Share

Bab 3 : Melahirkan

Penulis: Evhae Naffae
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Terjebak Bersama Wanita Gila

Bab 3 : Melahirkan

Pagi ini, seperti biasa, kupacu sepeda motor menuju pasar. Sebenarnya ia sudah tak bisa disebut pagi, sebab sudah pukul 09.30. Kong Ahlaw pasti bakal memecatku kalau datang ke konter jam segini, tapi mau bagaimana lagi. Kebanyakan minum membuat mataku susah terbuka setiap pagi.

Saat hendak berbelok di tikungan, terlihat seseorang sedang duduk di pinggir jalan yang banyak ditumbuhi rumput ilalang. Kuhentikan sepeda motor dan memperjelas penglihatan, barangkali pengaruh mabuk tadi malam belum hilang. Seorang wanita hamil sedang merintih kesakitan sambil memegangi perutnya. Ah, jangan-jangan itu Minah yang mau melahirkan. Pikiranku langsung tertuju pada wanita hamil itu.

Segera kuhampiri dia dan berteriak dengan panik, "Minah, lo kenapa?"

"Aduh, sakit ... tolong!" rintihnya sambil berusaha tersenyum, napasnya terlihat turun naik.

"Apanya yang sakit? Lo udah mau melahirkan, hah?!

"Mau eek, mau eek, mau eek ... sakit, hahaa ... sakit .... " teriaknya sambil diselingi tawa.

Kulihat darah mengalir dari betisnya, ah ... tak salah lagi, Minah pasti mau melahirkan. Dasar gila, masa dia bilang mau eek!

Kulambai sebuah taxi dan membopong Minah ke dalamnya. Aku harus segera mengantar Minah ke rumah sakit. Tak tega jika harus membiarkannya melahirkan seorang diri di antara semak-semak itu, dengan konsekuensi bakal jadi pengangguran lagi sepertinya aku ini. Tak apalah, ini demi kemanusiaan.

Beberapa menit kemudian, kami telah tiba di rumah sakit bersalin. Segera kupanggil perawat untuk menolong Minah. Selagi ia ditangani di ruang bersalin, aku disuruh mengisi administrasinya dahulu.

"Dia itu orang gila yang gue temukan mau lahiran di pinggir jalan," sangkalku kala petugas bagian administrasi mengira aku suami dari Minah.

"Oh, begitu. Apa dia sudah tidak punya keluarga?"

"Ada sih, cuma neneknya udah tua gitu."

"Jadi, siapa yang akan bertanggung jawab atas pasien ini?"

Aku menggaruk kepala bingung, uang di dompetku hanya ada seratus ribu. Kalau aku yang bertanggung jawab, otomatis aku yang harus membayar biaya rumah sakitnya. Aduh, bagaimana ini?

"Pak, tanda tangan di sini ya!" ujar perawat itu lagi tanpa menunggu jawaban pertanyaannya tadi.

Ah, menolong Minah bikin pusing kepala saja. Oke, segera kububuhi tanda tangan kertas itu, biarlah nanti akan kupikirkan lagi cara membayar biaya persalinannya.

Satu jam kemudian, Minah sudah berhasil melahirkan bayinya secara normal dan selamat. Dasar orang gila, orang waras aja lahiran banyak yang ceasar. Ini Si Minah, melahirkan malah sambil tertawa dan hanya setengah jam langsung melompat deh anaknya.

"Selamat, Pak, bayinya cewek." Seorang bidan menyalamiku sambil menggendong bayi Minah.

Astaga, lagi-lagi aku dikira suami dari wanita gila itu. Kuhembuskan napas dengan kasar, lalu tersenyum masam.

Salah seorang perawat memanggilku ke ruang bayi dan menyuruh meng'adzani bayi itu.

Aku hanya melengos sambil kasak-kusuk, soalnya aku lupa bacaan adzan. Aduh, bagaimana ini?

"Ayo, Pak, silahkan!" perawat itu menyuruhku mendekat pada bayi Minah.

Kutarik napas panjang lalu mengeluarkan ponsel, mencari bacaan adzan dan membacanya. Tapi, bawaan lidah seorang pecandu minuman keras, membaca tulisan latin pun aku tak bisa. Terpaksa, MP3 yang kusetel untuk mengadzankan bayi Minah.

Baru saja aku melangkah keluar dari ruang  bayi, ponsel pun berdering. Sebuah panggilan masuk dari Kong Ahlaw, bos tempatku bekerja sebagai karyawan di sebuah konter ponsel.

"Heh, lu orang gua pecat! Jangan pernah datang ke toko lagi," cerocosnya dengan logat khas Tionghoa.

"Maafin gue, Kong .... " jawabku bingung.

"Gua menyesal telah memperkerjakan pemuda tukang mabok kayak lu orang. Lu gua pecat!" Telepon langsung diputus begitu saja.

Kutarik napas panjang dan berjalan lunglai menuju ruang rawat Minah. Pikiran makin kusut saja, bagaimana caraku membayar biaya bersalin Minah? Aduh, aku ini memang tidak berbakat jadi orang baik. Apa aku kabur saja, ya? Haha, gitu aja kok repot. Otak jahatku mulai menguasai.

Wajah Minah sudah terlihat bersih, ia kini berpenampilan seperti pasien waras lainnya.

"Lapar ... minta kue," rengeknya sambil menggaruk kepala, rambutnya yang sudah tersisir rapi menjadi berantakan lagi.

"Tenang, Bu!" seorang perawat mencoba menenang dia.

Melihatnya meronta hingga mencoba melepas infus di tangannya membuat hatiku geram. Kedua perawat sampai kewalahan menghadapinya.

"Woy, Minah, diam gak lo!" bentakku sambil menunjuknya yang sudah berlari menuju pintu. "Mau balik ke tempat tidur gak lo? Lo tuh baru abis melahirkan!"

Minah terlihat ketakutan dan langsung berbalik ke tempat tidurnya, lalu berbaring.

"Aku lapar .... " rengeknya lagi.

"Oke, entar gue belikan makanan tapi lo jangan ke mana-mana!" ancamku dengan menunjukkan wajah garang.

"Yoppy ... Yoppy, benar, ya? Asikk kue .... " Minah bertepuk tangan.

Hah, dia tahu dari mana namaku? Dasar Minah hancur, semenjak iba denganmu kehidupanku jadi ikutan hancur.

*********

Aku kembali ke ruangan Minah dengan membawa berbagai macam kue dan buah-buahan. Uang seratus ribuku ludes sudah, malam ini sepertinya aku akan puasa minum.

"Gak mau, pergi sana!" teriak Minah dan menolak bayi yang disodorkan perawat padanya.

"Ada apa ini, Sus?" tanyaku sambil meletakan semua belanjaan.

"Ini, Pak, istri anda menolak menyusui si kecil," jawab sang perawat

Astaga, kok masih disangka istriku wanita gila ini? Kuusap wajah dengan kasar. Kuambil bayi itu dan menyodorkannya pada Minah.

"Mau kue gak lo? Susui dulu dia!" perintahku.

Minah menatapku dan menerima bayi itu tanpa perlawanan lagi. Perawat membantu Minah memberikan ASInya.

"Kalo tuh bayi udah selesai mimik, baru gue kasih ini ama lo .... " Kuiming-imingi dia dengan hamburger.

Minah terlihat menelan ludah dan semakin bersemangat memberikan ASInya.

******

Keesokan harinya, Minah sudah diperbolehkan pulang. Aku makin pusing memikirkan biaya rumah sakit. Aku terpaksa menjual ponsel demi menebus Minah dan anaknya. Sumpah, ini kebaikan pertama dalam hidupku. Jadi orang baik itu berat, aku gak sanggup. Sesudah ini aku tak akan mau mengurusi orang gila itu lagi.

Dengan menggunakan mobil ambulans, Kuantar Minah dan bayinya pulang ke rumah neneknya. Masalah selesai, walau para ibu-ibu tukang gosip menggosipkan kalau akulah ayah dari anak Minah. Aku tak peduli, yang penting setelah jadi pengangguran begini aku masih tetap dapat minum, walau harus ngutang di warung.

Sebulan berlalu, keadaanku semakin hancur saja. Semua barang elektronik peninggalan bapak sudah hampir habis kujual untuk biaya hidup juga biaya membeli minuman favoritku.

Dengan setengah teler, aku berjalan menuju rumah. Mabuk di siang hari itu gak enak, panas soalnya. Hahaa ....

"Oweee ... oweee .... " Terdengar suara tangisan bayi dari semak belukar dekat kandang sapi Pak Ahmat.

Kumelekan mata yang terasa berkunang-kunang. Namun, langkah kaki ini malah membawaku ke kandang sapi itu. Terlihat seorang bayi sedang menangis diantara semak belukar, sedangkan di dalam kandang sapi, Minah sedang digerayangi Handi, anaknya kepala desa.

"Woy, lo mau apakan Si Minah!" hardikku sambil menggendong bayi itu, walau dengan kaki yang tak bisa diajak berdiri tegak.

Handi terkejut melihatku, ia tak jadi membuka baju Minah.

"Mau pergi, atau gue teriak? Biar lo dihajar orang sekampung!" ancamku.

"Sial lo! Bilang aja kalo lo yang mau menikmati Si minah?" Handi menatapku bengis.

"Woy, tolongg ... Minah mau diperkosa!" teriakku nyaring.

Handi langsung berlari meninggalkan kandang sapi itu, aku pun tersenyum puas. Minah yang menangis, karena mungkin kecewa gagal digarap. Dasar wanita gila ganjen! Kutarik tangannya untuk bangun.

"Heh, wanita gila, kenapa sih masih saja suka berkeliaran? Bawa-bawa anak juga, mending ke rumah gue aja, kita mabuk sama-sama!" ujarku geram sambil menarik tangannya menuju rumahku.

Bersambung ....

Bab terkait

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 4 : Patah Hati

    Terjebak Cinta Bersmaa Wanita GilaBab 4 : Patah HatiKutuang botol minuman ke gelas lalu menyodorkannya kepada Minah."Minum nih!"Minah memencet hidungnya sambil menggelengkan kepalanya sambil merengek, "Nggak mau! Mau es cendol aja .... ""Eh, gue bilang minum!" Kupaksa meminumkan minuman itu kepada Minah."Woekkk, pahit ... gak enak, gak mau lagi .... " Minah menjauhkan diri dariku lalu memeluk bayinya yang tadi di atas kursi.Aku terbahak melihat Minah ketakutan. Rasain lo, gue bikin mabok lo! Kini kutuangkan segelas lagi untuk bayinya Minah."Nah, ini untuk bayi lo lagi. Siapa namanya?""Eh, jangan! Yoppy, jangan Yoppy .... ""Biar anak lo waras kayak gue dan gak gila kayak elo," ucapku sambil berjalan sempoyongan menuju ke arah Minah yang ngumpet di balik kursi ruang tamu sambil memeluk bayinya yang menangis.Namun, belum sempat aku mendekati Minah dan bayinya, tubuhku sudah keburu ambruk lalu tak sa

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 5 : Om, Minta Duit!

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 5 : Om, Minta Duit!Kupandangi Minah yang sedang makan dengan lahabnya, lalu beralih kepada bayinya yang tertidur di atas sopa. Oh iya, masih hidup atau sudah mati nih bayi? Kudekati bayi lusuh itu, keadaannya dan tampilan sangat memprihatinkan. Sungguh malang nasibmu bayi, punya ibu gila seperti Minah.Kudekatkan jari telunjukku ke hidung sang bayi, ingin merasakan hembusan napasnya. Aku tersenyum, ternyata bayi ini masih bernapas."Mama mana, Bik?" tanyaku pada Bik Sumi yang datang menghampiriku."Nyonya, eh Tuan ... Eh," jawabnya dengan tergagap sambil menggaruk kepala. "Lagi keluar, Den, perginya udah dari sore. Mungkin bentar lagi datang," sambung Bik Sumi dengan wajah bingung."Ya sudah. Bik, ke Supermarket gih! Belikan baju buat Minah dan bayi ini," perintahku padanya sambil memijat kepada."Maaf, Den, mereka ini siapa?" Bik Sumi mulai banyak tanya, gue gak suka ini."Anak dan istri gue,"

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 6 : Gue Bacok Lo!

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 6 : Gue Bacok lo!Taklama kemudian, Minah kembali berlari ke arahku sambil mengibarkan selembar uang seratus ribu."Yoppy, Yoppy ... dapat duit," ucapnya senang sambil mencium uang itu."Gila lo ya, Minah, beraninya lo nodong Mama gue!" Aku menahan tawa.Minah langsung mengambil bayinya dariku, lalu mengajaknya duduk di pojok Sofa. Kulihat ia menyingkap baju lalu menyusuinya."Mira, mimik dulu, ya! Abis itu baru kita main lagi .... " oceh Minah pada bayinya.Lagi-lagi aku terbahak melihat kelakuan Minah, tadi dia bilang nama anaknya Desi, kok sekarang malah jadi Mira? Dasar orang gila!Ah, lama-lama mengamati kelakuan Minah bikin otakku makin error. Aku beranjak menuju dapur dan menghampiri Bik Sumi. Lalu menyuruhnya menutup semua pintu dan pagar, agar Minah tak bisa keluar dari rumah ini dan berkeliaran ke mana-mana.Aku kembali ke kamar sambil menenteng dua botol anggur hasil curian dar

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 7 : Minah Ada di Mana-mana

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 7 : Minah Ada di Mana-mana"Ma, cariin baby sitter buat bayinya Minah dong!" pintaku pada Mama yang sudah berpenampilan rapi dengan jas warna abu-abu dan rambut yang klimis. Jambang dan kumisnya tertata rapi."Emangnya istrimu gak sanggup apa ngurusin anaknya?" tanyanya sambil mengerlingku dari balik cermin di hadapannya.Kuhempaskan tubuh di atas springbeb sambil tak mengalihkan pandangan dari pria yang dulunya adalah wanita itu."Yeah, seperti yang lo lihat, Ma!" sahutku.Mama mendekat padaku dan menaikkan sebelah alisnya, lalu berkata dengan raut wajah serius, "Kamu menyebutnya bayi Minah, dia anak kamu bukan sih? Coba jawab jujur!""Anak dan istri Yoppy, Ma. Makanya tolongin!""Benar? Tidak bohong?""Kalo gak mau nolong ya sudah, bawel amat!" Aku beranjak bangkit dari tempat tidur dan menatapnya sinis dengan niat ingin merajuk."Yoppy, bukannya gak mau nolongin kamu. Cuma Mama

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 8 : Baby Sitter

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 8 : Baby SitterKutatap bayi berkulit putih itu, lalu mencubit pipi. Aww, sakit! Aku meringis. Ini nyata dan bukan mimpi."Kenapa bengong gitu? Heran ya lihat Minah dan bayinya masih hidup? Makanya, jangan mabok melulu!" ujar Mama sambil menjitak kepalaku dengan geram."Aaghhh, sakit tahu!" Aku melotot garang padanya."Untung saja tadi malam Mama ketemu Minah di jalan, kalau nggak ... udah jadi duda kamu sekarang!""Ah, kenapa dipungut lagi tuh wanita gila!" lirihku kesal."Buruan mandi sana!" Mama mengambil bayi Minah lalu memberikan pada wanita cantik berpakaian putih sexi, lengkap dengan topinya. Ia terlihat seperti perawat saja.Aku tersenyum cool pada wanita itu, maklum udah lama jadi jomlo kesepian."Ini Putri, baby sitter yang akan membantu mengurus bayi Minah. Kamu baruan mandi sana, Yop! Hari ini juga kita bawa istrimu ke RSJ. Mama gak mau kamu menelantarkan mereka lagi!" ucap Ma

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 9 : Rumah Sakit Jiwa

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 9 : Rumah Sakit JiwaDengan sangat terpaksa, aku menginjak kembali Rumah Sakit Jiwa tempat minah dirawat sebelum dia kabur. Ini semua hanya demi mobil baru dari Tuan Marko. Lumayan, kalau dijual tuh mobil, bisa bikin kolam renang minuman. Lagi-lagi senyum jahat tersungging di bibir ini."Pak Yoppy?" sapa perawat di RSJ sembari mempersilakanku masuk ke ruangan Dokter yang menangani Minah."Gimana Si Minah, udah ketemu belum?" tanyaku di depan ruangan itu sambil mengeluarkan sebatang rokok dan menggigitnya di ujung bibir."Maaf, Pak, di sini dilarang merokok!" tegur perawat itu.Yeah, kulirik sengit perawat laki-laki itu lalu menyimpan kembali rokok ke dalam saku celana. Tak lama berselang, seorang wanita cantik dengan jas putih menuju ke kami. Aku menyipitkan mata menatapnya, hasrat jomlo akut kembali berterbangan.Wanita cantik itu menatapku sambil tersenyum. Astaga, aura ketampananku pasti membuatnya

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 10 : Dokter Winda

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 10 : Dokter WindaAku membalikkan badan dengan jengkel, lalu mengembalikan bayi Minah kepada Putri. Kemudian menaiki anak tangga menuju lantai atas. Heran, perasaan jam di kamarku udah pukul 09.00 deh. Kututup pintu dengan kasar lalu mengehempaskan tubuh di tempat tidur.Kuhela napas panjang, lalu mengendorkan kancing kemeja yang terasa mencekik leher. Kemudian meraih ponsel dan mencari kontak dokter Winda.[Pagi, dokter. Lagi apa?] Kukirim pesan itu padanya.Taklama kemudian, pesanku langsung terbalas.[Pagi juga, ini siapa dan ada perlu?]Aku tersenyum simpul membaca balasan pesan dari sang calon istri, aku suka wanita seperti ini. Judes dan bikin gregetan, kalau dekat saja, sudah kugigit dia. Hahaaa, kugigit bantal dengan girang. Jiwa maskulinku sangat tertantang untuk menaklukkan sang dokter cantik yang akan menemaniku bersanding di pelaminan nanti.Langsung kutelepon dia, rindu mendengar su

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 11 : Ditolak

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 11 : DitolakDengan kesal, kupacu mobil menuju pulang. Tak kuhiraukan Putri yang meringis ketakutan melihat beberapa kali mobil kami hampir menabrak kendaraan lain."Mas, jangan ngebut!" ujar Putri sambil berpegangan pada kursinya dan memeluk erat bayi Minah.Aku melengos dan memacu mobil makin kencang, kuacuhkan saja jeritan baby sitter itu.Kupukul setir dengan keras saat mobil telah sampai di depan rumah mama. Aku langsung berlari masuk dan menghampiri lemari koleksi minuman yang sudah dipindahkan ke kamar mama. Kuambil tiga botol dan membawanya masuk ke kamar.Kubuka pakaian dengan kasar, lalu melemparnya dengan kesal. Percuma saja sudah berpenampilan ala eksekutif

Bab terbaru

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 58 : Godaan

    Terjebak Bersama Wanita GilaPart 58 : GodaanKetika kedua bibir insan itu sedang sibuk menikmati permainan di dalam sana, pria bermata cokelat itu tiba-tiba sadar dan sontak saja langsung mendorong tubuh wanita yang di hadapannya. Maya meringis kesakitan karena bagian tubuh belakangnya mengenai sofa dengan kasar. Yoppy tidak peduli dengan Maya yang terlihat sedang merasa kesakitan. “Aw!”Yoppy segera menggeser tubuhnya agak jauh dari gadis itu. Yoppy terlena oleh godaan setan yang berwujud mantan di depannya. Kedua mata Yoppy mengerjap beberapa kali.“Heh, dah gila lo, ya! Ngapain lo deket-deket gue? Pake acara cium-cium gue lagi. Cari kesempatan kan elo?” tuduh Yoppy pada Maya dengan tatapan mata setajam silet.Yoppy menyadari bahwa kejadian tadi adalah karena dia tak bisa mengontrol nafsunya sendiri. Matanya terpesona oleh body yang ditampilkan Maya. Dengan bajunya yang seksi dan dadanya terekspos keluar, membuat jiwa laki-laki Yoppy bangkit. Yoppy juga tadi sudah menahan-nahan un

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 57 : Disamperin Mantan

    Terjebak Bersama Wanita GilaPart 57 : Disamperin MantanMaya mencium tangan Tuan Marko dengan takzim. Tuan Marko terkejut ketika wanita seksi dengan body semok itu menyalaminya. Wanita di hadapan Tuan Marko itu mulutnya melengkung membentuk senyuman. Tuan Marko memalsukan senyumnya pada gadis asing itu.“Kenal kan Om, saya mantan pacarnya Yoppy,” ucap Maya sembari tersenyum seolah merasa bangga sehabis mengucapkan kalimat itu.Yoppy refleks dan langsung bangun dari tempat duduknya. Mata Yoppy melebar. Yoppy mencoba mencubit pahanya sendiri. Rasanya sakit. Ternyata dia sedang tidak bermimpi. Namun, Yoppy masih bergeming dan hanya memerhatikan Maya yang bersikap sok kenal dengan mamanya itu. Yoppy tak menyangka bahwa Maya akan mengaku sebagai mantannya di depan Tuan Marko. Yoppy ingin mencegahnya, tapi sudah terlambat. Tuan Marko hanya mengangguk sambil memandangi Maya dari atas sampai bawah. “Oh, oke. Silakan ngobrol dengan Yoppy. Saya masih ada kerjaan. Saya tinggal dulu, ya.” Tuan

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 56 : Ceramah

    Terjebak Bersama Wanita GilaPart 56 : CeramahTuan Marko berdiri dan beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan dengan gontai menuju ruangan Yoppy. Mungkin antara mereka masih butuh bicara empat mata. Tuan Marko masih perlu membimbing dan mengajarinya secara halus agar bisa menyentuh hatinya yang keras itu.Sesampainya di depan pintu ruangan Yoppy, tanpa mengetuk, Tuan Marko mendorong pintu kaca itu. Terlihat Yoppy sedang bersantai dengan ponsel di genggamannya. Yoppy mendengar suara jejak sepatu yang memasuki ruangannya, segera pria itu mendongakkan wajahnya dari layar hape. “Jadi seperti ini pekerjaan kamu di kantor tiap hari? Seperti ini pekerjaan yang kamu mau?” tegur Tuan Marko sambil memasang tampang marahnya. Yoppy meletakkan ponselnya kembali ke dalam saku celana. “Kalau seperti ini pekerjaan kamu, ini sama aja gak ngerubah sifatmu jadi lebih baik lagi. Katanya kamu mau diterima jadi mantunya ayah dokter Winda, tapi disuruh kerja aja gak becus.” Tuan Marko masih mengomeli

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 55 : Semakin Pusing

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 55 : Semakin PusingMentari telah bersinar di langit biru, burung-burung telah berkicauan dan terbang ke sana kemari mencari makan. Tak ubahnya juga manusia sedang berlalu lalang di jalanan menuju tempat kerja masing-masing untuk mengais rezeki. Mulai dari pekerja kantoran, pekerja buruh, sopir, hingga pemulung pun sudah bersiap-siap untuk menjemput rezeki. Pekerjaan mereka memang tak serupa, tapi tujuan mereka sama. Mereka yang bekerja adalah orang-orang yang hebat dan tangguh serta bertanggung jawab. Mereka hebat bisa memikul beban berat yang di pundaknya. Dan mereka mampu bertanggung jawab atas beban yang dipikulnya. Hari ini adalah hari kedua Yoppy bekerja. Yoppy masih mengambil dan memakai jas mamanya. Meski pun mereka adu mulut tadi malam, tapi Yoppy masih mempunyai akses bebas keluar masuk di kamar Tuan Marko. Kaki jenjang berbalut celana hitam itu melangkah gontai ke mobilnya. Namun, sebelum masuk ke mobil hitam itu, Yoppy sempat melihat ke

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 54 : Pencuri

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 54 : PencuriTuan Marko berjalan dengan langkah gontai menuju ke kamar Yoppy. Niat awalnya dia ingin membicarakan sesuatu yang tidak terlalu penting tetapi tetap saja Yoppy berhak tahu karena itu menyangkut masalah pekerjaan di kantor. Langkah kaki tuan Marko sudah semakin dekat dengan kamar, kini Tuan Marko sudah tepat berada di depan pintu kamar Yoppy yang tertutup rapat. Tuan Marko ingin langsung masuk begitu saja, akan tetapi saat ingin memegang gagang pintu itu dia dengan tidak sengaja perlahan mendengar suara Yoppy dari tempatnya berdiri saat ini karena dari nada suaranya yang kuat dan terdengar sedang gembira. Tuan Marko diam sejenak karena dia seperti mendengar perkataan mengenai cincin. Kebetulan sekali cincin yang sudah dia simpan untuk dia berikan kepada Putri yaitu sang calon istrinya itu belum lama ini pun menghilang.Setelah sengaja menguping pembicaraan Yoppy dengan seseorang yang sedang dia telpon sepertinya benar, Yoppy memberikan sebu

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 53 : Galau

    Terjebak Bersama Wanita GilaPart 53 : GalauBulan yang menggantung di langit sedang bersinar cerah ditemani oleh ribuan bintang yang bertaburan. Sama halnya dengan seorang wanita cantik yang kini tengah berada di dalam kamar. Bibirnya dari tadi selalu tersenyum. Seolah ada hal yang menggelitik di perutnya hingga membuat perasaannya seceria itu. Mata yang indah dengan bulu mata lentik natural itu sedang menatap langit-langit kamarnya. Kamar gadis itu sederhana dan jauh dari kata aestethic. Bukan karena dia tidak punya waktu atau tidak bisa memodifikasi kamarnya. Namun karena dia lebih suka kamar yang simple. Itu lebih elegan menurutnya.Dokter Winda sedang memandangi cincin berlian yang tengah melingkar di jari manisnya dengan anteng. Kembali teringat dengan momen di saat pemakaian dan mendengarkan status paksaan atas barang yang kini telah tersemat di salah satu jarinya. Dokter itu kini merasa dilema dan dia membutuhkan teman untuk menampung semua ceritanya. Dokter Winda mengambil

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 52 : Cincin Berlian

    Terjebak Bersama Wanita GilaPart 52 : Cincin Berlian[Win, Lo sibuk gak? Makan siang bareng gue, yuk. Lo lagi istirahat siang kan ini?] tanya Yoppy kepada Dokter Winda melalui pesan WhatsApp.Dokter Winda menghela napas. Siang ini dia tak berselera untuk makan bersama siapa pun. Dokter Winda bingung harus menjawab apa. Wanita itu pun berpikir sejenak untuk menolak ajakan pria tampan itu.[Maaf, Yopp, bukan bermaksud untuk menolak, tapi saya sedang ada kerjaan yang harus diselesaikan.] Akhirnya seperti itu lah balasan Dokter Winda.Yoppy pun sepertinya tak mau kehabisan cara untuk mengajak sang pujaan hati. [Pekerjaan bisa diselesaikan nanti. Lagi pula, perusahaan mana yang masih memperkerjakan pekerjanya di saat jam istirahat begini. Seorang dokter juga butuh makan dan nutrisi. Agar bisa konsentrasi dengan baik ketika menangani pasiennya.] Balas Yoppy lagi.Pria itu tampak seperti bijak sekali ketika di depan Dokter Winda. Yoppy ingin selalu menampilkan yang terbaik di depan Dokter

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 51 : Perasaan Aneh

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 51 : Perasaan AnehSiang itu, wanita cantik yang memakai jas putih khas rumah sakit berjalan anggun menuju kembali ke ruangannya. Dia adalah Dokter Winda. Dia baru saja mengunjungi dan memeriksa beberapa pasien-pasiennya. Gadis itu menarik kursinya agar bisa leluasa memberikan celah untuk kakinya masuk ke bawah meja. Lalu dia pun duduk dan mengambil ponselnya dari dalam saku kemeja. Jarinya membuka layar kunci dan terpampang notifikasi di layar paling atas. Dia pun membukanya. Kemudian, Dokter Winda refleks membulatkan mata melihat yang tertera di layarnya. Sebuah foto dari Yoppy yang membuatnya sampai terkejut seperti itu. Dia berdecak kesal.“Ck! Untuk apa sih dia ngirimi foto dirinya begini? Mau pamer apa dia? Ketampanannya? Ah yang benar saja! Siang ini lagi panas, makin tambah gerah saja melihat fotonya. Bikin tambah sakit kepala juga. Gak habis pikir. Dikiranya saya ini pacarnya dia gitu? Dikit-dikit kirim pap, dikit-dikit chattingan? Gitu?” Do

  • Terjebak Bersama Wanita Gila   Bab 50 : Pansos

    Terjebak Bersama Wanita GilaBab 50 : PansosSetelah memotret beberapa kali, Yoppy melihat-lihat fotonya sendiri. Semua fotonya tampak keren karena penampilannya yang memakai jas dan duduk di kursi direktur. Bibirnya tersungging ke atas merasa puas dengan hasilnya.“Sempurna. Gagah banget gue ya. Hahaha.” Yoppy berkata sendiri sambil tertawa lalu mengibaskan jasnya dan menyandarkan punggungnya ke kursi. Lalu meraih ponselnya yang berada di samping laptop. “Gue bakalan posting ke Insta story dan story WhatsApp. Lalu, mengirimkan satu foto yang tampak keren ini kepada Dokter Winda agar dia semakin terpesona dengan gue.” Yoppy bergumam sendiri. Lalu jarinya menari di atas layar membuka aplikasi Instagram kemudian memasukkan satu fotonya, di story WhatsApp juga dimasukkan. Tak lupa memberikan foto tertampannya juga pada wanita yang dicintainya yang berprofesi sebagai dokter. Setelah memposting foto-fotonya di akun sosial medianya, Yoppy meletakkan kembali hapenya. Tak lama kemudian ben

DMCA.com Protection Status