Setelah Ana ditahan, Suzhi kini pindah tinggal bersama dengan menantu dan cucunya. Hal tersebut ia lakukan setelah mendapat pesan dari Ana untuk menjaga suami serta anaknya.
Sebenarnya Ana tidak mengharuskan Suzhi pindah, tetapi Suzhi sendiri yang menginginkannya. Itu semua dia lakukan agar tetap dekat dengan cucunya dan demi sedikit meringankan pekerjaan Changyi yang harus ke sana ke mari mengurus banyak hal.Akan sangat merepotkan bagi Changyi jika ia harus menjemput dan menitipkan Zihan ke kediaman Li. Dia juga tidak bisa membiarkan Natasha yang lebih repot mengurus Zihan, padahal Zihan masih memiliki nenek.Suzhi ingin lebih berguna untuk Anak, menantu, serta cucunya. Jadi, pada akhirnya Suzhi memutuskan untuk keluar dari kediaman Li dan pindah ke rumah anak serta menantunya itu.Hanya saja, tinggal di kediaman Li dengan tinggal di rumah anaknya nyatanya sangat jauh berbeda. Di kediaman Li, ada banyak pelayan yang siap sedia membantunya menguPasca konferensi pers, Suzhi berkunjung ke makam mantan suaminya. Sudah hampir 10 tahun mantan suaminya itu meninggal, tapi ini baru kali kedua Suzhi berkunjung ke sana.Suzhi melihat makam mantan suaminya itu sangat bersih dan terawat. Dia lantas meletakkan seikat bunga di depan batu makam.“Sepertinya kamu berhasil merawat Ana dengan baik, sehingga sampai saat ini Ana masih terus merawat makammu,” ucap Suzhi, “Maaf aku tidak membantumu merawat Ana! maaf pula aku baru mengunjungimu sekarang! aku ... aku tidak memiliki muka untuk melakukannya.”Sejak awal, pernikahan Suzhi dengan mantan suaminya itu memang tidak pernah mendapat restu dari keluarga Li, khususnya papa Suzhi. Semuanya menjadi semakin rumit ketika mantan suaminya tersebut gagal dalam berpolitik. Keluarga Li tidak mau menanggung kerugian dan masalah yang muncul karenanya. Lebih parah, papa Suzhi menggunakan kegagalan papa Ana itu untuk memaksa Suzhi bercerai dan membiarkan hak asuh An
Hari sudah berganti malam, tapi Natasha masih belum melihat Lucas di rumah. Dia berpikir bahwa mungkin Lucas akan lembur. Namun, tidak biasanya Lucas tanpa kabar seperti ini. Natasha bimbang apakah dia harus menghubungi Lucas atau tidak. Sudah selama beberapa menit dirinya mondar-mandir untuk memikirkannya. “Apa aku sungguh harus menghubunginya dan bertanya apakah dia akan pulang atau tidak?” gumam Natasha.Di saat Natasha masih mencoba memikirkannya, tiba-tiba saja ponsel Natasha berdering. Hal itu membuatnya terkejut, terlebih lagi saat tahu bahwa yang meneleponnya ialah Lucas.Natasha segera menerima panggilan telepon tersebut. “Iya, Lucas.”“Natasha, aku tidak pulang malam ini.”“Oh, begitu rupanya, baiklah!” ucap Natasha, “Apa kamu lembur?” tanyanya kemudian.“Hem!” jawab Lucas singkat.Sambungan telepon itupun diakhiri begitu saja oleh Lucas. Ada sedikit perasaan lega di hati Natasha, karena tahu bahwa L
Lucas dalam keadaan setengah sadarnya mencengkeram kuat pergelangan tangan Natasha. Baru setelah ia sepenuhnya sadar bahwa yang ada di hadapannya ialah Natasha, Lucas segera melepaskan tangannya.“Natasha?”“Kenapa kamu masih sering demam seperti ini? Apa sebenarnya kamu ini masih anak-anak?” ejek Natasha.Lucas bangkit duduk.—“Kenapa kamu di sini?”“Aku membawakanmu makanan untuk makan siang, tapi karena tidak menemukanmu di kantor, jadinya aku ke sini,” jelas Natasha.“Kenapa?” tanya Lucas lagi, “apa aku memintamu untuk melakukannya? atau, saat ini Lian sedang menuju ke sini untuk membawakanku makan siang?”Natasha sedikit mati kutu dibuatnya. Dalam sekejap ia merasa sangat bodoh karena telah berinisiatif membawakan makanan untuk Lucas.“Aku ....”“Haruskah aku mengingatkanmu tentang kontrak kita, Natasha?”—Lucas mengalihkan pandangannya dari menatap Natasha—“huh! ... sepertinya selama ini aku sedikit longgar
Natasha dengan panik menunggu Sishi di depan ruang operasi. Karena kejadian Sishi yang jatuh di toko sepatu siang tadi, dia pada akhirnya harus menjalani operasi caesar saat ini juga. Kandungan Sishi sejak awal memang cukup lemah, sehingga sampai usia kandungannya tujuh bulan pun janin Sishi tidak cukup kuat untuk menerima benturan dari luar seperti itu. Jadi, mau tidak mau harus dilahirkan sekarang juga demi bisa menyelamatkan si bayi dan ibunya.Yue berusaha menenangkan Natasha yang sedari tadi tangannya tidak berhenti gemetar. “Nona, tenanglah! Nona Sishi dan anaknya pasti akan baik-baik saja. Nona tahu mereka tidak selemah itu.”Natasha mengangguk—“Iya, aku tahu, Sishi dan bayinya pasti akan bertahan. Mereka akan baik-baik saja.”Di saat Natasha masih berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua akan baik-baik saja, pada saat itulah datang Mayleen dan Lin menghampiri Natasha. Namun, tanpa mengatakan apapun dan tanpa mau mendengar penjelasa
Di hari yang sama setelah kedatangan Lian ke kediaman utama, Natasha langsung bercermin di meja riasnya. “Memangnya aku sungguh gemuk, ya?”—Natasha mencubit pipinya—“memang lebih berisi, sih, tapi sepertinya tidak gemuk juga.”TOK! 3x“Maaf Nona, Anda masih belum siap?” tanya Yue yang muncul dari balik pintu.“Oh, Yue, apa menurutmu aku benar gemuk?”—Natasha mengabaikan pertanyaan Yue tadi.“Nona masih memikirkan perkataan Nona Lian?” “Sebenarnya aku tidak terlalu peduli, aku hanya ingin memastikannya saja.”Yue pun menghela napas panjang dan kemudian menjawabnya. “Tidak, Nona, Anda sama sekali tidak gemuk, hanya lebih berisi dari saat pertama kali datang ke rumah ini.”“Nah, benar, kan!” sahut Natasha. “Hah! gara-gara Nona Lian aku jadi harus berpura-pura panik dan menjalani gym,” omel Natasha, “ah, sudahlah!”Pada akhirnya Natasha melupakan tentang gym itu dan pergi dengan Yue. Hari ini mereka berencana untuk mengunjungi Sishi di rumah sakit. Pagi ini Sishi sudah terlepas dari efe
Setelah pertemuan Sishi dengan Duan kemarin malam, pagi ini Yue mendapat telepon dari informannya di rumah sakit. Informannya itupun mengabarkan kepada Yue bahwa semalam dia mendapati Lucas menjenguk Sishi bersama seseorang yang tidak ia ketahui wajahnya.“Aku tidak bisa mendekat atau mengambil foto mereka dari jauh, aku pasti akan ketahuan jika melakukannya!”“Iya, tidak apa-apa, aku mengerti,” ucap Yue, “tapi, apa saja yang mereka lakukan selama di sana?”“Selain menjenguk Nona Sishi ke kamarnya, mereka juga melihat putra Nona Sishi,” jawab si informan, “setelah itu, tidak ada lagi, mereka pergi setelahnya. Namun, aku melihat kedekatan antara Nona Sishi dan orang misterius itu.”“Oh, begitu rupanya. Baiklah, terima kasih atas informasinya!” ucap Yue menutup sambungan telepon tersebut.Informasi yang baru saja ia dapatkan itupun segera Yue sampaikan kepada Natasha, di mana hal tersebut berhasil memunculkan satu nama di kepala Natasha. Me
Natasha dan pelatih gym-nya yang tampan itu semakin dekat dan akrab dari hari ke hari, dan Yue semakin tidak senang melihatnya. Namun, sejauh ini dia masih berusaha untuk menahan diri dan hanya mengawasi, sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Lucas.Yue hanya bisa memperingatkan Natasha mengenai Jun. Hanya sayangnya, Natasha tidak mau percaya, dia justru malah menganggap Yue berlebihan.“Haduh, Yue, kamu kenapa begitu curiga terhadap Jun? dia itu orangnya baik, kalau misal dia ada rencana jahat, dia pasti sudah melakukannya sejak kemarin-kemarin. Namun, mana? tidak ada apapun, kan?” “Tapi Nona, ....”“Sudah, kamu tenang saja! aku yakin Jun itu bukan orang jahat.”Natasha pun menghampiri Jun dan kembali melanjutkan sesi latihan mereka. Sebenarnya, bukan Natasha tidak mau percaya kepada Yue atau sungguh terpedaya oleh Jun, akan tetapi justru karena dia tahu semuanya makanya Natasha bersikap denial seperti itu. Sebelum Jun dat
Jun bergegas turun menuju basement yang menjadi tempat parkir bagi para penghuni apartemen. Dia menghampiri petugas keamanan yang sudah berdiri mengerubungi mobilnya.“Ada apa, Pak?” tanya Jun.“Ini, Tuan, ada yang melempar kaca mobil Anda dengan batu,” jelas petugas keamanan.Jun pun melihat kaca depan mobilnya yang retak cukup parah itu. Dia mendekati mobilnya dengan diliputi perasaan marah dan juga sedih.“Siapa yang melakukannya?” tanya Jun lagi.“Maaf, Tuan! orangnya berhasil melarikan diri,” jelas petugas keamanan. Dia lantas memberikan selembar kertas kepada Jun. “Orang itu hanya menjatuhkan ini di dekat mobil Anda.”Jun mengambil kertas itu dan membacanya. Di sana tertulis, “Kamu dan Lian akan dapat balasannya!”“Apa ini?”—Jun bingung. Kemudian, salah satu petugas keamanan menjelaskan kepada Jun bahwa pelakunya sempat tertangkap kamera pengawas. Namun, sayangnya wajahnya tidak bisa diidentifikasi, karena dia memakai penutup wajah.“Hash ... sialan!” umpat Jun dalam batin, “si
Setelah membicarakan semuanya, Lucas bersama Ana, Duan, dan Muchen akhirnya sepakat bahwa mereka tidak akan melibatkan polisi dalam hal ini. Posisi Song Zi yang hanya hidup sendiri membuat semuanya lebih mudah untuk mereka melakukan pemakaman. Sementara anak-anak buah Song Zi, mereka diserahkan kepada Muchen. Lucas membiarkan Muchen melakukan apapun pada mereka. “Karena kalian ada di sini, mampirlah dulu ke rumah, mama dan tante pasti sangat senang bisa melihat kalian, apalagi Ashana, cucu cantik mereka,” ucap Ana seusai pemakaman tuan Song. Lucas dan Natasha saling menatap. Mereka tidak keberatan mengenai hal itu. Natasha sendiri sejak kembali ke Indonesia belum pernah bertemu lagi dengan keluarga Lucas. “Bagaimana, Sayang, kamu mau bertemu dengan tante dan yang lain?" tanya Lucas kepada istrinya. Natasha mengangguk--“Mau!” jawab Natasha dengan senang hati. Keluarga Li itupun lantas berkumpul kembali. Namun, pertemuan mereka kali ini bukanlah di kediaman Li, melainkan r
Lucas mengambil kembali ponselnya dan melacak lokasi keberadaan ponsel Natasha serta mobil yang mereka gunakan sebelumnya. Mobil yang mereka sewa masih ada di depan kediaman Li. Namun, lokasi ponsel Natasha saat ini....“Tidak, ini bukan mengarah ke bandara,” ucap Lucas.“Cepat kejar mereka, Lucas!” perintah Daniel.Lucas melihat kondisi Daniel yang sudah tidak baik-baik saja. Daniel sudah kehilangan banyak darah.“Jangan hiraukan aku! tolong selamatkan saja Natasha, Ashana, dan Alexa!” ucap Daniel sekali lagi.Lucas tidak punya pilihan. Dia mengambil tiga pistol milik anak buah Song Zi dan mengisi penuh pelurunya. Dua pistol dia bawa, sementara satu sisanya dia berikan pada Daniel untuk berjaga-jaga.“Bertahanlah, sebentar lagi adik-adikku akan sampai di sini untuk mengurus semua yang ada di sini!” pesan Lucas pada Daniel.Setelah mendapat anggukan dari Daniel, Lucas bergegas meninggalkan kediaman Li. Dia meng
Keluarnya Daniel dari mobil untuk memasuki kediaman Li dilihat oleh Tuan Song melalui jendela. “Anda membawa teman, Tuan?” tanyanya pada Lucas.Lucas yang mendengarnya pun langsung mendongakkan kepala. Matanya ikut melihat ke arah luar dan mendapati Daniel menuju pintu utama.Lucas sontak bangkit berdiri. Namun, tiba-tiba ....KLIK!Dia merasakan sesuatu menyentuh kepala belakangnya. Lucas ditodong senjata api oleh anak buah Song Zi.“Sedikit saja kau bergerak, kupastikan kau tidak akan pernah melihat putrimu, Tuan,” ucap Song Zi.Lucas tahu orang tua di depannya saat ini tidak main-main dengan ucapannya. Sehingga, hal tersebut membuat Lucas tidak bisa berkutik.Sementara itu di ruang depan, Daniel tengah berhadapan dengan beberapa orang bermasker yang tiba-tiba menyerangnya. Jumlah yang tidak seimbang cukup membuat Daniel kesusahan. Namun, pada akhirnya dia berhasil mengalahkan mereka.“Lucas!” panggil Daniel begitu dia sampai di ruang keluarga. Namun, tidak lama setelahnya ....DOR!
Setelah sekian lama akhirnya Lucas kembali menginjakkan kaki di rumah besar yang selama lebih dari tiga puluh tahun ia tinggali. Kabar terakhir yang ia dapat, rumah itu dilelang oleh pihak pemerintah China. Namun, siapa sangka jika yang memiliki rumah itu sekarang adalah Tuan Song.TUK! ... TUK! ... TUK!Suara langkah kaki Lucas sampai ke telinga Tuan Song yang saat ini sedang duduk di kursi rodanya di ruang keluarga. “Oh, Tuan Lucas, Anda sudah datang?” Tuan Song berbalik menghadap Lucas dan membungkuk memberi hormat padanya. “Selamat datang kembali di kediaman Li, Tuan!”“Hentikan omong kosong ini, Tuan Song! cepat katakan di mana Ashana!”“Bersantailah dulu, Tuan, Nona Muda baik-baik saja. Dia sedang tidur di kamar Anda.”Lucas tentu masing sangat ingat di mana letak kamarnya itu. Di lantai dua paling ujung sebelah kanan. “Hah ...!”—Tuan Song menghela napas seolah merasa sangat lega.“Duduklah, Tuan Lucas! memangnya Anda tidak tertarik untuk mengenang masa lalu bersama saya?” Lu
Setelah mendapat perintah dari Lucas, Kai dan Dania segera menuju Swiss. Setelah seharian menunggu di sekitar bandara kedatangan luar negeri pada akhirnya mereka menemukan apa yang mereka tunggu.Nurmala, perempuan berusia tiga puluhan awal itu menginjakkan kakinya di Swiss bersama dengan seorang laki-laki. Berdasarkan informasi yang didapat oleh Kai, laki-laki itu adalah suami Nurmala yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah operasi jantung.Kai menyamar sebagai orang yang menjemput Nurmala. Dia menghentikan mobilnya tepat di depan perempuan itu dan suaminya.Baik Nurmala maupun suaminya sama sekali tidak ada yang curiga. Sampai pada akhirnya, Nurmala merasa ada yang aneh.“Kenapa jauh sekali? bukankah Tuan Song bilang aku akan bekerja di perkotaan? tapi ini ....”Kai mengernyitkan dahinya—“Tuan Song?” tanyanya dalam batin. “Tuan Song ingin kalian menikmati liburan terlebih dahulu,” jawab Kai kemudian.“Oh, jadi begitu, baiklah.”“Sayang, bosmu baik sekali!” ucap suami Nurmala,
Setelah selesai semua proses hukum terkait tuduhan wanprestasi yang dilakukan Scienic Tech. terhadap Grepes, Daniel dan Alexa pikir mereka dapat beristirahat dengan tenang setelah sampai di Indonesia. Namun, siapa sangka ketika baru turun dari pesawat mereka justru mendapat kabar tidak bagus tentang Ashana.“Apa yang tejadi, Lucas?” Daniel dan Alexa yang baru saja tiba di rumah Lucas itupun langsung menuntut penjelasan. “Apa maksudmu Ashana diculik? siapa yang menculiknya?” imbuh Alexa.“Masih belum jelas siapa yang menculiknya, penculik itu dengan suara samaran mengatakan kalau mereka tidak mengiginkan apapun. Mereka hanya ingin membuatku menderita dengan kehilangan anak.”“Shit!”—Daniel begitu frustasi mendengarnya.“Jika demikian, bukankah itu berarti bisa jadi mereka adalah musuh-musuhmu yang menyimpan dendam?” tanya Alexa.“Hem, kurasa begitu.”“Lalu, di mana Natasha sekarang?” tanya Daniel kemudian.“Dia ada di kamar, dia masih sangat terpukul.” Daniel ingin sekali menghampiri
Lucas mencoba memeriksa rekaman CCTV yang ada di rumahnya untuk mencari petunjuk mengenai hilangnya Ashana. Namun, ternyata semua kamera pengawas yang ada di sana sudah mati sebelum kejadian penculikan. “Argh! sial!” umpat Lucas sambil mengusak kasar rambutnya. Dia kembali ke dalam rumah dan menghampiri Natasha yang tengah duduk menangis di sofa dan ditenangkan oleh pelayan perempuan rumah mereka. “Bagaimana, Lucas?” “Tidak ada petunjuk,” jawab Lucas. “Ah, bagaimana ini? Ashana ....” “Tenanglah, Natasha!” Semua orang yang bekerja di rumah Natasha saat ini berkumpul mengelilingi mereka. Lucas memperhatikan wajah para pegawainya satu per satu. “Seperti ada yang kurang,” batin Lucas. Dia lantas bertanya kepada para pelayannya. “Di mana satu rekan kalian yang belum datang?” Semua pelayan langsung memeriksa orang-orang di samping mereka. Barulah saat itu mereka sadar bahwa masih ada satu orang yang belum terlihat. “Oh, Nurmala!” sahut salah satu orang yang bert
Setelah bergabungnya Dania, kini semua pihak memiliki lawannya masing-masing. Organisasi intelijen, Grepes, Alexander dan Ring Fire, semuanya telah memiliki lawan yang seimbang. Perjanjian Lucas dengan Adolf berhasil membuat Ring Fire kesulitan. Mereka menjadi saingan di pasar gelap. Semenatar itu, Scienic Farm. dengan dibantu oleh Dania tengah menghimpun bukti-bukti keterlibatan pihak internal perusahaan dan juga para pejabat bermasalah. Serta, bukti-bukti hubungan mereka dengan Ring Fire dan Alexander sebagai penjembatan. Sedangkan Scienic Tech. yang kini berubah nama menjadi Bite Inc., mereka tengah menyiapkan ‘bom bunuh diri’ untuk Grepes. Ketika semua sudah dirasa cukup, mereka akan pun akan menekan tombol ‘ledak’. “Kak, rusa buruan sudah lumpuh.” Pesan tersebut merupakan kode dari Kai kepada Lucas untuk memberitahukan keadaan Ring Fire yang telah berhasil dibekukan. Lucas mematikan sambungan teleponnya dengan Kai dan langsung menghubungi Alexa. Sambil terus melu
Di hari pameran ....Dania memasuki galeri dan menunjukkan kartu undangan dari Lucas kepada salah seorang pegawai.“Oh, silakan lewat sini, Nona!”Dania diajak ke sebuah ruangan yang ternyata terdapat sebuah lorong rahasia di dalamnya. Sesampainya di pintu lorong, pegawai tadi mempersilakan Dania untuk memasuki lorong itu sendiri. Hanya perlu mengikuti jalur lorong maka nanti dia akan sampai ke aula tempat pelelangan.“Kamu tidak mengantarku?” tanya Dania ke pegawai tersebut.“Maaf, Nona, saya tidak bisa. Tuan Lucas hanya mengizinkan kami untuk mengantar sampai sini.”“Oh, baiklah.”Pada akhirnya Dania menelusuri lorong sendirian dengan diterangi cahaya lampu yang temaram. Sesampainya di ujung lorong dia menjumpai hanya ada satu pintu di sana. Dania membukanya ....“Dania!” panggil Kai yang berdiri tidak jauh dari pintu. “Kai ....”“Jangan hanya berdiri di sana saja, masuklah!”Menerima undangan tersebut, Dania langsung melangkahkan kakinya memasuki aula. Mata Dania mindai sekitar.