Natasha dan pelatih gym-nya yang tampan itu semakin dekat dan akrab dari hari ke hari, dan Yue semakin tidak senang melihatnya. Namun, sejauh ini dia masih berusaha untuk menahan diri dan hanya mengawasi, sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Lucas.
Yue hanya bisa memperingatkan Natasha mengenai Jun. Hanya sayangnya, Natasha tidak mau percaya, dia justru malah menganggap Yue berlebihan.“Haduh, Yue, kamu kenapa begitu curiga terhadap Jun? dia itu orangnya baik, kalau misal dia ada rencana jahat, dia pasti sudah melakukannya sejak kemarin-kemarin. Namun, mana? tidak ada apapun, kan?”“Tapi Nona, ....”“Sudah, kamu tenang saja! aku yakin Jun itu bukan orang jahat.”Natasha pun menghampiri Jun dan kembali melanjutkan sesi latihan mereka. Sebenarnya, bukan Natasha tidak mau percaya kepada Yue atau sungguh terpedaya oleh Jun, akan tetapi justru karena dia tahu semuanya makanya Natasha bersikap denial seperti itu.Sebelum Jun datJun bergegas turun menuju basement yang menjadi tempat parkir bagi para penghuni apartemen. Dia menghampiri petugas keamanan yang sudah berdiri mengerubungi mobilnya.“Ada apa, Pak?” tanya Jun.“Ini, Tuan, ada yang melempar kaca mobil Anda dengan batu,” jelas petugas keamanan.Jun pun melihat kaca depan mobilnya yang retak cukup parah itu. Dia mendekati mobilnya dengan diliputi perasaan marah dan juga sedih.“Siapa yang melakukannya?” tanya Jun lagi.“Maaf, Tuan! orangnya berhasil melarikan diri,” jelas petugas keamanan. Dia lantas memberikan selembar kertas kepada Jun. “Orang itu hanya menjatuhkan ini di dekat mobil Anda.”Jun mengambil kertas itu dan membacanya. Di sana tertulis, “Kamu dan Lian akan dapat balasannya!”“Apa ini?”—Jun bingung. Kemudian, salah satu petugas keamanan menjelaskan kepada Jun bahwa pelakunya sempat tertangkap kamera pengawas. Namun, sayangnya wajahnya tidak bisa diidentifikasi, karena dia memakai penutup wajah.“Hash ... sialan!” umpat Jun dalam batin, “si
Natasha melihat punggung Jun yang menghilang di balik pintu kamar apartemen. Setelah mendapat telepon dari pos keamanan, Jun langsung bergegas meninggalkannya.Pada kesempatan itulah Natasha memasukkan obat pembangkit gairah ke dalam gelas milik Jun. Lalu, demi memastikan Jun akan meminum minuman yang sudah berisi obat tersebut, Natasha membuang hampir seluruh isi minuman dari gelas satunya ke washtafel. Baru setelah itu dia mulai memasang kamera tersembunyi dan alat penyadap di ruangan tersebut. Sebenarnya, panggilan dari pos keamanan yang membuat Jun pergi ke basement ialah bagian dari rencana Natasha dan Lucas. Saat Natasha ke toilet beberapa saat lalu, dia menelepon salah satu anak buah Lucas yang sudah disiapkan untuk melempar umpan dengan memecahkan kaca mobil Jun dengan surat kaleng.Setelah dirasa segala yang dibutuhkan untuk menjebak Jun telah siap, Natasha pun bergegas menyemprotkan cairan yang dapat memunculkan sidik jari Jun di tombol ke
Natasha terbangun dari tidurnya tanpa tahu apa yang sedang terjadi. Dia membuka ponselnya dan mendapati sebuah pesan masuk dari Jun.Natasha membuka dan membaca pesan tersebut, yang mana pesannya berisi ucapan terima kasih Jun atas kedatangan Natasha kemarin. “Apa ini? kenapa dia sampai berterima kasih seperti ini?” gumam Natasha.Natasha memilih untuk mengabaikan pesan tersebut. Dia hanya berharap hari ini dirinya tidak perlu lagi berolahraga dan berurusan dengan Jun. Tidak lama kemudian, Lucas pun keluar dari kamar mandi. Natasha ragu apakah dia harus menanyakan tentang kelanjutan nasib Jun kemarin kepada Lucas atau tidak.“E ... Lucas!” panggil Natasha.“Apa?” sahut Lucas tanpa menoleh pada Natasha.“Bagaimana dengan Jun kemarin? apa semuanya berjalan dengan lancar?”Lucas pun teringat pada apa yang terjadi kemarin sore, ketika akhirnya Lian lah yang berakhir di kamar Jun. “Iya, kurasa,” jawab Lucas.“Kurasa
Lian mendengar pintu ruangannya tiba-tiba dibuka dari luar. Dia pasti sudah marah jika tidak melihat sosok Lucas muncul dari baliknya.“Lu-Lucas?”Setelah tahu bahwa yang menerobos masuk ke ruangannya ialah Lucas, Lian pun memberi isyarat kepada sekretarisnya untuk meninggalkan mereka berdua. Dia tahu bahwa pasti ada hal yang sangat penting sehingga membuat Lucas mengunjunginya seperti itu.Tanpa menunggu dipersilakan, Lucas sudah langsung duduk di sofa. Sementara itu, Lian baru mulai bangkit dari kursinya dan menawarinya minum.“Mau minum?”“Tidak perlu,” jawab Lucas singkat.Lian berjalan menghampiri Lucas dan memeluk bahu Lucas dari belakang. “Tidak biasanya Kamu datang mencariku, ada apa? kamu sudah mulai merindukanku?”Lucas dengan wajah dan nada suara yang datar berkata, “Berhenti bersikap manis padaku!” Lalu, dia mengeluarkan beberapa lembar foto dari saku jasnya, di mana hal itu mampu membuat Lian terpe
Natasha memasuki ruangan departemen tempat dia akan bekerja, lalu berjalan menuju mejanya yang berdebu di pojokan. “Ini mejaku?” tanya Natasha kepada salah satu stafnya.“I-i-ya, Nona,” jawab staf yang bernama Ling-ling tersebut. Dia merasa gugup—“J-ja-ngan khawatir, Nona, saya akan membersihkannya!” Saat Ling-ling akan pergi untuk mengambil alat pembersih, Natasha segera mencegahnya. “Tidak perlu!” ucap Natasha, “menurutmu, aku tidak bisa membersihkan tempatku sendiri? kembalilah ke kursimu!” perintahnya kemudian.Ling-ling bersikeras untuk membantu. Namun, Natasha sungguh mengusirnya kembali ke tempatnya. “Aku mungkin dibesarkan di tengah kemewahan, tapi aku tidak lumpuh sampai tidak bisa bersih-bersih sendiri!” gumam pelan Natasha.Natasha mengambil alat pembersih dan mulai menyedot debu; mengelap meja-kursinya; dan menyapu. Semua itu Natasha kerjakan sendirian hingga tempat tersebut berubah menjadi sangat bersih.Natasha ba
Daniel tercengang melihat wajah perempuan di depannya sangat mirip dengan Devada. Dia tentu mengingat dan mengenali wajah Devada, akan tetapi tentunya dia tidak berpikir bahwa perempuan di hadapannya saat ini ialah Devada, karena dia telah mati.“Bukankah sudah kukatakan untuk jangan terlalu formal denganku, Daniel?” Daniel yang masih syok itupun tersadar dari lamunanya. “Ah, iya, maafkan aku!” “Sudahlah, silakan duduk!”“Iya,”—Daniel duduk tepat di depan Natasha dan Lucas. Sepanjang makan malam tersebut Daniel tidak bisa memalingkan pandangannya dari Natasha. Dia terus mengamati detil wajah Natasha untuk memastikan bahwa Natasha bukanlah Devada.Daniel terus bertanya-tanya dalam batin. “Tidak mungkin dia Devada, orang mati tidak akan hidup lagi, ‘kan?”“Jadi, Natasha, Daniel ini adalah pemimpin Scienic tech., perusahaan di Indonesia yang kelak akan kamu pimpin,” jelas Lucas.Baik Daniel maupun Natasha, merek
Setelah mengetahui alasan Lucas menaruhnya di posisi manager departemen yang sedang sekarat, Natasha akhirnya mulai menyusun strategi untuk bisa mempertahankan departemen tersebut. Setelah berkonsultasi dengan Tuan Song dan melakukan studi kasus terhadap perusahaan lain yang memiliki departemen serupa, akhirnya Natasha menemukan masalahnya.Pagi ini Natasha memasuki kantor Ethereal dengan penampilan sedikit berbeda. Lebih santai dengan rambut yang dikuncir kuda, kemeja polos tanpa jas yang dimasukkan ke dalam celana bahan, serta sepatu kets yang sangat nyaman digunakan untuk berjalan. Penampilan Natasha itupun mengundang perhatian semua orang yang melihatnya. Tidak lama kemudian, ruang chat para pegawai mulai ramai kembali dengan aktivitas pergosipan.“Kalian lihat dia pagi ini?”“Lihat siapa?”“Siapa lagi, ya tentu saja perempuan ular yang melilit bos kita.”“Oh, perempuan itu, kenapa? apa yang dilakukannya? aku masih belum sam
Setelah pertemuannya dengan Natasha, ingatan Daniel tentang Devada di masa lalu akhirnya muncul kembali. Masih jelas dalam ingatannya sosok seperti apa Devada di matanya.Dibesarkan di tengah keluarga yang utuh dan saling menyayangi dengan keadaan ekonomi yang sangat baik tidak lantas membuat Devada menjadi pribadi yang manja. Sebaliknya, mama dan papa Devada begitu tegas dalam mendidik satu-satunya putri mereka.Meskipun bergelimang harta, tetapi Devada dididik untuk tidak bergaya hidup hedonis. Dia selalu diajarkan untuk selalu hidup sederhana, mandiri, dan ringan tangan dalam membantu sesama.Oleh sebab itulah, akhirnya Devada tumbuh menjadi pribadi yang ceria, baik, dan rendah hati. Namun, sayangnya hal itu terkadang membuatnya mudah sekali terkena tipu daya orang lain. Daniel masih ingat jelas seperti apa pertemuan pertamanya dengan Devada. Saat itu merupakan masa awal Devada masuk perkuliahan, tapi sayangnya dia terancam terlambat masuk kel