Share

Bab 4

Penulis: seen_za
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-19 17:57:50

“Cervical Cancer …,” ucap Arini pelan.

“A-apa?? Cervical cancer? Serviks? No… no… pasti salah, pasti ada yang gak bener!”

Anastasya berusaha tidak mempercayai semua ucapan sahabatnya itu, ia menolak kenyataan yang baru saja didengarnya.

"Sya ... baru praduga Sya, kita perlu diagnosis awal buat memastikannya, hari kamis lu kesini lagi. Kita lakukan pap smear ya, lu tenang dulu, oke."

Arini berusaha menenangkan Anastasya yang terpukul atas berita yang baru saja didengarnya. Ya, Anastasya tidak bisa berkata apapun, dia tampak shock. Anastasya membenamkan kepalanya di atas meja, menangisi nasibnya yang malang.

"Gue takut Rin, apa itu sebabnya gue sampai sekarang gak bisa punya anak?"

"Kita belum yakin seratus persen sebelum tes awal. Denger Sya, gue bakalan selalu ada di samping lo, ingat ... everything gonna be ok."

Arini beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah Anastasya yang berada di depan meja nya, ia mengelus punggung Anastasya dengan lembut. Merasakan punggung sahabatnya bergetar karena tangis, Arini memeluknya dengan tulus.

"Why me, Rin! Why ... Gue gak mau mati, Rin! Gue pengen hidup, ngurus suami gue, anak-anak gue! Hidup bahagia, udah cukup!"

"Sst ... Lu gak akan mati, Sya. Gue gak akan biarin lu mati, gue bakalan berusaha sekuat tenaga gue buat nyembuhin lu. Lu mesti kuat, jangan menyerah. Gue yakin lu bisa lewatin semua ini."

Tangis Radeella pecah, begitupun dengan Arini. Sungguh ia tidak ingin kehilangan sahabat yang sudah ia anggap keluarga.

"Rin, apapun hasilnya nanti, lu janji sama gue. Jangan kasih tau bang Dirga tentang semua ini. Please, rahasiain!"

"Tapi, Sya ... ini serius lho Sya, suami lo harus tau!"

"Gue gak mau bikin dia khawatir, udah cukup masalah dia dengan ibunya. Gue gak mau jadi beban hidup dia, Rin."

"Ok ...  untuk saat ini, gue gak akan bilang laki lo, tapi dengan satu syarat."

"Syarat ?"

"Ya, syarat dari gue, lu harus ikutin semua proses pengobatan penyakitnya, gue pingin lu sembuh, Sya."

Radeella menyeka air matanya, sekali lagi ia memeluk Arini."Lo sahabat gue yang paling baik, Rin. Gue beruntung punya lo, Thanks."

Suara ketukan pintu mengakhiri pelukan keduanya, Arini merapikan jas dokternya dan kembali ke tempat duduk semula. Begitupun dengan Anastasya, ia menyeka air matanya dan bersiap untuk pulang.

"Permisi dokter Arin, boleh saya masuk? Eh, maaf ... ada tamu rupanya." ucap suara bariton yang menyembul di balik pintu.

"Dokter Evan, silakan masuk dok. Kebetulan saya mau mendiskusikan sesuatu dengan dokter, sekalian kenalan dengan sahabat saya."

Dokter muda itu pun masuk ke ruangan Arini, postur tubuhnya yang tegap dan parasnya yang rupawan semakin menambah kesempurnaan mahluk Tuhan yang satu ini. Ia berdiri di belakang Radeella yang tertunduk.

"Sya, kenalin ini dokter Evan, dokter lulusan terbaik di salah satu universitas bergengsi di Jakarta."

Anastasya mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah dokter muda yang berdiri di belakangnya, "K-kamu?"

"Kamu??" ucap Evan bersamaan.

"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Arini penasaran.

Anastasya berdiri dari tempat duduknya, "Ah, enggak Rin. Gue gak kenal. Saya Radeela Anastasya, senang berkenalan dengan anda." Anastasya mengulurkan tanangannya seraya pura-pura tersenyum."

Dokter Evan tersenyum menyambut uluran tangan Anastasya, "Evan Mahendra, panggil saja Evan."

Anastasya buru-buru menarik uluran tangannya, "Eh, Rin. Gue pulang dulu ya. Kasian pasien lu nunggu."

"See you tomorrow, Sya. Jangan lupa dua hari lagi lu balik sini lagi, kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut, ok!"

Anastasya mengangguk, ia memeluk sahabatnya seraya cium pipi kanan kiri nya. Sedangkan pada Evan, ia hanya mengangguk saja. Setelah pamitan, Anastasya keluar dari ruangan praktek sahabatnya. Dalam perjalanan sepanjang koridor klinik, ia merasa ada yang kurang namun ia tidak ingat apa itu. Sayup-sayup terdengar seseorang memanggil namanya. Ia menoleh, ternyata Evan mengejarnya.

"Ah, kenapa laki-laki itu ngejar gue, apa gue segitu cantiknya sampai dia terpesona. Apa dia gak tau kalo gue udah nikah. Iss ... Geer banget gue." Monolognya dalam hati.

"Jalan kamu cepet banget, masih sama kaya waktu itu." Ucap Evan terengah-engah.

"Mau apa ngejar gue?"

"Siapa yang ngejar kamu! Dokter Arin suruh saya kasihin ini, tas kamu ketinggalan." Evan memberikan tas kepunyaan Anastasya yang tertinggal di meja.

"Sial ... pantes tadi ada yang kurang," gumam Anastasya seraya memalingkan wajahnya dan menutup dengan satu tangan.

Evan tersenyum puas, "Want to say shomething?"

"Thanks ... Sorry gue buru-buru, taksi gue udah nunggu." Anastasya beranjak dari hadapan Evan.

"Just it? Apa kamu segitu gak suka nya sama saya?" Ucap Evan setengah berteriak.

Anastasya menghentikan langkahnya, tanpa berbalik, ia mengacungkan tangan kanannya dimana melingkar cincin pernikahan di jari manisnya, setelah itu ia menoleh dan tersenyum puas.

"Sial ... dia udah married."

Perasaan kecewa menghampiri relung hatinya, ia kembali ke ruangan Arini. Ia ingin bertanya lebih jauh perihal Radeella, wanita cantik yang berhasil menggugah hatinya.

Evan kembali mengetuk pintu ruangan Arini, melihat wajahnya yang tertekuk, Arini sudah menduga apa yang terjadi pada dirinya.

"Tadi semangat banget mau nganterin tas sahabat gue, sekarang mana wajah sumringahnya?"

Arini tertawa terbahak - bahak melihat raut wajah sepupunya itu, ya sebenarnya Evan itu adalah sepupu jauh Arini. Sengaja ia merahasiakan hubungan kekerabatannya pada siapapun bahkan pada Anastasya sahabatnya.

"Puas lu, ngetawain gue! Kenapa gak bilang kalo dia udah kawin? Sengaja bikin malu gue, lo?"

"Lah ... mana gue tau kalo lo suka ma dia? hold on ... jadi cewe yang lu maksud itu? Anastasya, sobat gue?"

Evan mengangguk seraya berbaring di kursi ginekologi yang ada di ruangan Arini.

"Pupus harapan gue, calon ibu dari anak-anak gue  ternyata udah punya imam."

"Udah lupain dia, lo setuju aja dijodohin ma anaknya om Pram, gimana?"

"Ogah, gue gak mau nikah ma cewe petakilan kaya dia, ya. Gue tunggu jandanya Radeella."

"Huss ... ngaco lo. Ngomong sama stetoskop gue nih! Udah sana, pasien bentar lagi datang. Get out from my room! Hus.. hus..."

Begitu sadar dirinya di usir, Evan segera beranjak dari ruangan Arin dan kembali ke ruangannya dengan mode serius. Mereka pun kembali menjalankan aktivitasnya masing-masing.

***

Selepas dari klinik Arini, Anastasya tidak langsung pulang ke kediamannya. Ia memilih untuk mengunjungi peristirahatan terakhir ibunya, tentu saja setelah ia mengabari Dirga. Di makam  ibunya, Anastasya mencurahkan semua keluh kesah dan menangis sejadi-jadinya hingga tanpa ia sadari, ia tertidur di pusara ibunya.

Begitu terbangun, ia menemukan dirinya berada di kamar yang sangat ia kenali, "Hai... sudah bangun?"

"Abang? Ko bisa aku tidur disini, tadi kan aku ada di makam ibu?"

Anastasya bangkit dari tidurnya lalu duduk bersandar di head bed. Dirga memberikannya segelas teh manis hangat dan duduk di tepian tempat tidur seraya merapikan anak rambut Anastasya.

"Pelan-pelan minumnya sayang, kamu ada masalah?" Tanya Dirga lembut.

Anastasya menggeleng, "Nggak ada bang, aku cuma kangen ibu aja. Aku ko bisa ketiduran ya, untung kamu datang bang, kalo enggak, creepy juga tidur disana sampai malem."

"Iya kamu aneh, ko bisa-bisanya tidur di area pemakaman. Abang tadi hubungin mbak, katanya kamu belum pulang, dan bener kan feeling abang, kamu masih disana."

"Feeling abang bagus juga, dah pantes jadi detektif."

"Kamu ini ... bisa aja." Dirga mengacak-acak rambut Anastasya.

"Makasih ya bang, abang emang the best."

Anastasya memeluk suaminya erat, dan semakin erat, membayangkan penyakit yang dideritanya dan rasa takut kehilangannya, membuat air matanya menetes kembali.

"Aku sayang banget sama kamu, Bang."

"I know ... i love you more," bisik Dirga seraya membelai uraian rambut Anastasya.

"Bang, apa kamu pengen banget punya keturunan? Seandainya aku gak bisa ngasih apa yang mamah kamu inginkan, aku ikhlas .... aku ikhlas kamu menikah lagi," ucap Anastasya dengan suara bergetar.

Dirga melonggarkan pelukannya, air mukanya berubah serius.

****

'

Bab terkait

  • Terjebak Cinta Ceo Tampan   Bab 5

    "Kamu ngomong apa sih? Gak ada! Bagi aku, kamu sudah cukup. Sudah, jangan bahas hal ini lagi, aku gak suka!"Dirga melepaskan pelukannya dan berbalik membelakangi Anastasya."Bang ... Aku ikhlas jika abang mau menikah lagi, aku serius!"Anastasya tetap dengan pendiriannya, ia sadar bahwa kemungkinan untuk memiliki anak relatif kecil, walaupun penyakitnya belum pasti apakah kanker servik atau bukan."Beban di kepalaku sudah cukup banyak, jangan tambah beban lagi Tasya... please.""Maafkan aku bang, aku tidak bermaksud untuk ...""Sst ... cukup, aku mau ke ruang kerja dulu, besok ada meeting penting. Good nite... i love you..."Dirga mengecup kening istrinya lalu pergi dari kamarnya, Anastasya pun terbaring lesu."Bang, seandainya kamu tahu bahwa aku sakit..." gumamnya.Anastasya terjaga, ia menunggu suaminya yang tak kunjung kembali ke dalam kamarnya, sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Ia pun menyusul Dirga ke ruang kerjanya, ia melihat suaminya tertidur di atas berkas d

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25
  • Terjebak Cinta Ceo Tampan   Bab 1

    "Dirga, istrimu itu kapan hamilnya? Kamu sudah menikah hampir dua tahun tapi belum juga dikasih keturunan, ibu ingin cepat - cepat menimang cucu. Jangan - jangan istrimu itu mandul?!"Dirga hanya bisa menunduk pasrah mendengar ucapan ibunya. Sungguh dilema baginya, ia sangat mencintai istrinya Radella namun ia pun tak mampu melawan ibunya, satu - satunya orang tua yang ia miliki."Mungkin Tuhan belum memberi kepercayaan pada kami, Mah."Dirga memberanikan diri berbicara di depan ibunya. Mama Sri yang tadinya duduk di singgasana kebesarannya, tiba - tiba berdiri dan pergi meninggalkan Dirga."Kamu tidak usah datang ke rumah mama lagi!"Mama Sri masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya dari dalam, baru kali ini Dirga berani melawannya. Dirga berjalan ke arah kamar ibunya, ia mengetuk - ngetuk pintu namun ibunya tak bergeming."Mah... Dirga pulang dulu ya. Nanti Dirga kembali lagi kesini. Assalamualaikum."Akhirnya dengan berat hati, Dirga meninggalkan kediaman ibunya. Dengan langkah gont

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Terjebak Cinta Ceo Tampan   Bab 2

    "Mas Dirga, ya?"Seorang wanita cantik datang menghampiri mereka. Dirga kelabakan, ia mulai gugup, jantungnya berdegup kencang. Sementara, Radeella kebingungan melihat wanita cantik dan seksi menghampiri mejanya."Siapa, bang?" Bisik Anstasya seraya menoleh ke arah wanita cantik tersebut."I-itu temen abang, sayang."Dirga berdiri lalu mengulurkan tangan pada wanita cantik di depannya. Wanita tersebut tersenyum lalu duduk di sebelah Dirga, sedangkan Anastasya duduk di seberang mereka berdua. Dirga memperkenalkan istrinya pada wanita tersebut."Sayang, perkenalkan ini rekan bisnis abang, namanya Tania Gunaldi Prastika.""Panggil saja saya Tania, Mbak Anstasya." Tania mengulurkan tangannya seraya tersenyum manis."Mbak Tania sudah tau nama saya rupanya, bang Dirga pasti sering menceritakan tentang saya ya, mbak?" Celotehnya seraya memberikan tatapan mautnya pada Dirga, suaminya."Hahaha ... Becanda mbak Tasya, kami jarang ketemu secara langsung, komunikasi kami kebanyakan by phone, kebe

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Terjebak Cinta Ceo Tampan   Bab 3

    "Percuma kamu lap pake sapu tangan itu, nodanya udah menempel dan tidak bisa hilang dengan di lap seperti itu," ucap pria itu datar."Sekali lagi saya minta maaf, saya akan mengganti kemeja anda, Pak." Anastasya tertunduk tanpa melihat lawan bicara."Ah ... sudahlah, Oh ya lain kali jika sedang berbicara, jangan menunduk seperti itu. Gak sopan namanya."Begitu pria tersebut berbicara seperti itu, RaAnastasya langsung mendongakan kepalanya. Pria tersebut menganga begitu melihat kecantikan Anastasya."Bidadari turun dari langit mana ini, cantiknya kebangetan ...," ujarnya dalam hati.Radeela yang ketakutan, buru-buru beranjak dari sana, ia membuka hellsnya lalu lari tunggang langgang meninggalkan laki-laki yang masih terpana melihat kecantikan parasnya.Dengan nafas terengah-engah, Anastasya berhasil menemukan kendaraanya, “Sial, kuncinya kan sama bang Dirga,” monolognya, mau tak mau ia pun bersembunyi di samping mobilnya.“Sayang, ngapain kamu jongkok disana?” Tanya Dirga kebingungan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta Ceo Tampan   Bab 5

    "Kamu ngomong apa sih? Gak ada! Bagi aku, kamu sudah cukup. Sudah, jangan bahas hal ini lagi, aku gak suka!"Dirga melepaskan pelukannya dan berbalik membelakangi Anastasya."Bang ... Aku ikhlas jika abang mau menikah lagi, aku serius!"Anastasya tetap dengan pendiriannya, ia sadar bahwa kemungkinan untuk memiliki anak relatif kecil, walaupun penyakitnya belum pasti apakah kanker servik atau bukan."Beban di kepalaku sudah cukup banyak, jangan tambah beban lagi Tasya... please.""Maafkan aku bang, aku tidak bermaksud untuk ...""Sst ... cukup, aku mau ke ruang kerja dulu, besok ada meeting penting. Good nite... i love you..."Dirga mengecup kening istrinya lalu pergi dari kamarnya, Anastasya pun terbaring lesu."Bang, seandainya kamu tahu bahwa aku sakit..." gumamnya.Anastasya terjaga, ia menunggu suaminya yang tak kunjung kembali ke dalam kamarnya, sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Ia pun menyusul Dirga ke ruang kerjanya, ia melihat suaminya tertidur di atas berkas d

  • Terjebak Cinta Ceo Tampan   Bab 4

    “Cervical Cancer …,” ucap Arini pelan.“A-apa?? Cervical cancer? Serviks? No… no… pasti salah, pasti ada yang gak bener!”Anastasya berusaha tidak mempercayai semua ucapan sahabatnya itu, ia menolak kenyataan yang baru saja didengarnya."Sya ... baru praduga Sya, kita perlu diagnosis awal buat memastikannya, hari kamis lu kesini lagi. Kita lakukan pap smear ya, lu tenang dulu, oke."Arini berusaha menenangkan Anastasya yang terpukul atas berita yang baru saja didengarnya. Ya, Anastasya tidak bisa berkata apapun, dia tampak shock. Anastasya membenamkan kepalanya di atas meja, menangisi nasibnya yang malang."Gue takut Rin, apa itu sebabnya gue sampai sekarang gak bisa punya anak?""Kita belum yakin seratus persen sebelum tes awal. Denger Sya, gue bakalan selalu ada di samping lo, ingat ... everything gonna be ok."Arini beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah Anastasya yang berada di depan meja nya, ia mengelus punggung Anastasya dengan lembut. Merasakan punggung sahabatnya

  • Terjebak Cinta Ceo Tampan   Bab 3

    "Percuma kamu lap pake sapu tangan itu, nodanya udah menempel dan tidak bisa hilang dengan di lap seperti itu," ucap pria itu datar."Sekali lagi saya minta maaf, saya akan mengganti kemeja anda, Pak." Anastasya tertunduk tanpa melihat lawan bicara."Ah ... sudahlah, Oh ya lain kali jika sedang berbicara, jangan menunduk seperti itu. Gak sopan namanya."Begitu pria tersebut berbicara seperti itu, RaAnastasya langsung mendongakan kepalanya. Pria tersebut menganga begitu melihat kecantikan Anastasya."Bidadari turun dari langit mana ini, cantiknya kebangetan ...," ujarnya dalam hati.Radeela yang ketakutan, buru-buru beranjak dari sana, ia membuka hellsnya lalu lari tunggang langgang meninggalkan laki-laki yang masih terpana melihat kecantikan parasnya.Dengan nafas terengah-engah, Anastasya berhasil menemukan kendaraanya, “Sial, kuncinya kan sama bang Dirga,” monolognya, mau tak mau ia pun bersembunyi di samping mobilnya.“Sayang, ngapain kamu jongkok disana?” Tanya Dirga kebingungan.

  • Terjebak Cinta Ceo Tampan   Bab 2

    "Mas Dirga, ya?"Seorang wanita cantik datang menghampiri mereka. Dirga kelabakan, ia mulai gugup, jantungnya berdegup kencang. Sementara, Radeella kebingungan melihat wanita cantik dan seksi menghampiri mejanya."Siapa, bang?" Bisik Anstasya seraya menoleh ke arah wanita cantik tersebut."I-itu temen abang, sayang."Dirga berdiri lalu mengulurkan tangan pada wanita cantik di depannya. Wanita tersebut tersenyum lalu duduk di sebelah Dirga, sedangkan Anastasya duduk di seberang mereka berdua. Dirga memperkenalkan istrinya pada wanita tersebut."Sayang, perkenalkan ini rekan bisnis abang, namanya Tania Gunaldi Prastika.""Panggil saja saya Tania, Mbak Anstasya." Tania mengulurkan tangannya seraya tersenyum manis."Mbak Tania sudah tau nama saya rupanya, bang Dirga pasti sering menceritakan tentang saya ya, mbak?" Celotehnya seraya memberikan tatapan mautnya pada Dirga, suaminya."Hahaha ... Becanda mbak Tasya, kami jarang ketemu secara langsung, komunikasi kami kebanyakan by phone, kebe

  • Terjebak Cinta Ceo Tampan   Bab 1

    "Dirga, istrimu itu kapan hamilnya? Kamu sudah menikah hampir dua tahun tapi belum juga dikasih keturunan, ibu ingin cepat - cepat menimang cucu. Jangan - jangan istrimu itu mandul?!"Dirga hanya bisa menunduk pasrah mendengar ucapan ibunya. Sungguh dilema baginya, ia sangat mencintai istrinya Radella namun ia pun tak mampu melawan ibunya, satu - satunya orang tua yang ia miliki."Mungkin Tuhan belum memberi kepercayaan pada kami, Mah."Dirga memberanikan diri berbicara di depan ibunya. Mama Sri yang tadinya duduk di singgasana kebesarannya, tiba - tiba berdiri dan pergi meninggalkan Dirga."Kamu tidak usah datang ke rumah mama lagi!"Mama Sri masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya dari dalam, baru kali ini Dirga berani melawannya. Dirga berjalan ke arah kamar ibunya, ia mengetuk - ngetuk pintu namun ibunya tak bergeming."Mah... Dirga pulang dulu ya. Nanti Dirga kembali lagi kesini. Assalamualaikum."Akhirnya dengan berat hati, Dirga meninggalkan kediaman ibunya. Dengan langkah gont

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status