Pagi ini menjadi sejarah baru yang membahagiakan bagi Zihan. Sebab, ini kali pertama dirinya diantar sekolah oleh mama dan papanya.
Setelah meminta maaf kepada guru kelas Zihan atas apa yang terjadi sebelumnya, Zihan pun melambaikan tangan pada kedua orang tuanya dan berlalu memasuki gedung sekolah. Sementara itu, Ana dan Changyi kembali masuk ke dalam mobil mereka.“Mau ke mana kita hari ini?” tanya Changyi.“Kamu tidak ke restoran?” balas Ana.“Sebenarnya orang-orang di restoran belum tahu kalau aku sudah kembali, jadi tidak apa, untuk hari ini biarkan mereka menganggap aku masih di Perancis.”Ana mengangguk paham. Lalu, kembali Changyi bertanya kepada Ana.“Jadi, mau ke mana?”“Ehm ... bagaimana kalau kita pergi ke pantai yang dulu jadi tempat pertama kita kencan?” usul Ana.“Kamu mau nostalgia?”“Hem, kita sudah lama tidak jalan-jalan,” jawab Ana.“Baiklah, kalau begitu“Katakan! ... Ana?”“Seperti yang kukatakan semalam, Changyi, aku melakukan kejahatan.”“Apa, kejahatan apa?” tanya Changyi.“Aku ... melakukan bisnis ilegal, aku menjadi broker untuk bisnis-bisnis gelap para petinggi,” ungkap Ana, “itulah mengapa mereka mau mengangkatku pada pemilu mendatang, mereka ingin memanfaatkanku.”Changyi dan Natasha tercengang mendengar pengakuan tersebut. Changyi tidak tahu harus berkata apa. Dia kaget, kesal, marah, tidak hanya kepada istrinya tetapi juga pada dirinya sendiri.“Jika aku mengundurkan diri, mungkin tidak akan jadi masalah bagi partai dan orang-orang yang selama ini ada di pihakku, tapi mereka yang selama ini sudah kurugikan, aku tidak tahu apa yang mungkin akan mereka lakukan. Aku tidak peduli jika mereka menyakitiku, tapi aku tidak bisa jika kamu dan Zihan harus terseret dalam masalahku ini.”“Apa kamu bilang? tidak peduli pada dirimu sendiri?” ulang Changyi, “Ana, kamu tidak berpikir bagaimana perasaanku dan Zihan jika sampai kamu kenapa-k
Air laut sudah mulai naik lagi. Warna biru langit dan laut berpadu dengan cahaya kuning keemasan sang surya mengiringi semilir angin yang menerpa rambut hitam Natasha.Dari beberapa langkah di belakang Natasha, Lucas melihat istrinya itu kesulitan mengatur rambutnya. Lucas mencoba meraba kantong pakaiannya, mencari sesuatu yang mungkin bisa digunakan untuk mengikat rambut.Sayangnya, Lucas tidak menemukan apapun selain dasinya yang ia lipat dan simpan di kantong celana. Lucas mengambil itu dan berjalan mendekati Natasha. Setelah tepat berada di belakangnya, Lucas langsung meraup rambut Natasha. Hal itu membuat Natasha kaget, tapi belum sampai ia bertanya, Lucas sudah lebih dulu menjelaskan.“Aku tidak punya ikat rambut, jadi ikat dengan dasiku saja!” Lucas mengikatkan rambut Natasha. Sementara itu, saat ini si yang punya rambut justru sibuk menganalisa diri.Natasha meletakkan telapak tangannya di dada dan memeriksa apakah benar saat ini jantungnya tengah berdebar cepat. Benar saja
Pagi ini, keluarga Li dan seluruh jagat negeri dikejutkan oleh berita tentang pengunduran diri Ana dari pemerintahan dan juga partai politiknya yang sudah ia naungi selama kurang lebih lima tahun. Karena berita tersebut, ponsel semua anggota keluarga Li, kecuali Natasha, terdengar sangat berisik hari ini. Ada banyak orang yang ingin tahu lebih mengenai alasan di balik pengunduran diri Ana. Sebagian besar dari mereka ingin tahu karena hal itu berkaitan dengan bisnis mereka, sementara sebagian lagi karena ingin menjadikannya sebagai bahan bergosip.Setelah melihat siaran pers Ana, Suzhi pun segera menghubungi putrinya tersebut. “Apa yang kamu lakukan, Ana?” tanya Suzhi.“Seperti yang Mama lihat dan dengar dari media, aku akan berhenti dari dunia politik dan menjadi ibu rumah tangga biasa,” jawab Ana.Suzhi bisa memahami alasan putrinya tersebut. Namun, dia merasa bahwa masih ada yang belum diungkapkan Ana kepadanya. Suzhi sangat tahu sebe
Setelah Ana ditahan, Suzhi kini pindah tinggal bersama dengan menantu dan cucunya. Hal tersebut ia lakukan setelah mendapat pesan dari Ana untuk menjaga suami serta anaknya.Sebenarnya Ana tidak mengharuskan Suzhi pindah, tetapi Suzhi sendiri yang menginginkannya. Itu semua dia lakukan agar tetap dekat dengan cucunya dan demi sedikit meringankan pekerjaan Changyi yang harus ke sana ke mari mengurus banyak hal.Akan sangat merepotkan bagi Changyi jika ia harus menjemput dan menitipkan Zihan ke kediaman Li. Dia juga tidak bisa membiarkan Natasha yang lebih repot mengurus Zihan, padahal Zihan masih memiliki nenek. Suzhi ingin lebih berguna untuk Anak, menantu, serta cucunya. Jadi, pada akhirnya Suzhi memutuskan untuk keluar dari kediaman Li dan pindah ke rumah anak serta menantunya itu.Hanya saja, tinggal di kediaman Li dengan tinggal di rumah anaknya nyatanya sangat jauh berbeda. Di kediaman Li, ada banyak pelayan yang siap sedia membantunya mengu
Pasca konferensi pers, Suzhi berkunjung ke makam mantan suaminya. Sudah hampir 10 tahun mantan suaminya itu meninggal, tapi ini baru kali kedua Suzhi berkunjung ke sana.Suzhi melihat makam mantan suaminya itu sangat bersih dan terawat. Dia lantas meletakkan seikat bunga di depan batu makam.“Sepertinya kamu berhasil merawat Ana dengan baik, sehingga sampai saat ini Ana masih terus merawat makammu,” ucap Suzhi, “Maaf aku tidak membantumu merawat Ana! maaf pula aku baru mengunjungimu sekarang! aku ... aku tidak memiliki muka untuk melakukannya.”Sejak awal, pernikahan Suzhi dengan mantan suaminya itu memang tidak pernah mendapat restu dari keluarga Li, khususnya papa Suzhi. Semuanya menjadi semakin rumit ketika mantan suaminya tersebut gagal dalam berpolitik. Keluarga Li tidak mau menanggung kerugian dan masalah yang muncul karenanya. Lebih parah, papa Suzhi menggunakan kegagalan papa Ana itu untuk memaksa Suzhi bercerai dan membiarkan hak asuh An
Hari sudah berganti malam, tapi Natasha masih belum melihat Lucas di rumah. Dia berpikir bahwa mungkin Lucas akan lembur. Namun, tidak biasanya Lucas tanpa kabar seperti ini. Natasha bimbang apakah dia harus menghubungi Lucas atau tidak. Sudah selama beberapa menit dirinya mondar-mandir untuk memikirkannya. “Apa aku sungguh harus menghubunginya dan bertanya apakah dia akan pulang atau tidak?” gumam Natasha.Di saat Natasha masih mencoba memikirkannya, tiba-tiba saja ponsel Natasha berdering. Hal itu membuatnya terkejut, terlebih lagi saat tahu bahwa yang meneleponnya ialah Lucas.Natasha segera menerima panggilan telepon tersebut. “Iya, Lucas.”“Natasha, aku tidak pulang malam ini.”“Oh, begitu rupanya, baiklah!” ucap Natasha, “Apa kamu lembur?” tanyanya kemudian.“Hem!” jawab Lucas singkat.Sambungan telepon itupun diakhiri begitu saja oleh Lucas. Ada sedikit perasaan lega di hati Natasha, karena tahu bahwa L
Lucas dalam keadaan setengah sadarnya mencengkeram kuat pergelangan tangan Natasha. Baru setelah ia sepenuhnya sadar bahwa yang ada di hadapannya ialah Natasha, Lucas segera melepaskan tangannya.“Natasha?”“Kenapa kamu masih sering demam seperti ini? Apa sebenarnya kamu ini masih anak-anak?” ejek Natasha.Lucas bangkit duduk.—“Kenapa kamu di sini?”“Aku membawakanmu makanan untuk makan siang, tapi karena tidak menemukanmu di kantor, jadinya aku ke sini,” jelas Natasha.“Kenapa?” tanya Lucas lagi, “apa aku memintamu untuk melakukannya? atau, saat ini Lian sedang menuju ke sini untuk membawakanku makan siang?”Natasha sedikit mati kutu dibuatnya. Dalam sekejap ia merasa sangat bodoh karena telah berinisiatif membawakan makanan untuk Lucas.“Aku ....”“Haruskah aku mengingatkanmu tentang kontrak kita, Natasha?”—Lucas mengalihkan pandangannya dari menatap Natasha—“huh! ... sepertinya selama ini aku sedikit longgar
Natasha dengan panik menunggu Sishi di depan ruang operasi. Karena kejadian Sishi yang jatuh di toko sepatu siang tadi, dia pada akhirnya harus menjalani operasi caesar saat ini juga. Kandungan Sishi sejak awal memang cukup lemah, sehingga sampai usia kandungannya tujuh bulan pun janin Sishi tidak cukup kuat untuk menerima benturan dari luar seperti itu. Jadi, mau tidak mau harus dilahirkan sekarang juga demi bisa menyelamatkan si bayi dan ibunya.Yue berusaha menenangkan Natasha yang sedari tadi tangannya tidak berhenti gemetar. “Nona, tenanglah! Nona Sishi dan anaknya pasti akan baik-baik saja. Nona tahu mereka tidak selemah itu.”Natasha mengangguk—“Iya, aku tahu, Sishi dan bayinya pasti akan bertahan. Mereka akan baik-baik saja.”Di saat Natasha masih berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua akan baik-baik saja, pada saat itulah datang Mayleen dan Lin menghampiri Natasha. Namun, tanpa mengatakan apapun dan tanpa mau mendengar penjelasa