Share

Bab 4

Author: Lusia Sudarti
last update Last Updated: 2024-10-28 11:41:04

4. PELET(Terjebak Cinta Terlarang)

Insiden Paman Dengan Fotografer

Penulis: Lusia Sudarti

Part 4

*****

Lagi!

Lagi!

Lagi!

MC pun bertanya.

"Bagaimana Mbak? Mereka suka sekali sama suara merdu Mbak Maya," tanyanya, ia mengumbar senyuman dan mengedipkan mata genitnya.

Hufft! Apa ini?" aku memutar bola mata dengan perasaan sebal.

❣❣❣❣❣❣

"Baiklah! Saya akan coba membawakan sebuah lagu kesayangan saya.

Dan lagu kali ini sebuah lagu dari Sony Josh. Orang Desa ..."

Plok!

Plok!

Plok!

Tepuk tangan meriah kembali terdengar riuh dan membahana, dari ratusan tamu undangan.

Dan seketika hening dan senyap dikala musik mulai mengalun.

'Hitam kulitku, putih kulitmu,

Rombeng bajuku, dari toko bajumuu ...

Pikirlah duluu, kalo cinta padaku,

Yang lebih baik, jangan buru-buru ...

Aku orang desa, engkau orang kota ...

Ku orang miskiiinn ...

Hidupmu terjamin ...

Jangankan mobiiill ...

Jangankan motoorr ...

Sepeda sajaa, aku tak punyaa ...

Aku ini Maaas ...

Anak orang miskiiin, Bapakku sopiir,

Si Mbok buruh tanduurrr ...

Sedang dirimu Maass ...

Anaknya Direktuurr ...

Yang penuh harta dan juga maaakmuurr

Apakah senaaang ...

Nanti orang tuaamu ...

Punya menantu, yang miskin seperti aku ...

Tugasku menyanyikan lagu pun berakhir.

"Makasih," ucapku seraya membungkukkan tubuh kembali.

Hampir semua tamu undangan memberi saweran yang cukup besar.

Dan pihak panitia menyediakan tempat berupa kotak plastik yang sedikit besar.

❣❣❣❣❣

Disaat lagu telah berakhir, terdengar

tepukan meriah sekali lagi

Dan aku pun seolah menjadi artis dadakan.

Berbagai pasang mata menatap takjub.

Aku melangkah perlahan dengan lemah gemulai menuruni undakan tangga.

Aku menebar senyum dan bersikap sangat sopan.

Aku kembali ketempat duduk semula, begitupun dengan keluarga Mbah Herman, melepas lelah setelah menari.

"Mama ...!" teriak Anjani yang muncul dari arah pelaminan bersama teman barunya, mereka seusia dan terlihat begitu akrab.

"Apa sih Sayang," jawabku ketika ia telah sampai di dekatku.

"Minta uang lagi donk!" ucapnya sembari menengadahkan tangan kanan-nya.

"Heem, emang yang tadi udah habis ...!" jawabku menautkan kedua alisku sembil menatap tajam kepadanya. Pura-pura marah, sedang teman barunya terlihat ketakutan, aku jadi tak tega melihatnya.

"Iya Ma, hehehe," ujarnya terkekeh, ia saling pandang dengan teman barunya, lalu mengedipkan sebelah netranya yang berbinar.

"Ini, tapi jangan dihabisin, itu teman kamu dijajanin ya!" ujarku kepadanya seraya mengulurkan uang kepadanya.

"Horee, iya Ma, makasih ya ..."

Seketika ia menarik tangan temannya untuk beli jajan.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah lakunya.

Dari kejauhan aku menangkap siluet tubuh seseorang yang tak kukenal, tubuhnya tinggi tegap, hidung mancung, rambut model ala korea. Tiba-tiba kurasakan debaran aneh di dadaku, darahku berdesir kala tatapan saling bertemu, aku mengalihkan pandangan kearah lain, ketika ia mengulas senyum manis yang membuat jantungku berdetak lebih kencang.

Aku menundukkan kepala menatap kedua kakiku yang beralaskan sepatu bertumit tinggi. Aku tersenyum sendiri mengingat sepatuku yang masuk dalam tanah ketika aku melangkah, iya tak sengaja aku berpijak dijalan tanah.

Aku beranjak dari tempat duduk untuk mencari keberadaan Anjani diluar.

Aku mengedarkan tatapanku kesemua arah mencari-cari keberadaan-nya.

"Anjani, udah nanti Mama kamu marah lho kalo uangnya habis," ujar Revalina, Anjani menoleh kepada Revalina.

Samar-samar aku mendengar perbincangan Anakku dengan teman barunya. Aku menajamkan pendengaranku.

"Gak kok, Mama gak akan marah.

Anjani membeli es cream dua bungkus untuknya satu dan untuk Revalina satu.

"Ini untukmu Reva," Anjani memberikan es cream kepadanya, tetapi ia takut menerima pemberian Anjani.

Aku melangkah keluar mencari  keberadaan Anjani dari suara yang aku dengar. Kesatu arah aku menemukan keberadaan mereka berdua. Bergegas aku menghampiri keduanya.

"Anjanii ....!" teriakku sembari melangkah, sedangkan Revalina menunduk takut ketika melihatku. Sedang Anjani terbelalak menatapku, kedua bola matanya bertambah lebar seolah hendak melompat.

"Ma-amaa ..."

Teriak Anjani dengan kedua mata membola kala menyadari kehadiranku.

Aku yang mengerti akan ketakutan mereka berdua kemudian kuulas senyum.

"Ambilah, Mama Anjani gak marah kok," aku tersenyum kembali, kuusap lembut pucuk kepala mereka berdua.

"Siapa namamu Dek?" tanyaku sembari mensejajarkan tubuh dengan berjongkok.

"Revalina Tante," ia menatapku dan bibir melengkung membentuk senyum.

"Ambil aja buat Reva, jangan bermain terlalu jauh ya?" ucapku seraya bangkit berdiri.

"Mama mau kedalam dulu ya? Reva, Tante kedalam dulu, nanti kalo udah segera masuk!" titahku kepada mereka seraya melangkah perlahan kedalam ruangan ketempat duduk semula.

Ternyata Ibu sudah ada dikursi disampingku.

"Dari mana Maya?" tanya Ibu penuh selidik.

Aku menjatuhkan bobotku.

"Itu Bu, cari Anjani! Jajan terus dari tadi, udah habis lima puluh ribu," jawabku singkat.

"Ya Allah, bener-bener Anak itu ..."

Aku mengedarkan pandangan keseleruh ruangan, terlihat semua orang yang fokus pada acara yang berlangsung, ada sebagian yang menatapku kagum.

Itu membuatku menjadi salah tingkah dibuatnya.

Aduuuh ..."

Hatiku menjadi bergetar karena salah tingkah.

Dag, dig, dug hatiku, dan aku membalas dengan sopan senyuman mereka.

Diatas panggung pelaminan, MC dan pihak panitia terlihat sedang membicarakan sesuatu, entah apa yang mereka perbincangkan! Aku tak tau, tetapi mereka sesekali menatapku dan tersenyum.

Akupun membalas senyuman mereka.

Aku dan Ibu melangkah keruang khusus.

"Bu Maya mau ambil cemilan sama minum, Ibu mau gak?" tanyaku seraya berdiri di depan Ibu.

"Iya May, ambilin Ibu kripik sama wajik ya?" sahut Ibu.

Aku mengangguk lalu melangkah perlahan. Entah mengapa, setiap gerak-gerikku selalu menjadi pusat perhatian. Dengan santai aku mengambil makanan yang tersedia diatas meja dan kembali ketempat semula dan Ibu memperhatikanku dengan tersenyum.

"Senyum-senyum, emang ada yang lucu Bu?" tanyaku seraya menghempaskan bobotku perlahan dikursi.

"Kamu jadi pusat perhatian," bisiknya di telingaku.

"Hehehe ... Anak Ibu," ujarku membalas bisikan beliau.

"Hehehe, siapa dulu donk Ibunya," jawab Ibu terkekeh di telingaku.

"Bu Bapak masih menemani Mbah Herman, kok Ibu gak ikut lagi?" tanyaku sembari ngemil.

"Capek kaki Ibu berdiri terus, nanti kalo udah gak terlalu pegal kesana lagi," jawab beliau sambil meluruskan kedua kakinya di kursi yang ada di depan kami.

"Nanti kamu mau bernyanyi lagi May?" tanya Ibu, beliau menatapku sesaat.

"Enggak ah Bu, capek, sakit juga tenggorokan aku," ujarku.

"Tapi seandainya diminta untuk bernyanyi lagi, ya apa boleh baut, hehehe," sambungku dengan tertawa keras, aku menutup mulut ketika menyadari menjadi pusat perhatian karena suara tawaku. Mungkin mengganggu mereka.

Ibu tertawa melihatku yang salah tingkah.

"Heem, lambemu (heem, mulutmu)," ujar Ibu tertawa.

Dari arah pelaminan MC turun dan berjalan kearahku dan Ibu seraya tersenyum misterius.

Aku dan Ibu tak menyadari arti dari tawa itu.

"Eehh, permisi Mbak," ketika MC sampai di tempat khusus keluarga.

"Iya ada apa Pak?" tanyaku.

"Aaduh Mbak! Jangan panggil Pak donk, Memangnya saya terlihat tua," sungutnya.

"Hemm maaf Pak, eh ..."

"Mas ...!" sambungku cepat.

"Oh iya, Mas," kataku lagi.

"Disewa keluarga pengantin?" tanyanya sambil tersenyum genit.

"Bukan, saya keluarga mereka," jawabku ketus.

"Oh dari pihak laki-laki ya?" tanyanya.

"Iihh kok semua menyebalkan yaa?" lirihku dalam hati.

Dan dari jarak jauh aku melihat tatapan tidak suka dari Sunardi Pamanku.

Melihat kegenitan fotografer tersebut.

Sunardi pun menghampiri fotografer itu, lalu.

Menariknya kebelakang panggung yang sepi, aku tak tahu apa yang mereka bicarakan.

Bersambung

Related chapters

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 5

    5. PELET(Terjebak Cinta Terlarang) Gelagat Aneh Paman Penulis:Lusia Sudarti Part 5 ************* Sunardi pun menghampiri Fotografer itu, lalu menariknya kebelakang panggung yang sepi.Aku tak tau apa yang mereka bicarakan. Dari arah panggung, panitia menghampiri aku. "Mbak ini uang saweran milik Mbak Maya tadi," ucap Panitia sambil menyodorkan sejumlah uang yang ada di dalam kotak khusus saweran. "Ooh iya makasih banyak Pak," jawabku. "Iiya sama-sama Mbak, nanti Mbak Maya di minta untuk membawakan lagu kembali," ucap panitia dengan tersenyum sopan. Aku terkejut, benar-benar tak menyangka, kalo masih di minta membawakan lagu lagi. "Oohh baiklah Pak," ucapku, aku mengulas senyuman. "Kalo begitu saya permisi Mbak," pamitnya kemudian. "Baiklah Pak, terima kasih ya," ujarku sambil membungkuk hormat. Aku membawa kotak kardus pemberian dari pihak panitia kedalam kamar pengantin, pintu kututup agar tak ada yang melihat aku menghitung jumlah uang yang bertaburan di dalam kardus.

    Last Updated : 2024-10-28
  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 6

    6. PELET(Terjebak Cinta Terlarang) Anjani Keberatan Aku Bernyanyi Penulis:Lusia Sudarti Part 6 ********* Aku mengamati kamar pengantin yang dihias begitu indah, dan tempat tidur pun bertaburan kelopak-kelopak bunga mawar merah.Aku tertegun sejenak melihat semua ini, untuk saat ini aku belum ingin menikah. Aku takut sekali untuk berumah tangga kembali, karena kegagalan yang pernah kualami, dan masih menyisakan trauma yang mendalam. Dan tak terasa waktu terus berjalan acara masih terus berlanjut karena memang acara akan berakhir hingga satu hari satu malam kemudian.Jangan ditanya kalo dana yang didapat! Tetapi dana yang masuk pun melebihi dari semua pengeluaran, Herman Mbahku adalah sosok yang disegani dan penuh wibawa dimata masyarakat. Tak heran jika ia menpunyai hajat, semua tumpah ruah seperti hujan yang turun dari langit.Sumbangan yang didapat tiga kali lipat dari pengeluaran. 'Masyaallah, sungguh besar kuasa Allah," lirihku dalam hati. Aku tak heran, saweran yang kudap

    Last Updated : 2024-10-30
  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 7

    7. Terjebak Cinta Terlarang Bermimpi aneh! Penulis: Lusia SudartiPart 7***************** "Sssi-apa ya?" tubuhku gemetar hebat, karena aku memang tak punya teman dekat, teman jauh, boro-boro pacar. "Ttoo--eeemm, mulutku dibungkam dari belakang. "Ssssstt jangan teriak Dek, ini Paman," bisiknya di telingaku hingga membuat bulu romaku meremang. Lalu tubuhku dihadapkan kepadanya, dan kedua tangannya memegang bahuku, tatapan-nya begitu sendu.Aku begitu ketakutan dengan sikap dan perbuatan-nya. "Pa-maaan ...? Ma-mau apa?" tanyaku yang merasa sangat ketakutan. "Jangan takut Dek," lirihnya seraya menundukkan kepala, tatapan-nya seolah ingin menerkamku. Tubuhku gemetar, jantungku berdetak lebih kencang.Aku tertunduk, sama sekali tidak berdaya, dan tak ada keberanian unyuk membalas menatapnya. "Kenapa Paman begini?" desisku. Aku tak mampu bergerak karena tubuhku terkunci kedua tangan-nya. "Maafin Paman Dek? Paman suka sama Adek," ucapnya lirih. Aku terperangah mendengar ucapan-ny

    Last Updated : 2024-11-12
  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 8

    8. Terjebak Cinta Terlarang Cium Jauh Sang Paman Penulis: Lusia Sudarti Part8 ************* Kucoba menepis semuanya, dia Pamanku, lebih muda dariku dan yang pasti bukan tipeku. Akhirnya kami pun berpamitan, semua saudara satu-persatu menyalami kami, dan saling memeluk. Kami menuju mobil setelah semua siap, mobil pun berjalan perlahan menyusuri jalanan beraspal di tengan desa. Entah hanya penglihatanku entah apa? Kulihat dari jauh, Paman melambaikan tangan sembari tersenyum manis dan memberikan k3cupan jauh (kiss bye). Jantungku serasa mau lepas, melihatnya. Lalu kualihkan pandanganku kedepan. 'Oh iya ... apa kabar ponselku ya? Karena sibuk hampir lupa pada benda pipih kesayanganku itu," gumamku. Ternyata begitu banyak panggilan tak terjawab dan SMS dari sahabatku. Kubuka satu-persatu sms dari sahabat-sahabatku, dan salah satunya ada sms dari Arga. [Hai Maya? Lagi apa nih?] [Kok nggak balas sih?] [Kamu marah ya Sayang?] [Pliisss jangan gitu donk?] [Balas Sayang]. Rente

    Last Updated : 2024-11-13
  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 9

    9. Terjebak Cinta Terlarang Kabar Dari Paman Penulis: Lusia Sudarti Part 9 [Maya Sayang, aku gak perduli kamu gak suka tapi aku akan terus berusaha] balasnya lagi dan itu membuatku muak. [Dasar keras k3pala!] balasku lagi.Drrrtt! drrrrt! drrrrtt!Tiba-tiba ponselku bergetar, aku lihat nomor tanpa nama, nomor siapa lagi ini! Tetapi tetap aku angkat meskipun hatiku enggan untuk mengangkatnya. (hallo ...) jawabku. (Halo Dek ... ini Paman) jawabnya dan suara Paman bergetar. (Oh Paman ...! Ada apa Paman? Mau bicara sama Bapak atau Ibu?) tanyaku. (Iya Dek, mau ngomong sebentar) sahutnya. (Baiklah Paman tunggu ya?) balasku sambil beranjak keluar mencari keberadaan Ibu. (Siip ...) jawabnya lagi. "Buukk, ni Paman! Anaknya Mbah Herman mau ngomong," teriakku, seraya menyerahkan ponsel kepada Ibu. Ibu menerima ponselku lalu berbicara dengan-nya, aku menonton acara televisi sebentar sambil menunggu ponsel. (Halo Di, eneng opo? (halo Di, ada apa?) tanya Ibu, aku hanya mendengarkan

    Last Updated : 2024-11-14
  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 10

    10. Terjebak Cinta Terlarang Kedatangan Paman Membawa Petaka. Penulis: Lusia Sudarti Part10 ------------------ "Jani mau berangkat ngaji dulu ya?" ucapnya sambil mencium punggung tanganku. Lalu kucium pucuk kepalanya yang berbalut hijab instan. "Hati-hati Sayang," pesanku kepadanya. Ia membalas dengan anggukan, aku bahagia mempunyai bidadariku itu. Senja pun berganti malam, setelah kami selesai menyantap makan malam, kemudian kami berkumpul diruang televisi, sedangkan aku sibuk dengan gawaiku berbalas pesan dengan sahabat karibku Sella. Kebetulan ia sedang berada di Jawa, jadi kami tak bisa bertemu. (Sell, kamu tahu gak! Itu Pamanku yang Adiknya menikah tempo hari dan kami sekeluarga hadir. Ia dirumahku sekarang) aku kirim pesan kepada Sella. Dan kemudian pesanku itu centang biru yang tandanya sudah dibaca olehnya. Ting! Balasan Sella datang kembali. (Masak sih May?) balasnya tak percaya. (Iihh gak percaya banget sih, kapan kamu pulang? Aku kangen nih!) (Masih lama May.

    Last Updated : 2024-11-17
  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 11

    11. Terjebak Cinta Terlarang Iya Atau Tidak! Penulis: Lusia Sudarti Part 11 *** Karena semua sudah siap di meja aku pun masuk kedalam kamarku. Mandi lagi dan membersihkan semua noda dosa. "Di, ikut Mas kerja ya?" ajak Bapak saat kami di meja makan. "Iya Mas ...!" jawabnya setengah hati. Dia melirikku dan aku pura-pura tak melihatnya, raut wajahnya berubah sedikit masam. "Pak, Maya mau kerja lagi ya?" ucapku membujuk Bapak karena aku bosan berada dirumah terus. "Enggak usah May, nanti kamu sakit lagi!" cegah Bapak sambil menatap tajam kearahku. "Biarlah Bapak sama Ibumu yang kerja kamu dirumah aja, membantu pekerjaan rumah yang ringan-ringan saja," imbuh beliau sambil menyesap kopi. Aku hanya diam menjadi pendengar dan Anak yang baik. Ibu dan Sunardi hanya mendengarkan tanpa berani mengeluarkan suara. "Nanti setiap bulan Bapak kasih kamu uang Rp 500.000, dari Ibu Rp 500.000.Untuk kebutuhan kamu. Anjani biar jadi tanggung jawab kami," sambung Bapak kembali. Aku masih terd

    Last Updated : 2024-11-23
  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 14

    14. Terjebak Cinta Terlarang Jadi Pemuas Nafsu Penulis:Lusia Sudarti Part 14 Di kamar tak jadi tidur, malah teringat peristiwa yang terjadi semalam. Jeratnya, perbuatannya membuatku seperti orang gila. Hingga membutakan mata hatiku yang membuat benar-benar lupa akan jati diriku sesungguhnya.🌺🌺🌺🌺🌺🌺 Keesokan harinya ketika sedang sarapan pagi seperti biasa, aku mengutarakan keinginanku kepada kedua orang tuaku untuk menunaikan ibadah puasa. "Bu, besok bulan suci Ramadhan. Boleh ya Maya Puasa?" tanyaku sambil menatap beliau penuh harap. "Maya, Ibu gak mau penyakitmu kambuh! Kamu gak kasihan sama Kami? Bagaimana kalo bertambah parah?" ucap Ibu sedikit tegas dengan raut wajah penuh kebingungan. Aku pun sesungguhnya dalam kebimbangan dan tak yakin bisa berpuasa, karena asam lambung dan gagal ginjal yang akut. "Ya sudah Bu! Maya akan mencoba untuk mendengar nasihat Bapak sama Ibu," jawabku lirih. Dalam hati berontak, tapi tapi akal dan fikiran tak mampu menolak. Setiap har

    Last Updated : 2024-11-27

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 24

    24. Terjebak Cinta Terlarang Kehebohanku Bersama Sahabatku Penulis : Lusia Sudarti Part 24 "May aku sebelah sana, anjani ditengah, kamu dipinggir ya." "Iya, aku dipinggir aja," tukasku. Kami pun terlelap dalam buaian mimpi.*** Sayup-sayup terdengar suara adzan dari masjid di desaku.Aku mengumpulkan segenap tenagaku, aku merenggangkan otot-otot yang terasa kaku. Aku membangunkan Sella yang masih tertidur pulas. Hem, tidurnya kok pulas banget, sampai-sampai suara adzan tak terdengar olehnya. "Sell! Sella ... ayo bangun sholat dulu. Nanti kalau masih ngantuk tidurlah lagi!" aku memanggilnya perlahan sambil menepuk-nepuk pipinya perlahan agar terbangun. Ia pun membuka mata dengan tatapan heran kearahku. Mungkin ia lupa kalau tidur di tempatku. "Hei, kok bengong sih? Ayo bangun sholat! Nanti keburu habis waktu lho," ajakku lagi. Ia mengerjapkan mata, memandang berkeliling, menyapu setiap sudut dengan netranya. "Heem May, aku lupa kalau aku dikamar mu!" ucapnya menggeliat lal

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 23

    23. Terjebak Cinta TerlarangPenulis : Lusia Sudarti Kedatangan Mas Rafa Part 23"Ini tehnya Mas," Sella membawakan teh untuk kami. Lalu segera pamit. "Iya Sell terimakasih," sela hanya tersenyum. "Sell, ini tolong bawain kebelakang ya," aku meminta tolong padanya membawakan oleh-oleh dari Mas Rafa, ia pun menyambut plastik yang kuberikan untuk dibawa serta kedapur.*** Sella datang lagi membawa piring diatas baki berisi makanan dari Mas Rafa. Mas Rafa menatapku dengan pandangan sulit untukku jabarkan. Aku pun masih diam seribu basa, entah dari mana aku harus memulai percakapan dengannya. Aku teringat akan kata dan penghinaan Tante Ningsih. Tante dari Mas Rafa, yang begitu menyakitkan. 'Sehina itukah aku dimata mereka?" lirihku. "Oh ada tamu to?" sapa Bapak yang baru keluar dari dapur. Entah habis dari mana! Dan duduk disebelahku berbasa-basi sebentar. "Iya Pak, barusan datang," jawabku. Setelah Mas Rafa menyalaminya. "Kabarnya, mau pulang ke Bengkulu Mas, kapan?" tanya Ba

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 22

    22. Terjebak Cinta Terlarang Baru saja mau membuka hati, kecewa kembali Penulis: Lusia Sudarti WARNING!!! Mengandung konten dewasa!! Bijaklah untuk memilih.RATE 21++++ Part 22 Aku mengangguk. Anjani tertidur dipelukanku.Kasihan sekali, usianya masih terlalu kecil untuk mendengarkan kata-kata yang tak pantas. Kubaringkan ia dikamar. Lalu aku menemani Sella ngopi yang tadi belum sempat kami minum.Aku menghempaskan bobot disamping Sella. Huuffftt ...! Kuhempas nafas dengan kasar dan emosi masih menguasai hati dan fikiran. "Lalu apa yang kamu lakukan setelah kejadian tadi May? Aku turut bersedih tentang hal ini," Sella mengusap lembut pundakku, untuk memberikan kekuatan. "Entahlah Sel ... aku sedang berusaha menata hatiku sekarang! Baru saja aku membuka lembaran baru, tapi ternyata kenyataan dan kebahagiaan hanyalah khayalan belaka," desahku sendu. "Sabar ya May? Mungkin Allah sedang menunjukkan siapa nantinya yang terbaik untukmu," ujar Sella. "Nanti malam ia berjanji un

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 21

    21. Terjebak Cinta Terlarang.Penolakan Ningsih Penulis:Lusia Sudarti Part 21 Rate 21+++++ *** "Maaf saat itu, aku betul-betul sibuk!" kilahku. "Oh ya sudah! Kalo sekarang, kira-kira sibuk enggak nih? "Baru banget pulang! Duduk pun belum Ga!" ketusku. Ya udah, enggak pa-pa," sahutnya. Pasti ia kecewa terhadapku.Fikiranku bercabang-cabang antara Arga dan Rafa. 'Ahh pusing! Biarlah waktu yang menjawabnya." Hari ini ritual pun dimulai.Setelah semalam melakukan tirakatan.Tidak tidur sekejap pun.Satu hari ini makan nasi tujuh kepal yang harus habis.Dan kepalan itu harus Ibu yang membuat, karena dari beliaulah restuku. Begitu juga keesokan harinya.Di hari kedua, enam buah nasi putih kepal. Begitu selanjutnya. Selalu dikurang satu. Hari terakhir hanya satu kepal nasi putih.Dan kepalan itu sebesar mangkuk bakso. Setelah tujuh hari tujuh malam, ini yang paling berat. Puasa satu hari satu malam, tanpa tidur, makan dan minum.Menjelang pukul tiga dinihari, harus melakukan

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 20

    20. Terjebak Cinta Terlarang Selain Pelet, Ada Juga Siluman Kera Yang Mengikutiku. Penulis: Lusia Sudarti Part 20 WARNING!! Bijaklah dalam memilih bacaan.Mengandung unsur Dewasa RATE 21+++++ *** "Istigfar Pak! Istigfar, maafkan Nardi Pak!" ratap Ibunya, dalam tangisnya meluluhkan emosi beliau. Dengan menahan amarah yang meluap.Pak Herman pun meninggalkan mereka. Nardi hanya bisa meratapi kesalahannya dan menangis tersedu. 'Maafin Paman Dek, Paman khilaf, tapi Paman benar-benar menyukai Adek," ratapnya semakin pilu. Begitulah Mbah Herman bercerita kepada Bapak saat melakukan panggilan telpon dikamarku, pada saat itu aku mendengarnya dengan sangat jelas.🌺🌺🌺🌺🌺🌺 Sementara dirumahku beberapa hari kemudian. Bapak merawat dan menjagaku dengan penuh kasih. Anjani menangis disisiku sambil mengusap pucuk kepalaku. "Mama kenapa? Mama cepet sembuh dong!" dengan lembut dibelai wajahku yang nampak pucat menurutnya. Drrtt! Drrtt! Drrtt," "Pak! Ada telpon!" teriak Anjani kep

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 19

    19. Terjebak Cinta Terlarang Perbuatan Nardi Terkuak Penulis: Lusia Sudarti Part 19 Sebelum baca jika berkenan, Subscribe, Follow, komen dan pencet lopenya ya!🥰 WARNING!! Bijaklah dalam memilih bacaan. Mengandung Konten Dewasa Rate 21+++++ ***"Maya mau pulang Mas, lebaran ketupat nanti." Rico terdiam mendengar ucapanku."Mama, Om sini!" suara imut Anjani mengagetkan kami.Dan aku seoalah tersadar dari alam mimpi, begitu pun dengan Rico. Tanpa aba-aba kami tertawa, karena tersadar dari kekonyolan yang tercipta tanpa sengaja. "Hehehe, untung aja!" gumamnya yang nampak salah tingkah. Aku pun demikian dan rasanya ingin menceburkan diri disaluran irigasi agar menghilang. "Sebentar Tuan Putri cantik!" teriaknya seraya melambaikan tangannya kepada Anjani. "Ayo Om, ihh gak asyik ah!" gerutunya, disertai dengan wajah cemberut. Aku tersenyum melihatnya cemberut dengan wajah semakin imut. "Iya-iya Ruan Putri." Rico pun melangkah mendekati Anjani yang sedang asyik bermain air.

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 18

    18. Terjebak Cinta Terlarang Kejujuran Maya Tentang Nardi Penulis: Lusia Sudarti Part 18 WARNING!!! Bacaan mengandung konten dewasa. Bijak lah untuk memilih bacaan!Rate 21+++++ ****"Eeheemm!" deheman Ferdi menyadarkan Rico dan aku. Lalu genggamannya dilepas dari tanganku. "Ric, ada orang disini! Kamu fikir kami ini Patung!" cecar Angga yang melihat gelagat panas dari Nardi. Mbah yang gak tahu menahu pun tersenyum mendengar kata-kata Angga. "Biarin aja lho Ngga! Maya kan singel, Rico jugakan belum menikah," ujar Mbah memberi dukungan.Sepertinya Mbah memberikan lampu hijau. Aku hanya menunduk, Rico seperti mendapat angin segar mendengar kata-kata Mbah Herman. Ia tersenyum kepadaku sembari menatapku dengan mesra, hatiku menjadi berdebar tak menentu. Jangan ditanya kalau Nardi, wajahnya sudah seperti makan belimbing wuluh. "Ma, ayo kita keluar! Anjani bosan di dalam terus!" Anjani mengajakku lebaran kerumah tetangga dan aku mengiyakan. "Mbah, Maya mau ketempat Mbah Asih du

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 17

    17. Terjebak Cinta Terlarang Hari Raya Idul Fitri Penulis: Lusia Sudarti Part 17 *** Setelah setengah jam bersama melakukan penyatuan tanpa ikatan. Ia pun lunglai dengan nafas terengah, keringat membasahi seluruh tubuhnya. Entah tenaga apa yang dimiliki oleh Sunardi itu? Setelah 30 menit istirahat sambil memeluk tubuhku yang masih berbalut selimut, hasratnya bangun kembali dan tegak menantang. Sunardi pun melancarkan serangan kedua dengan tanpa ampun. Tubuhku bergetar tak mampu menolak semuanya. Tanpa ampun ia melakukan penyatuan berkali-kali yang membuatku semakin tak berdaya. "Aku gak mau Paman." "Pa-amaan, hentikan!" teriakku, namun ia tak menghiraukan ucapanku, gerakannya semakin membabi buta ia beranjak untuk merubah posisinya bergantian. Dengan kedua tangan-nya ia membantu mengangkat dan menurunkan tubuhku diatasnya, sementara bibirnya memagut mengvlvm put**g d4d4ku dengan rakus, sehingga membuatku menggelepar tak berdaya. Tak hanya dengan satu g4y4 dan posis

  • Terjebak Cinta Terlarang   Bab 16

    16. Terjebak Cinta Terlarang BERKENALAN Penulis: Lusia Sudarti Part 16 "Eh Ric, gantian dong ngobrolnya! Masa kamu aja yang deket Dek Maya," sungut Ferdi di sambung sama Angga. "Enggak tau nih si Rico, dipepet teruus kalo ada yang bening-bening!" sungut Angga. Rico dan aku hanya tersenyum mendengar candaan mereka. Sedangkan Sunardi semakin kesal mendengar dan melihat obrolan kami. Raut gelisah semakin terlihat jelas di wajahnya sebentar-sebentar dia membuang nafas kasar.Melihat gelagatnya, teman-teman Sunardi pun heran. "Lho kamu kenapa Di ... kok kayaknya kesal begitu," tanya Ferdi. Sunardi gelagapan ditanya demikian oleh Ferdi. "Eeh gak apa-apa bro! Santai aja, terusin aja ngobrolnya, aku mau kedalam sebentar!" sahutnya sambil berlalu menuju kedalam rumah. "Oh iya Dek! Ambilin minum buat mereka, nanti protes nggak dikasih minum!" perintahnya kepadaku sembari tersenyum kaku. Aku pun bergegas kedapur karena malam hampir larut semua sudah terlelap dalam mimpi masing-masing

DMCA.com Protection Status