukan pertemuan di jam yang sama dengan kelelawar mencari makan, Natasha menebak bahwa urusan Lucas bukanlah urusan sembarangan. Hal tersebut membuat Natasha penasaran dan menerka-nerka apa sebenarnya bisnis keluarga Li. Jika dilihat dari Lucas yang memiliki banyak anak buah di luar kantor, Natasha curiga keluarga Li memiliki bisnis ilegal. “Sang
Setelah Duan pergi, Natash segera kembali masuk ke ruang kerja Lucas. Di sana dia mulai menggeledah setiap laci dan mencari apapun yang berhubungan dengan papanya, pamannya, ataupun perusahaan keluarganya. Sebelumnya, Lucas berkata bahwa ia merupakan mantan rekan papanya, jadi Natasha berpikir bahwa pasti ada sesuatu yang bisa membuktikannya. Namun, sayangnya setelah cukup lama mencari, Natasha masih tidak menemukan apa yang ia cari. “Kenapa tidak ada apapun? mungkinkah Lucas tidak menyimpan satupun bukti tentang keluarga ataupun perusahaan keluargaku di rumah ini?” Sementara itu, sat ini Lucas telah tiba di lokasi yang sebelumnya dikirimkan oleh Ana. Ternyata, lokasi pertemuannya dengan para petinggi partai malam ini berada di sebuah restoran di tepian sungai Hai Provinsi Tianji. Setelah Lucas turun dari mobil, dia disambut oleh Ana. “Ikuti aku!” pinta Ana. “Apakah tidak hanya petinggi partai yang datang?” tanya Lucas. Ana tidak yakin apakah harus memberi tahu Lucas atau tidak
Saat keluar dari kamar mandi, Ana sungguh menjumpai Changyi masih terjaga. Ternyata, suaminya itu benar-benar menunggunya selesai mandi untuk bisa mengobrol. “Kamu tidak tidur?” tanya Ana. Changyi menjawab, “Tadi aku sudah tidur, jadi sudah tidak terlalu mengantuk.” “Tapi aku sangat mengantuk, Sayang, jam delapan aku sudah harus sampai di kantor karena akan ada tamu di kedutaan. Bisakah kita bicara lain kali saja?” Changyi cukup kecewa karenanya, tapi dia tidak marah kepada Ana. Dia memahami bahwa pasti sangat melelahkan menjadi Ana. “Hem,” sahut Changyi mengiyakan. Dia lantas membuka selimut di sebelahnya dan menepuk tempat tidur. “Kemarilah dan tidur, biarkan aku memijat kakimu, pasti sangat melelahkan memakai sepatu hak tinggi sepanjang hari!” Ana berbaring di tempat biasa ia tidur—“Kamu yakin tidak apa harus memijat kakiku?” “Kenapa tidak? biarkan aku memanjakan istriku dengan cara seperti ini, karena mau memanjakan dia dengan memberi banyak uang, kamu sendiri jauh lebih ka