Hari sudah berganti malam, tapi Natasha masih belum melihat Lucas di rumah. Dia berpikir bahwa mungkin Lucas akan lembur. Namun, tidak biasanya Lucas tanpa kabar seperti ini.
Natasha bimbang apakah dia harus menghubungi Lucas atau tidak. Sudah selama beberapa menit dirinya mondar-mandir untuk memikirkannya.“Apa aku sungguh harus menghubunginya dan bertanya apakah dia akan pulang atau tidak?” gumam Natasha.Di saat Natasha masih mencoba memikirkannya, tiba-tiba saja ponsel Natasha berdering. Hal itu membuatnya terkejut, terlebih lagi saat tahu bahwa yang meneleponnya ialah Lucas.Natasha segera menerima panggilan telepon tersebut. “Iya, Lucas.”“Natasha, aku tidak pulang malam ini.”“Oh, begitu rupanya, baiklah!” ucap Natasha, “Apa kamu lembur?” tanyanya kemudian.“Hem!” jawab Lucas singkat.Sambungan telepon itupun diakhiri begitu saja oleh Lucas. Ada sedikit perasaan lega di hati Natasha, karena tahu bahwa LLucas dalam keadaan setengah sadarnya mencengkeram kuat pergelangan tangan Natasha. Baru setelah ia sepenuhnya sadar bahwa yang ada di hadapannya ialah Natasha, Lucas segera melepaskan tangannya.“Natasha?”“Kenapa kamu masih sering demam seperti ini? Apa sebenarnya kamu ini masih anak-anak?” ejek Natasha.Lucas bangkit duduk.—“Kenapa kamu di sini?”“Aku membawakanmu makanan untuk makan siang, tapi karena tidak menemukanmu di kantor, jadinya aku ke sini,” jelas Natasha.“Kenapa?” tanya Lucas lagi, “apa aku memintamu untuk melakukannya? atau, saat ini Lian sedang menuju ke sini untuk membawakanku makan siang?”Natasha sedikit mati kutu dibuatnya. Dalam sekejap ia merasa sangat bodoh karena telah berinisiatif membawakan makanan untuk Lucas.“Aku ....”“Haruskah aku mengingatkanmu tentang kontrak kita, Natasha?”—Lucas mengalihkan pandangannya dari menatap Natasha—“huh! ... sepertinya selama ini aku sedikit longgar
Natasha dengan panik menunggu Sishi di depan ruang operasi. Karena kejadian Sishi yang jatuh di toko sepatu siang tadi, dia pada akhirnya harus menjalani operasi caesar saat ini juga. Kandungan Sishi sejak awal memang cukup lemah, sehingga sampai usia kandungannya tujuh bulan pun janin Sishi tidak cukup kuat untuk menerima benturan dari luar seperti itu. Jadi, mau tidak mau harus dilahirkan sekarang juga demi bisa menyelamatkan si bayi dan ibunya.Yue berusaha menenangkan Natasha yang sedari tadi tangannya tidak berhenti gemetar. “Nona, tenanglah! Nona Sishi dan anaknya pasti akan baik-baik saja. Nona tahu mereka tidak selemah itu.”Natasha mengangguk—“Iya, aku tahu, Sishi dan bayinya pasti akan bertahan. Mereka akan baik-baik saja.”Di saat Natasha masih berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua akan baik-baik saja, pada saat itulah datang Mayleen dan Lin menghampiri Natasha. Namun, tanpa mengatakan apapun dan tanpa mau mendengar penjelasa
Di hari yang sama setelah kedatangan Lian ke kediaman utama, Natasha langsung bercermin di meja riasnya. “Memangnya aku sungguh gemuk, ya?”—Natasha mencubit pipinya—“memang lebih berisi, sih, tapi sepertinya tidak gemuk juga.”TOK! 3x“Maaf Nona, Anda masih belum siap?” tanya Yue yang muncul dari balik pintu.“Oh, Yue, apa menurutmu aku benar gemuk?”—Natasha mengabaikan pertanyaan Yue tadi.“Nona masih memikirkan perkataan Nona Lian?” “Sebenarnya aku tidak terlalu peduli, aku hanya ingin memastikannya saja.”Yue pun menghela napas panjang dan kemudian menjawabnya. “Tidak, Nona, Anda sama sekali tidak gemuk, hanya lebih berisi dari saat pertama kali datang ke rumah ini.”“Nah, benar, kan!” sahut Natasha. “Hah! gara-gara Nona Lian aku jadi harus berpura-pura panik dan menjalani gym,” omel Natasha, “ah, sudahlah!”Pada akhirnya Natasha melupakan tentang gym itu dan pergi dengan Yue. Hari ini mereka berencana untuk mengunjungi Sishi di rumah sakit. Pagi ini Sishi sudah terlepas dari efe
Setelah pertemuan Sishi dengan Duan kemarin malam, pagi ini Yue mendapat telepon dari informannya di rumah sakit. Informannya itupun mengabarkan kepada Yue bahwa semalam dia mendapati Lucas menjenguk Sishi bersama seseorang yang tidak ia ketahui wajahnya.“Aku tidak bisa mendekat atau mengambil foto mereka dari jauh, aku pasti akan ketahuan jika melakukannya!”“Iya, tidak apa-apa, aku mengerti,” ucap Yue, “tapi, apa saja yang mereka lakukan selama di sana?”“Selain menjenguk Nona Sishi ke kamarnya, mereka juga melihat putra Nona Sishi,” jawab si informan, “setelah itu, tidak ada lagi, mereka pergi setelahnya. Namun, aku melihat kedekatan antara Nona Sishi dan orang misterius itu.”“Oh, begitu rupanya. Baiklah, terima kasih atas informasinya!” ucap Yue menutup sambungan telepon tersebut.Informasi yang baru saja ia dapatkan itupun segera Yue sampaikan kepada Natasha, di mana hal tersebut berhasil memunculkan satu nama di kepala Natasha. Me
Natasha dan pelatih gym-nya yang tampan itu semakin dekat dan akrab dari hari ke hari, dan Yue semakin tidak senang melihatnya. Namun, sejauh ini dia masih berusaha untuk menahan diri dan hanya mengawasi, sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Lucas.Yue hanya bisa memperingatkan Natasha mengenai Jun. Hanya sayangnya, Natasha tidak mau percaya, dia justru malah menganggap Yue berlebihan.“Haduh, Yue, kamu kenapa begitu curiga terhadap Jun? dia itu orangnya baik, kalau misal dia ada rencana jahat, dia pasti sudah melakukannya sejak kemarin-kemarin. Namun, mana? tidak ada apapun, kan?” “Tapi Nona, ....”“Sudah, kamu tenang saja! aku yakin Jun itu bukan orang jahat.”Natasha pun menghampiri Jun dan kembali melanjutkan sesi latihan mereka. Sebenarnya, bukan Natasha tidak mau percaya kepada Yue atau sungguh terpedaya oleh Jun, akan tetapi justru karena dia tahu semuanya makanya Natasha bersikap denial seperti itu. Sebelum Jun dat
Jun bergegas turun menuju basement yang menjadi tempat parkir bagi para penghuni apartemen. Dia menghampiri petugas keamanan yang sudah berdiri mengerubungi mobilnya.“Ada apa, Pak?” tanya Jun.“Ini, Tuan, ada yang melempar kaca mobil Anda dengan batu,” jelas petugas keamanan.Jun pun melihat kaca depan mobilnya yang retak cukup parah itu. Dia mendekati mobilnya dengan diliputi perasaan marah dan juga sedih.“Siapa yang melakukannya?” tanya Jun lagi.“Maaf, Tuan! orangnya berhasil melarikan diri,” jelas petugas keamanan. Dia lantas memberikan selembar kertas kepada Jun. “Orang itu hanya menjatuhkan ini di dekat mobil Anda.”Jun mengambil kertas itu dan membacanya. Di sana tertulis, “Kamu dan Lian akan dapat balasannya!”“Apa ini?”—Jun bingung. Kemudian, salah satu petugas keamanan menjelaskan kepada Jun bahwa pelakunya sempat tertangkap kamera pengawas. Namun, sayangnya wajahnya tidak bisa diidentifikasi, karena dia memakai penutup wajah.“Hash ... sialan!” umpat Jun dalam batin, “si
Natasha melihat punggung Jun yang menghilang di balik pintu kamar apartemen. Setelah mendapat telepon dari pos keamanan, Jun langsung bergegas meninggalkannya.Pada kesempatan itulah Natasha memasukkan obat pembangkit gairah ke dalam gelas milik Jun. Lalu, demi memastikan Jun akan meminum minuman yang sudah berisi obat tersebut, Natasha membuang hampir seluruh isi minuman dari gelas satunya ke washtafel. Baru setelah itu dia mulai memasang kamera tersembunyi dan alat penyadap di ruangan tersebut. Sebenarnya, panggilan dari pos keamanan yang membuat Jun pergi ke basement ialah bagian dari rencana Natasha dan Lucas. Saat Natasha ke toilet beberapa saat lalu, dia menelepon salah satu anak buah Lucas yang sudah disiapkan untuk melempar umpan dengan memecahkan kaca mobil Jun dengan surat kaleng.Setelah dirasa segala yang dibutuhkan untuk menjebak Jun telah siap, Natasha pun bergegas menyemprotkan cairan yang dapat memunculkan sidik jari Jun di tombol ke
Natasha terbangun dari tidurnya tanpa tahu apa yang sedang terjadi. Dia membuka ponselnya dan mendapati sebuah pesan masuk dari Jun.Natasha membuka dan membaca pesan tersebut, yang mana pesannya berisi ucapan terima kasih Jun atas kedatangan Natasha kemarin. “Apa ini? kenapa dia sampai berterima kasih seperti ini?” gumam Natasha.Natasha memilih untuk mengabaikan pesan tersebut. Dia hanya berharap hari ini dirinya tidak perlu lagi berolahraga dan berurusan dengan Jun. Tidak lama kemudian, Lucas pun keluar dari kamar mandi. Natasha ragu apakah dia harus menanyakan tentang kelanjutan nasib Jun kemarin kepada Lucas atau tidak.“E ... Lucas!” panggil Natasha.“Apa?” sahut Lucas tanpa menoleh pada Natasha.“Bagaimana dengan Jun kemarin? apa semuanya berjalan dengan lancar?”Lucas pun teringat pada apa yang terjadi kemarin sore, ketika akhirnya Lian lah yang berakhir di kamar Jun. “Iya, kurasa,” jawab Lucas.“Kurasa