Belum lama Lin, Najia, dan Sishi memasuki rumah utama, mereka sudah disambut oleh wajah ketus Mayleen. “Dari mana saja kalian?”—Mayleen menarik Sishi mendekat padanya—“Kak, kamu tahu putriku sedang hamil muda dan butuh banyak istirahat, kenapa masih mengajaknya keluar rumah seperti ini?” tanyanya ke Lin.Lin tentu bingung harus dari mana ia mulai menjelaskannya kepada Mayleen. Sebab, pada kenyataannya bukan dia yang mengajak Sishi pergi. “Tante Lin tidak tahu apa-apa, Sishi sendiri yang mau keluar rumah,” terang Sishi.“Kamu ini, tidak bisa ya, diam di rumah saja? kalau terjadi sesuatu padamu siapa yang tanggung jawab, siapa yang susah akhirnya? mama sama papa juga, ‘kan? sudah cukup ya, kamu buat masalah dengan membawa suamimu yang narapidana itu ke keluarga kita!”Sishi terpaku mendengar setiap kata yang keluar dari mulut mamanya itu. “Wah!”—Sishi tidak habis pikir. Sishi baru menyadari bahwa selain menyebalkan ternyata mamanya juga b
Ana memasuki rumahnya dan berjalan menuju kamar Zihan. Tanpa menyalakan lampu kamar, Ana terduduk di lantai dengan punggung yang bersandar pada ranjang Zihan.Sambil memegangi robot mainan milik Zihan, Ana berkata, “Maafkan mama, Sayang!” Ana meneteskan air matanya lagi dan kali ini sambil memeluk robot mainan Zihan tersebut. Kilasan masa lalu ketika Zihan memamerkan robotnya itu yang baru saja dibelikan oleh Changyi datang membayangi Ana.Ana menyesal karena pada saat itu ia tidak fokus dan tidak serius mendengarkan putranya. Ketika Zihan mengajaknya bicara, dia hanya menanggapi seadanya dan kembali sibuk pada pekerjaannya. Pada akhirnya Ana sadar bahwa apa yang dikatakan Changyi benar adanya, bahwa dia membiarkan suaminya itu menjaga Zihan sendirian. Selama ini Ana terlalu fokus pada dendamnya dan rasa ingin membuktikan kemampuannya pada sang mama dan keluarga Li.CETEK!Tiba-tiba lampu kamar Zihan menyala. Ana terkejut dan l
“Iya, Lucas, aku mengerti!” tutup Changyi.Setelah mengetahui situasi serta kondisi Ana dan Zihan saat ini, Changyi pun terdiam merenung. Dia melepas topi koki dan apronnya kemudian mulai memikirkan keputusan yang sudah ia buat. “Aku akan menjadi laki-laki paling egois dan tidak bertanggung jawab, jika aku masih tetap di sini.” Changyi sangat mengenal putranya. Zihan merupakan anak yang penurut. Jika dia sudah sampai kabur dari Ana seperti ini, maka itu artinya putra dan istrinya itu memang sudah tidak baik-baik saja.Changyi tidak bisa menggadaikan masa depan keluarganya hanya untuk mimpi dan karirnya sendiri. Dia harus pulang.Hari itu juga Changyi mencari penerbangan paling cepat. Dia tidak peduli pada nominal yang harus ia keluarkan dua kali lipat, menurutnya istri dan anaknya tidak bisa ternilai dengan uang. Keesokan harinya, bel apartemen Lucas pun berbunyi. Di saat Kai membukakan pintu, terlihatlah sosok Changyi sudah
Pagi ini menjadi sejarah baru yang membahagiakan bagi Zihan. Sebab, ini kali pertama dirinya diantar sekolah oleh mama dan papanya.Setelah meminta maaf kepada guru kelas Zihan atas apa yang terjadi sebelumnya, Zihan pun melambaikan tangan pada kedua orang tuanya dan berlalu memasuki gedung sekolah. Sementara itu, Ana dan Changyi kembali masuk ke dalam mobil mereka.“Mau ke mana kita hari ini?” tanya Changyi.“Kamu tidak ke restoran?” balas Ana.“Sebenarnya orang-orang di restoran belum tahu kalau aku sudah kembali, jadi tidak apa, untuk hari ini biarkan mereka menganggap aku masih di Perancis.”Ana mengangguk paham. Lalu, kembali Changyi bertanya kepada Ana.“Jadi, mau ke mana?”“Ehm ... bagaimana kalau kita pergi ke pantai yang dulu jadi tempat pertama kita kencan?” usul Ana.“Kamu mau nostalgia?”“Hem, kita sudah lama tidak jalan-jalan,” jawab Ana.“Baiklah, kalau begitu
“Katakan! ... Ana?”“Seperti yang kukatakan semalam, Changyi, aku melakukan kejahatan.”“Apa, kejahatan apa?” tanya Changyi.“Aku ... melakukan bisnis ilegal, aku menjadi broker untuk bisnis-bisnis gelap para petinggi,” ungkap Ana, “itulah mengapa mereka mau mengangkatku pada pemilu mendatang, mereka ingin memanfaatkanku.”Changyi dan Natasha tercengang mendengar pengakuan tersebut. Changyi tidak tahu harus berkata apa. Dia kaget, kesal, marah, tidak hanya kepada istrinya tetapi juga pada dirinya sendiri.“Jika aku mengundurkan diri, mungkin tidak akan jadi masalah bagi partai dan orang-orang yang selama ini ada di pihakku, tapi mereka yang selama ini sudah kurugikan, aku tidak tahu apa yang mungkin akan mereka lakukan. Aku tidak peduli jika mereka menyakitiku, tapi aku tidak bisa jika kamu dan Zihan harus terseret dalam masalahku ini.”“Apa kamu bilang? tidak peduli pada dirimu sendiri?” ulang Changyi, “Ana, kamu tidak berpikir bagaimana perasaanku dan Zihan jika sampai kamu kenapa-k
Air laut sudah mulai naik lagi. Warna biru langit dan laut berpadu dengan cahaya kuning keemasan sang surya mengiringi semilir angin yang menerpa rambut hitam Natasha.Dari beberapa langkah di belakang Natasha, Lucas melihat istrinya itu kesulitan mengatur rambutnya. Lucas mencoba meraba kantong pakaiannya, mencari sesuatu yang mungkin bisa digunakan untuk mengikat rambut.Sayangnya, Lucas tidak menemukan apapun selain dasinya yang ia lipat dan simpan di kantong celana. Lucas mengambil itu dan berjalan mendekati Natasha. Setelah tepat berada di belakangnya, Lucas langsung meraup rambut Natasha. Hal itu membuat Natasha kaget, tapi belum sampai ia bertanya, Lucas sudah lebih dulu menjelaskan.“Aku tidak punya ikat rambut, jadi ikat dengan dasiku saja!” Lucas mengikatkan rambut Natasha. Sementara itu, saat ini si yang punya rambut justru sibuk menganalisa diri.Natasha meletakkan telapak tangannya di dada dan memeriksa apakah benar saat ini jantungnya tengah berdebar cepat. Benar saja
Pagi ini, keluarga Li dan seluruh jagat negeri dikejutkan oleh berita tentang pengunduran diri Ana dari pemerintahan dan juga partai politiknya yang sudah ia naungi selama kurang lebih lima tahun. Karena berita tersebut, ponsel semua anggota keluarga Li, kecuali Natasha, terdengar sangat berisik hari ini. Ada banyak orang yang ingin tahu lebih mengenai alasan di balik pengunduran diri Ana. Sebagian besar dari mereka ingin tahu karena hal itu berkaitan dengan bisnis mereka, sementara sebagian lagi karena ingin menjadikannya sebagai bahan bergosip.Setelah melihat siaran pers Ana, Suzhi pun segera menghubungi putrinya tersebut. “Apa yang kamu lakukan, Ana?” tanya Suzhi.“Seperti yang Mama lihat dan dengar dari media, aku akan berhenti dari dunia politik dan menjadi ibu rumah tangga biasa,” jawab Ana.Suzhi bisa memahami alasan putrinya tersebut. Namun, dia merasa bahwa masih ada yang belum diungkapkan Ana kepadanya. Suzhi sangat tahu sebe
Setelah Ana ditahan, Suzhi kini pindah tinggal bersama dengan menantu dan cucunya. Hal tersebut ia lakukan setelah mendapat pesan dari Ana untuk menjaga suami serta anaknya.Sebenarnya Ana tidak mengharuskan Suzhi pindah, tetapi Suzhi sendiri yang menginginkannya. Itu semua dia lakukan agar tetap dekat dengan cucunya dan demi sedikit meringankan pekerjaan Changyi yang harus ke sana ke mari mengurus banyak hal.Akan sangat merepotkan bagi Changyi jika ia harus menjemput dan menitipkan Zihan ke kediaman Li. Dia juga tidak bisa membiarkan Natasha yang lebih repot mengurus Zihan, padahal Zihan masih memiliki nenek. Suzhi ingin lebih berguna untuk Anak, menantu, serta cucunya. Jadi, pada akhirnya Suzhi memutuskan untuk keluar dari kediaman Li dan pindah ke rumah anak serta menantunya itu.Hanya saja, tinggal di kediaman Li dengan tinggal di rumah anaknya nyatanya sangat jauh berbeda. Di kediaman Li, ada banyak pelayan yang siap sedia membantunya mengu