14. Terjebak Cinta Terlarang Jadi Pemuas Nafsu Penulis:Lusia Sudarti Part 14 Di kamar tak jadi tidur, malah teringat peristiwa yang terjadi semalam. Jeratnya, perbuatannya membuatku seperti orang gila. Hingga membutakan mata hatiku yang membuat benar-benar lupa akan jati diriku sesungguhnya.๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ Keesokan harinya ketika sedang sarapan pagi seperti biasa, aku mengutarakan keinginanku kepada kedua orang tuaku untuk menunaikan ibadah puasa. "Bu, besok bulan suci Ramadhan. Boleh ya Maya Puasa?" tanyaku sambil menatap beliau penuh harap. "Maya, Ibu gak mau penyakitmu kambuh! Kamu gak kasihan sama Kami? Bagaimana kalo bertambah parah?" ucap Ibu sedikit tegas dengan raut wajah penuh kebingungan. Aku pun sesungguhnya dalam kebimbangan dan tak yakin bisa berpuasa, karena asam lambung dan gagal ginjal yang akut. "Ya sudah Bu! Maya akan mencoba untuk mendengar nasihat Bapak sama Ibu," jawabku lirih. Dalam hati berontak, tapi tapi akal dan fikiran tak mampu menolak. Setiap har
13. Terjebak Cinta Terlarang Nafsu Liar Paman Penulis: Lusia Sudarti Part13 *** Malam ini seperti tiada akhirnya, dan ini hampir pukul 04:00 dini hari. Aku lelah aku capek tapi aku masih berada dikungkungan tubuhnya. "Dek, jangan tinggalkan Paman," ucapnya yang kesekian kalinya. Aku tak tahu sudah yang keberapa kalinya ini terjadi dan terjadi lagi. ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บMalam penuh kubangan dosa. Yang kulakukan bersamanya.Di sebuah kamar berukuran 5x6, menjadi saksi bisu perbuatan nista kami berdua. Ternyata kedatangan sang Paman, membuat petaka bagi aku keponakan-nya. Yang seharusnya dilindungi dengan segenap hati, sepenuh jiwa. Cinta buta, yang hanya mengikuti nafsu dan kenikmatan dunia. Bahkan menghalalkan segala cara aku menikmatinya tanpa sadar, yang kuingat hanya menuruti semua keinginannya.Aku tanpa bisa melawannya dan menjadi korban ilmu pelet sang Paman. ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ Adzan shubuh berkumandang, begitu syahdu dan membangunkanku dari mimpi, aku menggeliat untuk merenggang
14. Terjebak Cinta Terlarang Jadi Pemuas Nafsu Penulis:Lusia Sudarti Part 14 Di kamar tak jadi tidur, malah teringat peristiwa yang terjadi semalam. Jeratnya, perbuatannya membuatku seperti orang gila. Hingga membutakan mata hatiku yang membuat benar-benar lupa akan jati diriku sesungguhnya.๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ๐บ Keesokan harinya ketika sedang sarapan pagi seperti biasa, aku mengutarakan keinginanku kepada kedua orang tuaku untuk menunaikan ibadah puasa. "Bu, besok bulan suci Ramadhan. Boleh ya Maya Puasa?" tanyaku sambil menatap beliau penuh harap. "Maya, Ibu gak mau penyakitmu kambuh! Kamu gak kasihan sama Kami? Bagaimana kalo bertambah parah?" ucap Ibu sedikit tegas dengan raut wajah penuh kebingungan. Aku pun sesungguhnya dalam kebimbangan dan tak yakin bisa berpuasa, karena asam lambung dan gagal ginjal yang akut. "Ya sudah Bu! Maya akan mencoba untuk mendengar nasihat Bapak sama Ibu," jawabku lirih. Dalam hati berontak, tapi tapi akal dan fikiran tak mampu menolak. Setiap har
15. Terjebak Cinta Terlarang CEMBURU Penulis: Lusia Sudarti Part 15 ***"Iya Di, hati-hati di jalan, Mbak sama Mas titip Maya dan Anjani ya?" ucap Ibu. "Iya Mbak, Mas beres jangan khawatir," jawabnya lagi. Mereka semua kami salami satu persatu.Kami pun berangkat naik taxi ke pusat kota. ๐๐๐๐๐ Di perjalanan aku sedikit jadi pendiam. "Ma, lama gak kita ketempat Mbah Uyut?" tanya Anjani. "Lama, nanti pulangnya kalo Anjani mau masuk sekolah!" Nardi yang jawab sebelum aku sempat menjawab. "Oohh ...," Anjani hanya ber-oh ria. Sedang aku hanya diam sambil memeluknya, dan memandang keluar kaca bus yang membawa kami. "Dek, kok diem aja? Adek gak suka ya Paman ajak kerumah?" tanya-nya penuh selidik sembari menyentuh jemariku. Ia menoleh kepadaku, aku hanya menoleh sekilas kepadanya lalu melihat jemariku yang digenggamnya, ia pun sedang menatapku. Entah sinar apa yang ada dikedua netranya.Seolah mempertegas bahwa aku ini miliknya. "Enggak kok Paman, aku hanya males ngomong!
16. Terjebak Cinta Terlarang BERKENALAN Penulis: Lusia Sudarti Part 16 "Eh Ric, gantian dong ngobrolnya! Masa kamu aja yang deket Dek Maya," sungut Ferdi di sambung sama Angga. "Enggak tau nih si Rico, dipepet teruus kalo ada yang bening-bening!" sungut Angga. Rico dan aku hanya tersenyum mendengar candaan mereka. Sedangkan Sunardi semakin kesal mendengar dan melihat obrolan kami. Raut gelisah semakin terlihat jelas di wajahnya sebentar-sebentar dia membuang nafas kasar.Melihat gelagatnya, teman-teman Sunardi pun heran. "Lho kamu kenapa Di ... kok kayaknya kesal begitu," tanya Ferdi. Sunardi gelagapan ditanya demikian oleh Ferdi. "Eeh gak apa-apa bro! Santai aja, terusin aja ngobrolnya, aku mau kedalam sebentar!" sahutnya sambil berlalu menuju kedalam rumah. "Oh iya Dek! Ambilin minum buat mereka, nanti protes nggak dikasih minum!" perintahnya kepadaku sembari tersenyum kaku. Aku pun bergegas kedapur karena malam hampir larut semua sudah terlelap dalam mimpi masing-masing
17. Terjebak Cinta Terlarang Hari Raya Idul Fitri Penulis: Lusia Sudarti Part 17 *** Setelah setengah jam bersama melakukan penyatuan tanpa ikatan. Ia pun lunglai dengan nafas terengah, keringat membasahi seluruh tubuhnya. Entah tenaga apa yang dimiliki oleh Sunardi itu? Setelah 30 menit istirahat sambil memeluk tubuhku yang masih berbalut selimut, hasratnya bangun kembali dan tegak menantang. Sunardi pun melancarkan serangan kedua dengan tanpa ampun. Tubuhku bergetar tak mampu menolak semuanya. Tanpa ampun ia melakukan penyatuan berkali-kali yang membuatku semakin tak berdaya. "Aku gak mau Paman." "Pa-amaan, hentikan!" teriakku, namun ia tak menghiraukan ucapanku, gerakannya semakin membabi buta ia beranjak untuk merubah posisinya bergantian. Dengan kedua tangan-nya ia membantu mengangkat dan menurunkan tubuhku diatasnya, sementara bibirnya memagut mengvlvm put**g d4d4ku dengan rakus, sehingga membuatku menggelepar tak berdaya. Tak hanya dengan satu g4y4 dan posis
18. Terjebak Cinta Terlarang Kejujuran Maya Tentang Nardi Penulis: Lusia Sudarti Part 18 WARNING!!! Bacaan mengandung konten dewasa. Bijak lah untuk memilih bacaan!Rate 21+++++ ****"Eeheemm!" deheman Ferdi menyadarkan Rico dan aku. Lalu genggamannya dilepas dari tanganku. "Ric, ada orang disini! Kamu fikir kami ini Patung!" cecar Angga yang melihat gelagat panas dari Nardi. Mbah yang gak tahu menahu pun tersenyum mendengar kata-kata Angga. "Biarin aja lho Ngga! Maya kan singel, Rico jugakan belum menikah," ujar Mbah memberi dukungan.Sepertinya Mbah memberikan lampu hijau. Aku hanya menunduk, Rico seperti mendapat angin segar mendengar kata-kata Mbah Herman. Ia tersenyum kepadaku sembari menatapku dengan mesra, hatiku menjadi berdebar tak menentu. Jangan ditanya kalau Nardi, wajahnya sudah seperti makan belimbing wuluh. "Ma, ayo kita keluar! Anjani bosan di dalam terus!" Anjani mengajakku lebaran kerumah tetangga dan aku mengiyakan. "Mbah, Maya mau ketempat Mbah Asih du
19. Terjebak Cinta Terlarang Perbuatan Nardi Terkuak Penulis: Lusia Sudarti Part 19 Sebelum baca jika berkenan, Subscribe, Follow, komen dan pencet lopenya ya!๐ฅฐ WARNING!! Bijaklah dalam memilih bacaan. Mengandung Konten Dewasa Rate 21+++++ ***"Maya mau pulang Mas, lebaran ketupat nanti." Rico terdiam mendengar ucapanku."Mama, Om sini!" suara imut Anjani mengagetkan kami.Dan aku seoalah tersadar dari alam mimpi, begitu pun dengan Rico. Tanpa aba-aba kami tertawa, karena tersadar dari kekonyolan yang tercipta tanpa sengaja. "Hehehe, untung aja!" gumamnya yang nampak salah tingkah. Aku pun demikian dan rasanya ingin menceburkan diri disaluran irigasi agar menghilang. "Sebentar Tuan Putri cantik!" teriaknya seraya melambaikan tangannya kepada Anjani. "Ayo Om, ihh gak asyik ah!" gerutunya, disertai dengan wajah cemberut. Aku tersenyum melihatnya cemberut dengan wajah semakin imut. "Iya-iya Ruan Putri." Rico pun melangkah mendekati Anjani yang sedang asyik bermain air.
58 Terjebak Cinta TerlarangIiAkhirnya Aku Menjemput Pujaan Hatiku.Penulis : Lusia SudartiPart 58Aku tertawa puas melihat ekspresi Ayu, kemudian aku segera meninggalkan tempat itu.Siang ini lumayan terik, matahari seolah tepat berada di atas kepala.Kulit seolah terbakar, seperti halnya hatiku saat ini.Entah mengapa, ujian yang kuhadapi datang bertubi-tubi.Kasus dengan Sunardi, masalah dengan Arga, Rafa yang semuanya hampir membuatku g1l4.Kini, masalah dengan Mas Reno, aku berharap semuanya cepat selesai. Bagaimana pun juga, ingin sekali membina rumah tangga sakinah mawadah dan warohma bersama lelaki yang aku cintai.Semua itu kudapatkan dari Mas Reno.Semoga Allah memberikan kemudahanatas semua urusanku. Amiin.Aku hendak membaringkan tubuh, ketika jeritan ponselku terdengar nyaring.Karena aku melamun, sepulang dari rumah Sella. Mendengar deringan dari ponsel pun menjadi terkejut.Aku meraih ponsel yang sedari tadi berada di atas nakas, karena sedang mengisi daya. Kedua ma
57. Terjebak Cinta Terlarang Ujian Selalu Datang Penulis : Lusia Sudarti Part 57"Bu, Maya mau ketempat Sella sebentar ya Bu," teriakku dari samping. "Iya May," jawab Ibu dari ruang televisi. Aku meluncur bersama kuda besiku menyusuri jalan beraspal, ketika tiba di perempatan jalan, yang terdapat sebuah gardu pos ronda, banyak kerumunan Mak-Mak rempong, mereka selalu bergosip ria. Suara riuh yang tadi terdengar, kini tiba-tiba hening ketika melihatku melintasi mereka. Minah, Ginah, Dewi, dan masih ada beberapa orang lagi, yang aku gak kenal, mungkin warga baru, mereka berbisik-bisik ketika melihatku. Aku tak perduli, aku terus melajukan kendaraanku menuju rumah Sella. Di perempatan sekolahan, tampak Agus entah dari mana! Sepertinya ia hendak menghentikan laju kendaraanku, dengan segera aku menambah kecepatan laju motorku. Ia pun mengurungkan niatnya untuk menghampiri.Setelah tiba di rumah Sella, aku memarkir kendaraanku di bawah pohon rambutan yang berdaun rimbun. Sella da
56. Terjebak Cinta Terlarang Bunga Cinta Bersemi Penulis : Lusia Sudarti Part 56 "Sabar Sayang, ada Mas disini, jangan menangis terus, nanti kesehatan kamu terganggu!" kata lelaki yang bernama Robi membingkai wajah Dian, dan mencium keningnya dengan lembut. Aku pun tak dapat membendung air mataku menyaksikan mereka berpelukan dalam duka.Aku merasa ini seperti mimpi atau aku berada di dimensi yang berbeda.Karena dalam waktu singkat mampu berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Aku kebingungan mencari keberadaan Dian dan Robi yang baru saja saling berpelukan dalam tangisan. Kini aku berada di sebuah ruangan khusus untuk pasien VIP, dimana semua alat-alat medis yang entah apa saja namanya terpasang di saluran pernafasan dan kepala seorang pasien. Infus masih tertanam di tangannya. Aku melangkah mendekati seseorang yang berbaring lemah dan tanpa gerakan sama sekali, di layar komputer garis-garis yang menggambarkan sebuah pernafasan terus bergerak, dan berbunyi. 'Astagfirrull
55. Terjebak Cinta Terlarang Bermimpi Tentang Keluarga Mas Reno Penulis : Lusia Sudarti Part 55Aku tak dapat memejamkan kedua netraku yang terasa berat, aku teringat Mas Reno yang jauh disana. Aku bangkit dan melangkah keluar kamar, menuju ke kamar mandi, aku mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat sunnah hajat dua rakaat. Lebih baik aku bersujud memohon kebaikan, dari pada aku hanya duduk melamun. Setelah puas aku berdoa kepada Allah swt, aku melipat kembali mukena yang kukenakan dan menaruhnya di tempat semula. Kemudian aku merebahkan diri, karena rasa kantuk telah menyerang, aku menitipkan Mas Reno, kedua orang tuaku, juga Anakku dalam perlindungan Allah, kemudian aku terlelap dalam buaian mimpi.๐ท๐ท๐ท๐ท๐ท๐ทAku berada disebuah gedung perkantoran yang mewah dan megah.Aku melihat laki-laki memakai stelan jas berwarna biru dan seorang wanita dengan gaya elegant, sama seperti yang laki-laki, wanita tersebut mengenakan blues berwarna biru, rok mini pas selutut. Stelan kant
54. Terjebak Cinta Terlarang Mantan Mengajak Rujuk, Aku Tolak Mentah-Mentah.Penulis : Lusia Sudarti Part 54 "Assalamualaikum." Dari teras depan terdengar ketukan pintu dan salam. Aku mengurungkan niatku kemudian menguping dan mengintip kearah luar melalui celah hordeng pintu kamarku. "Waalaikumsalam," Ibu menjawab salam dari seseorang dari luar.๐ท๐ท๐ท๐ทCeklek! Ibu membuka pintu. "Mau perlu apa?" tanya Ibu dengan suara sedikit meninggi, aku terkejut mendengar suara familiar seseorang, segera aku beranjak menuju keluar, untuk mengetahui secara pasti siapa gerangan yang datang! "Siap ... a!" suaraku tercekat di tenggorokan setelah mengetahui pasti siapa yang datang dan berdiri di ambang pintu. "Mau apa kamu kerumahku!" hardikku kepada Agus dan temannya, aku berkacak pinggang menatap tajam kepada mereka berdua, sedang Ibu duduk di kursi dengan tatapan datar. Mereka berdua menjadi salah tingkah, mungkin mereka tak enak hati dengan sikapku dan Ibu menyambut mereka. "Bo-boleh
53. Terjebak Cinta Terlarang Kedatangan Mantan Penulis : Lusia Sudarti Part 53"Eh si Mamang, gak usah lirikin Mamaku terus!" ujar Anjani sambil mencibir si Mamang bakso. Aku merasa tak enak hati dengan Mamang bakso."Husstt gak boleh gitu," ujarku mengingatkan kepada Anjani. "Maaf Mang, Anak aku memang beda dari Anak orang lain," jelasku karena tak enak hati kepada Mamang bakso itu yang seketika terdiam setelah mendengar ucapan Anjani. "Enggak apa-apa kok Mbak, biasa Anak kecil, hehehe," jawabnya sambil terkekeh. "Ini baksonya Dek!" Mang bakso memberikan empat bungkus bakso kepada Anjani. "Asyiiikk, makasih Mang." Kemudian ia berlari pulang dengan membawa bakso dengan wajah sumringah dan bahagia. "Berapa Mang?" tanyaku kepada Mang bakso sembari menyodorkan uang kepada beliau. "Empat puluh Mbak," jawabnya sambil membereskan dagangannya. "Ini Mang." "Waduh, besar banget Mbak! Gak ada duit pas!" tanya Mang bakso sembari membuka tas punggungnya untuk mencari kembalian. "Eng
52. Terjebak Cinta Terlarang Kabar Meninggalnya Mama Mas Reno. Penulis : Lusia Sudarti Part 52"Mas Reno bisa gak pulang dulu ke Jakarta? Dian telpon Mbak Maya, tetapi kata Mbak Maya, Mas Reno belum kembali. Kasihan Mbak Maya Mas, ia nangis terus! Mama meninggal Mas!" Itu kabar dari Dian, Dek. Rupanya Dian menelpon Adek ya? Aku membenarkan dalam hati kabar yang Dian sampaikan tempo hari.Mas Reno terdiam untuk beberapa saat lamanya. Ternyata firasat buruk yang menghantui itu, kini terbukti. Mas Reno meneteskan air mata, Mas menyesal karena tak mendampingi Mama saat menghembuskan nafasnya yang terakhir, Sayang. Tetapi mau bagaimana lagi! "Mas, halo, Mas masih di sana ..." Suara Dian melengking hingga menyadarkan Mas dari lamunan. "Iya, masih ... jadi kapan Mama meninggal Yan?" tanya Mas kepada Dian. "Sudah tiga hari yang lalu Mas, ini di rumah sedang ada takziah keempat malam Mama Mas, Dian di toilet menghubungi Mas," ujar Dian. "Mas akan menuju kesana Yan!" jawab Mas Reno b
51. Terjebak Cinta Terlarang. Suka Duka Reno Dalam Perjalanan Penulis : Lusia Sudarti Part 51"Moal A, ieu bade ngeureuyeuh. (Tidak A, ini sudah mau berangkat.) jawab Iwan sambil menyalakan mesin mobilnya.๐ท๐ท๐ท๐ท๐ท๐คฃAkhirnya Mas Reno mendapatkan tumpangan, dan akan ikut ke Cirebon. Apakah perjalanan Mas Reno kali ini akan mulus semulus jalan tol? Baca terus sambungan-sambungan surat Mas ya Sayang?โโโ"A, hayu abi bade ka warung, bade tuang," Iwan mengguncang tubuh Mas Reno, untuk membangunkan Mas yang tertidur tanpa sengaja. Tentu Mas Reno terkejut ketika Iwan membangunkan dirinya. Mas Reno tak menyadari jika ia terlelap terlalu lama.Sesaat Mas Reno mengedarkan pandangan keluar, ternyata hari telah beranjak malam. "Astagfirullah, ternyata aku ketiduran ya Wan?" kata Mas pelan. "Muhun A, hayu tuang heula(iya A, ayo makan)"Sok Iwan wae nya? Aa eungkeu wae(silahkan Iwan aja ya? Aa nanti aja) ujar Mas Reno kepada Iwan, bukan apa-apa, Reno tak ingin menampakkan diri dahulu di
50. Terjebak Cinta Terlarang Antek-antek Viona Berhasil Mengambil Paksa Motor Mas Reno. Penulis : Lusia Sudarti Part 50"Iya Pak, nama saya Reno, saya ingin mengambil kunci motor dan berterima kasih karena Bapak telah menolong saya," ucap Mas Reno lagi, sembari memberikan dua lembar uang ratusan ribu.Kedua bola mata Pak security membelalak melihat uang dua ratus ribu yang di ulurkan oleh Mas Reno. "Enggak usah Mas, saya Ikhlas kok, perkenalkan nama saya Adam," jawab Pak Adam. "Saya lebih ikhlas Pak, saya berterima kasih kepada Bapak, karena telah membantu saya," ujar Mas Reno mendesak Pak Adam agar menerima pemberian Mas Reno. Setelah Mas Reno berhasil membujuk Pak Adam. Mas menyalakan motor, setelah di rasa cukup Mas meluncur dengan kecepatan sedang, hatiku saat ini tidak tenang, entah kenapa! Di dalam hati Mas melafadzkan doa, memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Mas selalu waspada akan bahaya yang setiap saat akan menyergap Mas. Bukan tidak mungkin Viona dan