Terjebak Bersama Wanita Gila
Bab 2 : Hamilnya Minah
"Minah hancur, Minah hancur, Minah Hancur .... " Anak-anak menyoraki Minah, mereka mengelilingi gadis gila yang sedang menari-nari di pinggir jalan itu.
"Minah jadi hancur, hancur jadi Minah, hancur ... Minah .... " Nyanyian anak-anak sambil bertepuk tangan di sepanjang jalan membuat Minah kesenangan. Walau dengan kondisi hamil besar, tak ada raut kesusahan di wajahnya. Ia masih saja tertawa riang sambil terus menari.
Kulajukan sepeda motor melewati kerumunan itu, entah kenapa juga, aku selalu merasa kasihan jika melihat Minah yang dikerjai banyak orang, baik muda maupun tua. Ah, jangan-jangan aku sudah ketularan gilanya.
*******
Sore itu, kulihat Rudi cs sedang nongkrong di depan kios minyak di perempatan jalan. Tempat ini memang tongkrongan kami setiap sore. Kuparkirkan motor dan langsung bergabung bersama mereka.
"Sombong lo, Yop, akhir-akhir ini jarang banget ngumpul ma kita-kita," sapa Ramlan sambil menghisap rokoknya.
"Iya, nih ... kenapa lo?" timpal Rudi.
Aku hanya tertawa sambil mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celana, lalu menghisapnya dalam-dalam.
"Cuma bawa ini lo? Gak ada bawa minuman?" cecar Rudi.
"Gak ada, lagi bokek gue," jawabku.
Taklama kemudian, terlihat Minah dari ujung jalan. Ia berjalan sambil memegangi perutnya. Bayangan perbuatan bejat teman-temanku kala itu mulai terbayang lagi.
"Tuh Si Minah hamil, woy ... Ulah dari lo-lo pada tuh .... " hardikku sambil menunjuk wajah ketiga temanku satu persatu.
Rudi menyeringai, lalu berkata, "Yang jelas bukan gue."
"Bisa jadi dia hamil anak lo, Rud! Kan, lo yang pertama kali memperawani gadis gila itu." Kutatap tajam Pria pengangguran yang bernama Rudi itu.
"Eh, jangan asal nuduh lo? Bukan cuma gue kali, semua laki-laki di kampung ini pernah mencicipi Minah kok, hahaa .... " Rudi tersenyum sinis.
"Lo harus nikahi Minah, Rud!" ujarku sambil menarik kerah baju pria berkulis kuning langsat dengan rambut pirang itu.
"Enak aja, lo aja yang nikahi dia! Kan, lo juga ada mencicipi dia!" Rudi mendorong tubuhku dengan kasar.
Ketika aku dan Rudi hendak terlibat baku hantam, Fatur dan Ramlan langsung melerai. Kukepalkan tangan dengan geram.
"Eh, lo berdua jangan berantem cuma gara-gara Minah dong. Dianya saja happy aja dibikin hamil, kok lo yang repot sih, Yop?" Fatur menatap tajam padaku.
"Ah, kalian semua memang bajingan!"
"Ya elah, gak minun juga bisa mabok lo? Hahaaa .... " Ramlan menetertawaiku.
"Ah, awas lo bertiga, salah satu dari kalian harus ada yang mau nikahi Minah. Kalau tidak, gue bakal lapor Polisi!" ancamku lalu bergegas menaiki motor lalu pergi meninggalkan teman-teman maksiatku itu. Dulu mereka memang teman baikku, tapi sekarang sudah tidak lagi, semenjak mereka suka mengerjai Si Minah.
Kuparkirkan motor di depan warung Mpok Minah, lalu memesan nasi lengkap dan teh es. Taklama kemudian Minah juga terlihat memasuki warung sambil kasak-kasuk. Ia menghampiriku.
"Pergi sana Minah! Warung gue lagi sepi, cuma Yoppy doang. Sana lo, wus ... wus .... " Mpok Wati mendorong tubuh Minah keluar.
Minah langsung duduk di lantai dan menangis sambil guling-guling.
"Minta minum, minta kue ... Huhuuu .... " teriak Minah.
"Udah, Mpok! Biar saja, jangan diusir, kasihan." Aku mendekat pada Minah sambil membawa segelas tes es dan sepiring gorengan..
Minah langsung menerimanya dengan wajah senang, ia melahapnya dengan rakus.
Mpok Minah hanya geleng-geleng kepala, lalu kembali masuk ke dalam warungnya.
Setelah sepiring pisang goreng itu ludes tak bersisa, Minah langsung menatapku sambil menyingkap dasternya.
Aku mengeryitkan dahi.
"Ayo! Ayo!" ucapnya sambil berusaha menarik tanganku dan terus menyingkap daster kumalnya.
"Nggak, Minah! Kalau kamu sudah kenyang segera pulang sana! Jangan berkeliaran lagi!" ujarku sambil beranjak meninggalkannya.
Ah, dasar Minah, ia yang sudah terbiasa memberi imbalan dengan menyingkap dasternya jika ada yang memberinya sesuatu. Kasihan dia.
Keesokan harinya, setelah pulang bekerja di pasar, sengaja ku singgahi rumah Nek Ona, Neneknya Minah.
"Assalammualaikum, Nek," ucapku pada Nek Ona yang sedang duduk di depan rumah sambil memberi ayamnya makan.
"Waalaikumsalam," jawabnya sedikit heran dengan kedatanganku. "Ada apa dan kamu ini siapa?"
"Saya Yoppy, Nek. Oh iya, Minah mana, Nek?"
"Minah masih belum pulang. Ada apa nyari dia? Apa dia ada bikin masalah?"
"Gak ada, Nek. Saya ke sini hanya prihatin saja pada kondisinya saat ini."
"Oh, begitu .... "
"Kenapa Minah tidak dimasukan ke rumah sakit jiwa saja, Nek?"
"Oh, masalah itu. Nenek gak mau dia ke mana-mana. Nenek cuma punya dia."
"Biar Minah mendapatkan penanganan dari dokter dan bisa sembuh."
"Minah udah gak bisa sembuh, Nak. Dia mengalami keterbelakangan mental sejak lahir."
"Oh begitu. Tapi, apa Nenek gak bisa menahan dia di rumah saja? Jangan dibiarkan ke mana-mana!"
"Nenek gak mau dia dipasung, Nak. Kasihan."
"Memang kasihan, tapi lebih kasihan lagi melihat dia hamil besar akibat ulah orang-orang tak bermoral itu!"
"Biar saja Allah yang akan membelas perbuatan keji orang-orang itu padanya! Nenek tetap tidak bisa mengurung Minah atau pun memasukan dia ke rumah sakit jiwa. Biarlah tetap seperti ini."
Jawaban dari Nek Ona sudah tegas, dia menolak usulanku. Minah, Minah ... hidupmu akan semakin hancur kalau tetap suka berkeliaran di kampung ini. Hemm, kok aku jadi peduli begini gadis gila itu? Sumpah, aku hanya iba saja. Jangan ada yang mengiraku tertarik pada gadis gila itu, siapa juga yang mau? Aku ini masih waras.
Bersambung ....
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 3 : MelahirkanPagi ini, seperti biasa, kupacu sepeda motor menuju pasar. Sebenarnya ia sudah tak bisa disebut pagi, sebab sudah pukul 09.30. Kong Ahlaw pasti bakal memecatku kalau datang ke konter jam segini, tapi mau bagaimana lagi. Kebanyakan minum membuat mataku susah terbuka setiap pagi.Saat hendak berbelok di tikungan, terlihat seseorang sedang duduk di pinggir jalan yang banyak ditumbuhi rumput ilalang. Kuhentikan sepeda motor dan memperjelas penglihatan, barangkali pengaruh mabuk tadi malam belum hilang. Seorang wanita hamil sedang merintih kesakitan sambil memegangi perutnya. Ah, jangan-jangan itu Minah yang mau melahirkan. Pikiranku langsung tertuju pada wanita hamil itu.Segera kuhampiri dia dan berteriak dengan panik, "Minah, lo kenapa?""Aduh, sakit ... tolong!" rintihnya sambil berusaha tersenyum, napasnya terlihat turun naik."Apanya yang sakit? Lo udah mau melahirkan, hah?!"Mau eek, m
Terjebak Cinta Bersmaa Wanita GilaBab 4 : Patah HatiKutuang botol minuman ke gelas lalu menyodorkannya kepada Minah."Minum nih!"Minah memencet hidungnya sambil menggelengkan kepalanya sambil merengek, "Nggak mau! Mau es cendol aja .... ""Eh, gue bilang minum!" Kupaksa meminumkan minuman itu kepada Minah."Woekkk, pahit ... gak enak, gak mau lagi .... " Minah menjauhkan diri dariku lalu memeluk bayinya yang tadi di atas kursi.Aku terbahak melihat Minah ketakutan. Rasain lo, gue bikin mabok lo! Kini kutuangkan segelas lagi untuk bayinya Minah."Nah, ini untuk bayi lo lagi. Siapa namanya?""Eh, jangan! Yoppy, jangan Yoppy .... ""Biar anak lo waras kayak gue dan gak gila kayak elo," ucapku sambil berjalan sempoyongan menuju ke arah Minah yang ngumpet di balik kursi ruang tamu sambil memeluk bayinya yang menangis.Namun, belum sempat aku mendekati Minah dan bayinya, tubuhku sudah keburu ambruk lalu tak sa
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 5 : Om, Minta Duit!Kupandangi Minah yang sedang makan dengan lahabnya, lalu beralih kepada bayinya yang tertidur di atas sopa. Oh iya, masih hidup atau sudah mati nih bayi? Kudekati bayi lusuh itu, keadaannya dan tampilan sangat memprihatinkan. Sungguh malang nasibmu bayi, punya ibu gila seperti Minah.Kudekatkan jari telunjukku ke hidung sang bayi, ingin merasakan hembusan napasnya. Aku tersenyum, ternyata bayi ini masih bernapas."Mama mana, Bik?" tanyaku pada Bik Sumi yang datang menghampiriku."Nyonya, eh Tuan ... Eh," jawabnya dengan tergagap sambil menggaruk kepala. "Lagi keluar, Den, perginya udah dari sore. Mungkin bentar lagi datang," sambung Bik Sumi dengan wajah bingung."Ya sudah. Bik, ke Supermarket gih! Belikan baju buat Minah dan bayi ini," perintahku padanya sambil memijat kepada."Maaf, Den, mereka ini siapa?" Bik Sumi mulai banyak tanya, gue gak suka ini."Anak dan istri gue,"
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 6 : Gue Bacok lo!Taklama kemudian, Minah kembali berlari ke arahku sambil mengibarkan selembar uang seratus ribu."Yoppy, Yoppy ... dapat duit," ucapnya senang sambil mencium uang itu."Gila lo ya, Minah, beraninya lo nodong Mama gue!" Aku menahan tawa.Minah langsung mengambil bayinya dariku, lalu mengajaknya duduk di pojok Sofa. Kulihat ia menyingkap baju lalu menyusuinya."Mira, mimik dulu, ya! Abis itu baru kita main lagi .... " oceh Minah pada bayinya.Lagi-lagi aku terbahak melihat kelakuan Minah, tadi dia bilang nama anaknya Desi, kok sekarang malah jadi Mira? Dasar orang gila!Ah, lama-lama mengamati kelakuan Minah bikin otakku makin error. Aku beranjak menuju dapur dan menghampiri Bik Sumi. Lalu menyuruhnya menutup semua pintu dan pagar, agar Minah tak bisa keluar dari rumah ini dan berkeliaran ke mana-mana.Aku kembali ke kamar sambil menenteng dua botol anggur hasil curian dar
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 7 : Minah Ada di Mana-mana"Ma, cariin baby sitter buat bayinya Minah dong!" pintaku pada Mama yang sudah berpenampilan rapi dengan jas warna abu-abu dan rambut yang klimis. Jambang dan kumisnya tertata rapi."Emangnya istrimu gak sanggup apa ngurusin anaknya?" tanyanya sambil mengerlingku dari balik cermin di hadapannya.Kuhempaskan tubuh di atas springbeb sambil tak mengalihkan pandangan dari pria yang dulunya adalah wanita itu."Yeah, seperti yang lo lihat, Ma!" sahutku.Mama mendekat padaku dan menaikkan sebelah alisnya, lalu berkata dengan raut wajah serius, "Kamu menyebutnya bayi Minah, dia anak kamu bukan sih? Coba jawab jujur!""Anak dan istri Yoppy, Ma. Makanya tolongin!""Benar? Tidak bohong?""Kalo gak mau nolong ya sudah, bawel amat!" Aku beranjak bangkit dari tempat tidur dan menatapnya sinis dengan niat ingin merajuk."Yoppy, bukannya gak mau nolongin kamu. Cuma Mama
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 8 : Baby SitterKutatap bayi berkulit putih itu, lalu mencubit pipi. Aww, sakit! Aku meringis. Ini nyata dan bukan mimpi."Kenapa bengong gitu? Heran ya lihat Minah dan bayinya masih hidup? Makanya, jangan mabok melulu!" ujar Mama sambil menjitak kepalaku dengan geram."Aaghhh, sakit tahu!" Aku melotot garang padanya."Untung saja tadi malam Mama ketemu Minah di jalan, kalau nggak ... udah jadi duda kamu sekarang!""Ah, kenapa dipungut lagi tuh wanita gila!" lirihku kesal."Buruan mandi sana!" Mama mengambil bayi Minah lalu memberikan pada wanita cantik berpakaian putih sexi, lengkap dengan topinya. Ia terlihat seperti perawat saja.Aku tersenyum cool pada wanita itu, maklum udah lama jadi jomlo kesepian."Ini Putri, baby sitter yang akan membantu mengurus bayi Minah. Kamu baruan mandi sana, Yop! Hari ini juga kita bawa istrimu ke RSJ. Mama gak mau kamu menelantarkan mereka lagi!" ucap Ma
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 9 : Rumah Sakit JiwaDengan sangat terpaksa, aku menginjak kembali Rumah Sakit Jiwa tempat minah dirawat sebelum dia kabur. Ini semua hanya demi mobil baru dari Tuan Marko. Lumayan, kalau dijual tuh mobil, bisa bikin kolam renang minuman. Lagi-lagi senyum jahat tersungging di bibir ini."Pak Yoppy?" sapa perawat di RSJ sembari mempersilakanku masuk ke ruangan Dokter yang menangani Minah."Gimana Si Minah, udah ketemu belum?" tanyaku di depan ruangan itu sambil mengeluarkan sebatang rokok dan menggigitnya di ujung bibir."Maaf, Pak, di sini dilarang merokok!" tegur perawat itu.Yeah, kulirik sengit perawat laki-laki itu lalu menyimpan kembali rokok ke dalam saku celana. Tak lama berselang, seorang wanita cantik dengan jas putih menuju ke kami. Aku menyipitkan mata menatapnya, hasrat jomlo akut kembali berterbangan.Wanita cantik itu menatapku sambil tersenyum. Astaga, aura ketampananku pasti membuatnya
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 10 : Dokter WindaAku membalikkan badan dengan jengkel, lalu mengembalikan bayi Minah kepada Putri. Kemudian menaiki anak tangga menuju lantai atas. Heran, perasaan jam di kamarku udah pukul 09.00 deh. Kututup pintu dengan kasar lalu mengehempaskan tubuh di tempat tidur.Kuhela napas panjang, lalu mengendorkan kancing kemeja yang terasa mencekik leher. Kemudian meraih ponsel dan mencari kontak dokter Winda.[Pagi, dokter. Lagi apa?] Kukirim pesan itu padanya.Taklama kemudian, pesanku langsung terbalas.[Pagi juga, ini siapa dan ada perlu?]Aku tersenyum simpul membaca balasan pesan dari sang calon istri, aku suka wanita seperti ini. Judes dan bikin gregetan, kalau dekat saja, sudah kugigit dia. Hahaaa, kugigit bantal dengan girang. Jiwa maskulinku sangat tertantang untuk menaklukkan sang dokter cantik yang akan menemaniku bersanding di pelaminan nanti.Langsung kutelepon dia, rindu mendengar su
Terjebak Bersama Wanita GilaPart 58 : GodaanKetika kedua bibir insan itu sedang sibuk menikmati permainan di dalam sana, pria bermata cokelat itu tiba-tiba sadar dan sontak saja langsung mendorong tubuh wanita yang di hadapannya. Maya meringis kesakitan karena bagian tubuh belakangnya mengenai sofa dengan kasar. Yoppy tidak peduli dengan Maya yang terlihat sedang merasa kesakitan. “Aw!”Yoppy segera menggeser tubuhnya agak jauh dari gadis itu. Yoppy terlena oleh godaan setan yang berwujud mantan di depannya. Kedua mata Yoppy mengerjap beberapa kali.“Heh, dah gila lo, ya! Ngapain lo deket-deket gue? Pake acara cium-cium gue lagi. Cari kesempatan kan elo?” tuduh Yoppy pada Maya dengan tatapan mata setajam silet.Yoppy menyadari bahwa kejadian tadi adalah karena dia tak bisa mengontrol nafsunya sendiri. Matanya terpesona oleh body yang ditampilkan Maya. Dengan bajunya yang seksi dan dadanya terekspos keluar, membuat jiwa laki-laki Yoppy bangkit. Yoppy juga tadi sudah menahan-nahan un
Terjebak Bersama Wanita GilaPart 57 : Disamperin MantanMaya mencium tangan Tuan Marko dengan takzim. Tuan Marko terkejut ketika wanita seksi dengan body semok itu menyalaminya. Wanita di hadapan Tuan Marko itu mulutnya melengkung membentuk senyuman. Tuan Marko memalsukan senyumnya pada gadis asing itu.“Kenal kan Om, saya mantan pacarnya Yoppy,” ucap Maya sembari tersenyum seolah merasa bangga sehabis mengucapkan kalimat itu.Yoppy refleks dan langsung bangun dari tempat duduknya. Mata Yoppy melebar. Yoppy mencoba mencubit pahanya sendiri. Rasanya sakit. Ternyata dia sedang tidak bermimpi. Namun, Yoppy masih bergeming dan hanya memerhatikan Maya yang bersikap sok kenal dengan mamanya itu. Yoppy tak menyangka bahwa Maya akan mengaku sebagai mantannya di depan Tuan Marko. Yoppy ingin mencegahnya, tapi sudah terlambat. Tuan Marko hanya mengangguk sambil memandangi Maya dari atas sampai bawah. “Oh, oke. Silakan ngobrol dengan Yoppy. Saya masih ada kerjaan. Saya tinggal dulu, ya.” Tuan
Terjebak Bersama Wanita GilaPart 56 : CeramahTuan Marko berdiri dan beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan dengan gontai menuju ruangan Yoppy. Mungkin antara mereka masih butuh bicara empat mata. Tuan Marko masih perlu membimbing dan mengajarinya secara halus agar bisa menyentuh hatinya yang keras itu.Sesampainya di depan pintu ruangan Yoppy, tanpa mengetuk, Tuan Marko mendorong pintu kaca itu. Terlihat Yoppy sedang bersantai dengan ponsel di genggamannya. Yoppy mendengar suara jejak sepatu yang memasuki ruangannya, segera pria itu mendongakkan wajahnya dari layar hape. “Jadi seperti ini pekerjaan kamu di kantor tiap hari? Seperti ini pekerjaan yang kamu mau?” tegur Tuan Marko sambil memasang tampang marahnya. Yoppy meletakkan ponselnya kembali ke dalam saku celana. “Kalau seperti ini pekerjaan kamu, ini sama aja gak ngerubah sifatmu jadi lebih baik lagi. Katanya kamu mau diterima jadi mantunya ayah dokter Winda, tapi disuruh kerja aja gak becus.” Tuan Marko masih mengomeli
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 55 : Semakin PusingMentari telah bersinar di langit biru, burung-burung telah berkicauan dan terbang ke sana kemari mencari makan. Tak ubahnya juga manusia sedang berlalu lalang di jalanan menuju tempat kerja masing-masing untuk mengais rezeki. Mulai dari pekerja kantoran, pekerja buruh, sopir, hingga pemulung pun sudah bersiap-siap untuk menjemput rezeki. Pekerjaan mereka memang tak serupa, tapi tujuan mereka sama. Mereka yang bekerja adalah orang-orang yang hebat dan tangguh serta bertanggung jawab. Mereka hebat bisa memikul beban berat yang di pundaknya. Dan mereka mampu bertanggung jawab atas beban yang dipikulnya. Hari ini adalah hari kedua Yoppy bekerja. Yoppy masih mengambil dan memakai jas mamanya. Meski pun mereka adu mulut tadi malam, tapi Yoppy masih mempunyai akses bebas keluar masuk di kamar Tuan Marko. Kaki jenjang berbalut celana hitam itu melangkah gontai ke mobilnya. Namun, sebelum masuk ke mobil hitam itu, Yoppy sempat melihat ke
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 54 : PencuriTuan Marko berjalan dengan langkah gontai menuju ke kamar Yoppy. Niat awalnya dia ingin membicarakan sesuatu yang tidak terlalu penting tetapi tetap saja Yoppy berhak tahu karena itu menyangkut masalah pekerjaan di kantor. Langkah kaki tuan Marko sudah semakin dekat dengan kamar, kini Tuan Marko sudah tepat berada di depan pintu kamar Yoppy yang tertutup rapat. Tuan Marko ingin langsung masuk begitu saja, akan tetapi saat ingin memegang gagang pintu itu dia dengan tidak sengaja perlahan mendengar suara Yoppy dari tempatnya berdiri saat ini karena dari nada suaranya yang kuat dan terdengar sedang gembira. Tuan Marko diam sejenak karena dia seperti mendengar perkataan mengenai cincin. Kebetulan sekali cincin yang sudah dia simpan untuk dia berikan kepada Putri yaitu sang calon istrinya itu belum lama ini pun menghilang.Setelah sengaja menguping pembicaraan Yoppy dengan seseorang yang sedang dia telpon sepertinya benar, Yoppy memberikan sebu
Terjebak Bersama Wanita GilaPart 53 : GalauBulan yang menggantung di langit sedang bersinar cerah ditemani oleh ribuan bintang yang bertaburan. Sama halnya dengan seorang wanita cantik yang kini tengah berada di dalam kamar. Bibirnya dari tadi selalu tersenyum. Seolah ada hal yang menggelitik di perutnya hingga membuat perasaannya seceria itu. Mata yang indah dengan bulu mata lentik natural itu sedang menatap langit-langit kamarnya. Kamar gadis itu sederhana dan jauh dari kata aestethic. Bukan karena dia tidak punya waktu atau tidak bisa memodifikasi kamarnya. Namun karena dia lebih suka kamar yang simple. Itu lebih elegan menurutnya.Dokter Winda sedang memandangi cincin berlian yang tengah melingkar di jari manisnya dengan anteng. Kembali teringat dengan momen di saat pemakaian dan mendengarkan status paksaan atas barang yang kini telah tersemat di salah satu jarinya. Dokter itu kini merasa dilema dan dia membutuhkan teman untuk menampung semua ceritanya. Dokter Winda mengambil
Terjebak Bersama Wanita GilaPart 52 : Cincin Berlian[Win, Lo sibuk gak? Makan siang bareng gue, yuk. Lo lagi istirahat siang kan ini?] tanya Yoppy kepada Dokter Winda melalui pesan WhatsApp.Dokter Winda menghela napas. Siang ini dia tak berselera untuk makan bersama siapa pun. Dokter Winda bingung harus menjawab apa. Wanita itu pun berpikir sejenak untuk menolak ajakan pria tampan itu.[Maaf, Yopp, bukan bermaksud untuk menolak, tapi saya sedang ada kerjaan yang harus diselesaikan.] Akhirnya seperti itu lah balasan Dokter Winda.Yoppy pun sepertinya tak mau kehabisan cara untuk mengajak sang pujaan hati. [Pekerjaan bisa diselesaikan nanti. Lagi pula, perusahaan mana yang masih memperkerjakan pekerjanya di saat jam istirahat begini. Seorang dokter juga butuh makan dan nutrisi. Agar bisa konsentrasi dengan baik ketika menangani pasiennya.] Balas Yoppy lagi.Pria itu tampak seperti bijak sekali ketika di depan Dokter Winda. Yoppy ingin selalu menampilkan yang terbaik di depan Dokter
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 51 : Perasaan AnehSiang itu, wanita cantik yang memakai jas putih khas rumah sakit berjalan anggun menuju kembali ke ruangannya. Dia adalah Dokter Winda. Dia baru saja mengunjungi dan memeriksa beberapa pasien-pasiennya. Gadis itu menarik kursinya agar bisa leluasa memberikan celah untuk kakinya masuk ke bawah meja. Lalu dia pun duduk dan mengambil ponselnya dari dalam saku kemeja. Jarinya membuka layar kunci dan terpampang notifikasi di layar paling atas. Dia pun membukanya. Kemudian, Dokter Winda refleks membulatkan mata melihat yang tertera di layarnya. Sebuah foto dari Yoppy yang membuatnya sampai terkejut seperti itu. Dia berdecak kesal.“Ck! Untuk apa sih dia ngirimi foto dirinya begini? Mau pamer apa dia? Ketampanannya? Ah yang benar saja! Siang ini lagi panas, makin tambah gerah saja melihat fotonya. Bikin tambah sakit kepala juga. Gak habis pikir. Dikiranya saya ini pacarnya dia gitu? Dikit-dikit kirim pap, dikit-dikit chattingan? Gitu?” Do
Terjebak Bersama Wanita GilaBab 50 : PansosSetelah memotret beberapa kali, Yoppy melihat-lihat fotonya sendiri. Semua fotonya tampak keren karena penampilannya yang memakai jas dan duduk di kursi direktur. Bibirnya tersungging ke atas merasa puas dengan hasilnya.“Sempurna. Gagah banget gue ya. Hahaha.” Yoppy berkata sendiri sambil tertawa lalu mengibaskan jasnya dan menyandarkan punggungnya ke kursi. Lalu meraih ponselnya yang berada di samping laptop. “Gue bakalan posting ke Insta story dan story WhatsApp. Lalu, mengirimkan satu foto yang tampak keren ini kepada Dokter Winda agar dia semakin terpesona dengan gue.” Yoppy bergumam sendiri. Lalu jarinya menari di atas layar membuka aplikasi Instagram kemudian memasukkan satu fotonya, di story WhatsApp juga dimasukkan. Tak lupa memberikan foto tertampannya juga pada wanita yang dicintainya yang berprofesi sebagai dokter. Setelah memposting foto-fotonya di akun sosial medianya, Yoppy meletakkan kembali hapenya. Tak lama kemudian ben